Berat Jenis Specific Gravity Gradasi Ukuran Butir Analisa Hidrometer Hydrometer Analysis

13 Batas-batas nilai dari Derajat Kejenuhan tanah dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Derajat Kejenuhan dan Kondisi Tanah Keadaan tanah Derajat kejenuhan Tanah kering Tanah agak lembab 0 - 0,25 Tanah lembab 0,26 - 0,50 Tanah sangat lembab 0,51 - 0,75 Tanah basah 0,76 - 0,99 Tanah jenuh 1 Sumber : Hardiyatmo,2002

2.1.2.8 Berat Jenis Specific Gravity

Berat Jenis Tanah � didefinisikan sebagai perbandingan antara berat volume butiran tanah � dengan berat volume air � dengan isi yang sama pada temperatur tertentu. Berat jenis tanah � dapat dinyatakan dalam persamaan : s s w G    2.11 Dimana: : berat volume padat grcm 3 : berat volume airgrcm 3 : berat jenis tanah Universitas Sumatera Utara 14 Tabel 2.2 Berat Jenis Tanah Macam tanah Berat jenis Kerikil 2,65 - 2,68 Pasir 2,65 - 2,68 Lanau tak organic 2,62 - 2,68 Lempung organic 2,58 - 2,65 Lempung tak organic 2,68 - 2,75 Humus 1,37 Gambut 1,25 - 1,80 Sumber : Hardiyatmo,2002

2.1.2.9 Batas-batas Atterberg Atterberg Limit

Dalam permasalahan karateristik tanah, perlu diketahui pengaruh kadar air terhadap perubahan sifat mekanis tanah, misalnya suatu sampel tanah berbutir halus dicampur dengan air sampai mencapai keadaan cair. Lalu bila dikeringkan sedikit demi sedikit maka tanah tersebut akan melalui beberapa keadaan tertentu dari cair sampai sampai keadaan padat solid. Konsistensi suatu tanah tergantung pada daya tarik antar partikel lempungnya. Dua hal yang menjadi parameter utama untuk mengetahui plastisitas tanah lempung yaitu batas atas dan batas bawah plastisitas. Atterberg memberikan cara untuk menggambarkan batas-batas konsistensi dari tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan kandungan kadar airnya Holtz dan Kovacs, 1981. Batas- batas tersebut adalah batas cair, batas plastis dan batas susut. Hal ini dapat dilihat dalam Gambar 2.2 . Universitas Sumatera Utara 15 Gambar 2.2 Batas-batas Atterberg Das, 2002

2.1.2.9.1. Batas Cair Liquid Limit

Batas Cair Liquid Limit adalah sebagai kadar air pada tanah ketika tanah berada diantara keadaan plastis dan keadaan cair. Batas cair ditentukan dari pengujian Cassagrande 1948, yakni dengan menggunakan cawan yang telah dibentuk sedemikian rupa yang telah berisi sampel tanah yang telah dibelah oleh grooving tool dan dilakukan dengan pemukulan sampel dengan dua sampel dengan pukulan diatas 25 pukulan dan dua sampel dengan pukulan dibawah 25 pukulan sampai tanah yang telah dibelah tersebut menyatu. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan persamaan sehingga didapatkan nilai kadar air pada 25 kali pukulan. Batas cair memiliki batas nilai antara 0 – 1000, akan tetapi kebanyakan tanah memiliki nilai batas cair kurang dari 100. Holtz dan Kovacs, 1981. Alat uji batas cair berupa cawan Cassagrande dan grooving tool dapat dilihat pada Gambar 2.3. Universitas Sumatera Utara 16 Gambar 2.3 Cawan Casagrande dan Grooving Tool Das,1998

2.1.2.9.2. Batas Plastis Plastic Limit

Batas Plastis Plastic Limit dapat diartikan sebagai kadar air pada tanah ketika tanah berada diantara keadaan semi padat dan keadaan plastis. Untuk mengetahui batas plastis suatu tanah dilakukan dengan pecobaan menggulung tanah berbentuk silinder dengan diameter sekitar 3,2 mm dan mulai mengalami retak-retak ketika digulung. Kadar air dari sampel tersebut adalah batas plastisitas.

2.1.2.9.3. Batas Susut Shrinkage Limit

Batas Susut Shrinkage Limit adalah kadar air tanah di keadaan antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air di mana pengurangan kadar air selanjutnya mengakibatkan perubahan volume tanahnya. Percobaan batas susut dilaksanakan dalam laboratorium dengan cawan porselin diameter 44,4 mm dengan tinggi 12,7 mm. Bagian dalam cawan dilapisi oleh pelumas dan diisi dengan tanah jenuh sempurna yang kemudian dikeringkan dalam oven. Universitas Sumatera Utara 17 Volume ditentukan dengan mencelupkannya dalam air raksa. Batas susut dapat dinyatakan dalam persamaan     1 2 1 2 2 2 100 w m m v v SL x m m            2.12 dengan : = berat tanah basah dalam cawan percobaan gr = berat tanah kering oven gr = volume tanah basah dalam cawan cm 3 = volume tanah kering oven cm 3 = berat jenis air grcm 3

2.1.2.9.4. Indeks Plastisitas Plasticity Index

Indeks Plastisitas merupakan interval kadar air dimana tanah masih bersifat plastis. Indeks plastisitas dapat menunjukkan sifat keplastisitasan tanah tersebut. Apabila tanah memiliki interval kadar air daerah plastis yang kecil, maka tanah tersebut disebut tanah kurus, sedangkan apabila suatu tanah memiliki interval kadar air daerah plastis yang besar disebut tanah gemuk. Indeks Plastisitas PI dapat diketahui dengan menghitung selisih antara batas cair dengan batas plastis dari tanah tersebut. Tabel 2.3 menunjukkan batasan nilai indeks plastisitas dari jenis-jenis tanah. 2.13 Dimana : LL = Batas Cair Universitas Sumatera Utara 18 PL = Batas Plastis Tabel 2.3 Indeks Plastisitas Tanah PI Sifat Macam tanah Kohesi Non – Plastis Pasir Non - Kohesif 7 Plastisitas Rendah Lanau Kohesif Sebagian 7 – 17 Plastisitas Sedang Lempung berlanau Kohesif 17 Plastisitas Tinggi Lempung Kohesif sumber : Hardiyatmo,2002

2.1.2.9.5. Indeks Kecairan Liquidity Index

Kadar Air tanah asli relatif pada kedudukan plastis dan cair, dapat didefinisikan oleh Indeks Kecairan Liquidity Index. Indeks Kecairan merupakan perbandingan antara selisih Kadar Air asli dengan Batas Plastis terhadap Indeks Plastisitanya. Berikut persamaannya: 2.14 Dimana : LI = Liquidity Index W N = kadar air asli Gambar 2.4 Hubungan Antara W P , W L dan W N Dalam Menghitung LI atau I L Bowles, 1991 Universitas Sumatera Utara 19 Dapat dilihat bahwa jika W N = LL, maka Indeks Kecairan akan sama dengan 1. Sedangkan, jika W N = PL, Indeks Kecairan akan sama dengan nol. Jadi, untuk lapisan tanah asli yang dalam kedudukan plastis, nilai LL W N PL. Nilai Indeks Kecairan akan bervariasi antara 0 dan 1. Lapisan tanah asli dengan W N LL akan mempunyai LI 1.

2.1.2.10 Gradasi Ukuran Butir

Sieve Analysis Ukuran partikel efektif dari sesuatu tanah didefenisikan sebagai ukuran partikel yang 10 dari berat tanah tersebut mempunyai ukuran lebih kecil dari ukuran itu. Suatu tanah yang mempunyai kurva distribusi ukuran butir yang hampir vertikal semua partikel dengan ukuran yang hampir sama disebut tanah yang uniform. Apabila kurva membentang pada daerah yang agak besar, tanah disebut bergradasi baik. Pembedaan antara tanah uniform dan bergradasi baik dapat ditentukan secara numerik dengan Koefisien Uniformitas dengan Koefisien Lengkungan . Koefisien Uniformitas dan Koefisien Lengkungan digunakan sebagai bagian dari sistem klasifikasi tanah Unified. Koefisien Uniformitas didefenisikan sebagai rasio: 2.15 Koefisien Lengkungan didefenisikan sebagai : 2.16 Dimana : : Koefisien Uniformitas Universitas Sumatera Utara 20 : Koefisien Lengkungan : diameter butir yang lolos 10 dari berat mm : diameter butir yang lolos 30 dari berat mm : diameter butir yang lolos 60 dari berat mm Tanah yang memiliki gradasi yang baik mempunyai nilai C u 4 untuk tanah kerikil, C u 6 untuk pasir, dan nilai C c antara 1 – 3untuk kerikil dan pasir.

2.1.2.11 Analisa Hidrometer Hydrometer Analysis

Analisis Hidrometer dapat digunakan untuk memperpanjang kurva distribusi analisa saringan dan untuk memperkirakan ukuran-ukuran yang butirannya lebih kecil dari saringan No.200. Analisis Hidrometer tidak secara langsung digunakan dalam sistem klasifikasi tanah. Detail dari uji ini dapat ditemukan di ASTM D422 Bowles, 1984

2.1.2.12. Klasifikasi Tanah