Deni Ardian Ginting : Sejarah Pergantian Nama Jalan Di Kota Medan 1900-1970, 2010.
2.3 Latar Belakang Historis
Medan pada awalnya adalah sebuah kampung kecil, yang lokasinya terletak di sekitar pertemuan Sungai Babura dan Sungai Deli serta merupakan
salah satu wilayah kekuasaan dari Kesultanan Deli. Catatan tentang Kampung Medan dan masyarakatnya tidak banyak diketahui sebelum dilakukannya
penelitian oleh John Anderson pada tahun 1823.
15
Menurut Anderson Medan merupakan sebuah kampung kecil yang penduduknya sekitar 200 orang dan
hidup cukup makmur sebagai petani lada dan tembakau. Dari hasil penelahaan yang dilakukan oleh tim sejarah rekonstruksi Kota Medan, menghasilkan
sejumlah kesimpulan tentang latar belakang historis. Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus yang berasal dari dataran tinggi Karo. Setelah melakukan
beberapa pertimbangan tentang bersirinya Kota Medan, dapat disimpulkan bahwa kota Medan berdiri tanggal 1 Juli 1590.
16
Dengan kata lain Medan telah ada jauh sebelum Belanda memasuki wilayah ini. Belanda sendiri masuk
ke kawasan Medan sekitar pertengahan abad ke-19, yaitu pada waktu kedatangan Jacobus Nienhuys ke tanah Deli pada awal tahun 1860-an.
17
Sejarah perkembangan kota Medan sendiri tidak bisa terlepas dari keadan dan kondisi di wilayah sekitarnya, yaitu dengan Kesultanan Deli yang
15
John Anderson adalah seorang sekretaris Gubernur Inggeris di Pulau Pinang yang melakukan perjalanan ke Sumatera Timur pada tahun 1823.
16
Ibid, hlm. 34.
17
Jacobus Nienhuys adalah seorang Belanda yang bertugas sebagai staf perusahaan tembakau Pieter Van den Arend and Consortium di Jawa Timur, datang ke tanah Deli untuk
membuka perkebunan tembakau. Karl J. Pelzer, Toean Keboen dan Petani ; politik Kolonial dan Perjuangan Agraria di Sumatera Timur 1863-1947, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1985,
hlm. 51.
Deni Ardian Ginting : Sejarah Pergantian Nama Jalan Di Kota Medan 1900-1970, 2010.
didirikan oleh Gocah Pahlawan, seorang panglima perang dari Kesultanan Aceh. Ia menetap dan mendirikan pemukiman baru yang merupakan cikal
bakal dari Kesultanan Deli. Selain kesultanan Deli, di sekitar kawasan Medan juga terdapat beberapa Kesultanan Melayu lainnya seperti Kesultanan Serdang,
Kesultanan Langkat, Kesultanan Siak dan beberapa kerajaan kecil lainnya. Jadi, Medan yang awalnya adalah sebuah perkampungan kecil banyak mendapat
pengaruh dari kesultanan-kesultanan Melayu tersebut, baik itu dalam agama maupun dalam bidang kebudayaan.
Setelah masuknya pengaruh kolonial Belanda yang ditandai dengan pembukaan perkebunan tembakau di wilayah Deli, kota Medan semakin
berkembang dengan pesat. Selain karena semakin banyaknya pembukaan perkebuanan di Kawasan Sumatera Timur, pemerintah kolonial Belanda juga
telah mulai melakukan pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan maupun sarana untuk mendukung perkembangan industri perkebunan di wilayah
ini. Seperti pembangunan gedung Deli Maatschappij pada tahun 1870, yang pembangunannya dipusatkan di Medan. Pemerintahan kolonial juga mulai
menempatkan wakil-wakil pemerintahannya di Medan, untuk mengawasi perkebunan-perkebunan swasta tersebut. Lambat laun berkembang menjadi
sebuah kota yang penting bagi pemerintah kolonial, karena Medan telah menjadi pusat administrasi perkebunan dan pemerintahan di Sumatera Timur.
Hal ini semakin jelas kelihatan sejak dijadikannya Sumatera Timur sebagai Residensi tersendiri yang tunduk kepada wewenang Residen yang ada di
Deni Ardian Ginting : Sejarah Pergantian Nama Jalan Di Kota Medan 1900-1970, 2010.
Bengkalis pada tahun 1873, yang dalam perkembangannya Medan yang ada di wilayah Kesultanan Deli dijadikan sebagai tempat kedudukan Residen di
Sumatera Timur pada tahun 1887. Pengaruh perkebunan juga menjadi daya tarik bagi kaum pendatang
untuk merantau ke tanah Deli, yaitu untuk bekerja di perkebunan tersebut. Ditambah dengan buruh-buruh yang didatangkan oleh pihak perkebunan, baik
itu buruh pribumi maupun buruh yang didatangkan dari luar membuat pesatnya perkembangan populasi penduduk di Medan, sehingga menjadikan Medan
sebagai kota tempat pembauran berbagai kelompok etnik.
2.4 Kota Medan sebagai Kota Perkebunan