Penggilingan Tebu KESIMPULAN dan SARAN

Yeni Mardhia : Pengaruh Jumlah Penambahan Air Imbibisi Pada Stasiun Gilingan Terhadap Kehilangan Gula Dalam Ampas Di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II, 2008. USU Repository © 2009 Gambar 2.2: Skema persentasi kandungan tebu, ampas dan nira mentah Sukrosa sebagai komponen batang tebu merupakan suatu bahan yang hanya dapat dibuat secara mudah oleh proses sintesis yang dilakukan oleh hijau daun. Sukrosa yang sudah tersimpan dalam batang tebu harus diusahakan agar tidak mengalami perusakan baik selama dikebun maupun selama proses dipabrik. Setelah ditebang, fungsi kehidupan batang tebu secara menyeluruh terhenti, tetapi masing- masing bagian dari batang seperti sel-sel tebu masih tetap hidup. Akibat gangguan fisis dari luar, seperti terkena sinar matahari langsung, maka sel-sel tersebut dapat mati dan sel itu akan bersifat asam. Cairan dalam sel tebu tidak stabil dalam suasana asam karena akan terjadi hidrolisa, hal ini dapat dapat digambarkan dengan rekasi berikut: C 12 H 22 O 11 + H 2 O asam C 6 H 12 O 6 + C 6 H 12 O 6 glukosa fruktosa Jumlah sukrosa yang terpecahkan karena proses hidrolisa diatas tergantung dari keasaman dan lamanya gangguan fisis.

2.2 Penggilingan Tebu

Nira tebu yang mengandung sukrosa diperoleh dari tebu yang diperas dalam unit gilingan setelah melalui proses pra-pengolahan dalam unit pencacah tebu. Untuk memisahkan antara ampas dengan nira dilakukan di dalam stasiun gilingan. Berdasarkan fungsinya alat pada stasiun gilingan dibagi menjadi dua kelompok peralatan : 1. Alat Persiapan Preparation, Voorbewerkkers Yeni Mardhia : Pengaruh Jumlah Penambahan Air Imbibisi Pada Stasiun Gilingan Terhadap Kehilangan Gula Dalam Ampas Di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II, 2008. USU Repository © 2009 Alat persiapan ini terdiri dari cane cutter I, cane cutter II, rafelaar, pengiris schredder serta crusher. Chrusher terdiri dari dua buah silinder dengan permukaan alur yang kasar. Batang tebu dimasukkan diantara kedua silinder sementara itu silinder berputar. Karena adanya alur yang tersusun saling bertentangan maka batang tebu akan terpotong dan terpecah. Karena mekanisme pemecahan dengan penekanan maka pada alat ini sudah ada sebagian nira yang terperas keluar. Pada alat ini tebu dipotong, dirobek, dibelah, dicacah dan dihancurkan menjadi serpihan kecil-kecil dan batang menjadi lembut serta memecah bagian – bagian batang tebu yang keras kemudian digiling untuk diperah niranya . 2. Alat Pemeras Proses pemerasan nira dari batang tebu dilakukan menggunakan alat pemeras berbentuk silinder rol sehingga alat ini disebut alat gilingan. Silinder tersebut memiliki permukaan yang relatif lebih halus bila dibandingkan dengan silinder crusher. Tiap gilingan terdiri dari 3 buah silinder rol, pada permukan rol terdapat saluran – saluran agar gilingan tidak selip dan nira mudah mengalir, sehingga pemerasan dapat berjalan dengan baik. Karena adanya 3 buah silinder tiap alat gilingan maka batang tebu akan mengalami pemerasan dua kali setiap masuk dalam satu alat gilingan. Karena jumlah gilingan ada 5 buah, maka tebu akan mengalami pemerasan sebanyak 10 kali, disamping pekerajan alat persiapan. Rol-rol pada gilingan digerakkan mesin dengan roda bergigi, sehingga rol dapat berputar. Dengan gerakan ini tebu ditarik oleh rol atas dan rol depan sambil diperas. Kemudian melewati ampas plat masuk pada rol belakang, diperas lagi lalu dikeluarkan dari gilingan I. rol atas Yeni Mardhia : Pengaruh Jumlah Penambahan Air Imbibisi Pada Stasiun Gilingan Terhadap Kehilangan Gula Dalam Ampas Di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II, 2008. USU Repository © 2009 Tebu masuk Gambar 2.3 Tiga buah rol gilingan 2.3 Pengaruh Hasil Kerja Penggilingan Sasaran kerja pada stasiun gilingan adalah bisa memeras gula dalam tebu sebanyak mungkin yang sesuai dengan kapasitas. Pemerasan atau ekstraksi dapat diukur dari jumlah pol dalam tebu. Dari sudut fisis atau sudut teknis sebagian besar dipengaruhi oleh pol dan sabut dalam tebu. Hasil kerja stasiun gilingan lebih condong memisahkan mengekstaksi nira asli tak terencerkan dari sabut dan hasil ekstraksi dinyatakan dalam nira asli sabut. Hasil kerja seluruh stasiun gilingan dipengaruhi oleh Pemerasan disetiap gilingan dan imbibisi diantara gilingan. Untuk dapat mengambil gula sebanyak mungkin maka kerja setiap gilingan harus mampu memeras tebu semaksimal mungkin dan setiap tahap imbibisi harus mampu mengencerkan nira tertahan di setiap ampas sehingga dapat diperas pada gilingan berikutnya. Keberhasilan kerja ini dipengaruhi oleh : 2. Hasil Kerja Tiap Unit Gilingan Hasil pemerasan dari sepasang rol gilingan akan dipengaruhi oleh umpan yang masuk. Kompresi pada alat pertama merupakan faktor yang sangat menentukan karena volume nira keluar sama dengan penyusutan volume cacahan tebu saat diperas dan ini ada hubungannya dengan cacahan tebu. Yeni Mardhia : Pengaruh Jumlah Penambahan Air Imbibisi Pada Stasiun Gilingan Terhadap Kehilangan Gula Dalam