14
kajian tersebut berhubungan dengan pengaruh pemikiran Ikhwanul Muslimin terhadap gerakan-gerakan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI
wilayah Sumatera Utara. 3.
Bagi Masyarakat luas, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pemikiran politik Ikhwanul Muslimin dan gerakan organisasi
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI, serta pengaruh pemikiran tersebut terhadap gerakan organisasi KAMMI wilayah Sumatera Utara. Khususnya
masyarakat Sumatera Utara.
F. Kerangka Teori F.1. Pemikiran Politik Islam
Politik atau siyasah mempunyai makna mengatur urusan umat manusia, baik secara dalam, maupun luar negeri. Politik dalam bahasa Arab Siyasah diambil dari kata Saasa
yang artinya memimpin, memerintah, mengatur, melatih dan memanajemen.
23
Al- Mu‟jam
Al Qonuni mengartikan kata siyasah sebagai dasar-dasar atau disiplin ilmu yang membahas tentang cara mengatur berbagai persoalan yang bersifat umum.
24
Sejak runtuhnya abad kejayaan khilafah, mulai berkembang berbagai konsep pemikiran politik barat yang ditegakkan di atas ideologi kapitalisme. Namun pada
kenyataannya umat Islam kembali tersadarkan bahwa antara agama dan kehidupan tidak dapat dipisahkan, dan bahwa memisahkan politik Islam dari kehidupan dan agama berarti
menghancurkan Islam, sistem, dan hukum-hukumnya, serta memusnahkan umat, nilai-nilai, peradaban serta risalah Islam itu sendiri.
25
Sebagaimana yang ditulis oleh Prof. Sukron
23
Farid Nu‟man Hasan. 2009. Seuntai Bunga Rampai Politik Islam: Memahami Politik Islam Secara Tekstual dan Kontekstual. Jakarta: Tuhid Media Center. Hal. 1.
24
Lihat Sukron Kamil.2013. Pemikiran Politik Islam Tematik: Agama dan Negara, Demokrasi, Civil Society, Syariah dan HAM, Fundamentalisme, dan Antikorupsi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal. 20.
25
Lihat Abdul Qadim Zallum. 2001. Pemikiran Politik Islam. Jawa Timur: Al- Izzah. Hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
15
Kamil, bahwa baik itu dalam tradisi pemikiran Islam Klasik dan pertengahan, hubungan agama dan negara merupakan sesuatu yang saling melengkapi, sehingga keduanya tidak bisa
dipisahkan. Agama membutuhkan negara, demikian juga sebaliknya. Al Mawardi misalnya mengatakan bahwa kepemimpinan politik dalam Islam didirikan untuk melanjutkan tugas-
tugas kenabian dalam memelihara agama harasah ad-din dan mengelola kebutuhan duniawiyah masyarakat siyasah al-dunya.
26
Hal ini memungkinkan umat islam kembali membangun konsepsi pemikiran islam itu sendiri.
Dalam konsepsi islam, pemikiran politik adalah pemikiran yang berkaitan dengan pengaturan dan pemeliharaan urusan umat. Aqidah Islam adalah suatu pemikiran politik, oleh
karena itu ia harus menjadi pondasi bagi pemikiran politik kaum muslimin. Aqidah Islam adalah suatu ideologi, sistem, dan din, yang termasuk didalamnya Negara. Ad din adalah
hukum Tuhan yang mengajak orang-orang yang berakal menuju inti kebaikan sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Abul Baqa dalam bukunya yang berjudul Al-Kulliyah mengartikan
kata ad-din yaitu hukum Tuhan yang diberlakukan kepada orang-orang yang berakal agar memperoleh inti kebaikan sesuai dengan kehendak mereka yang terpuji, baik berupa teori
maupun perbuatan lahir, seperti keyakinan, ilmu pengetahuan, dan shalat.
27
Perbedaan aqidah Islam dengan ideologi lain adalah bahwa Islam merupakan aqidah politik dan spiritual. Hukum-hukum dan pemikiran yang bersumber darinya menekankan
perhatiannya pada urusan dunia dan sekaligus urusan akhirat. Aqidah Islam memberikan hukum dan pemikiran yang memperhatikan semua urusan kehidupan dan hubungan manusia
didalamnya. Aqidah Islam mengatur semua urusan dan hubungan tersebut, baik yang berkaitan dengan masalah pemerintahan, ekonomi, hubungan sosial, pendidikan, politik
Lihat juga Farid Nu‟man Hasan. Op.cit. Hal. 3.
26
Sukron Kamil. Op.cit., Hal. 3.
27
Yusuf Al-Qaradhawi. 2008. Meluruskan Dikotomi Agama dan Politik: Bantahan Tuntas Terhadap Sekularisme dan Liberalisme. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
16
dalam dan luar negeri, maupun hubungan antara penguasa dan rakyatnya, serta hubungan Negara dengan negara lain. Umat Islam memeluk aqidah Islam sebagai suatu pemikiran yang
menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan; sebagai aqidah politik; sebagai dasar pemikiran intelektual
Qa‟idah fikriyah, kepemimpinan ideologis Qiyadah fikriyah dan sebagai sudut pandang yang khas dalam kehidupan. Menurut Warjio, merujuk kepada
pemikiran Sayyid Qutub, menjelaskan bahwa ketidakfahaman akan akidah Islam dalam diri umat Islam akan merusakkan kemurnian akidah mereka. Apabila akidah mereka tidak benar,
maka wujud dalam pemikiran mereka juga akan turut rusak.
28
Oleh karena itu, menyaksikan keadaan dunia yang berantakan, dilanda ketidakadilan ekonomi dan politik, perbudakan oleh
para tiran, serta hidup dalam mimpi buruk penderitaan, kehinaan, maka umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya menyelamatkan dunia dan
menyingkirkan kegelapan akibat kesesatan dan tipu muslihat, serta membawa umat manusia kepada cahaya terang kebenaran dan kebahagiaan. Umat Islam memeluk suatu pemikiran
politik tentang kehidupan, dan mereka juga menerima suatu metode thariqah untuk menerapkan pemikiran tersebut dalam kehidupan. ketika umat memiliki pemikiran yang
shahih beserta metode tersebut, maka tanpa ragu ia layak untuk menyebarluaskan kebaikan dan ideologi tersebut. Dengan demikian umat Islam tidak hanya mampu mencapai
kebangkitan sejati, tetapi juga dapat menjadi sumber kebaikan bagi orang lain serta dapat menyampaikan ideologi tersebut kepada umat manusia.
29
Berdasarkan perkembangan dan peta perpolitikannya, pemikiran politik Islam dapat dikategorikan kedalam tiga bagian, yaitu
pemikiran politik islam organik tradisional, sekuler, dan moderat.
30
28
Lihat Warjio, Ph.D. 2013. Politik Pembangunan Islam: Pemikiran dan Implementasi. Medan: Perdana Publishing. Hal. 13
29
Abdul Zallum. Op.cit., Hal. 5-6.
30
Lihat Jubair Situmorang. 2014. Model Pemikiran dan Penelitian Politik Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 25- 34.
Universitas Sumatera Utara
17
a. Tipologi Pemikiran Politik Islam Organik Tradisional
Tipoogi pemikiran ini melihat bahwa Islam adalah agama sekaligus Negara din wa daulah. Islam dan Negara merupakan dua entitas yang menyatu. Hubungan Islam dan
Negara benar-benar organik, yaitu Negara berdasarkan syariat Islam dengan ulama sebagai penasihat resmi eksekutif atau pemegang kekuasaan tertinggi. Sebagai agama sempurna, bagi
pemikir politik Islam tipologi ini, Islam bukan hanya agama dalam pengertian barat yang sekuler, melainkan juga pola hidup yang lengkap dengan pengaturan untuk segala aspek
kehidupan, termasuk politik. Tokoh yang termasuk kedalam tipologi ini adalah Rasyid Ridha 1865-1935, Sayyid Qutub 1906-1966, Abu Al-
„Ala Al Maududi 1903-1979, dan di Indonesia Muhammad Natsir.
b. Tipologi Pemikiran Politik Islam Sekuler
Kebalikan dari tipologi pertama, menurut tipologi ini Islam adalah agama yang tidak berbeda dengan agama lainnya dalam hal tidak mengajarkan cara-cara pengaturan tentang
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sebagaimana yang pernah dikemukakan oleh Syaikh Khalid Muhammad Khalid didalam kitab Ar-Rijal Haular Rasul sebelum beliau
merevisi kitab tersebut mengatakan bahwa Islam dan Negara adalah dua hal yang tidak boleh dan tidak benar untuk disatukan. Islam sama sekali tidak memiliki hak untuk mencampuri
urusan pemerintah dan negera.
31
Sesungguhnya tipologi kedua ini sama saja dengan tipologi yang pertama. Jika yang pertama terbelenggu oleh pemikiran dan praktik politik Islam klasik,
tipologi pemikiran politik Islam kedua ini terbelenggu dan terlalu terpesona oleh pemikiran nation state Barat yang modern. Tokoh- tokoh yang masuk kedalam tipologi ini adalah Ali
Abdur Raziq 1888- 1966, A. Luthfi Al-Sayyid 1872- 1963, dan di Indonesia seperti Soekarno.
31
Farid Nu‟man Hasan. Loc. Cit., Hal. 24.
Universitas Sumatera Utara
18
c. Tipologi Pemikiran Politik Islam Moderat
Tipologi pemikiran politik Islam moderat pada dasarnya menolak klaim ekstrim bahwa Islam adalah agama yang lengkap, yang mengatur semua urusan, termasuk politik. Namun
demikian, tipe ini juga menolak klaim ekstrem kedua yang menyatakan bahwa Islam tidak ada kaitannya dengan politik. Menurut tipologi ini, kendati Islam tidak menunjukkan
preferensinya pada sistem politik tertentu, dalam Islam terdapat prinsip moral atau etika bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Untuk pelaksanaanya, umat Islam bebeas memilih
sistem manapun yang terbaik. Tokoh yang termasuk kedalam tipologi ini adalah Muhammad Abduh 1862-1905, Fazlurrahman, Mohammed Arkoun, dan di Indonesia adalah Nurcholish
Madjid.
F.1.1. Prinsip- Prinsip Dasar Politik Siyasah Islam
Dalam Islam, Negara didirikan atas prinsip-prinsip tertentu yang ditetapkan Al- Qur‟an dan As-Sunnah. Prinsip pertama adalah bahwa seluruh kekuasaan alam semesta ada
pada Allah karena Dia yang telah menciptakannya. Menurut keimanan seorang Muslim, hanya Allah yang harus ditaati; orang dapat ditaati jika Allah memerintahkannya. Prinsip
kedua adalah bahwa hukum Islam ditetapkan oleh Allah dalam Al- Qur‟an dan Sunnah Nabi,
sedangkan sunnah Nabi merupakan penjelasan otoritatif tentang Al- Qur‟an.
32
Sistem politik dalam pandangan Islam adalah hukum atau pandangan yang berkaitan dengan cara mengelola urusan masyarakat agar sesuai dengan hukum Islam. Hal itu
dikarenakan politik dalam pandangan Islam adalah mengurus urusan umat dengan menerapkan hukum Islam, baik dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, Islam telah
menetapkan asas bagi sistem politiknya, yang terdiri atas empat macam:
32
Jubair Situmorang. Op.cit., Hal. 41.
Universitas Sumatera Utara
19
1. Kedaulatan di tangan
syara‟ as-siyadah li as-syar‟i 2.
Kekuasaan di tangan umat as-sulthan li al-ummah 3.
Pengangkatan khalifah untuk seluruh kaum muslimin hukumnya wajib wujub al- khalifah al-wahid li al-muslimin
4. Khalifah satu-
satunya yang berhak mengadopsi hukumsyara‟ untuk dijadikan undang- undang li al-khalifah wahdah haqq at-tabbani.
33
F.2. Teori Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang yang secara terkoordinasi bekerjasama mencapai tujuan melalui pembagian kerja dan fungsi dan melalui satu hierarki otoritas dan
tanggung jawab.
34
Talcott Parson di dalam bukunya Structure and Process in Modern Society menjelaskan bahwa organisasi adalah unit sosial pengelompokkan manusia yang sengaja
dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan- tujuan tertentu.
35
Organisasi dalam masyarakat sangatlah penting, diantaranya sebagai sarana sosial, artinya mahluk yang hidup secara berkelompok penting untuk berorganisasi demi
pergaulan. Selanjutnya sebagai sarana pemenuhan kebutuhan, melalui bantuan organisasi manusia dapat melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri.
Organisasi merupakan suatu wadah untuk mencapai tujuan yang sama serta visi dan misi yang jelas. Organisasi memegang peranan penting dalam suatu masyarakat, karena
organisasi dapat membantumengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam lingkungan dan kehidupannya. Organisasi bisa sebagai pendukung proses sosialisasi yang berjalan di sebuah
lingkungan bermasyarakat. Lebih lanjut, Keit Devis menjelaskan bahwa organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerja
33
Ibid., Hal. 43.
34
Ulber Silalahi. 2002. Pemahaman Praktis Asas-asas Manajemen. Bandung: Penerbit Mandar Maju. Hal. 195.
35
Amitai Etzioni. 1982. Organisasi-organisasi modern. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia UI-Press. Hal. 3.
Universitas Sumatera Utara
20
sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana- prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan
secara efesien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
36
Dalam organisasi terdapat tiga dimensi optimasi kerjasama organisasional yang harus dipenuhi, yaitu tujuan, orang, dan struktur organisasi. Tujuan merupakan sasaran
menyeluruh ke arah mana organisasi digerakkan. Tujuan adalah centerpiece dari tiap organisasi. Selanjutnya tujuan-tujuan harus dikomunikasikan ke bawah menurut garis dengan
ide komitmen dan kesepakatan bersama sebagai nilai, kerasionalan, fasibilitas. Daerah- daerah fungsional, unit-unit departemen individu-individu juga harus memiliki tujuan spesifik
yang dikembangkan dari tujuan sentral. Jadi sering organisasi meliputi satu kombinasi dari tujuan-tujuan daripada satu tujuan tunggal. Bahkan organisasi memiliki satu mix of goals.
Tujuan organisasi mencakup beberapa fungsi di antaranya yaitu memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan masa akan datang yang berusaha dikejar dan
diwujudkan oleh organisasi. Dengan demikian, tujuan tersebut menciptakan pula sejumlah pedoman bagi landasan kegiatan organisasi. Tujuan juga merupakan sumber legitimasi yang
membenarkan setiap kegiatan organisasi, serta tentunya eksistensi organisasi itu sendiri.
37
Dimensi kedua dalam organisasi ialah orang. orang dalam organisasi memiliki tujuan yang sama dan yang secara bersama-sama atau bekerjasama mencapai tujuan
organisasi. Akhirnya, organisasi harus memiliki struktur yang memperlihatkan pembagian kerja untuk tiap individu dan unit organisasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan memerlukan pembagian kerja dan pembagian kerja memerlukan koordinasi. Sementara pembagian keja dan koordinasi
36
Diakses melalui http:muhammadmuslihlatief91.blogspot.com20130503.31-teori-organisasi-menurut-keit-davis. pada 12 November 2015.
37
Ulber Sialalhi. Op.cit., Hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
21
dalam organisasi tampak dalam struktur organisasi. Struktur organisasi ialah pola-pola formal dari interaksi dan koordinasi yang dirancang oleh manajemen untuk menghubungkan
tugas-tugas dari individu-individu dan pembagian kelompok dalam mencapai tujuan organisasional. Jadi dalam struktur jelas pembagian kerja, hirarki otoritas dan responsibilitas
dari dan saling tergantung interdependency dari tiap anggota organisasi yang melakukan kerjasama atau tiap unit dan sub unit departemental.
38
F.2.1. Jenis- Jenis Organisasi Berdasarkan pembagiannya, organisasi dapat dibedakan bedasarkan dua bagian,
antara lain adalah sebagai berikut;
Organisasi Formal Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikat diri
dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh dari organisasi formal ini adalah perseroan terbatas, sekolah, Negara, dan lain
sebagainya. Organisasi formal cenderung relative menjadi permanen langgeng. Kebanyakan diciptakan untuk menjalankan tugasnya sepanjanjang waktu. Meskipun
organisasi formal ini dapat berubah strukturnya, keanggotaannya, dan bahkan tujuannya diwaktu yang lampau, tetapi perkembangannya dapat tetap berlangsung.
39
Organisasi Informal Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang terlibat pada
suatu aktivitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh dari organisasi informal ini adalah arisan ibu-ibu, kelompok berlajar, dan lain sebagainya. Organisasi
informal terorganisir secara bebas, fleksibel, dan tidak jelas. Begitu orang-orang
38
Ibid., Hal. 196.
39
Herbert G. Hicks, C. Ray Gullet. 1987. Organisasi: Teori dan Tingkah Laku. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 107.
Universitas Sumatera Utara
22
bersekutu satu sama lain, maka hubungan menjadi berkembang dan berkelanjutan. Hubungan tersebut dapat dikatakan organisasi informal.
40
F.2.2. Jenis- jenis Kekuatan Organisasi
Kekuatan merupakan alat yang digunakan oleh lembaga maupun organisasi untuk beraksi dalam peranan keorganisasian. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempertahankan
orientasi pandangan mengenai jenis-jenis kekuatan.
41
a. Kekuatan Fisik Jenis kekuatan yang pertama yang digunakan dalam organisasi oleh orang-orang yaitu
kekuatan phisik. Mereka yang memeiliki otoritas yang legal sering sering member jalan kepada yang mempunyai kekuatan fisik untuk melaksanakan pekerjaan mereka. Selanjutnya
penggunaan kekuatan fisik seringkali disaksikan dalam pembubaran gerombolan. Para pekerja yang melakukan pemogokan serta pihak-pihak manajemen yang kadang-kadang
melakukan tindakan fisik yang keras terhadap yang satu dan lainnya. Contoh dari organisasi ini yaitu kekuatan militer dan kepolisian.
b. Kekuatan Ekonomi Kekuatan ekonomi diusahakan dengan pemberian, janji untuk member, pemotongan,
atau ancaman pemotongan pembayaran atau benda-benda ekonomi lainnya. Kekuatan ekonomi, seperti kepemilikan kekayaan atau sumber-sumber lainnya merupakan suatu jenis
kekuatan yang demikian penting. Kekuatan ekonomipun dapat digunakan oleh para politisi
40
Ibid., Hal. 193.
41
Ibid., Hal. 400 – 404.
Universitas Sumatera Utara
23
dan para manajer yang professional yang tidak memiliki sumber-sumber terhadap penyelesaian masalahnya.
c. Kekuatan Ilmu Pengetahuan para pegawaistaf dan spesialis lainnya memiliki keahlian yang seringkali membuatnya
punya kekuatan. Selanjutnya, pemegangan tugas-tugas penting membutuhkan tingkatan pegawai yang tinggi yang penuh dengan jenis-jenis pengetahuan. Pengendalian informasi
merupakan suatu cara yang baik sehingga pengetahuan dapat dapat menjadi kekuatan. Pengenadalian mass media seperti halnya surat kabar, stasiun radio dan stasiun televise
secara jelas telah menunjukkan hal ini d. Prestasi
Singkatnya, prestasi yang penuh dengan keberhasilan akan membimbing pemimpin dalam suatu organisasi sampai pada suatu promosi atas posisikekuasaan yang lebih besar.
e. Personalitas Beberapa orang memiliki karisma, auatu personalitas yang sangat menarik yang
menguasai respek dan rasa kebanggan. Kadang-kadang perasaan cinta dan kasih sayang itu ditunjukkan. Secara luas telah diketahui bahwa para pemimpin politik dan keagamaan adalah
punya karisma. Para pemimpin dunia bisnis, pendidikan, serta organisasi lainnya biasanya memperoleh kekuasaan justru pada penampilan kepribadian mereka. Penampilan fisik dapat
merupakan hal yang penting dalam memperoleh kekuatan. f. Ideologis
Jika seseorang mempunyai suatu gagasan atau cara pemikiran, yang mempesona atau yang memuaskan kepentingan orang lain, ia bisa mendapatkan kekuasaan. Agama-agama
yang besar didunia merupakan contoh yang jelas dalam hal dalam hal kekuatan ideologis ini. serikat buruh, partai politik, dan bangsa yang dipersatukan oleh ideologi yang diekspresikan
Universitas Sumatera Utara
24
oleh para pemimpin mereka. Seorang manajer bisnis seringkali keberhasilannya ditunjang oleh sumbangan atau penarikan gagasan contohya suatu gagasan atau sebuah produk
terhadap karyawan dan para langganannya. Biasanya, dalam bentuk suatu corak organisasi, sang pemimpin muncul yang menyerukan dengan mengemukakan gagasan dengan cara yang
sebaik-baiknya.
G. Hipotesis