Pembahasan KESIMPULAN dan SARAN

Yeni Mardhia : Pengaruh Jumlah Penambahan Air Imbibisi Pada Stasiun Gilingan Terhadap Kehilangan Gula Dalam Ampas Di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II, 2008. USU Repository © 2009 vf = = = 50,97 Tabel 4.2 Data hasil perhitungan kadar pol ampas, Imb tebu, HPG, dan faktor campur Pengamatan k e Imb tebu Pol ampas HPG vf 1 2 3 4 5 6 23,75 23,72 23,34 23,61 24,27 24,14 2,35 2.37 2.48 2.47 2.36 2.40 90.91 90.48 90.95 90.46 90.71 90.94 50,97 50,40 50,60 50,89 50,71 50,84

4.3 Pembahasan

Di dalam stasiun gilingan diusahakan agar kehilangan gula dalam ampas dapat ditekan sampai sekecil–kecilnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan sejumlah air imbibisi pada ampas yang akan diperah agar dapat mengencerkan gula yang masih tertinggal dalam ampas. Imbibisi yang dilakukan yaitu imbibisi majemuk dimana air hanya diberikan satu kali, yaitu pada gilingan terakhir, sedangkan nira yang diperoleh dari gilingan terakhir digunakan untuk imbibisi gilingan didepannya. Semakin banyak jumlah imbibisi yang ditambahkan maka 100 - sabut ampas x Pol Nira gilingan a k hir Pol ampas 100 – 45,52 x 2,20 2,35 Yeni Mardhia : Pengaruh Jumlah Penambahan Air Imbibisi Pada Stasiun Gilingan Terhadap Kehilangan Gula Dalam Ampas Di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II, 2008. USU Repository © 2009 kehilangan gula dalam ampas akan semakin rendah. Variasi dari jumlah imbibisi yang diberikan dapat mempengaruhi kadar pol ampas gilingan akhir. Agar proses imbibisi menghasilkan jumlah gula yang maksimal, standar jumlah imbibisi yang diberikan minimal 20 tebu dan maksimal 25 tebu. Jika jumlah imbibisi yang diberikan lebih besar dari 25 tebu, maka kelebihan imbibisi tersebut tidak dapat lagi mengencerkan gula yang tertinggal dalam ampas. Berhubung nira mentah yang dihasilkan pada proses penggilingan masih harus diuapkan dievaporator, maka penambahan imbibisi tidak boleh terlalu besar lebih besar dari 25tebu karena dapat mengganggu proses penguapan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menguapkannya. Dari hasil pengamatan, pada grafik dapat dilihat pengamatan ke 1, 2, 3 dan 4 bahwa peningkatan jumlah imbibisi menurunkan kadar pol ampas, sedangkan pada pengamatan ke 5 dan 6 peningkatan imbibisi tebu tidak menurunan kadar pol ampas. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kerja imbibisi, seperti jumlah sel-sel pada ampas yang terbuka kurang maksimal. yang dipengaruhi oleh hasil kerja alat persiapan dan gilingan selain itu juga dapat disebaban oleh kurangnya waktu kontak antara air imbibisi dengan ampas. Meskipun terkadang jumlah imbibisi telah ditingkatkan, tapi kadar pol ampas semakin tinggi. Terbukanya sel-sel pada ampas tebu akibat hasil kerja pencacahan, penyayatan dan pemerahan. Pada proses pencacahan, penyayatan dan pemerahan batang tebu pada unit penggilingan yang kurang maksimal, mengakibatkan tidak seluruh air yang diberikan dapat tercampur merata dengan ampas, hal ini dapat disebabkan oleh banyak sel-sel tebu yang belum terbuka dan terpecah, dan juga Yeni Mardhia : Pengaruh Jumlah Penambahan Air Imbibisi Pada Stasiun Gilingan Terhadap Kehilangan Gula Dalam Ampas Di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II, 2008. USU Repository © 2009 karena afinitas ampas terhadap air yang semakin tinggi menyebabkan hanya lapisan atas dari ampas yang diberi imbibisi yang dapat mengikat sebagian besar air yang diberikan, sedangkan lapisan bawahnya reatif tetap kering. Air yang benar-benar dapat bercampur dengan nira dalam ampas hanya pada ampas yang sel-selnya telah terbuka.

2.34 2.36