Percakapan Peneliti dengan Al konteks subjek penelitian sedang belajar menggambar

28

4.1.2 Pemerolehan Prefiks peN- pada Anak Usia 4 — 5 Tahun

Prefiks peN- juga mengalami perubahan bentuk sesuai dengan kondisi bentuk yang mengikutinya. Prefiks peN- dapat berubah menjadi pe-, pen-, pem-, peng-, peny-, dan penge-. Berikut contoh percakapan pemerolehan prefiks peN- pada anak usia 4 — 5 tahun.

4. Percakapan Peneliti dengan Al konteks subjek penelitian sedang belajar menggambar

Al : Salah, salah Peneliti : Kenapa dek ? Al : Salah Peneliti : Jadi kalau salah mau diapakan? Al : Dihapus sambil merogo- rogo tempat pensil Peneliti : Apa yang kau ambil. Al : Penghapus. Pada percakapan 4 di atas tampak bahwa Al telah memeroleh prefiks peN- dengan alomorf peng- yaitu penghapus. Perubahan prefiks peN- ini sesuai dengan teori Putrayasa 2008. Pada data tampak bahwa pada kata penghapus anak sudah memunculkan prefiks peN-, pemunculan prefiks peN- ini menunjukkan bahwa pada diri anak telah tertanam aturan yaitu prefiks peN- akan anak munculkan sebagai pembentuk nomina. Berdasarkan teori genetik kognitif ini didasarkan pada satu hipotesis yang disebut hipotesis nurani the innatess hypothesist. Hipotesis ini mengatakan bahwa otak manusia dipersiapkan secara genetik untuk berbahasa. Untuk itu otak Universitas Sumatera Utara 29 manusia telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal dan apa yang disebut language acquisition device LAD. Dalam pemerolehan bahasa LAD ini menerima ucapan- ucapan dan data- data lain yang berkaitan melalui pancaindra sebagai masukan dan membentuk rumus- rumus linguistik berdasarkan masukan itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran. Berdasarkan data di atas tampak bahwa anak telah memiliki kompetensi dalam dirinya untuk menggunakan prefiks peN-, kompetensi ini sejalan dengan kognitif anak yang telah berkembang dengan baik sehingga anak sudah mampu mengucapkan kata penghapus. 5. Percakapan Peneliti, Au, dan Al konteks peneliti bercerita dengan subjek penelitian ketika jam istirahat Au : Kak aku juga bawa penggaris lagi. Peneliti : Iya. Au : Setiap hari aku bawa. Peneliti : Kenapa setiap hari kau bawa penggaris kan enggak ada belajar menggaris. Au : Kalau uda SD kan pakai penggaris, setiap hari kubawa untuk sekolah SDku. Peneliti : Ooh. Dari percakapan 5 di atas tampak bahwa Au telah memeroleh prefiks peN- dengan alomorf peng-. Kaidah perubahan prefiks peN- ini sesuai dengan teori Putrayasa 2008. Pada data di atas tampak bahwa pada diri anak telah tertanam sebuah aturan yang menyatakan bahwa prefiks peN- akan anak munculkan sebagai pembentuk nomina. Universitas Sumatera Utara 30 Teori genetik kognitif didasarkan pada satu hipotesis yang disebut hipotesis nurani the innatess hypothesist. Hipotesis ini mengatakan bahwa otak manusia dipersiapkan secara genetik untuk berbahasa. Untuk itu otak manusia telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal dan apa yang disebut language acquisition device LAD. Dalam pemerolehan bahasa LAD ini menerima ucapan- ucapan dan data- data lain yang berkaitan melalui pancaindra sebagai masukan dan membentuk rumus- rumus linguistik berdasarkan masukan itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran. Berdasarkan data tampak bahwa anak telah memiliki kompetensi dalam dirinya sehingga anak sudah dapat mengucapkan kata penggaris, kompetensi anak ini menunjukkan bahwa kognitif anak telah berkembang dengan baik sehingga anak telah mampu mengucapkan kata penggaris. 6. Percakapan Peneliti, Al, Gr, dan Ld konteks peneliti sedang berbicara dengan subjek penelitian ketika di dalam kelas Al : Kak takut kali aku kak ada perampok. Peneliti : Dimana ada perampok? Al : Di kamar kakakku. Peneliti : Di kamar kakakmu, ada perampok. Ld : Perampok, di rumahku enggak ada pun perampok. Gr : Di rumahku pun enggak. Pada percakapan 6 di atas tampak bahwa Ld telah memeroleh prefiks peN- yaitu perampok. Kaidah prefiks peN- ini sesuai dengan teori Putrayasa 2008. Pada data di atas tampak bahwa pada diri anak sepertinya telah tertanam Universitas Sumatera Utara 31 aturannya yang menyatakan bahwa prefiks peN- akan anak munculkan sebagai pembentuk nomina, sehingga anak sudah memunculkan kata perampok. Berdasarkan teori genetik kognitif ini didasarkan pada satu hipotesis yang disebut hipotesis nurani the innatess hypothesist. Hipotesis ini mengatakan bahwa otak manusia dipersiapkan secara genetik untuk berbahasa. Untuk itu otak manusia telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal dan apa yang disebut language acquisition device LAD. Dalam pemerolehan bahasa LAD ini menerima ucapan- ucapan dan data- data lain yang berkaitan melalui pancaindra sebagai masukan dan membentuk rumus- rumus linguistik berdasarkan masukan itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran. Berdasarkan data di atas tampak bahwa anak sudah dapat mengucapkan perampok yang menunjukkan bahwa anak telah memiliki kompetensi untuk mengucapkan kata tersebut dan kompetensi ini sejalan dengan kognitif anak yang telah berkembang dengan baik sehingga anak sudah mampu mengucapkan kata perampok. Universitas Sumatera Utara 32

4.1.3 Pemerolehan Prefiks ber- pada Anak Usia 4 — 5 Tahun

Prefiks ber- juga dapat mengalami perubahan bentuk. Terdapat tiga bentuk yang terjadi jika prefiks ber- dilekatkan pada bentuk dasar. Ketiga bentuk tersebut adalah be-, ber-, dan bel-. Berikut contoh percakapan pemerolehan prefiks ber- pada anak usia 4 — 5 tahun. 7. Percakapan peneliti dengan Al konteks anak bercerita kepada peneliti tentang pengalamannya Al : Hari itu aku kenak duli duri kak. Peneliti : Apamu yang kena duri? Al : Tanganku. Peneliti : Jadi tanganmu gimana? Al : Berdarah. Gr : Apamu yang sakit? Al : Udah enggak sakit, uda sembuh. Pada percakapan 7 di atas tampak bahwa Al telah memeroleh prefiks ber- yaitu berdarah. Kaidah prefiks ber- ini sesuai dengan teori Putrayasa 2008 Dari data tampak bahwa sepertinya pada diri anak telah tertanam aturan yang sepertinya menyatakan bahwa untuk bentuk yang memang wajib menggunakan prefiks ber- agar berstatus verba, anak memunculkan prefiks ber- secara utuh. Berdasarkan teori genetik kognitif ini didasarkan pada satu hipotesis yang disebut hipotesis nurani the innatess hypothesist. Hipotesis ini mengatakan bahwa otak manusia dipersiapkan secara genetik untuk berbahasa. Untuk itu otak manusia telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal dan apa yang disebut Universitas Sumatera Utara 33 language acquisition device LAD. Dalam pemerolehan bahasa LAD ini menerima ucapan- ucapan dan data- data lain yang berkaitan melalui pancaindra sebagai masukan dan membentuk rumus- rumus linguistik berdasarkan masukan itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran. Berdasarkan data di atas tampak bahwa kognitif dan LAD anak telah memadai sehingga anak sudah dapat mengucapkan kata berdarah.

8. Percakapan Peneliti dengan Ld konteks peneliti sedang berbicara dengan Ld mengenai pengalaman Ld