Yeni Mardhia : Pengaruh Jumlah Penambahan Air Imbibisi Pada Stasiun Gilingan Terhadap Kehilangan Gula Dalam
Ampas Di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II, 2008. USU Repository © 2009
lilin didalam nira dibandingkan jika imbibisi diberikan dengan air dingin 28
o
C. Argumentasi menggunakan air panas adalah sebagai berikut:
1. Sedikit membantu ekonomi bahan bakar 2. Memecah se-sel karena panas
3. Sedikit terjadi evaporasi dalam perjalanan proses 4. Penggunaan kondensat dari evaporator
2.5 Pengaruh Hasil Kerja Imbibisi
Di dalam stasiun gilinga n diusahakan agar kehilangan gula di dalam ampas dapat
ditekan sampai sekecil-kecilnya. Kehilangan gula dalam ampas merupakan kehilangan besar kedua karena jumlahnya bobot ampas besar, yaitu ampas tebu sekitar 30-40 .
Pemberian imbibisi merupakan salah satu upaya yang dapat menekan kehilangan gula dalam ampas sebanyak-banyaknya. Imbibisi akan dapat berhasil dengan baik apabila
faktor-faktor yang berpengaruh buruk dapat dikurangi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kerja imbibisi antara lain adalah : 1.
Jumlah Air Imbibisi Sasaran imbibisi adalah mengencerkan nira yang tertinggal disetiap ampas.
Maka faktor yang amat berpengaruh adalah jumlah cairan yang diberikan dengan pertimbangan kandungan nira yang tertinggal dalam ampas setelah
pengenceran. Mengingat bahwa gula terdapat di dalam sabut maka air imbibisi yang diberikan harus dapat mengenai seluruh bagian dari sabut agar
gulanya dapat terambil. Besarnya konsentrasi nira tertinggal akan sebanding dengan cairan yang diberikan persen ampas atau persen sabut. Besarnya air
yang diberikan pada gilingan sebelum gilingan terakhir disesuaikan dengan
Yeni Mardhia : Pengaruh Jumlah Penambahan Air Imbibisi Pada Stasiun Gilingan Terhadap Kehilangan Gula Dalam
Ampas Di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II, 2008. USU Repository © 2009
banyaknya jumlah tebu yang masuk ke dalam gilingan yaitu sekitar 20 tebu. Jumlah nira imbibisi yang diberikan pada setiap gilingan sebelumnya sangat
dipengaruhi oleh jumlah air yang diberikan. 2.
Sel – Sel Yang Terbuka Mekanisme proses imbibisi adalah pelarutan, jadi air yang diberikan akan
dapat bekerja dengan baik bila gula yang akan dilarutkannya sudah tersedia di permukaan sabut, yang berarti bahwa gula sudah tidak lagi berada di dalam
sel. Nira dalam ampas dapat memanfaatkan cairan imbibisi untuk diencerkan bila selnya telah dirusak terbuka. Maka untuk dapat memperoleh hasil
imbibisi yang baik maka sebanyak mungkin sel–sel batang tebu harus sudah terpecahkan, dan ini semua dipengaruhi oleh hasil pekerjaan persiapan
preparation. 3.
Kualitas Air Kualitas air yang dimaksud adalah kemurnian dari air yang di pakai. Adanya
kotoran dalam air imbibisi dapat berpengaruh pada hasil pemerasan, khususnya terhadap hasil analisis niranya.
4. Suhu Air Imbibisi
Suhu air imbibisi dapat mempengaruhi hasil proses imbibisi dimana gula akan lebih mudah terlarut dalam air panas. Selain itu nira yang masih berada dalam
sel sukar diambil gulanya mengingat bahwa dinding sel memiliki daya “semi permiable” dimana gula tidak akan dapat menerobos keluar ampas meskipun
amat tipis selama selnya masih hidup. Dengan memberikan air imbibisi yang panas maka sel-selnya akan mati dan gulanya akan dengan mudah berdifusi
keluar yang berarti dapat terambil oleh air. Hal yang perlu diperhatikan adalah akibat dari suhu yang tinggi tidak hanya gula yang terlarut tetapi juga zat–zat
Yeni Mardhia : Pengaruh Jumlah Penambahan Air Imbibisi Pada Stasiun Gilingan Terhadap Kehilangan Gula Dalam
Ampas Di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II, 2008. USU Repository © 2009
lain seperti lilin wax yang terdapat pada kulit batang tebu juga mudah terlarut mencair pada suhu yang tinggi. Selain itu tingginya suhu imbibisi berakibat
adanya penguapan air. Air akan menguap lebih banyak bila suhunya semakin tinggi. Mengingat keuntungan dan kerugian yang dapat terjadi dengan
tingginya suhu imbibisi, maka imbibisi dilakukan pada suhu sekitar 60 – 70
o
C.
5. Pencampuran dan waktu kontak
Semakin baik pencampuran semakin homogen antara ampas tebu dan imbibisi akan semakin banyak pula gula yang dapat terambil. Untuk maksud
ini maka dilakukan berbagai usaha seperti pemberian air dengan disemprotkan, kecepatan pengangkut ampas teratur. Selain itu adanya waktu yang cukup agar
gula dapat terlarut di dalam air. Waktu kontak antara cairan imbibisi dengan ampas juga berpengaruh pada kebaikan pencampuran sebelum diperas pada
gilingan berikutnya. Untuk ini maka diupayakan carrier yang lambat dan panjang agar gula dapat terlarut dalam air.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui keuntungan dan kerugian pemberian imbibisi: Keuntungan :
1. Melarutkan sukrosa yang tertinggal dalam ampas 2. Mencegah aktifitas mikroorganisme
3. Mematikan sel - sel dalam tebu sehigga permeabilitasnya hilang dan dapat terbuka secara mekanis dan ekstraksi akan lebih baik
Kerugian : 1. Melarutkan zat lilin dan getah sehingga menurunkan kualitas nira
Yeni Mardhia : Pengaruh Jumlah Penambahan Air Imbibisi Pada Stasiun Gilingan Terhadap Kehilangan Gula Dalam
Ampas Di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II, 2008. USU Repository © 2009
2. Terjadi penguapan sehingga mempersulit pengawasan 3. Dalam jumlah besar akan mempersulit penguapan pada evaporator.
2.6 Pengeluaran Nira