Deni Ardian Ginting : Sejarah Pergantian Nama Jalan Di Kota Medan 1900-1970, 2010.
Straat, dan Madras Straat.
48
Pada masa pendudukan Jepang, Singapura, Sumatera dan Malaya disatukan dalam wilayah yang disebut dengan Devisi II Imperial Guards dari
Bala Tentara ke- 25 yang berpusat di Singapura. Sumatera Timur termasuk kedalam Devisi ke -2 dari Imperial Guards bersama dengan Aceh dengan
markas besar di Medan. Yang sebagian besar dihuni oleh masyarakat dari
India.
3.3 Penetapan Nama Jalan pada Masa Jepang
49
Segala usaha ataupun tindakan yang dilakukan Jepang seperti membentuk usaha perkebunan yang disebut Noyen Renggo Kai yang mengurus
Pemerintahan Sumatera timur dipegang oleh GUNSEIBU Administrator Militer yang bertanggung jawab kepada panglima
tentara ke-25 yang bermarkas di Bukittinggi. Selama pendudukan Jepang yang menjadi prioritas utama adalah
kegiatan militer ataupun usaha-usaha lainnya untuk keperluan perang. Pada masa ini tercipta suatu bentuk suasana yang diliputi oleh ketegangan. Karena
Jepang selalu berusaha untuk memperkuat barisan pertahanannya untuk menghadapi perang melawan sekutu. Oleh karena itu semua harta yang menjadi
milik Belanda dan pengusaha perkebunan pada masa sebelumnya diambil alih oleh tentara Jepang.
48
Narul Hamdani, Loc. Cit. hal. 17.
49
Tengku Luckman Sinar, Op. Cit. hal. 118. dan M A Loderichs, et, al, Op Cit. hal. 63.
Deni Ardian Ginting : Sejarah Pergantian Nama Jalan Di Kota Medan 1900-1970, 2010.
perkebunan dan mendirikan perusahaan Tekisan Kanri Bu merupakan segala usaha pemerintah Jepang sebagai cara mencari tambahan dana dalam persiapan
perang menghadapi sekutu. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Jepang memberikan perhatian yang besar dalam memenuhi kebutuhan perang dalam
bidang produksi bahan makanan, distribusi dan mobilisasi tenaga kerja. Banyak lahan-lahan perkebunan, tanah-tanah yang kosong serta lokasi dipinggir jalan
ditanami oleh tanaman pangan dan jarak yang dugunakan sebagai pengganti minyak pesawat terbang.
50
dengan demikian penduduk menjadi sangat melarat karena kebutuhan mereka seperti bahan sandang dan pangan selalu dimonopoli
dan di kuasai oleh Jepang. Hal ini tercermin dari masyarakat Sumatera Timur, Khususnya kota Medan.
Dalam hal perubahan nama jalan Hampir tidak ada pergantian nama jalan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang, mereka sepertinya tidak memiliki
banyak waktu untuk memberikan penanda kekuasaannya. Salah satu pergantian nama jalan yang dibuat pada masa pendudukan Jepang adalah nama jalan
Polonia Weg semasa pemerintahan kolonial berganti nama menjadi Fuzi Dori. Selain itu terdapat pula beberapa nama jalan yang menggunakan nama Jepang
seperti Feikema Weg, Japansch Straat dan Foetsjoe Straat.
50
Ibid. hal. 122.
Deni Ardian Ginting : Sejarah Pergantian Nama Jalan Di Kota Medan 1900-1970, 2010.
BAB IV PERUBAHAN NAMA JALAN DI KOTA MEDAN
4.1 Proses Pergantian Nama Jalan di Kota Medan