46
yaitu kandungan sulfat SO
3
pada air tanah dan tanah masing-masing 0,17 - 1,67 dan 125 ppm
– 1250 ppm, seperti pada konstruksi pengolah limbah atau konstruksi dibawah permukaan air.
6. Semen Portland Blended Semen portland Blended dibuat dengan mencampur material selain
gypsum kedalam klinker. Umumnya bahan yang dipakai adalah terak dapur tinggi balst-furnase slag, pozzolan, abu terbang fly ash dan
sebagainya. Jenis-jenis semen portland blended adalah : a. Semen Portland Pozzolan Portland Pozzolanic Cement
b. Semen Portland Abu Terbang Portland Fly Ash Cement c. Semen Portland Terak Dapur Tinggi Portland Balst-
Furnase Slag Cement d. Semen Super Masonry
2.2.3 Bottom Ash BA
Bottom Ash adalah abu dasar hasil limbah pembakaran dari batubara yang
terletak dibawah tungku pembakaran. Limbah ini banyak di jumpai di beberapa pabrik yang masih menggunakan batubara sebagai sumber pemanas dalam proses
pembakaran, sehingga tingkat limbah batubara meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu kajian penggunaan Bottom Ash sebagai bahan yang dapat
digunakan salah satunya sebagai stabilisasi tanah. Bottom
Ash yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari PT. ASAHI yang terletak di Sibolga.
Universitas Sumatera Utara
47
Berdasarkan data Soehardjono, 2000 dan Coal Bottom ashBoiler Slag- Material Description 2000
diperoleh data Bottom Ash sebagai berikut. Tabel 2.7 Deskripsi Bottom Ash
Tabel 2.8 Hasil Analisa Bottom Ash MIPA, UNPAD
Sumber : Soehardjono, 2000
Universitas Sumatera Utara
48
Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti terhadap bahan sampel Bottom ash, diperoleh hasil yang terlihat pada tabel 2.9
Tabel 2.9 Hasil analisa Bottom Ash Laboratorium Kimia Analitik
Sumber : Laboratorium Kimia Analitik,FMIPA USU
2.3. Stabilitas Tanah 2.3.1 Konsep Umum Stabilisasi Tanah
Bowles 1984 mengemukakan bahwa ketika tanah di lapangan bersifat sangat lepas atau sangat mudah tertekan atau pun memiliki indeks konsestensi
yang tidak stabil, permeabilitas yang cukup tinggi, atau memiliki sifat-sifat lain yang tidak diinginkan yang membuatnya tidak sesuai untuk digunakan di dalam
suatu proyek konstruksi, maka tanah tersebut perlu dilakukan usaha stabilisasi tanah.
Stabilisasi tanah merupakan suatu upaya untuk memperkuat atau menambahkan kapasitas dukung tanah agar tanah tersebut sesuai dengan
persyaratan dan memiliki mutu yang baik. Tanah lempung merupakan salah satu jenis tanah yang sering dilakukan proses stabilisasi. Hal ini disebabkan sifat lunak
plastis dan kohesif pada tanah lempung disaat basah. Sehingga menyebabkan perubahan volume yang besar karena pengaruh air dan menyebabkan tanah
NO Parameter
Hasil Metode
1 SiO2
28.45 Gravimetri
2 Fe2O3
0.04 Spektrofotometri
3 Al2O3
5.31 Gravimetri
4 CaO
0.34 Tritimtri
Universitas Sumatera Utara