Pengujian Pemadatan Tanah Compaction Pengujian Kuat Tekan Bebas Unconfined Compression Test

66 Untuk sampel tanah terganggu disturbed dengan campuran semen 2 dan dilakukan penambahan variasi kadar campuran Bottom Ash diperoleh hasil bahwa nilai Indeks Plastisitas pada penambahan Bottom Ash 2 penurunan dengan nilai mencapai 31,05 . Begitu juga dengan nilai Indeks Plastisitas campuran variasi Bottom Ash juga mengalami penurunan .

4.3 Pengujian Sifat Mekanis Tanah

4.3.1 Pengujian Pemadatan Tanah Compaction

Dalam pengujian ini akan diperoleh hubungan antara Kadar Air Optimum dan Berat Isi Kering Maksimum. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode pengujian dengan uji pemadatan compaction standart. Dimana alat yang digunakan diantaranya :  Mould cetakan Ø 10,2 cm, diameter dalam Ø 10,16 cm.  Berat penumbuk 3,5 kg dengan tinggi jatuh 30 cm.  Sampel tanah lolos saringan no 4. Berdasarkan hasil uji sifat mekanis tanah yang dilakukan pada sampel tanah maka diperolehlah hasil uji pemadatan tanah sesuai dengan yang tertera dalam Tabel 4.4 Tabel 4.4 Data Uji Pemadatan Tanah No Hasil Pengujian Nilai 1 Kadar Air Optimum 21,41 2 Berat isi kering maksimum 1,30 grcm3 Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 4.7 Kurva Kepadatan Tanah

4.3.2 Pengujian Pemadatan Tanah Compaction dengan Bahan Stabilisator

Adapun hasil pengujian sifat mekanis tanah yang telah dicampur dengan bahan stabilisator berupa Semen dan Bottom Ash ditunjukkan pada Tabel 4.5. dan hubungan antara nilai Berat Isi Kering dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.7 dan hubungan Kadar Air Optimum dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.8 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2 15 17 19 21 23 25 27 29 γ d g rc m 3 w Zero Air Void Compaction Curve γ d MAX ZAV W Opt Universitas Sumatera Utara 68 Tabel 4.5 Data Hasil Uji Compaction Sampel γ d maks W opt grcm³ Tanah Asli 1,30 21,41 2 Semen 1,32 21,26 2 Semen + 2 BA 1,33 20,38 2 Semen + 3 BA 1,34 20,01 2 Semen + 4 BA 1,35 19,45 2 Semen + 5 BA 1,37 18,98 2 Semen + 6 BA 1,40 18,65 2 Semen + 7 BA 1,43 18,46 2 Semen + 8 BA 1,44 18,26 2 Semen + 9 BA 1,50 17,96 2 Semen + 10 BA 1,48 18,00 2 Semen + 11 B, 1,45 19,08 2 Semen + 12 BA 1,40 20,31 2 Semen + 13 BA 1,38 21,38 2 Semen + 14 BA 1.37 21,86 Universitas Sumatera Utara 69

4.3.2.1 Berat Isi Kering Maksimum γ

d maks Gambar 4.8 Grafik Hubungan Antara Berat Isi Kering Maksimum γ d maks Tanah Asli dan Variasi Campuran Bottom Ash Dari hasil uji pemadatan tanah pada tanah asli diperoleh nilai Berat Isi Kering tanah sebesar 1,30 grcm³. Pada Gambar 4.8 menunjukkan nilai Berat Isi kering maksimum pada tanah yang diberi campuran 2 semen tanpa campuran Bottom Ash mengalami peningkatam menjadi sebesar 1,32 grcm³. Dan untuk sampel campuran 2 persen semen dan variasi 2 Bottom Ash mengalami peningkatan Berat Isi Kering hingga mencapai maksimum di campuran 9 Bottom Ash lalu mengalami penurunan Berat Isi Kering dimulai dari campuran 10 BA-14 BA. Hal ini dapat disebabkan oleh karena lama pemeraman yang mempengaruhi proses reaksi posolanik dan reaksi pertukaran ion antar campuran. 1,25 1,30 1,35 1,40 1,45 1,50 1,55 5 10 15 γ d maks g rcm³ Bottom Ash 2PC + Bottom Ash Tanah Asli Universitas Sumatera Utara 70

4.3.2.2 Kadar Air Maksimum Campuran

Gambar 4.9 Grafik Hubungan Antara Kadar Air Optimum Tanah W opt dan Variasi Bottom Ash. Dari hasil uji pemadatan tanah pada tanah asli diperoleh nilai Kadar Air Optimum tanah sebesar 21,41 . Pada Gambar 4.9 menunjukkan nilai Kadar Air Optimum pada tanah yang diberi campuran 2 Semen dan Variasi Bottom Ash mengalami penurunan hingga mencapai kadar air minimum di campuran 9 Bottom ash, namun setelah itu mengalami peningkatan kembali dimulai dari 10 BA hingga 14 BA.

4.3.3 Pengujian Kuat Tekan Bebas Unconfined Compression Test

Dalam pengujian ini akan diperoleh hubungan antara nilai Kuat Tekan Bebas tanah q u pada tanah asli dan tanah remoulded buatandan nilai Kuat Tekan Bebas tanah q u pada tiap variasi tanah yang telah dicampur dengan 2 Semen dan Bottom Ash. Selanjutnya dari hasil nilai q u diperoleh nilai kohesi c u yaitu sebesar ½ q u . 16,00 18,00 20,00 22,00 5 10 15 W O p timu mm Bottom Ash 2PC+Bottom Ash Tanah Asli Universitas Sumatera Utara 71 Hasil uji Kuat Tekan Bebas yang dilakukan pada setiap variasi campuran ditunjukkan pada Tabel 4.6. Pada Gambar 4.10 ditunjukkan perbandingan nilai Kuat Tekan tanah q u antara tanah asli dengan tanah remoulded dan pada Gambar 4.11 ditunjukkan nilai Kuat Tekan tanah q u yang diperoleh di setiap variasi campuran. Tabel 4.6 Data Hasil Uji Kuat Tekan Bebas 2 Semen dengan Berbagai Variasi Penambahan BA Sampel q u kgcm² C u kgcm² Tanah Asli 1,45 0,73 Remoulded 0,51 0.26 2 Semen 1,77 0,88 2 semen + 2 BA 1,76 0,88 2 semen + 3 BA 1,80 0,90 2 semen +4 BA 1,84 0,92 2 semen + 5 BA 2,09 1,05 2 semen + 6 BA 2,15 1,07 2 semen + 7 BA 2,21 1,11 2 semen + 8 BA 2,51 1,25 2 semen +9 BA 2,69 1,35 2 semen +10 BA 2,33 1,17 2 semen + 11 BA 2,08 1,04 2 semen + 12 BA 1,83 0,91 2 semen + 13 BA 1,73 0,86 2 semen + 14 BA 1,58 0,79 Universitas Sumatera Utara 72 Dari hasil pengujian diperoleh nilai uji kuat tekan bebas tertinggi berada di campuran 9 BA. Untuk pengujian 1 PC + variasi BA digunakan kadar air optimum dari hasil pengujian pemadatan di 9 BA. Gambar 4.10 Grafik Hubungan Antara Nilai Kuat Tekan Tanah q u dengan Regangan strain yang Diberikan pada Sampel Tanah Asli dan Tanah Remoulded. 0,00 0,40 0,80 1,20 1,60 5 10 q u kg cm² Strain Undisturbed remoulded Universitas Sumatera Utara 73 Gambar 4.11 Grafik Hubungan Antara Nilai Kuat Tekan Tanah q u dengan Variasi Campuran Bottom Ash Dari hasil pengujian diperoleh nilai uji Kuat Tekan Bebas tetinggi berada di campuran 9 BA. Untuk pengujian 1 PC + variasi BA digunakan Kadar Air Optimum dari hasil pengujian pemadatan di 9 BA. Dari Tabel 4.6 diperlihatkan hasil uji kuat tekan bebas 1 pc dengan variasi campuran BA, dan grafik 4.12 memperlihatkan hubungan grafik 1PC dan 2 PC dengan beberapa variasi campuran BA. Tabel 4.7 Data Hasil Uji Kuat Tekan Bebas 1 Semen dengan Berbagai Variasi Penambahan BA Sampel q u kgcm² C u kgcm² Tanah Asli 1,45 0,73 Remoulded 0,51 0,26 1 Semen 1,61 0,81 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 2,00 2,20 2,40 2,60 2,80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 q u kgc m² Bottom Ash 2 PC + BA Remoulded Tanah Undisturbed Universitas Sumatera Utara 74 1 semen + 2 BA 1,62 0,81 1 semen + 4 BA 1,72 0,86 1 semen +6 BA 1,80 0,90 1 semen + 8 BA 1,92 0,96 1 semen + 10 BA 2,02 1,01 1 semen + 12 BA 1,82 0,95 1 semen + 14 BA 1,59 0,91 Gambar 4.12 Grafik Hubungan Antara Nilai Kuat Tekan Tanah q u 1 PC Dan 2 PC Variasi Campuran Bottom Ash Dari hasil pengujian diperoleh nilai Kuat Tekan tanah pada tanah asli adalah sebesar 1,45 kgcm², sedangkan pada tanah remoulded diperoleh sebesar 0,51 kgcm². Gambar 4.12 memperlihatkan perbandingan antara Kuat Tekan tanah 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 2,00 2,20 2,40 2,60 2,80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 q u kg cm² Bottom Ash 2 PC + BA Remoulded Tanah Undisturbed 1PC+ BA Universitas Sumatera Utara 75 q u dengan penambahan 2 PC dan 1 PC dengan kadar variasi penambahan BA. Kuat Tekan tanah dengan menggunakan 2 PC memiliki nilai maksimal pada kadar abu 9 yakni sebesar 2,69 kgcm², sedangkan pada penggunaan 1 PC memiliki nilai Kuat Tekan paling tinggi pada saat penambahan Bottom Ash sebanyak 10 yakni sebesar 2,02 kgcm². Dari hasil percobaan juga didapat perbandingan kuat tekan antara tanah asli dengan 2 PC, dengan tanah asli dengan 1 PC. Dimana pada tanah asli dengan 2 PC memiliki nilai Kuat Tekan Bebas 1,77kgcm², 9,62 lebih besar dibandingkan dengan 1 PC sebesar 1,61kgcm Hal tersebut dapat diakibatkan dengan adanya reaksi pozolan yang mengakibatkan konsistensi tanah menjadi lebih baik. Reaksi antara silika SiO 2 dan alumina AL 2 O 3 yang membentuk kalsium silikat hidrat seperti: tobermorit, kalsium aluminat hidrat 4CaO.Al 2 O 3 .12H 2 O dan gehlenit hidrat 2CaO.Al 2 O 3 .SiO 2 .6H 2 O yang tidak larut dalam air. Pembentukan senyawa- senyawa ini berlangsung lambat dan menyebabkan tanah menjadi lebih keras, lebih padat dan lebih stabil. Dimana abu Bottom Ash yang mengandung unsur kimia seperti Al 2 O 3, Fe 2 O 3 , CaO dan MgO akan diserap oleh permukaan butiran lempung yang memiliki kandungan yang berbentuk halus dan bermuatan negatif. Ion positif seperti ion hydrogen H + , ion sodium Na + , dan ion kalium K + , serta air yang berpolarisasi, semuanya melekat pada permukaan butiran lempung yang dapat mengakibatkan kenaikan kekuatan konsistensi tanah tersebut. Namun setelah mencapai maksimum, penambahan Bottom Ash terus menerus mengakibatkan lekatan tanah berkurang dan bila diberi tekanan tanah mudah mengalami keruntuhan. Universitas Sumatera Utara 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan klasifikasi USCS, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis CL Clay – Low Plasticity . 2. Berdasarkan klasifikasi AASHTO, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis A-7-6 . 3. Dari hasil uji Water Content didapat bahwa nilai kadar air tanah asli sebesar 14,68. 4. Dari hasil uji Specific Gravity didapat bahwa nilai berat spesifik tanah yaitu sebesar 2,66; dan Berat Jenis Bottom Ash 2,35 5. Dari uji Atterberg pada tanah asli diperoleh nilai Liquid Limit sebesar 48,15 , Plastic Limit sebesar 13,54 dan Indeks Plastisitas IP sebesar 34,61. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan diketahui bahwa dengan penambahan 2 PC + 14 BA, memiliki Indeks Plastisitas IP yang paling rendah yakni 16,49. Dengan nilai Liquid Limit sebesar 39,14. 6. Hasil uji Proctor Standart menghasilkan nilai Kadar Air Optimum tanah sebesar 21,41 dan Berat Isi Kering maksimum sebesar 1,30 grcm³, sedangkan dari hasil percobaan didapat nilai Berat Isi maksimum yaitu sebesar 1,50 grcm³ dengan variasi 2 PC + 9 BA dengan waktu pemeraman selama 14 hari. 7. Dari uji Unconfined Compression Test yang dilakukan pada tanah asli diperoleh nilai Kuat Tekan tanah q u sebesar 1,45 kgcm² , sedangkan pada tanah Universitas Sumatera Utara