13
besar ialah penyakit yang disebabkan virus daun keriting TMV. Virus TMV ditularkan kutu daun. Virus tersebut merusak daun muda sehingga menjadi
keriting atau menggulung dan mengecil. Penyakit ini sampai kini belum dapat diberantas sehingga bila ada tanaman yang terserang lebih baik
dicabut dan dibuang agar tidak menular ke tanaman yang lain setiadi, 1990.
3. Pemanenan Pemungutan buah pertama dapat dilakukan setelah tanaman berumur
empat bulan. Tanaman yang baik dapat menghasilkan buah 4 - 10 ton buah per hektar. Buah cabai mempunyai pasaran yang luas, baik dalam atau luar negeri.
Dalam bentuk olahan sambal atau tepung telah dipasarkan sampai Eropa dan Amerika. Akan tetapi, harga cabai tidak stabil. Harga dapat berkisar antara
Rp.1.000, sampai Rp.15.000, per kilogram tergantung musim panen dan hari besar setiadi, 1990.
2.2 LANDASAN TEORI Teori Produksi
Pengertian produksi adalah hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat
dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output
tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi. Jadi,
Universitas Sumatera Utara
14
fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu Nasir, M. 1999.
Hubungan antara jumlah output Q dengan sejumlah input yang digunakan dalam proses produksi X1, X2, X3, ……Xn secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut: Q = f X1 X2 X3............. Xn 2.1
Keterangan: Q = output
X = input Berdasarkan fungsi produksi di atas maka akan dapat diketahui hubungan
antara input dengan output, dan juga akan dapat diketahui hubungan antar input itu sendiri.
Apabila input yang dipergunakan dalam proses produksi hanya terdiri atas modal K dan tenaga kerja L maka fungsi produksi yang dimaksud dapat diformulasikan
menjadi: Q = f K, L
Keterangan: Q = output
K = input modal L = input tenaga kerja
Fungsi produksi di atas menunjukkan maksimum output yang dapat diproduksi dengan
Universitas Sumatera Utara
15
menggunakan kombinasi alternatif dari modal K dan tenaga kerja L. Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang
disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara faktor-faktor yang dipergunakan
dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk Prajnanta, F. 2005 Secara
matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan: Y = f X1, X2, X3, ........ , Xn
Dimana Y = tingkat produksi atau output yang dihasilkan, dan X1, X2, X3, ........ , Xn adalah
berbagai faktor produksi atau input yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum, hanya bisa menjelaskan bahwa produk yng dihasilkan tergantung dari faktor-faktor
produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor produksi tersebut. Untuk dapat
memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik antara lain:
a Y = a + bX fungsi linear b Y = a +bX – cX2 fungsi kuadratis
c Y = aX1 bX2 c X3 d fungsi Cobb-Douglas
Menurut Setiadi, 1990, sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut The Law of Diminishing Return atau hukum kenaikan hasil
Universitas Sumatera Utara
16
berkurang. Hukum ini menyatakan bahwa jika penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari
setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan. Hubungan
antara produk total, produk marginal dan produk rata-rata diperlihatkan dalam gambar:
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 1. Hubungan antara PT, PM dan PR
Universitas Sumatera Utara
18
Hubungan produk dan faktor produksi yang diperlihatkan pada pada gambar 1. mempunyai lima sifat Epp Malone, 1981 yaitu:
1. Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah garis 0B, di mana produk marginal semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
2. Pada titik balik atau inflection point B terjadi perubahan dari kenaikan hasil bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal mencapai
maksimum titik B’; produk rata-rata masih terus naik. 3. Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang garis BM, di mana produk
marginal menurun; produk rata-rata masih naiksebentar kemudian mencapai maksimum pada titik C’, di mana pada titik ini produk rata-rata sama dengan
produk marginal. Setelah titik C’ produk ratarata menurun tetapi berada di atas produk marginal.
4. Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.
5. Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga negatif; produk rata-rata tetap positif. Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan
bahwa tahapan produksi seperti yang dinyatakan dalam The Law of Diminishing Return dapat dibagi ke dalam tiga tahap yaitu:
1. Produksi total dengan increasing returns, 2. Produksi total dengan decreasing returns, dan
3. Produksi total yang semakin menurun.
Universitas Sumatera Utara
19
Faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk menghasilkan produksi. Faktor produksi disebut dengan input. Faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi dibedakan menjadi 2 kelompok Soekartawi, 1990, antara lain: 1 Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit,
varietas, pupuk, obat-obatan, gulma, dan sebagainya; 2 Faktor social ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,
resiko, dan ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya. Input merupakan hal yang mutlak, karena proses produksi untuk
menghasilkan produk tertentu dibutuhkan sejumlah faktor produksi tertentu. Misalnya untuk menghasilkan jagung dibutuhkan lahan, tenaga kerja, tanaman,
pupuk, pestisida, tanaman pelindung dan umur tanaman. Proses produksi menuntut seorang pengusaha mampu menganalisa teknologi tertentu dan mengkombinasikan
berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu seefisien mungkin.
Modal dalam arti luas dan umum adalah modal petani secara keseluruhan, dengan memasukkan semua sumber ekonomi termasuk tanah di luar tenaga kerja.
Untuk menguji peran masing-masing faktor produksi, maka dari sejumlah faktor produksi kita anggap variabel, sedangkan faktor produksi lainnya dianggap konstan
Mubyarto, 1977.
Universitas Sumatera Utara
20
Teori Penetapan Harga
Menurut Ginting, P. 2006 salah satu tujuan kebijakan harga pertanian adalah menstabilkan harga produk pertanian untuk meningkatkan kegiatan usaha tani, serta
terciptanya harga pangan yang stabil bagi konsumen. Kebijakan harga pertanian dapat dilakukan melalui berbagai instrumen yaitu kebijakan perdagangan, kebijakan nilai
tukar, pajak dan subsidi serta intervensi langsung. Secara tidak langsung stabilitas harga dapat diterapkan melalui kebijakan pemasaran output dan kebijakan input.
Kebijakan input dapat dijalankan berupa subsidi harga sarana produksi yang diberlakukan pemerintah terhadap pupuk, benih, pestisida dan kredit.
Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang
diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah
dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga
tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Salah satu keputusan yang sulit dihadapi suatu usahatani adalah menetapkan harga. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap usahatani yaitu
didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan
Soekartawi, 2003.
Universitas Sumatera Utara
21
Tidak semua produsen akan memperoleh keuntungan ekonomi karena hal ini bergantung pada struktur dan biaya. Sekalipun harga sama untuk setiap produsen,
struktur beaya akan berbeda karena hal ini bergantung pada teknologi yang digunakan dan manajemen dalam melakukan produksi. Dalam hal ini akan dijumpai produsen
yang hanya memperoleh keuntungan normal di mana AC=P sehingga TC=TR. Dikatakan keuntungan normal karena produsen telah membebamkan keuntungan per
unit Q pada harga pasar yang terjadi. Dalam kasus ini P=AC Amir, 2004.
P C
AC
MC
P B
AR=MR=P
Q Q1
Gambar 2. Kurva Normal Profit
Universitas Sumatera Utara
22
Keterangan Gambar 1: a Pada harga OP, output yang dihasilkan OQ1, biaya rata-rata Q1B.
b Pada titik B, AC = MC = MR = P. c TR = Luas segi empat OQ1BP, TR = luas segi empat OQ1BP, TR = TC.
d Keuntungan = TR = TC = 0, keuntungan normal.
Salah satu metode untuk menetapkan harga jual menurut Mei, Theresia. M.H. 2006 adalah dengan metode fixed percentage margin. Di sini margin dihitung atau
ditentukan berdasarkan suatu persentase di tingkat eceran. Secara aljabar adalah sebagai berikut. Pr = Pf + M , di mana Pr adalah harga jual, Pf adalah harga di tingkat
petani, dan M adalah margin atau keuntungan.
` Pemerintah turut campur dalam perekonomian negara kita. Salah satu bentuk turut campur tangan pemerintah dalam perekonomian yaitu dalam menentukan harga
agar dianggap adil baik produsen maupun konsumen. Patokan harga yang dibuat oleh pemerintah itu tidak lain untuk mewujudkan pendekatan antara konsumen dan
produsen dalam pembentukan harga yang riil. Soekartawi 2006
Menurut Nurliah, Elly. 2002 bentuk campur tangan pemerintah tersebut adalah melalui penetapan harga eceran tertinggi, penetapan harga terendah, pajak atau
melalui subsidi. Beberapa macam harga yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu :
Harga eceran tertinggi ceiling price
Universitas Sumatera Utara
23
Harga eceran tertinggi ceiling price, adalah harga tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk melindungi konsumen. Dimana pemerintah
menetapkan harga maksimum suatu barang. Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga di atas harga maksimum tersebut.
Adanya penetapan harga eceran tertinggi menyebabkan kelebihan permintaan, yang dapat diatasi dengan impor atau usaha-usaha lain terkait peningkatan produksi
layanan jasa. Harga eceran tertinggi bertujuan untuk mencapai tingkat harga yang tidak merugikan produsen maupun konsumen. Dari uraian tersebut penetapan harga
eceran tertinggi akan memberikan pengaruh pada menurunnya harga pasar, tercipta kelebihan permintaan atau kekurangan penawaran, menurunkan kuantitas yang
diperjualbelikan, dan menurunkan penerimaan produsen.
Price Demand
Supply
Excess demand
Harga Batas Atas ceiling price
Q1 Q2
Quantity
Gambar 3. Kebijakan Harga Tertinggi ceiling price
Harga eceran terendah floor price P1
Universitas Sumatera Utara
24
Harga eceran terendah floor price adalah harga terendah yan ditetapkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk melindungi produsen. Dimana pemerintah
menetapan harga terendah khususnya pada komoditas-komoditas tertentu. Misalnya pemerintah menetapkan harga terendah pembelian gabah kering dari para petani. Para
pembeli umumnya para tengkulak tidak diperbolehkan membeli gabah di bawah harga yang telah ditetapkan pemerintah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
25
Price excess supply
Supply
Harga Batas Bawah floor price
Demand Q1 Q2
Quantity
Gambar 4. Kebijakan Harga Terendah floor price
Universitas Sumatera Utara
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang