Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 25 pasar tradisional yang terletak di Kota Medan. Adapun batas atas Kecamatan Medan Kota merupakan Kecamatan Medan
Timur, batas kanan adalah Kecamatan Medan Area, batas kiri adalah Kecamatan Medan Maimun, batas bawah adalah Kecamatan Medan Amplas dan pertengahan
adalah Kecamatan Medan Barat. Proses pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan dari bulan September
sampai November 2015. Sampel penelitian yaitu sayuran selada sebanyak 125 sampel yang didapat dari pedagang sayuran di pasar tradisional di Kota Medan dengan
metode cluster sampling.
5.1.2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan dilakukan dengan membawa sampel yang diambil dari setiap pasar ke Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
untuk diperiksa kemudian setiap sampel dibagi menjadi selada bagian luar dan selada bagian dalam. Setiap sampel diperiksa dengan menggunakan teknik sedimentasi
pengendapan dengan menggunakan larutan NaOH 0,2. Kemudian dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis untuk melihat ada tidaknya STH pada sampel.
Berikut hasil pemeriksaan STH pada sampel selada. Apabila ditinjau dari tempat pengambilan sampel, ditemukan variasi antara
STH yang mengkontaminasi sampel. Pada tabel selanjutnya akan ditampilkan frekuensi distribusi STH yang ditemukan pada masing-masing pasar.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi STH Berdasarkan Pasar Tradisional PASAR
STH Total
Larva Filariform
Larva Rhabditiform
Tidak Ada
Telur Ascaris
lumbricoides Pasar Medan Timur
2 1
2 5
1,60 0,80
1,60 0,00
4,00 Pasar Pringgan
2 3
5 0,00
1,60 2,40
0,00 4,00
Pasar Medan Johor 3
2 5
0,00 2,40
1,60 0,00
4,00 Pasar Medan
Tuntungan 1
2 2
5 0,80
1,60 1,60
0,00 4,00
Pasar Selayang 1
2 1
1 5
0,80 1,60
0,80 0,80
4,00 Pasar Amplas
1 1
3 5
0,80 0,80
2,40 0,00
4,00 Pasar Pelita
2 3
5 1,60
0,00 2,40
0,00 4,00
Pasar Sunggal 2
3 5
0,00 1,60
2,40 0,00
4,00 Pasar Helvetia
1 4
5 0,80
0,00 3,20
0,00 4,00
Pasar Hindu 1
4 5
0,80 0,00
3,20 0,00
4,00 Pasar Petisah
1 4
5 0,00
0,80 3,20
0,00 4,00
Pasar Kampung Durian
2 3
5 1,60
2,40 0,00
0,00 4,00
Pasar Tj. Rejo 1
1 3
5 0,80
0,80 2,40
0,00 4,00
Pasar Marelan 5
5 0,00
0,00 4,00
0,00 4,00
Pasar Deli 1
4 5
0,00 0,80
3,20 0,00
4,00 Pasar Belawan
2 3
5
Universitas Sumatera Utara
0,00 1,60
2,40 0,00
4,00 Pasar Medan Area
1 4
5 0,80
0,00 3,20
0,00 4,00
Pasar Labuhan 1
4 5
0,80 0,00
3,20 0,00
4,00 Pasar Cemara
1 4
5 0,00
0,80 3,20
0,00 4,00
Pasar Kampung Lalang
1 3
1 5
0,80 2,40
0,80 0,00
4,00 Pasar Medan
Perjuangan 2
3 5
1,60 0,00
2,40 0,00
4,00 Pasar Halat
1 1
3 5
0,80 0,80
2,40 0,00
4,00 Pasar Pusat Pasar
2 3
5 1,60
0,00 2,40
0,00 4,00
Pasar Muara Takus 3
1 1
5 2,40
0,80 0,80
0,00 4,00
Pasar Pd. Bulan 5
5 0,00
0,00 4,00
0,00 4,00
Dari Tabel 5.1 diketahui bahwa distribusi frekuensi STH hampir merata pada setiap pasar, distribusi telur Ascaris lumbricoides 1 0,8 hanya terdapat di Pasar
Selayang. Pemeriksaan distribusi frekuensi kontaminasi STH dilakukan untuk melihat
prevalensi STH yang terdapat di pasar tradisional di Kota Medan. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kontaminasi STH
Kontaminasi STH F
Terkontaminasi 51
40,8 Tidak terkontaminasi
74 59,2
Total 125
100
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 5.2 diketahui bahwa dari 125 sampel selada yang diperiksa terdapat 51 selada yang terkontaminasi STH 40,8 dan 74 selada tidak ditemukan adanya
kontaminasi STH 59,2. Jenis STH yang terdapat dalam sampel bervariasi. Dari pemeriksaan yang telah
dilakukan di laboratorium parasitologi, berikut dapat dilihat frekuensi distribusi masing-masing STH pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi STH STH
F Larva Filariform
23 18,4
Larva Rhabditiform 27
21,6 Telur Ascaris lumbricoides
1 0,8
Total 51
40,8 Dari Tabel 5.3 diketahui bahwa pada sampel penelitian terdapat 1 telur Ascaris
lumbricoides 0,8. Adapun pemeriksaan sampel selada pada bagian dalam dilakukan untuk melihat
bagaimanakah kontaminasi STH antara selada bagian luar dengan selada bagian dalam. Pada tabel berikut dilihat hasil distribusi frekuensi STH pada selada bagian
dalam.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kontaminasi STH Pada Selada Bagian Dalam Kontaminasi STH bagian dalam
F Terkontaminasi
25 20
Tidak terkontaminasi 100
80 Total
125 100
Dari tabel 5.4 terdapat 25 selada bagian dalam yang terkontaminasi STH 20 dan 100 selada bagian dalam yang tidak terkontaminasi STH 80.
Pada tabel berikut juga ditampilkan jenis STH yang mengkontaminasi selada bagian dalam.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi STH Pada Selada Bagian Dalam STH bagian dalam
F Larva Filariform
13 10,4
Larva Rhabditiform 12
9,6 Total
25 20.0
Pada tabel 5.5 pada sampel yang sama dengan memeriksa ada tidaknya kontaminasi STH pada bagian dalam, ditemukan 12 larva rhabditiform hookworm
9,6. Adapun penghitungan distribusi frekuensi kontaminasi STH yang dinilai pada
selada bagian luar dengan bagian dalam untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara kontaminasi STH pada bagian dalam dengan bagian luar. Pada tabel
selanjutnya akan ditampilkan frekuensi kontaminasi dari selada bagian luar dan bagian dalam yang diperiksa.
Tabel 5.6 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kontaminasi STH Selada Bagian Luar dengan Selada Bagian Dalam
Kontaminasi Selada Luar Kontaminasi Selada dalam
Total Terkontaminasi
Tidak terkontaminasi
Terkontaminasi 13
38 51
10,40 30,40
40,80 Tidak terkontaminasi
12 62
74 9,60
49,60 59,20
Total 25
100 125
20,00 80,00
100,00
Pada Tabel 5.6 diketahui kontaminasi STH pada selada bagian luar sebanyak 51 40,80 dan kontaminasi STH pada selada bagian dalam sebanyak 25 20.
Ditemukan perbedaan yang signifikan antara kontaminasi STH pada selada bagian dalam dengan selada bagian luar.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pembahasan