7
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa konsep seperti pemerolehan bahasa, morfologi, afiksasi dan prefiks, penggunaan konsep ini
untuk menghindari salah tafsir pada pembaca. Konsep ini akan peneliti jelaskan sebagai berikut.
2.1.1 Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seseorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya
atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari pembelajaran bahasa language learning. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses
yang terjadi pada waktu seseorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua, setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Mangantar 2009: 104 juga
mengatakan bahwa pemerolehan bahasa language acquisition ialah proses- proses yang berlaku di pusat bahasa dalam otak seorang anak bayi pada waktu
dia sedang memeroleh bahasa ibunya.
2.1.2 Morfologi
Morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk
kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-
Universitas Sumatera Utara
8
perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik Ramlan, 2005: 16-17. Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga proses morfologik,
yaitu proses pembubuhan afiks, proses pengulangan dan proses pemajemukan. Ramlan 2005: 45.
2.1.3 Afiksasi
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks imbuhan pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal
maupun kompleks Putrayasa, 2008: 5. Proses pengafiksan dapat dibedakan menjadi 1 pembubuhan depan, dengan melibatkan prefiks atau awalan, 2
pembubuhan akhir dengan melibatkan sufiks atau akhiran, 3 pembubuhan tengah, dengan melibatkan infiks atau sisipan, dan 4 pembubuhan terbelah
dengan melibatkan konfiks Cahyono, 1995: 110. 2.1.4 Prefiks
Prefiks awalan, yaitu afiks yang diletakkan di depan bentuk dasar. Dalam bahasa indonesia terdapat beberapa prefiks, jumlah prefiks dalam bahasa
indonesia yang ditentukan oleh setiap peneliti berbeda- beda, namun dalam penelitian ini peneliti berpedoman pada prefiks yang dikemukakan oleh Putrayasa.
Putrayasa menyatakan bahwa prefiks asli bahasa Indonesia terdiri atas meN-, peN-, ber-, ter-, di-, per-, ke-, dan se-.
2.2 Landasan Teori