43
4.6. Alat- Alat Pertanian
Dalam usahatani ini jenis alat- alat pertanian yang digunakan meliputi
cangkul, sprayer, kored, garpu, dan golok. Cangkul \digunakan untuk menggemburkan tanah dan membuat selokan air. Kored dan golok digunakan petani untuk
membersihkan menyiangi gulma, dan rumput ataupun semak- semak yang mengganggu tanaman. Garpu digunakan untuk menggemburkan tanah dan
membalik- balikkan tanah pada saat pengolahan dan pemberian pupuk. Sprayer digunakan untuk menyemprotkan air dan untuk menyemprotkan pupuk cair
organik, atau untuk budidaya non organik digunakan untuk menyemprotkan pestisida. Petani tidak selalu membeli alat- alat pertanian setiap kali musim
tanam, sebab setiap alat yang digunakan memiliki umur teknis lebih dari dua tahun.
Tabel. 4 . 3 Penggunaan Peralatan Usahatani Cabai Merah untuk Satu MusimTanam di Sumut, 2012 per Rata-rata Luasan Lahan
Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara, 213 diolah No
Jenis Alat Jumlah
Buah Harga
Rp Nilai
Rp Umur
Teknis Penyusutan
RpTahun 1
Cangkul 1
50.000 50.000
3 16.666
2 Sprayer
1 175.000
175.000 5
35.000 3
Kored 2
25.000 50.000
3 16.666
4 Garpu
1 15.000
15.000 3
5.000 5
Golok 1
30.000 30.000
3 10.000
6 Sabit
1 17.000
17.000 3
5.666 7
Linggis 1
100.000 100.000
5 20.000
Jumlah 159.998
Universitas Sumatera Utara
44
Penggunaan alat- alat pertanian untuk setiap budidaya, baik secara organik maupun non organik adalah sama, hanya jumlah yang dimiliki petani adalah sama,
tergantung kepemilikan luas lahan petani. Tabel 4 . 3 dan Tabel 4 . 4 Tabel. 4 . 4 Penggunaan Peralatan Usahatani Cabai Merah untuk Satu Musim
Tanam di Sumut per Hektar
Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara, 213 diolah menunjukkan nilai penyusutan peralatan pertanian yang digunakan dalam
usahatani cabai merah baik yang digunakan secara organik maupun non organik yaitu pada luasan lahan rata-rata nilai penyusutan sebesar Rp 159.998,00 per tahun.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan asumsi peralatan tersebut tidak dapat digunakan lagi setelah melewati umur teknis. Nilai
penyusutan untuk alat- alat yang digunakan pada lahan 1 ha sebesar Rp. 316.666,- Biaya yang dikeluarkan petani terdiri atas biaya tunai dan biaya
diperhitungkan. Biaya tunai untuk usahatani cabai merah non organik ini terdiri dari biaya sarana produksi seperti biaya benih, pupuk kandang, pestisida, tenaga
kerja luar keluarga, pembelian ajir bambu dan tali rafia. Sedangkan biaya yang termasuk biaya yang diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga,
No Jenis Alat
Jumlah Buah
Harga Rp
Nilai Rp
Umur Teknis Tahun
Penyusutan RpTahun
1 Cangkul
6 50.000
300.000 3
100.000 2
Sprayer 3
175.000 350.000 5
70.000 3
Kored 4
25.000 100.000
3 33.333
4 Garpu
3 15.000
45.000 3
15.000 5
Golok 3
30.000 90.000
3 30.000
6 Sabit
5 17.000
85.000 3
28.333 7
Linggis 2
100.000 200.000 5
40.000
Jumlah 316.666
Universitas Sumatera Utara
45
biaya penyusutan alat pertanian cangkul, sprayer, kored, garpu dan golok dan biaya sewa lahan.
Alokasi biaya terbesar dalam saran produksi adalah untuk pupuk kandang.
Rata-rata penggunaan pupuk kandang per luasan rata - rata lahan per musim tanam adalah 3.000 kg, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk kandang
adalah sebesar Rp 1.800.000,00. Rata-rata penggunaan pupuk kandang per hektar per musim tanam sebesar 15.000 kg. Biaya yang dkeluarkan untuk pembelian pupuk
kandang sebesar Rp 9.000.000.00. Penggunaan pupuk kandang pada budidaya non organik berbeda cara pemberiannya pada budidaya organik, dimana pemberian
pupuk pada budidaya non organik dilakukan dengan menyebar pupuk tersebut secara merata di atas lubang tanam.
Pupuk kimia yang digunakan dalam usahatani cabai merah non organik terdiri dari pupuk urea, SP36 dan KCL yang dibeli dengan harga masing- masing
Rp. 1.200,- per kilogram, Rp 1.550,00 per kilogram dan Rp 1.460,00 per kilogram. Rata- rata penggunaan pupuk kimia per luasan 1 hektar lahan dalam 1
musim tanam adalah sebanyak pupuk urea 200 kg, SP36 150 kg dan KCL 100 kg. Sedangkan pada luasan rata- rata lahan 0,2 ha pupuk yang digunakan sebanyak
40 kg untuk penggunaan urea, 30 kg untuk penggunaan SP36 dan 20 kg untuk penggunaan KCL.
Tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan dalam usahatani cabai non organik adalah untuk luasan rata- rata lahan adalah sebesar 130,4 HKP dan untuk
Universitas Sumatera Utara
46
1 hektar sebesar 300 HKP. Tenaga kerja dalam keluarga ini terdiri dari isteri atau anak- anak dari petani tersebut. Isteri atau anak- anak petani dianggap
sebagai buruh tani, sehingga isteri petani juga diberi upah seperti tenaga kerja luar keluarga.
Biaya total yang dikeluarkan petani untuk usahatani cabai merah non organik per luasan lahan rata-rata per musim tanam adalah sebesar Rp
6.503.698,00 sedangkan per hektar per musim tanam sebesar Rp 25.707.499,00. Pada rata-rata luasan lahan, pendapatan yang diperoleh atas biaya tunai sebesar
Rp 11.960.000,00 sedangkan pendapatan atas biaya total per luasan rata-rata lahan sebesar Rp. 9.096.302,00. Pada luasan lahan 1 hektar pendapatan yang diperoleh
atas biaya tunai sebesar Rp 59.172.500,00 sedangkan pendapatan atas biaya total sebesar Rp 52.365.834,00 .
4.7. Analisis Pendapatan Usahatani Cabai Merah