Pengaruh Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin Terhadap Gerakan Organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara

(1)

Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara Pertanyaan Wawancara

 Sejarah latar belakang terbentuknya KAMMI serta pendirinya.

 Sejarah KAMMI Wilayah Sumatera Utara

 Pembagian KAMMI Daerah/Komisariat yang ada di Sumatera Utara

 Perbedaan KAMMI Wilayah/Daerah/Komisariat (Bidang-bidang dan Program Kerja, fungsi, dll)

 Pemikiran politik KAMMI tentang Negara, pemerintahan, masyarakat, dll.

 Tujuan organisasi KAMMI secara umum.

 Apakah ada kader KAMMI yang sudah terjun ke dunia politik?

 Sebagai organisasi pergerakan, KAMMI tentu memiliki kiblat yang dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan KAMMI ketika beraktivitas. Bisakah anda sebutkan organisasi apa yang mengilhami pemikiran KAMMI? Apakah termasuk didalamnya Ikhwanul Muslimin?

 Apakah buku-buku karya Hasan Al-Banna, Sayyid Qutb, maupun Ikhwanul Muslimin merupakan bacaan wajib bagi kader KAMMI Wilayah Sumatera Utara?

 Apakah pimpinan KAMMI Wilayah Sumatera Utara maupun KAMMI diseluruh Indonesia ada yang alumni Timur Tengah?

 Mengapa KAMMI Wilayah Sumatera Utara menentang penggulingan presiden Mesir, Muhammad Mursi?

 Bagaimana pendapat anda mengenai status Ikhwanul Muslimin saat ini yang ditetapkan sebagai organisasi terlarang?


(2)

Jawaban Pertanyaan Wawancara

 Sejarah pendirian KAMMI di Indonesia dilatarbelakangi oleh beberapa hal, diantaranya ialah adanya krisis multidimensi pada tahun 1998, adanya normalisasi kehidupan kampus, karena saat itu mahasiswa dilarang beraktivitas secara berkelompok secara berlebihan, adanya tuntutan gerakan-gerakan mahasiswa yg peduli terhadap kondisi bangsa saat itu, terutama mahasiswa yang terdiri dari UKM dan LDK. Hal tersebutlah yang menyebabkan pada tanggal 29 maret 1998 seluruh LDK melakukan pertemuan yang diadakan di universitas Muhammadiyah Malang. Deklarator yang mendirikan KAMMI adalah Fahri Hamzah. (wawancara dengan

Bapak Supandi selaku ketua umum KAMMI Wilayah Sumatera Utara dan Bapak Afri Darmawan selaku pengurus Dewan Majelis Pertimbangan Wilayah)

 Di Sumatera Utara KAMMI terbentuk tahun 1999. Pada awal mulanya disebarkan oleh mahasiswa sumatera utara yang kuliah di jawa, kemudian kembali ke Sumatera Utara. Di Sumatera Utara sendiri, pendiri KAMMI yang pertama adalah Ikri Mahamidi, sekaligus menjadi ketua umum KAMMI pertama di Sumatera Utara.

(wawancara dengan bapak Supandi selaku ketua umum KAMMI wilayah Sumatera Utara dan bapak Afri Darmawan selaku pengurus Dewan Majelis Pertimbangan Wilayah)

 KAMMI memiliki hierarkhi organisasi. Untuk tataran kampus, KAMMI disebut dengan KAMMI Komisariat. Diatas KAMMI Komisariat terdapat KAMMI Daerah, sedangkan diatas KAMMI daerah terdapat KAMMI Wilayah. Untuk KAMMI wilayah, tentu saja KAMMI Wilayah Sumatera Utara. KAMMI Daerah adalah KAMMI Daerah Medan. Sedangkan KAMMI Komisariat terdiri dari Kota Medan (12 Komisariat) Siantar (1 Komisariat), Simalungun (1 Komisariat), Dairi (1 komisariat), Padang Sidempuan (1 Komisariat), Padang Lawas (1 Komisariat), Labuhan Batu (2 Komisariat), Mandailing Natal (1 Komisariat), dan Langkat (1 Komisariat). Untuk pembagian tugasnya, KAMMI Komisariat mengelola lingkungan kampus. Sedangkan KAMMI Daerah mengelola berbagai KAMMI komisariat, sedangkan KAMMI Wilayah sebagai koordinasi dan supervisi. Untuk program kerja diserahkan kepada masing-masing komisariat berdasarkan kebutuhan kampus. Adapun bidang-bidang yangg wajib ada empat, yakni departemen kaderisasi, departemen kebijakan public,


(3)

bapak Supandi selaku ketua umum KAMMI Wilayah Sumatera Utara dan bapak afri Darmawan selaku pengurus Dewan Majelis Pertimbangan Wilayah)

 KAMMI Wilayah Sumatera Utara tidak memiliki secara teoritis mengenai konsep kenegaraan, pemerintahan, dan lain-lain. Hal itu dikarenakan, konsentrasi organisasi KAMMI bukanlah kepada konsep atau bentuk Negara, pemerintahan, dan lain sebaginya, namun lebih kepada nilai- nilai positif yang terkandung dalam konstitusi di suatu Negara tersebut, dalam hal ini di Indonesia. Dalam pandangan organisasi KAMMI, bentuk Negara islam (khilafah) bukanlah menjadi suatu keharusan. Jika melihat kepada sejarah Negara islam, bentuk Negara berbeda-beda satu sama lain, mulai dari khilafah, kerajaan, demokrasi, dan lain sebagainya. (wawancara dengan

bapak supandi, selaku ketua umum KAMMI Wilayah Sumatera Utara)

 Tujuan organisasi KAMMI dapat dilihat melalui visi KAMMI, yaitu “KAMMI adalah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader- kader pemimpin dalam

upaya mewujudkan bangsa dan Negara islami”. Fokus KAMMI adalah membina

keislaman para mahasiswa sehingga terwujud bangsa dan Negara yang islami. Adapun Negara dan bangsa yang islami yang dimaksudkan disini bukanlah mendirikan khilafah (Negara Islam), tetapi lebih kepada sebuah Negara yang madani, dan KAMMI hadir adalah untuk memperbaiki bangsa dan Negara indonesia dari hal terkecil sekalipun. (wawancara dengan bapak supandi selaku ketua umum

KAMMI Wilayah Sumatera Utara dan bapak Afri Darmawan selaku pengurus Dewan Majelis Pertimbangan Wilayah)

 Jika berbicara data, tentu ada alumni KAMMI yang telah terjun kedalam dunia politik, baik itu ditingkat pemerintahan sumatera utara, maupun dipemerintahan pusat.

(wawancara dengan bapak supandi selaku ketua umum KAMMI Wilayah Sumatera Utara dan Bapak Afri Darmawan selaku pengurus Dewan Majelis Pertimbangan Wilayah)

 jika dikatakan berpengaruh, maka saya harus mengakui ada pengaruhnya sedikt banyak. Hal itu dikarenakan KAMMI merasa pemikiran-pemikiran Ikhwanul


(4)

Muslimin baik dalam bidang politik maupun kegamaan cukup baik dan layak untuk dipejarai. Selain itu juga Kader KAMMI diwajibkan membawa buku-buku karya Hasan Al-Banna dan Sayyid Qutb. Namun untuk tujuan akhir mendirikan Negara khilafah, tujuan KAMMI tidak sampai kepada pendirian khilafah. Apapun sistem Negara tersebut, KAMMI mendukung saja, selama nilai dan norma yang terkandung dalam sistem tersebut positif. (wawancara dengan bapak Supandi selaku ketua

umum KAMMI Wilayah Sumatera utara)

 KAMMI bersikap bahwa presiden Mesir dipilih secara demokrasi, namun digulingkan dengan cara yang tidak sesuai dengan konstitusi. Selain itu juga, Muhammad Mursi bukanlah seseorang yang jahat. Jadi bukan karena ada hubungan, atau bukan karena Muhammad Mursi anggota Ikhwanul Muslimin. Kebetulan saja Muhammad Mursi yang menjadi korban, kalau seandainya terjadi di Malaysia, mungkin KAMMI akan bertindak sama. KAMMI ingin menyampaikan kepada dunia, hormati demokrasi.

(wawancara dengan bapak supandi selaku ketua umum KAMMI Wilayah Sumatera Utara)

 Mengenai status Ikhwanul Muslimin, menurut saya itu hanya tergantung kepada kepentingan penguasa saja. jika penguasa tersebut merasa terancam dengan kehadiran Ikhwanul Muslimin, maka organisasi tersebut dilarang, demikian pula sebaliknya. (wawancara dengan bapak supandi selaku ketua umum KAMMI

Wilayah Sumatera Utara dan bapak Afri Darmawan selaku pengurus Dewan Majelis Pertimbangan Wilayah)


(5)

Pengaruh Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin Terhadap Gerakan Organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama/Stambuk :

2. Usia :

3. Alamat Sekarang : 4. Jenis Kelamin : 5. Pendidikan Terakhir : 6. KAMMI Komisariat : 7. Jabatan di KAMMI : 8. Masa Jabatan di KAMMI : II. Pertanyaan

Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin

1. Apakah agama Islam mengandung nilai- nilai universal yang mengatur semua aspek kehidupan?

a. Iya b. Tidak

2. Apakah umat Islam diwajibkan untuk memilih seorang pemimpin yang beragama Islam?

a. Iya b. Tidak

3. Apakah sistem khilafah dalam suatu Negara adalah yang terbaik menurut anda daripada sistem lainnya (demokrasi, otoriter, dan lain-lain)?

a. Iya b. Tidak

Alasan anda memilih Iya/Tidak!

Gerakan Organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara

1. Apakah anda saat ini mengikuti kegiatan tarbiyah (usrah, mentoring)?

a. Iya b. Tidak

2. Apakah anda pernah tergabung dalam aksi KAMMI Wilayah Sumatera Utara?

a. Iya b. Tidak

3. Apakah anda mengetahui sekilas mengenai Hasan Al-Banna atau Ikhwanul Muslimin?

a. Iya b. Tidak


(6)

III. Petunjuk Pengisian

Berilah tanda √ (Contreng) pada pernyataan yang anda anggap paling sesuai. Setiap responden hanya

memiliki satu jawaban. Keterangan:

SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin

No. PERNYATAAN SS S TS STS

1 Islam adalah agama yang kaffah (Menyeluruh). Oleh karena itu Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia baik dunia maupun akhirat.

2 Umat Islam harus saling tolong menolong atau saling membela meskipun berbeda Negara.

3 Karena sistem Islam yang bersifat Universal, maka seharusnya yang diterapkan adalah sistem Khilafah.

4 Untuk mendirikan Negara atau pemerintahan yang Islami, usaha yang dilakukan dapat melalui perbaikan individu, rumah tangga, masyarakat, dan Negara.

5 Salah satu usaha untuk memperbaiki Individu Muslim agar memiliki karakter kebangsaan salah satunya adalah dengan menjalankan pola atau sistem usrah (tarbiyah dan mentoring). 6 Al-Qur‟an mengandung nilai-nilai universal, termasuk didalamnya

halal dan haram. Oleh sebab itu sebaiknya hukum yang diterapkan (UU) harus berdasarkan Al- Qur‟an.

7 Seorang pemimpin disuatu Negara haruslah seseorang yang beragama Islam.

8 Syura‟ merupakan cara yang tepat untuk mengambil keputusan, baik dalam kehidupan masyarakat maupun bernegara.

9 Umat Islam harus melakukan Amar ma‟ruf Nahi Mungkar (mengerjakan kebaikan dan mencegah kejahatan) untuk menciptakan Negara yang madani.

10 Untuk mewujudkan Negara Islami, umat Islam harus masuk kedalam dunia politik.


(7)

Gerakan Organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara

No. PERNYATAAN SS S TS STS

1 Tarbiyah merupakan salah satu kegiatan/aktivitas KAMMI Wilayah Sumatera Utara dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan yang bernuansa islami di Sumatera Utara.

2 Sebagai Organisasi Islam, KAMMI Wilayah Sumatera Utara harus terlibat dalam melakukan Aksi terkait kondisi di Palestina, dengan tujuan membantu umat Islam di Palestina.

3 KAMMI Wilayah Sumatera Utara termasuk orang-orang yang menentang penggulingan terhadap presiden Mesir, yakni Muhammad Mursi pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan keteladan Mursi sebagai umat Islam dan pemimpin yang beragama Islam. 4 Dalam mengambil keputusan berorganisasi KAMMI Wilayah

Sumatera Utara selalu mendahulukan syura‟.

5 Pembentukan KAMMI salah satunya adalah untuk melakukan amar

ma‟ruf nahi mungkar, dengan tujuan agar tercipta Negara yang madani.

6 Kepada para mahasiswa Yang merindukan kejayaan Kepada rakyat yang kebingungan Dipersimpangan jalan

Apakah anda setuju lirik lagu diatas merupakan salah satu lagu yang sering dibawakan KAMMI ketika melakukan aksi turun kejalan? 7 Dalam melakukan aktivitas (aksi, pelatihan, audiensi, seminar,

diskusi dll), landasan berfikir KAMMI Wilayah Sumatera Utara adalah berdasarkan pada Al-Qur‟an dan Hadist.

8 KAMMI Wilayah Sumatera Utara memiliki media (Web, brosur, majalah dan lain-lain) untuk menyampaikan nilai-nilai Politik dan keislaman di Masyarakat.

9 KAMMI Wilayah Sumatera Utara melakukan berbagai pelatihan dengan tujuan membentuk tokoh-tokoh pemimpin bangsa kedepannya.

10 Aktivitas diskusi merupakan sarana KAMMI Wilayah Sumatera Utara untuk menambah pengetahuan politik terkini serta audiensi dengan pemerintah daerah.


(8)

LAMPIRAN 3

MASTER DATA VARIABEL X

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 37

2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 38

3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 37

4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

5 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 33

6 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38

7 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 36

8 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38

9 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 33

10 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 36

11 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 36

12 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 38

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

15 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 36

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

18 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 35

19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

20 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 36

21 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 38

22 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

23 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 33

24 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 38

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

33 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

34 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

35 4 4 1 4 4 3 4 3 4 3 34

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

37 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 38

38 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 38

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40


(9)

42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38

45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

46 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 34

47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38

48 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 36

49 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 32

50 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

52 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 35

53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

57 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 34

58 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 35

59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

60 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 36

61 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 36

62 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 37

63 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 34

64 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39

65 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 38

66 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 33

67 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 35

68 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

71 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 37

72 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 37

73 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 37

74 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 37

75 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 35

76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

77 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

78 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 32

79 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

80 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 35

81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

82 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40


(10)

85 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 34

86 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

87 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

90 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 36

91 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 33

92 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 32

93 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29

94 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 36

95 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 35

96 4 4 2 4 4 2 4 3 3 3 33

97 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

98 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29

99 4 4 2 4 3 2 3 3 3 3 31

100 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 31

MASTER DATA VARIABEL Y

NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 36

2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 37

3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 35

4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

6 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 31

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

8 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

9 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 30

10 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

11 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39

12 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 37

13 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

14 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 36

15 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 34

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

17 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37

18 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 31

19 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 38

20 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 32

21 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 35

22 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

23 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 32


(11)

26 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 37

27 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 37

28 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 37

29 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 33

30 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 34

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

33 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38

34 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31

35 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 38

36 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 35

37 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

38 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

40 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31

41 4 3 4 4 4 2 2 2 2 3 30

42 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 35

43 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 35

44 4 4 4 4 4 2 1 2 2 3 30

45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

46 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 37

47 3 4 4 4 4 1 1 2 3 4 30

48 4 3 3 4 4 1 1 2 1 3 26

49 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31

50 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 38

51 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 36

52 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 33

53 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 37

54 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 37

55 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 36

56 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 36

57 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 34

58 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 33

59 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

60 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38

61 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

63 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 34

64 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 37

65 4 4 1 3 3 2 3 3 3 3 29

66 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 30

67 3 3 3 4 4 1 2 3 4 3 30


(12)

69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

70 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

71 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 33

72 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 37

73 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 36

74 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 37

75 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 35

76 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

77 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

78 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

79 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 38

80 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 37

81 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 35

82 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 35

83 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 34

84 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 37

85 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35

86 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

87 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

88 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

89 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38

90 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

91 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 32

92 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 32

93 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

94 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38

95 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 37

96 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

97 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

98 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 35

99 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 35


(13)

Correlations

PEMIKIRAN POLITIK IKHWANUL

MUSLIMIN

GERAKAN ORGANISASI

KAMMI

PEMIKIRAN POLITIK IKHWANUL MUSLIMIN

Pearson Correlation 1 .466**

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

GERAKAN ORGANISASI KAMMI

Pearson Correlation .466** 1 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .466a .217 .209 3.10080

a. Predictors: (Constant), PEMIKIRAN POLITIK IKHWANUL MUSLIMIN

b. Dependent Variable: GERAKAN ORGANISASI KAMMI

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 260.734 1 260.734 27.118 .000b

Residual 942.266 98 9.615

Total 1203.000 99

a. Dependent Variable: GERAKAN ORGANISASI KAMMI


(14)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 16.447 3.634 4.526 .000

PEMIKIRAN POLITIK

IKHWANUL MUSLIMIN .514 .099 .466 5.207 .000

a. Dependent Variable: GERAKAN ORGANISASI KAMMI

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items


(15)

Buku

Adam, Ian .2004. Ideologi Politik Mutakhir: Konsep, Ragam, Kritik, dan masa depannya. Yogyakarta:Penerbit Qalam.

Banna, Al, Hasan. 1997. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin Jilid 1. Solo: Intermedia Etzioni, Amitai. 1982. Organisasi-organisasi modern. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

(UI-Press).

Hadari, Nawawi. 2001. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hasan Nu‟man, Farid. 2009. Seuntai Bungan Rampai Politik Islam: Memahami Politik Islam

Secara Tekstual dan Kontekstual. Jakarta: Tuhid Media Center.

Hicks, G, Herbert. Gullet. Ray C. 1987. Organisasi: Teori dan Tingkah Laku. Jakarta: Bumi Aksara.

Horrison, Lisa. 2007. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Prenada Media Group.

Huda Noor. 2007. Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Iqbal, Muhammad. Nasution, Husein, Amin. 2010. Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Jurdi, Syarifuddin. 2008. Pemikiran Politik Islam di Indonesia: Pertautan Negara, Khilafah, Masyarakat Madani dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kamil, Sukron.2013. Pemikiran Politik Islam Tematik: Agama dan Negara, Demokrasi, Civil Society, Syariah dan HAM, Fundamentalisme, dan Antikorupsi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(16)

MN, Nasruddin. Marlianto, Eddy. 2008. Statistika. Medan: Usu Press.

Moleng, Lexi. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group. Nazir, Mohammad. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Qaradhawi, Al, Yusuf. 2008. Meluruskan Dikotomi Agama dan Politik: Bantahan Tuntas Terhadap Sekularisme dan Liberalisme. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Rifa‟I, Moh. 1998. Risalah Tuntunan Sholat Lengkap. Semarang: PT Karya Toha Putra. Rochaety, Ety. Dkk. Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Penerbit Mitra

Wacana Media.

Ruslan, Mu‟iz, Abdul. 2000. Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin; Studi Analisis Evaluatif

terhadap Proses Pendidikan Politik “IKHWAN” untuk Para Anggota Khususnya, dan

Seluruh Masyarakat Mesir Umumnya, dari Tahun 1028 hingga 1954. Solo: Era Intermedia.

Silalahi, Ulber. 2002. Pemahaman Praktis Asas-asas Manajemen. Bandung: Penerbit Mandar Maju.

Sitepu, P, Anthonius. 2012. Studi Ilmu Politik..Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sitomorang, Jubair. 2014. Model Pemikiran dan Penelitian Politik Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.

Tahqiq, Nanang. 2004. Politik Islam. Jakarta: Prenada Media.

Trihendri, Cornelius. 2005. Step by Step Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Andi Offset. Sugiono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Warjio, 2013. Politik Pembangunan Islam: Pemikiran dan Implementasi. Medan: Perdana Publishing.

Widyarsa, Riza, Mohammad. Dkk. 2011. “Pengaruh Ideologi Politik Islam terhadap Partai Politik di Indonesia. Studi Kasus


(17)

Partai Keadilan Sejahtera”. Jurnal Al- Azhar Seri Pranata Sosial. Volume 1 nomor 1 tahun 2011.

Situs Internet

https://agendapamel.wordpress.com/politik-islam/pemikiran-politik-ikhwanul-muslimin/ pada 10 November 2015

https://eprints.uns.ac.id/8648/4/91800308200902404.pdf. Diakses pada 13 November 2015.

Miftahuddin. 2008. “Pengaruh Ideologi Ikhwanul Muslimin terhadap Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia”. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2008.

Sutarno, Anok. 2008. “Pengembangan Kepribadian Islam Mahasiswa: Studi Atas Konsep Muslim Negarawan dalam Buku Manhaj Kaderisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)”. Skripsi Universitas Islam Negerei Sunan Kalijaga. http//repository.uinsk.ac.id/123456789/18485/3/UNINSUNANKALIJAGA.pdf. pada 16 November 2015 pukul 22.30 Wib.

Wibinso, Nuansa, Adhe. 2011. “Perjuangan Politik Al-Ikhwan Al-Muslimun dalam Melawan Rezim Otoritarianisme di Mesir Pada Era Gamal Abdul Nasser sampai Husni Mubarak (1954-2011)”. Skripsi Fakultas Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada.

http//repository.ugm.ac.id/dspace/bitsream/123456789/18485/1/Adhe.pdf, Diakses pada 15 November 2016 pukul 23.25 Wib.

Dokumen Organisasi

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KAMMI Buku Indeks Jati diri Kader KAMMI.


(18)

B.2. Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin dan Gerakan Organisasi KAMMI

B.2.1. Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin (Variabel x)

Untuk melihat pemikiran politik Ikhwanul Muslimin yang mengatakan bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia baik itu didunia maupun di akhirat, maka peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

Tabel 3.5.

Jawaban Responden bahwa Islam mengandung nilai-nilai universal, yakni mengatur seluruh aspek kehidupan

apakah islam mengandung nilai-nilai universal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 1 1.0 1.0 1.0

Ya 99 99.0 99.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Tabel 3.5. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya bahwa Islam mengandung nilai-nilai universal yang mengatur seluruh aspek kehidupan, yakni sebanyak 99 orang menjawab Ya (99%), dan sebanyak 1 orang menjawab tidak (1%).

Selanjutnya untuk melihat pemikiran politik Ikhwanul Muslimin yakni yang mengemukakan bahwa seorang pemimpin harus seseorang yang beragama Islam, maka peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut:


(19)

Jawaban responden bahwa umat Islam harus memilih seorang pemimpin yang beragama Islam

apakah umat islam diwajibkan memilih pemimpin yang beragama islam

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 1 1.0 1.0 1.0

Ya 99 99.0 99.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Tabel 3.6. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya bahwa umat Islam diwajibkan untuk memilih seorang pemimpin yang beragama Islam, yakni sebanyak 99 orang menjawab Ya (99%), dan sebanyak 1 orang menjawab Tidak (1%).

Selanjutnya, untuk melihat pemikiran politik Ikhwanul Muslimin tentang bentuk Negara khilafah, maka peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

Tabel 3.7

Jawaban Responden tentang apakah sistem khilafah adalah yang terbaik daripada sistem lainnya, seperti demokrasi, otoriter, dan lain sebagainya

apakah pendirian khilafah adalah yang terbaik?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 24 24.0 24.0 24.0

Ya 76 76.0 76.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Tabel 3.7. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya bahwa sistem khilafah merupakan sistem yang terbaik daripada sistem yang lainnya, seperti demokrasi,


(20)

otoriter, dan lain-lain. Hal ini terlihat yakni sebanyak 76 orang menjawab Ya (76%), dan sebanyak 24 orang menjawab Tidak (24%). Sistem khilafah yang dimaksudkan oleh Hasan Al-Banna yang dalam hal ini merupakan seorang pendiri IM adalah proses penyatuan seluruh umat Islam didunia dengan satu orang pemimpin utama, namun tidak menghilangkan peran Negara. Hanya saja peran dan fungsi Negara sangat kecil. Beberapa responden menjawab tidak setuju dengan pendirian Negara khilafah di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh beberapa alasan seperti kemajemukan umat Islam di Indonesia, serta nilai- nilai yang terkandung dalam pancasila juga sudah mengandung nilai- nilai spiritual, seperti yang terdapat dalam butir pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada dasarnya mereka juga tidak menganggap bahwa sistem demokrasi yang terbaik, namun mereka mengatakan jika nilai- nilai yang terkandung didalamnya positif, maka tidak ada salahnya jika diterapkan. Sedangkan mayoritas Responden lainnya yang setuju dengan pendirian sistem khilafah dikarenakan universalitas Islam, yaitu bahwa Islam mencakup seluruh aspek kehidupan.

Selanjutnya, Hasan Al-Banna mengemukakan bahwa diperlukan cara atau strategi yang dapat dilakukan untuk menciptakan Negara dan pemerintahan yang islami. Adapun salah satu cara tersebut adalah dengan melalui perbaikan individu, perbaikan rumah tangga, masyarakat, serta Negara. Selanjutnya, untuk mencapai hal-hal diatas, maka cara konkret yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk pola usrah (tarbiyah). Untuk melihat hal tersebut, maka peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut:


(21)

Jawaban Responden bahwa salah satu usaha untuk memperbaiki individu Muslim agar memiliki karakter kebangsaan salah satunya adalah dengan menjalankan

pola usrah (tarbiyah, mentoring, liqo”)

usaha untuk memperbaiki individu muslim adalah dengan tarbiyah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

S 31 31.0 31.0 31.0

SS 69 69.0 69.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Tabel 3.8. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab sangat setuju jika dikatakan bahwa cara yang tepat untuk memperbaiki individu muslim adalah dengan menjalankan pola usrah, yakni Sangat setuju sebanyak 69 orang (69%), Setuju sebanyak 31 orang (31%), Tidak setuju sebanyak 0, Sangat Tidak Setuju sebanyak 0.

Selanjutnya, Hasan Al-Banna juga mengemukakan bahwa Islam memiliki universalitasnya. Artinya semua aspek kehidupan diatur dalam Islam, sehingga seharusnya yang menjadi landasan dalam berkehidupan harus berdasarkan Al-Qur‟an dan Sunnah, termasuk undang-undang yang berlaku utamanya harus berdasarkan Al‟Qur‟an, yakni seperti yang telah dijelaskan dalam Bab II. Untuk melihat hal tersebut maka peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut:


(22)

Tabel 3.9

Jawaban responden bahwa Al-Qur’an mengandung nilai-nilai universal, termasuk didalamnya halal dan haram. Oleh sebab itu sebaiknya hukum yang

diterapkan (UU) harus berdasarkan Al-Qur’an

Al Qur'an universal, oleh sebab itu hukum (uu) harus berdasarkan Al Qur'an

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

TS 4 4.0 4.0 4.0

S 29 29.0 29.0 33.0

SS 67 67.0 67.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Tabel 3.9. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab sangat setuju jika dikatakan bahwa Al-Qur‟an mengandung nilai- nilai universal dan seharusnya hukum yang diterapkan (UU) harus berdasarkan Al-Qur‟an, yakni Sangat setuju sebanyak 67 orang (67%), Setuju sebanyak 29 orang (29%), Tidak setuju sebanyak 4 orang (4%), Sangat Tidak Setuju sebanyak 0.

Alasan minoritas Responden menjawab tidak setuju jika Al-Qur‟an dijadikan sebagai hukum (UU) di Indonesia dikarenakan kemajemukan agama di Indonesia. Namun dapat pula di analisis mengapa banyak yang tidak setuju dengan pendirian sistem khilafah (berdasarkan tabel 3.7), namun sedikit yang tidak setuju dengan diberlakukannya Al-Qur‟an sebagai UU. Adapun alasan tersebut dapat dijawab dengan analisis sederhana, yaitu bahwa kebanyakan Responden menginginkan Al-Qur‟an menjadi sumber hukum di Indonesia karena nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur‟an secara keseluruhan positif dan dapat dijadikan pedoman. Namun meskipun demikian, bukan berarti pemberlakuan Al-Qur‟an sebagai sumber hukum di iringi dengan pendirian Negara khilafah, karena bagi mereka yang terpenting adalah nilai- nilai positif yang terkandung dalam sistem itu sendiri.


(23)

Untuk melihat gerakan organisasi KAMMI di Sumatera Utara mengenai aktivitas Usrah, maka peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

Tabel 3.10

Jawaban Responden apakah anda saat ini mengikuti tarbiyah, mentoring, Halaqoh, Liqo

apakah anda mengikuti kegiatan tarbiyah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 100 100.0 100.0 100.0

Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Tabel 3.10. menggambarkan bahwa seluruh Responden menjawab Ya, yakni mereka saat ini mengikuti pola usrah (Tarbiyah, mentoring, Halaqoh, liqo‟), yaitu sebanyak 100 orang (100%). Berdasarkan hasil olahan Software SPSS diatas maka sedikit banyak dapat pula dilihat terdapat konsep- konsep tarbiyah didalam pengkaderan KAMMI Wilayah Sumatera Utara. hal ini bersamaan dengan pemikiran IM dan juga merupakan aktivitas IM.

Selanjutnya untuk melihat apakah kader KAMMI di Sumatera Utara mengetahui mengenai Hasan Al-Banna atau Ikhwanul Muslimin, maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut:


(24)

Tabel 3.11

Jawaban responden tentang apakah mengatahui sekilas mengenai Hasan Al-Banna atau Ikhwanul Muslimin

Apakah anda tahu tentang Hasan Al-Banna dan Ikhwanul Muslimin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 3 3.0 3.0 3.0

Ya 97 97.0 97.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Tabel 3.11. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya, yakni mereka mengetahui mengenai Hasan Al-Banna maupun Ikhwanul Muslimin, yaitu sebanyak 96 orang menjawab Ya (96%), dan 3 orang menjawab Tidak (3%).

Selanjutnya untuk melihat gerakan organisasi KAMMI di Sumatera Utara berupa aksi serta hubungannya dengan kepemimpinan umat, maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut:


(25)

Jawaban responden mengenai aksi KAMMI di Sumatera Utara yang menolak penggulingan terhadap mantan presiden Mesir, yakni Muhammad Mursi karena

keteladanan kepemimpinan yang beragama Islam

KAMMI menentang penggulingan presiden Mesir, M. Mursi, karena keteladanannya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

STS 1 1.0 1.0 1.0

S 48 48.0 48.0 49.0

SS 51 51.0 51.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Tabel 3.12. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, yakni mereka mengetahui mengenai Hasan Al-Banna maupun Ikhwanul Muslimin, yaitu sebanyak 51 orang menjawab Sangat Setuju (51%), sebanyak 48 orang menjawab Setuju (48%), 1 orang Sangat Tidak Setuju (1%), serta 0 menjawab Tidak setuju. Adapun alasan Responden yang menjawab tidak ialah karena menurut mereka, penolakan terhadap penggulingan mantan presiden Mesir, yakni Muhammad Mursi bukan saja karena keteladanan Mursi sebagai pemimpin, namun juga karena penggulingan yang terjadi di Mesir tidak sesuai dengan konstitusi Mesir.

Selanjutnya untuk mengetahui proses pengambilan keputusan organisasi KAMMI di Sumatera Utara dalam melakukan berbagai gerakan atau aktivitas maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut:


(26)

Tabel 3.13

Jawaban Responden terkait dengan pengambilan keputusan KAMMI di Sumatera Utara senantiasa mendahulukan syura’(Musyawarah)

organisasi KAMMI selalu mendahulukan syuro

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

S 32 32.0 32.0 32.0

SS 68 68.0 68.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Tabel 3.13. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, yakni bahwa organisasi KAMMI di Sumatera Utara senantiasa mendahulukan syura dalam mengambil suatu keputusan ketika akan melakukan gerakan atau aktivitas, yaitu sebanyak 68 orang menjawab Sangat Setuju (68%), sebanyak 32 orang menjawab Setuju (32%), 0 Tidak Setuju (0%), serta 0 menjawab Sangat Tidak Setuju (0%).

Selanjutnya untuk mengetahui landasan organisasi KAMMI di Sumatera Utara dalam bergerak, seperti pada saat melakukan aksi, seminar, pelatihan dan lain sebagainya, maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut:


(27)

Jawaban responden terkait dengan landasan berfikir KAMMI di Sumatera Utara dalam melakukan gerakan (aksi, pelatihan, seminar, dll.) adalah Al-Qur’an dan

Hadist

dalam melakukan aktivitas, landasan berfikir KAMMI adalah Al-Qur'an dan Hadist

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

STS 3 3.0 3.0 3.0

TS 2 2.0 2.0 5.0

S 33 33.0 33.0 38.0

SS 62 62.0 62.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Tabel 3.14. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, yakni bahwa landasan organisasi KAMMI di Sumatera Utara dalam melakukan aktivitas seperti aksi, seminar, diskusi, dan lain-lain berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadist, yaitu sebanyak 62 orang menjawab Sangat Setuju (62%), sebanyak 33 orang menjawab Setuju (33%), 2 orang Tidak Setuju (2%), serta 3 orang menjawab Sangat Tidak Setuju (3%). Alasan Responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah bahwa menurut mereka, terkadang bukan hanya Al-Qur‟an dan Hadist saja yang menjadi landasan berfikir utama KAMMI dalam melakukan gerakan atau aktivitas, melainkan kondisi sosial dan politik saat itu juga mempengaruhi KAMMI dalam melakukan aktivitas dan gerakan, termasuk juga adanya pemikiran-pemikiran maupun ideologi lain yang dirasa selaras dengan pemikiran serta gerakan KAMMI.

Selanjutnya untuk melihat gerakan dakwah dan politik KAMMI di Sumatera Utara terhadap masyarakat melalui berbagai alat, seperti web, browser, majalah, dan lain sebagainya, maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut:


(28)

Tabel 3.15

Jawaban Responden terkait dengan KAMMI di Sumatera Utara memiliki media informasi seperti Web, Browsur, Majalah, untuk menyampaikan nilai- nilai politik dan

agama kepada masyarakat

KAMMI memiliki media (web, browsur, majalah, dll) untuk menyampaikan informasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

TS 4 4.0 4.0 4.0

S 42 42.0 42.0 46.0

SS 54 54.0 54.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Tabel 3.15. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, yakni bahwa KAMMI di Sumatera Utara memiiki media yang dapat dijadikan sebagai alat dalam menyampaikan informasi baik itu dibidang politik maupun keagamaan, yaitu sebanyak 53 orang menjawab Sangat Setuju (53%), sebanyak 42 orang menjawab Setuju (42%), 4 orang Tidak Setuju (4%), serta 0 orang menjawab Sangat Tidak Setuju (0%).

C. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah suatu uji yang digunakan untuk melihat apakah instrument penelitian memerlukan instrument yang handal dan dapat dipercaya. Reliabilitas dapat diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan reliability analisis dengan SPSS 20. Jika Alpha Cronbach ≥ 0.6 dikatakan reliable, sebaliknya jika Alpha Cronbach ≤ 0.6 maka dikatakan tidak reliable.


(29)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.865 20

Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Berdasarkan tabel 3.16 diatas, maka didapatkan Alpha Cronbach adalah 0.865 ≥ 0.6. sehingga dapat simpulkan bahwa data reliable atau dapat dipercaya.

D. Korelasi product Moment

Korelasi Product Moment merupakan sistilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier (searah bukan timbal balik) antara dua variabel atau lebih. Untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara variabel x (Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin) sebagai variabel bebas dengan variabel Y (Gerakan Organisasi KAMMI di Sumatera Utara) sebagai variabel terikat yang berskala interval (scale). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negative (-). Angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1 dengan ketentuan jika angka mendekati satu atau negative satu maka hubungan kedua variabel semakin kuat tetapi sebaliknya jika angka korelasi mendekat angka 0 maka hubungan kedua variabel semakin melemah.

Korelasi product moment dihitung dengan rumus:

r

xy

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan SPSS Versi 20 dalam pengolahan data. Adapun out put untuk korelasi penelitian ini adalah sebagai berikut:


(30)

Tablel 3.17

Koefisien Korelasi Product Moment (r)

Correlations

PEMIKIRAN POLITIK IKHWANUL

MUSLIMIN

GERAKAN ORGANISASI

KAMMI

PEMIKIRAN POLITIK IKHWANUL MUSLIMIN

Pearson

Correlation 1 .466

**

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

GERAKAN ORGANISASI KAMMI

Pearson

Correlation .466

** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data dioleh dengan SPSS 20

Hasil dari tabel 3.17 tentang korelasi product moment mempunyai makna:

1. Berdasarkan output diatas, korelasi antara variabel X (Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin) dengan variabel Y (Gerakan Organisasi KAMMI) Wilayah Sumatera Utara masuk kedalam kategori sedang, yaitu sebesar 0.466 atau 0.46.6% dengan arah positif. Hal ini menandakan perubahan yang terjadi diantara kedua variabel bersifat searah. Artinya semakin tinggi pengaruh pemikiran politik Ikhwanul Muslimin, maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap gerakan organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara. Angka 0.46.6% menunjukkan hubungan kedua variabel masuk kedalam kategori sedang.

2. Berdasarkan output diatas, melalui uji signifikansi dapat diketahui bahwa antara pemikiran politik Ikhwanul Muslimin (variabel X), dengan Gerakan Organisasi KAMMI (variabel Y) terdapat korelasi yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan nilai


(31)

signifikansi (Sig) 0.000 ≤ 0,1. Jika demikian, maka terdapat hubungan yang signifikan antar kedua variabel.

3. Berdasarkan tanda bintang SPSS: berdasarkan output diatas dapat dilihat bahwa nilai pearson correlation yang dihubungkan antara masing-masing variabel mempunyai tanda bintang. Hal ini menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yng dihubungkan.

E. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui sejauhmana perubahan pada variabel Y (Gerakan Organisasi KAMMI) jika terjadi perubahan pada variabel X (Pemikiran Politik IM) tiap satuan. Persamaan umunya adalah: Y = a + bX

Tabel 3.18. Analisis Regeri Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 16.447 3.634 4.526 .000

PEMIKIRAN POLITIK IKHWANUL MUSLIMIN

.514 .099 .466 5.207 .000

a. Dependent Variable: GERAKAN ORGANISASI KAMMI

Koefisien B dinamakan koefisien arah regresi yang menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel x sebesar satu unit. Perubahan ini merupakan pertambahan bila B bertanda positif dan merupakan pengurangan bila B bertanda negatif. Hasil dari persamaan regresi diatas mempunyai makna:

1. Hasil perhitungan pada tabel 3.18 diperoleh nilai konstanta (a) sebesar sebesar 16.447 dan nilai b 514 yang artinya jika variabel independen yaitu pemikiran politik


(32)

Ikhwanul Muslimin tetap (X=0) maka kenaikan gerakan organisasi KAMMI sebesar 16.447 atau sekitar 16%.

2. Koifisien regresi bernilai 514 (positif) mengakibatkan pemikiran politik Ikhwanul Muslimin berpengaruh positif terhadap gerakan organisasi KAMMI di Sumatera Utara. Nilai ini menunjukkan bahwa bahwa setiap adanya penambahan satu satuan pada pemikiran politik Ikhwanul Muslimin, maka akan berpengaruh dan mengalami kenaikan terhadap gerakan organisasi KAMMI di Sumatera Utara.

F. Uji Normalitas

a. Uji Normalitas Grafik Histogram

Pada grafik histogram data mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah dengan bentuk melengkung keatas atau seperti lonceng. Adapun grafik histogram pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1. Grafik Uji Normalitas


(33)

lonceng menandakan data berdistribusi normal, artinya dapat digunakan dalam perhitungan statistik.

b. Uji Normalitas P-P Plot

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal. Gambar dari hasil uji normalitas tersebut dengan menggunakan software SPSS Versi 20 akan menunjukkan apakah titik menyebar disekitar garis diagonal, ada yang menyebar diatas garis diagonal dan ada yang menyebar dibawah garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Adapun hasil Uji P-P Plot dengan menggunakan SPSS Versi 20 adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2

Sumber: Data diolah dengan SPSS Versi 20

Gambar 3.17 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar mengikuti data disepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal, artinya dapat digunakan dalam perhitungan statistic.


(34)

G. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis adalah analisa data yang paling penting karena berperan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan membuktikan hipotesis penelitian. Dalam pengujian Hipotesis maka digunakan analisis uji parsial/uji t

Uji-t (Uji Parsial) digunakan untuk melihat secara individual pengaruh secara positif/negative dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin terhadap Gerakan organisasi KAMMI di Sumatera Utara, yakni sebagai variabel terikat (Y).

Tabel 3.19. Uji Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 16.447 3.634 4.526 .000

PEMIKIRAN POLITIK IKHWANUL MUSLIMIN

.514 .099 .466 5.207 .000

a. Dependent Variable: GERAKAN ORGANISASI KAMMI Sumber: Data diolah dengan SPSS Versi 22 (2016)

Kriteria penerimaan dan penolakan terhadap hipotesis adalah sebagai berikut:

 Berdasarkan nilai signifikansi

 Tolak H0 jika nilai probabilitas hitung (sig.) ≤ probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.05 (sig. ≤ α 0.1)

 Terima H1 jika nilai probabilitas hitung (sig.) ≥ probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.05 (sig. ≥ α 0.1)


(35)

adanya hubungan, karena sig. 0.000 ≤ 0.1, serta terima H1 yang menyatakan terdapat

hubungan antara kedua variabel, yakni terdapat hubungan yang signifikan antara pemikiran politik Ikhwanul Muslimin.

 Berdasarkan nilai t hitung dan tabel

 Tolak H0 jika nilai t hitung ≥ t tabel  Terima H1jika nilai t hitung ≤ t tabel

Berdasarkan hal diatas, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

T tabel = a/2 : n – k – 1 = 0.05/2 : 100 – 1 – 1 = 0.025 : 98

Dengan demikian, berdasarkan t tabel, maka diperoleh hasil 1.984, dimana hasil t tabel tersebut lebih kecil dari t hitung, yakni 5207. Sehingga kesimpulan yang dapat ditarik adalah Tolak H0 yang menyatakan tidak adanya hubungan, karena t tabel

1.984 ≤ t hitung 5207, serta terima H1 yang menyatakan terdapat hubungan antara kedua variabel, yakni terdapat hubungan yang signifikan antara pemikiran politik Ikhwanul Muslimin.

H. Analisis Teoritis

Menurut Profesor Sukron Kamil, baik itu dalam tradisi pemikiran Islam klasik dan pertengahan, hubungan agama dan Negara merupakan sesuatu yang saling melengkapi, sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan. Agama membutuhkan Negara, demikian juga sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa agama, khususnya agama Islam mengandung nilai-nilai universal yang mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk kehidupan bernegara. Pertanyaan penelitian berdasarkan pemikiran diatas mengenai Islam mengandung nilai-nilai


(36)

universal, yakni mengatur seluruh aspek kehidupan dibenarkan oleh Responden, yakni berdasarkan Tabel 3.5, diketahui 99% responden setuju jika dikatakan bahwa Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk kehidupan bernegara.

Berkaitan dengan pemikiran diatas, maka pertanyaan terhadap Responden selanjutnya ialah mengenai Al-Qur‟an mengandung nilai-nilai universal, termasuk didalamnya halal dan haram. Oleh sebab itu sebaiknya hukum yang diterapkan (UU) harus berdasarkan Al-Qur‟an. Sebagai organisasi yang berlandaskan kepada keislaman (Al-Qur‟an dan Hadist), organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara setuju jika hukum yang diterapkan berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadist, yakni berdasarkan tabel 3.9 sebanyak 67% responden menjawab sangat setuju, dan 29% setuju.

Abdul Zallum mengemukakan bahwa menyaksikan keadaan dunia yang berantakan, dilanda ketidakadilan ekonomi dan politik, perbudakan oleh para tiran, serta hidup dalam mimpi buruk penderitaan, kehinaan, maka umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya menyelamatkan dunia dan menyingkirkan kegelapan akibat kesesatan dan tipu daya muslihat, serta membawa umat manusia kepada cahaya terang kebenaran dan kebahagiaan. Adapun pertanyaan terhadap responden berkaitan dengan apa yang dikemukakan Abdul Zallum diatas, yaitu bahwa tujuan pendirian KAMMI adalah untuk melakukan Amar Ma‟ruf Nahi Munkar, maka sebanyak 74% responden menjawab sangat setuju, serta 26% menjawab setuju. Artinya, kehadiran KAMMI adalah sebagai upaya untuk menyelamatkan umat dari tipu daya dunia. Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan apakah KAMMI harus melibatkan diri terhadap kondisi Palestina saat ini baik itu, maka 54% menjawab sangat setuju, serta 46% responden menjawab setuju. Dengan demikian, tujuan KAMMI tentu tidak lepas dari upaya penyelamatan umat atau menyelamatkan dunia dari penindasan serta berbagai kekejaman terhadap manusia.


(37)

dikatakan bahwa berdasarkan perkembangan dan peta perpolitikannya, pemikiran politik Islam dapat dikategorikan kedalam tiga bagian, yaitu pemikiran politik islam organic tradisional, sekuler, dan moderat. Berdasarkan analisis peneliti, baik organisasi Ikhwanul Muslimin maupun organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Wilayah Sumatera Utara masuk kedalam tipologi organic tradisional, yaitu pemikiran yang menyatakan bahwa Islam dan Negara merupakan dua entitas yang menyatu. Hubungan Islam dan Negara benar- benar organic, yaitu Negara berdasarkan syariat Islam dengan ulama sebagai penasihat resmi. Bagi pemikir Islam tipologi organic tradisional ini, Islam bukan hanya agama dalam pengertian barat yang sekuler, melainkan juga pola hidup yang lengkap dengan pengaturan untuk segala aspek kehidupan, termasuk politik.

Selanjutnya Jubair mengemukakan bahwa penetapan asas dalam sistem politik Islam salah satunya adalah Pengangkatan khalifah, dimana untuk seluruh kaum muslimin pengangkatan khilafah ini hukumnya wajib. Pertanyaan penelitian mengenai apakah responden menyetujui bahwa sistem khilafah adalah yang terbaik karena universalitas Islam, maka sebanyak 46% responden sangat setuju, serta 39% responden menjawab setuju. Artinya, pendirian khilafah masih menjadi tujuan dalam diri umat Islam itu sendiri, khususnya kader KAMMI Wilayah Sumatera Utara.

Menurut Herbert G. Hicks dan C. Ray Gullet, jenis-jenis kekuatan organisasi terdiri dari beberapa hal, salah satunya ialah berdasarkan ideologis, yaitu dapat berupa agama-agama besar didunia merupakan contoh yang jelas dalam hal kekuatan ideologis, termasuk organisasi-organisasi serta partai politik. Teori diatas menunjukkan bahwa agama merupakan salah satu kekuatan dalam organisasi, yakni terdapat kesamaan nilai- nilai dan pemikiran antar anggotanya, sehingga organisasi maupun partai politik seperti ini dapat bertahan lebih lama.


(38)

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kemunculan Ikhwanul Muslimin sebagai suatu organisasi gerakan ternyata mampu memberikan pengaruh terhadap organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Wilayah Sumatera Utara, baik itu dalam pemikiran maupun gerakan organisasi tersebut. Meskipun pengaruh yang diberikan tidak menyeluruh, namun sedikit banyak pengaruh tersebut dapat terlihat. Hal ini dapat dianalisis melalui beberapa hal berikut:

 Diwajibkannya kader KAMMI Wilayah Sumatera Utara membaca karya- karya tokoh Ikhwanul Muslimin seperti karya Hasan Al-Banna (Risalah pergerakan Ikhwanul Muslimin) dan Sayyid Qutb (Al- Qiyamah). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penanaman pemikiran Ikhwanul Muslimin terhadap pola pikir organisasi KAMMI itu sendiri dalam menjalankan keorganisasiannya.

 Aktivitas tarbiyah KAMMI Wilayah Sumatera Utara dapat di ibaratkan sebagai perwujudan dari konsep pemikiran Ikhwanul Muslimin yang mengatakan bahwa untuk memperbaiki bangsa dan Negara maka hal- hal yang harus dilakukan ialah memperbaiki individu, rumah tangga, masyarakat, serta Negara. Untuk Ikhwanul Muslimin sendiri, aplikasi dari pemikiran tersebut juga sama dengan apa yang dilakukan KAMMI, yaitu menjalankan pola usrah (tarbiyah). Oleh sebab itu, baik secara langsung maupun tidak langsung, terlepas dari konteks kesejarahan pada zama Rasulallah, ternyata terdapat kesamaan pemikiran maupun gerakan antara Ikhwanul Muslimin dengan organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara.

 Berbagai aksi dan kegiatan lainnya yang dilakukan KAMMI Wilayah Sumatera Utara sedikit banyak dipengaruhi oleh pemikiran Ikhwanul Muslimin, seperti aksi menuntut kemerdekaan terhadap palestina. Hal ini selaras dengan pemikiran Ikhwanul


(39)

realistis, karena selain ajaran agama islam demikian, dengan persatuan umat islam, maka kehidupan yang islami akan mudah dicapai.

 Kegiatan KAMMI Wilayah Sumatera Utara seperti mengadakan audiensi dengan pemerintah ternyata merupakan salah satu stategi KAMMI untuk menjalin silaturahmi dengan pemerintah daerah setempat. Hal ini dilakukan agar organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat serta harapan mereka dapat berkontribusi dalam pemerintahan. Hal ini juga sejalan dengan apa yang dilakukan Ikhwanul Muslimin.

Selain beberapa hal diatas, untuk memperkuat hasil penelitian mengenai pengaruh pemikiran politik Ikhwanul Muslimin terhadap gerakan organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara ini, penulis juga melakukan penelitian secara kuantitatif dengan menggunakan bantuan software SPSS Versi 20. Adapun kesimpulan dari penelian tersebut adalah sebagai berikut:

Melalui hasil analisis Uji Reliabilitas didapatkan bahwa Alpha Cronbach adalah

0.865 ≥ 0.6. hal ini menunjukkan bahwa data yang terdapat dalam penelitian reliable, yaitu dapat dipercaya.

 Melalui hasil analisis korelasi product moment Berdasarkan output diatas, dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel X (Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin) dengan variabel Y (Gerakan Organisasi KAMMI) Wilayah Sumatera Utara masuk kedalam kategori sedang, yaitu sebesar 0.466 atau 0.46.6% dengan arah positif. Hal ini menandakan perubahan yang terjadi diantara kedua variabel bersifat searah. Artinya semakin tinggi pengaruh pemikiran politik Ikhwanul Muslimin, maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap gerakan organisasi


(40)

KAMMI Wilayah Sumatera Utara. Selain itu dilakukan pula uji signifikansi, yaitu diketahui bahwa antara pemikiran politik Ikhwanul Muslimin (variabel X), dengan Gerakan Organisasi KAMMI (variabel Y) terdapat korelasi yang signifikan. Hal

tersebut dikarenakan nilai signifikansi (Sig) 0.000 ≤ 0,1. Jika demikian, maka

terdapat hubungan yang signifikan antar kedua variabel. Selanjutnya juga terdapat tanda bintang, yaitu menunjukkan terdapat hubungan kedua variabel tersebut. Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis uji t/ uji parsial dengan hasil yaitu ditarik kesimpulan Tolak H0 yang menyatakan tidak adanya hubungan, karena

sig. 0.000 ≤ 0.1, serta terima H1 yang menyatakan terdapat hubungan antara kedua variabel, yakni terdapat hubungan yang signifikan antara pemikiran politik Ikhwanul Muslimin. Selain itu juga peneliti melakukan analisis dengan membandingkan uji t

hitung dengan uji t tabel, yaitu dengan perincian jika t tabel ≤ t hitung, maka

Hipotesis H1 yang menyatakan ada hubungan diterima. Berdasarkan perhitungan,

diperoleh nilai t tabel 1.984 dan lebih kecil dari t hitung, yakni 5207.

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik adalah Tolak H0 dan terima H1, yakni

terdapat pengaruh yang sedang antara pemikiran politik Ikhwanul Muslimin terhadap gerakan organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara sebesar 46%.


(41)

DESKRIPSI SEJARAH DAN PEMIKIRAN POLITIK IKHWANUL MUSLIMIN SERTA ORGANISASI KAMMI

A. Sejarah Latar Belakang Munculnya Ikhwanul Muslimin di Mesir

Ikhwanul Muslimin (persaudaraan Muslim), atau yang selanjutnya disingkat dengan IM merupakan suatu organisasi berbasis keislaman yang lahir di Ismailia pada tahun 1928. Pendiri organisasi ini adalah Hasan Al Banna beserta keenam murid sekaligus sahabatnya, yaitu Hafidh Abdul Hamid (tukang kayu), Ahmad Khausari (tukang cukur), Zaki Al-Maghribi (tukang gerobak), Fuad Ibrahim (penarik pajak), Abdurrahman Hasbullah (seorang supir), dan Ismail Izz (tukang kebun).55 Ikhwanul Muslimin memiliki lambang organisasi berupa dua pedang melintang yang menyangga Al-Qur‟an. Adapun arti dari kedua pedang tersebut adalah melambangkan bahwa gerakan ini siap mengangkat senjata untuk berjihad kapan saja dan dimana saja demi berdirinya Negara Islam.56

Latar belakang pendirian IM tidak terlepas dari kondisi sosial dan politik di Mesir saat itu, juga tidak terlepas dari pemikiran Hasan Al Banna sebagai pendiri IM. Terdapat tiga alasan yang melatarbelakangi lahirnya IM, pertama, berdasarkan kesejarahan Kerajaan Turki Utsmani. Saat itu Islam tengah mengalami stagnasi kekhilafahan dan Kerajaan Turki Utsmani tidak lagi mampu menjalankan roda pemerintahan yang stabil. Situasi ini memuncak dengan runtuhnya khilafah Turki Utsmani dan diproklamasikannya Republik Turki Modern sekuler oleh Musthafa Kemal Ataturk pada tanggal 2 Maret 1924.

Keruntuhan kekhalifahan Turki Utsmani menyebabkan disintegrasi pemahaman dan pengalaman di dunia Islam57 serta menandai awal politik Islam modern. Dibawah pimpinan

55

Lihat Miftahuddin, Op.cit., Hal. 24.

56

Ibid., Hal. 25

57


(42)

Kemal Ataturk (1881-1938) orang- orang Turki melangkah dengan pasti menuju pendirian sebuah negara-bangsa barat yang modern.58 Banyak kalangan masyarakat Muslim terpesona dengan bentukan budaya barat. Terjadi upaya untuk menggeser hukum Allah dan menggantikannya dengan hukum wad‟h (buatan manusia). Hal ini tentu tidak dapat diterima oleh golongan Muslim tradisional, baik itu yang ada di Turki sendiri maupun Muslim tradisional yang ada di berbagai negara lain, salah satunya adalah Mesir. Kasus keruntuhan kekhilafahan Turki Utsmani tersebut ternyata membawa perasaan trauma tersendiri dikalangan umat Islam tradisional yang melihat keadaan Mesir pada saat itu hampir sama dengan kondisi Turki paska keruntuhan kekhilafahan Turki Utsmani. Hasan Al-Banna, sekaligus salah satu tokoh Muslim tradisional Mesir sangat mengkhawatirkan keadaan Mesir ketika itu, dimana saat itu budaya barat berkembang di Mesir dikarenakan jajahan bangsa asing, yaitu Inggris. Menyikapi hal ini, Hasan Al Banna mengatakan: “pada dekade yang saya lalui di Kairo kala itu, semakin merajalela arus kerusakan. Kebejatan berpendapat dan berfikir dianggap sebagai kebenaran rasio. Kerusakan moral dan akhlak dianggap sebagai kebebasan individu. Gelombang kemurtadan dan gaya hidup bebas melanda sangat deras tanpa ada penghalangnya, didukung oleh berbagai kasus dan situasi yang mengarah kesana.” Berdasarkan perkataan Hasan al Banna tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Hasan Al Banna sendiri pada dasarnya menolak hukum bentukan manusia.59

Kedua, berdasarkan kondisi politik Mesir. Hasan Al Banna percaya bahwa pada saat itu dunia Islam berada dalam kungkungan kolonialisme. Mesir sendiri ketika itu berada dalam kungkungan kolonialisme Inggris. Hal ini berdampak pada kondisi sosial budaya Mesir dan banyak mengikis budaya masyarakat Mesir yang islami. Dalam pandangan Hasan Al Banna sendiri, para ulama Mesir tidak mampu membendung arus pasang peradaban barat

58

Ian adams, Loc.cit., Hal. 430.

59


(43)

mendirikan”Partai Politik Munafik”, karena mereka bukannya dimotivasi oleh semangat

memerdekakan diri dari Inggris melainkan sebaliknya memberikan loyalitas pada Inggris. Partai- partai yang dimaksudnya adalah Partai Al-Wafd yang menolak dakwah Al-Jama‟ah Al-Islamiyah, Partai Al-Ahrar Al-Dusturiyah, serta Partai Al- Sa‟diyyah.60

Ketiga, hal yang juga mempengaruhi berdirinya IM adalah realitas situasi ekonomi dan sosial di Mesir pada saat itu. Akibat penjajahan Inggris, kondisi rakyat Mesir mengalami kesemrawutan. Muncul kesenjangan antara golongan kaya dan miskin. Hasan Al Banna melihat adanya dominasi asing, yaitu para manajer dari Eropa hidup mewah, sementara penduduk pribumi hidup dalam keprihatinan digubuk-gubuk yang menyedihkan. Sementara itu, dibidang sosial muncul degradasi sosial dan moral. Pemuda dan rakyat Mesir pada umumnya sudah meninggalkan ajaran agama Islamnya dan silau terhadap capaian peradaban barat yang dibawa oleh Inggris.61

Kondisi diatas menyebabkan hilangnya wibawa politik umat Islam. Hasan Al-Banna memikirkan perlunya gerakan penyadaran umat. Untuk itulah kemudian Hasan Al Banna mendirikan sebuah gerakan yang dibangun dengan orang-orang yang sepaham dengannya. Adapun nama organisasi gerakan tersebut adalah Ikhwanul Muslimin atau disingkat dengan IM. Tentang pendirian ini Hasan Al-Banna mengatakan: “Di Ismailia saya meletakkan dasar-dasar takwin yang pertama bagi fikrah ini. Pada mulanya ia muncul hanya sebagai lembaga kecil. Kamipun bekerja dan memikul panji-panjinya. Kami berjanji kepada Allah untuk menjadikan kami sebagai tentara-Nya, demi mencapai tujuan ini. Seluruh kegiatan kami lakukan atas nama Al-Ikhwan Al-Muslimun.”62

60

Ian Adams, Op.cit., Hal. 433.

61

Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution, Op.cit., Hal. 189.

62


(44)

B. Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin (IM)

Dalam menetapkan fikrah (pemikiran) IM, Hasan Al Banna menjelaskan sebagai berikut:63

1. Hukum-hukum Islam dan seluruh ajarannya dapat mengatur urusan hidup manusia didunia dan diakhirat.

2. Dasar pengajaran Ikhwanul Muslimin dan seluruh pemahamannya adalah Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi SAW.

3. Sebagai agama yang kaffah (menyeluruh), Islam memiliki kemampuan mengatur seluruh persoalan hidup dan semua bangsa dan umat pada segala zaman.

Ikhwanul Muslimin memandang bahwa Islam adalah dien yang universal dan

menyeluruh, bukan hanya sekedar agama yang mengurusi ibadah ritual

(salat, puasa, haji, zakat) saja. Tujuan Ikhwanul Muslimin adalah mewujudkan terbentuknya sosok individu muslim, rumah tangga Islami, bangsa yang Islami, pemerintahan yang islami, negara yang dipimpin oleh negara-negara Islam, menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara mereka yang terampas, kemudian membawa bendera jihad dan dakwah kepada Allah sehingga dunia mendapatkan ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam. Namun meskipun demikian, Ikhwanul Muslimin lebih mendukung ide perubahan dan reformasi melalui jalan damai dan dialog yang konstruktif yang bersandarkan pada al-hujjah (alasan), al-mantiq (logika), al-bayyinah (jelas), dan ad-dalil (dalil). Kekerasan atau radikalisme bukan jalan perjuangan Ikhwanul Muslimin, kecuali jika negara tempat Ikhwanul Muslimin berada, terancam penjajahan dari bangsa lain. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Hasan Al-Banna yaitu: “adapun pemahaman Ikhwanul Muslimin terhadap nasionalisme, maka cukuplah anda mengetahuinya dengan membaca kalimat berikut. Mereka yakin dengan

63


(45)

itu adalah tindak kriminal yang tidak akan terampuni, sampai kita mau berbuat dan bisa mengembalikan kemerdekaannya, atau menghancurkan para perampasnya. Tidak ada

keselamatan dari siksa Allah kecuali dengan cara ini”.64 B.1. Bentuk Negara Menurut Ikhwanul Muslimin

Tujuan final yang digarisbawahi oleh Ikhwanul Muslimin adalah pembentukan khilafah (Negara) yang terdiri dari kesatuan Negara-negara Muslim yang merdeka dan berdaulat. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasan Al-Banna: “Khilafah merupakan menara bagi kebudayaan hukum Allah swt. Oleh karena itulah, sahabat mendahulukan pembicaraan tentang khalifah daripada mengurus jenazah Rasulallah saw. Hadist-hadist yang menyebutkan tentang wajibnya memilih imamah dan membahas hukum-hukum imamah telah membuktikan bahwa tidak diragukan lagi umat Islam wajib memperhatikan soal khilafah. Memikirkan masalah ini sejak ia disingkirkan dari kedudukannya bahkan dihilangkan sama sekali.”65

Sementara itu, langkah-langkah konkret yang harus dilakukan dalam pembentukan Negara, antara lain:66

1. Perbaikan individu 2. Perbaikan rumah tangga 3. Perbaikan masyarakat

4. Pembebasan tanah air dari penjajahan bangsa asing

64

Hasan Al-Banna, Op.cit., Hal. 165.

65

Ibid., Hal. 311.

66


(46)

5. Perbaikan pemerintah

6. Pengembalian peran internasional bagi umat Islam (dengan cara memerdekakan, menyatukan dan mengumumkan khalifah)

7. Menjadi sokoguru bagi dunia.

Langkah-langkah konkrit IM seperti yang dituliskan diatas selanjutnya dibebankan kepada jamaah menjadi sebuah kewajiban. Sementara itu, strategi yang konkret dalam pembentukan Negara adalah sebagai berikut:67

a. Dakwah umum, yakni bertujuan untuk mendidik umat, membangkitkan rakyat,

mengubah tradisi umum, menyucikan jiwa, membersihkan rohani,

mengumandangkan prinsip-prinsip kebenaran, jihad, berkarya, dan memiliki sifat keutamaan ditengah masyarakat. Adapun upaya yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan mengadakan kelas belajar, ceramah, menyebarkan makalah, mengirim delegasi, rapat akbar, dan kunjungan-kunjungan. Selanjutnya dilakukan pembentukan usrah dan kelompok yang tidak mengikat antara lainnya. Digunakan pula kegiatan amal sosial. Pada tahap ini jamaah tidak boleh manggabungkan diri kepada partai apapun dan lembaga manapun, namun juga tidak menentangnya dan juga tidak berhubungan dengan tokoh dan anggotanya. Hal ini dilakukan sampai kebenaran dapat terlihat oleh banyak orang.

b. Dakwah khusus, yakni dilakukan dengan cara menyampaikan pesan kepada para pejabat, tokoh, penguasa, dan wakil rakyat serta parlemen. Adapun cara pendekatannya, antara lain:

 Penyebaran dakwah untuk tabligh (diantaranya amal-amal kebajikan dan

bakti sosial)

Pendidikan jiwa sebagai proses pengalaman takwin (penjelasan)

67


(47)

Perlengkapan manhaj (jalan lurus) yang benar dalam urusan kehidupan sebagai penetapan arah

 Menemui umat, lembaga-lembaga legislatif, eksekutif, serta dunia internasional dalam rangka tanfidz (aksi).

c. Mendirikan Negara, yakni melakukan usaha penerapan hukum Islam disuatu Negara. d. Mengembalikan khilafah, yakni tujuan akhir dari seluruh tahapan. Jika telah berdiri

negara dengan khilafah, maka selanjutnya yang harus dilakukan adalah koordinasi antar Negara sehingga tercapai kata sepakat untuk memilih imam yang menjadi mediator.68

Khilafah yang dimaksudkan harus mampu mengkoordinasikan seluruh Negara Islam yang ada dibawah komandonya. Polanya adalah bahwa Negara-negara Islam yang sepakat tersebut bermusyawarah untuk memilih mediator yang disepakati sebagai pemimpin seluruh kepentingan umat. Oleh karenanya, bentuk Negara ideal yang dimaksudkan oleh IM adalah Negara koordinatif yang berbentuk khilafah, namun kekuasaan Negara bagian masih diperhatikan. Pola kerja khilafah yang dimaksud IM adalah sebagaimana yang terjadi pada masyarakat masa Nabi Muhammad saw. Hal tersebut dikarenakan Hasan Al-Banna, yang menelurkan gagasan tentang Negara ini tidak ingin terjebak kepada romantisme keruntuhan khilafah Turki Utsmani.69 Tegaknya kekhalifahan disebuah Negara tentu saja berpengaruh terhadap sistem pemerintah dinegara tersebut. Menurut IM Negara yang telah menegakkan khilafah dinegaranya haruslah menjalin kerjasama dengan Negara-negara lain, seperti kebudayaan, sosial, ekonomi, dan politik. Selanjutnya dibuat fakta dan perjanjian-perjanjian serta diselenggarakan muktamar-muktamar antar Negara-negara tersebut. Sehingga pada

68

Ibid., Hal. 201-204.

69


(48)

akhirnya akan dipilih seorang Imam yang menjadi mediator segala bentuk ikatan, menjadi tempat bertanya segala bentuk peliputan dan muara segala hati.70

Negara Islam harus memperhatikan penyediaan pekerjaan dan sarana penghidupan bagi siapapun yang sanggup bekerja. Negara Islam juga harus meningkatkan produktivitas pekerja industri dan petani. Hak pekerja antara lain jaminan mendapat pekerjaan dengan upah yang memadai dan asuransi kesehatan. Negara juga harus mendorong bangkit dan berkembangnya industry rumah tangga, sehingga dengan begitu wanita dan anak-anak dapat berpartisipasi dalam perekonomian dan menambah pendapatan keluarga. Selain itu Negara juga harus berupaya mengurangi perbedaan antara yang kaya dan yang miskin.71 Keseluruhan pemikiran IM mengenai bentuk Negara yang ideal diatas bersumber dari Hasan Al-Banna yang banyak menelurkan pemikirannya yang dilatarbelakangi oleh kondisi sosial dan politik di Mesir.

B.2. Pemerintahan

Pemikiran IM terhadap pemerintahan berkaitan erat dengan pemahaman mereka akan esensi Islam dan aqidahnya. Sejak awal IM menolak ide pemisahan antara agama dengan Negara, atau dengan politik. Para pemikir IM menyebutnya sebagai konsepsi yang seakan-akan sudah menjadi aksioma, atau urusan besar agama yang harus benar-benar dipahami. Konsepsi itu tersimpul dalam ungkapan bahwa Islam adalah aqidah dan sistem, agama dan Negara. Sehingga penegakan pemerintahan Islam adalah salah satu prinsip aqidah atau kewajiban Islam.72 Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasan Al-Banna dalam Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa: “Ihwal pemerintahan tertuang dalam kitab-kitab fiqih kita sebagai persoalan aqidah dan ushul (dasar), bukan masalah furu‟ (cabang). Islam adalah kedaulatan dan pemerintahan, ia juga peraturan dan pengajaran,

70

Ibid.,

71

Ibid. Hal. 198-199.

72Utsman Abdul Mu‟iz Ruslan,


(49)

terpisahkan dari yang lain.”73

Menurut IM penegakan pemerintahan Islam adalah wajib, sebagaimana pendapat mereka yang mengatakan bahwa Islam adalah agama dan Negara. Artinya, Islam datang dengan membawa nash-nash (ayat- ayat) yang mengatur berbagai hubungan individu dengan pemerintah dan sebaliknya, mengatur tindakan, interaksi, manajemen dan ekonomi, memutuskan perkara internal dan internasional, perang dan damai, perjanjian dan perdamaian, menentukan hukum semua urusan pribadi dan sosial, menegakkan jamaah atas dasar persamaan, tolong menolong, dan saling menanggung. Semua nash itu merupakan undang-undang dasar pemerintahan dan syariat yang menentukan hukum berbagai tindakan. Semua itu merupakan urusan-urusan yang tidak mungkin dilakukan kecuali oleh pemerintah dan Negara. Apabila Islam mendatangkan dan mewajibkan tegaknya Negara dengan dasar itu.74 Beberapa contoh nash- nash atau ayat- ayat tersebut adalah sebagai berikut:

 Hukum ketatanegaraan, yaitu ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan pemerintahan. Hukum- hukum seperti ini dimkasudkan untuk mengatur hubungan penguasa dengan rakyat. Salah satu contoh ayatnya terdapat dalam Surah An-Nahl Ayat 90:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat

mengambil pelajaran” (QS: An-Nahl: 90)75

73

Hasan Al-Banna, Op.cit., Hal. 299.

74

Utsman Abdul Mu‟iz Ruslan, Op.cit., Hal. 288.

75


(50)

 Hukum antarbangsa (internasional), yaitu hukum-hukum yang mengatur hubungan antar Negara Islam dan Non Islam, serta tata cara pergaulan dengan Non Muslim yang berada di Negara Islam. Salah satu nash tersebut yaitu terdapat dalam Surah Al-Hujarat Ayat 13 sebagai berikut:

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal….” (QS: Al-Hujarat: 13)76

Ikhwanul Muslimin mendefenisikan pemerintahan Islam sebagai pemerintahan yang para pejabatnya adalah orang-orang Islam, melaksanakan kewajiban-kewajiban Islam dan tidak melakukan kemaksiatan, serta konstitusinya sebagaimana yang telah disinggung di atas bersumber dari Al-Qur‟an dan Sunah. Atau dengan kata lain menerapkan syari‟at Islam.77 IM membagi konstitusi ini menjadi dua bagian, yaitu konstitusi pokok (undang-undang dasar) dan konstitusi organik (undang-undang organik).78

Konstitusi pokok (undang-undang dasar) adalah hak Allah semata. Ia merupakan hal-hal yang dihal-halalkan dan diharamkan Allah dalam kitab Suci dan Sunah Nabi. IM berpendapat bahwa hanya Allah sajalah pemegang otoritas memerintah dan melarang, tidak ada pihak lain yang menyertai-Nya. Kekuasaan tertinggi yang menjadi rujukan umat manusia dalam kehidupan didunia, Dalam perumusan aturan sosial, dan dalam membentuk pemerintahan, mereka adalah milik Allah swt. semata. Sedangkan konstitusi organik adalah konstitusi yang diserahkan kepada manusia untuk membuatnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Al- Hudaibi, yakni salah seorang jamaah IM bahwa Allah swt. menyerahkan kepada manusia banyak hal tentang urusan dunia, diperintahkan mengatur dunia ini sesuai dengan hasil

76

Ibid.,

77 Diakses melalui https://eprints.uns.ac.id/8648/4/91800308200902404.pdf pada 13 November 2015, pukul 21.15 WIB. 78Utsman Abdul Mu‟iz Ruslan,


(51)

mengharamkan yang halal. Termasuk undang-undang ini, yang mengatur mekanisme musyawarah, lalu lintas, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan hama pertanian, pengairan, pengajaran, pengaturan berbagai profesi, undang-undang ketatanegaraan, ruang publik dan lain sebagainya. Kaum Muslimin berhak membuat perundang-undangan dan aturan-aturan yang menjamin terwujudnya kepentingan bersama.79

B.2.1. Bentuk Pemerintahan

Pemahaman mengenai bentuk pemerintahan menurut IM dapat dilihat berdasarkan kaidah-kaidah yang berupa karakteristik atau pilar pemerintahan Islam. Adapun pilar-pilar tersebut adalah sebagai berikut:80

1. Tanggung jawab pemerintah dalam arti bahwa ia bertanggung jawab kepada Allah dan rakyatnya. Pemerintahan tidak lain adalah praktek kontrak kerja antara rakyat dengan pemerintah, untuk memelihara kepentingan bersama. Jika pekerjaan yang dilakukan pemerintah baik, maka ia berhak mendapatkan upah, sebaliknya apabila dalam melaksanakan tanggung jawab dan pekerjaannya buruk, maka harus mendapatkan hukuman.

2. Kesatuan umat. Artinya, ia memiliki sistem yang satu, yaitu Islam yang harus melaksanakan amar ma‟ruf nahi munkar (Melaksanakan kebaikan dan mencegah kemungkaran) dan nasihat.

3. Menghormati aspirasi rakyat. Artinya diatara hak rakyat adalah mengawasi para penguasa dengan pengawasan yang seketat-ketatnya dan juga memberi masukan tentang berbagai hal yang dipandang baik untuk mereka. Pemerintah harus mengajak

79

Ibid., Hal. 291-292.

80


(52)

mereka bermusyawarah, menghormati aspirasi mereka, dan memperhatikan hasil musyawarah mereka.

Berdasarkan karakteristik pemerintahan Islam diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk pemerintahan yang dimaksudkan IM adalah bentuk pemerintahan parlementer. Konsekuensinya rakyat harus memilih kepala Negara dan menurunkannya kembali jika didapati hal-hal yang mengharuskannya untuk diturunkan. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak mendapatkan kekuasaannya dari Allah, akan tetapi dari masyarakat. Adapun prinsip- prinsip yang harus dipatuhi oleh pemerintah adalah sebagai berikut: pertama, pemerintah tidak boleh melanggar batas-batas kekuasaannya, dan jika melakukan pelanggaran tersebut maka kerjanya dianggap tidak sah. Kedua, pemerintah harus bertanggungjawab atas segala pelanggaran dan kelalaiannya. Ketiga, rakyat memiliki otoritas untuk menurunkan pejabat pemerintah. Komitmen rakyat untuk mematuhi pemerintah adalah kompensasi dari komitmen pemerintah untuk mengurus persoalan rakyat.81

Adapun sumber kekuasaan menurut IM adalah satu, yaitu kehendak rakyat, kerelaan dan pilihan mereka secara bebas dan sukarela. Artinya IM meyakini bahwa rakyat adalah sumber kekuasaan.82 Karena rakyat merupakan sumber kekuasaan dan pemilik kedaulatan, maka hal ini mengharuskan adanya pilar-pilar kedaulatan dalam diri individu-individunya. Pilar-pilar tersebut terimplementasi dalam bentuk kebebasan dan kedaulatan. Adapun kebebasan meliputi hak berpindah tempat, kebebasan mengemukakan pendapat, dan kebebasan kepemilikan. Hak-hak tersebut tidak diatasi kecuali oleh sesuatu yang tolak ukurnya adalah membahayakan orang lain. Untuk menjamin kekebasan ini maka harus ada kedaulatan konstitusi dan supremasi hukum. Adapun kekuatan sebagai salah satu pilar kedaulatan akan terwujud ketika Negara menjamin ilmu pengetahuan, kesehatan, dan

81

Utsman Abdul Mu‟iz Ruslan, Op.cit., Hal. 294-295.

82


(53)

penuh kebebasan dan sikap evaluatif. Hak kebebasan adalah hak rakyat untuk memilih pemimpin dan anggota dewan legislatifnya. Sedangkan hak mengevaluasi terbagi menjadi evaluasi langsung yang dilakukan oleh individu sendiri, dan evaluasi tidak langsung dilakukan oleh wakil-wakil rakyat dalam dewan legislatifnya.83

B.3. Konsepsi Pembagian Kekuasaan menurut Ikhwanul Muslimin

B.3.1. Kekuasaan Eksekutif

Kekuasaan eksekutif merupakan kekuasaan yang dmiliki oleh presiden, dimana dalam menjalankan tugasnya presiden dibantu oleh para menteri yang menduduki berbagai departemen. Presiden dapat pula disebut dengan imam dan khalifah. Dalam hal pengangkatan seorang khalifah, maka masyarakat diwajibkan untuk berpartisipasi, yaitu ikut memilih calon pemimpin mereka. Adapun syarat yang ditetapkan bagi seorang khalifah menurut IM yaitu berusia minimal 40 tahun, memiliki tingkat wawasan yang memadai, dan memiliki citra yang baik, kemudian ditambah dengan syarat yang telah diwajibkan oleh para ulama, yaitu: Muslim, laki-laki, mukallaf (berakal sehat dan telah baligh), dan adil.84

Pengangkatan seorang khalifah (kepala Negara) dilakukan melalui pemilihan ahlul halli wal „aqdi (anggota dewan umat) yang dipilih oleh rakyat dan kesediaan yang bersangkutan untuk menerima jabatan itu. Jabatan kepresidenan merupakan kontrak antara Dewan Umat dan presiden. karena itu transaksi tidak terjadi secara sah kecuali melalui pemilihan bebas dari ahlu asy-syura wa at-tasyari (dalam hal ini anggota Dewan Permusyawaratan dan Dewan Legislatif) dan kesediaan kepala Negara. Transaksi yang diikuti dengan “bai‟ah secara sukarela”. Hal inilah menurut IM satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk memilih seorang khalifah, sehingga pada kesimpulannya IM menolak sistem

83Utsman Abdul Mu‟iz Ruslan, Op.cit., Hal. 297. 84


(1)

H.2. Jenis Penelitian ... 32

H.3. Populasi dan Sampel ... 33

H.4. Lokasi Penelitian ... 35

H.5. Defenisi Konsep ... 36

H.6. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 37

H.7. Pengukuran Variabel Penelitian ... 39

H.8. Teknik Analisis Data ... 39

H.8.1. Analisis Tabel Frekuensi ... 39

H.8.2.Uji Reliabilitas ... 40

H.8.3. Korelasi Product Moment ... 40

H.8.4. Uji Normalitas ... 41

H.8.5. Analisis Regresi Sederhana ... 42

H.8.6. Pengujian Hipotesis... 43

BAB II Deskripsi Sejarah dan Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin serta Gerakan Organisasi KAMMI A. Sejarah Munculnya Ikhwanul Muslimin di Mesir ... 46

B. Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin ... 50

B.1. Bentuk Negara ... 51

B.2. Pemerintahan ... 55

B.3. Pembagian Kekuasaan ... 62

C. Gerakan- Gerakan Ikhwanul Muslimin ... 65 C.1. Gerakan Ikhwanul Muslimin Tahun 1932 –


(2)

1939... 65

C.2. Gerakan Ikhwanul Muslimin Tahun 1939 – 1970... 67

C.3. Gerakan Ikhwanul Muslimin Tahun 1970 – 1981... 69

C.4. Gerakan Ikhwanul Muslimin Tahun 1981 – 2011... 69

D. Tokoh- tokoh Ikhwanul Muslimin ... 71

D.1. Hasan Al- Banna ... 71

D.2. Sayyid Qutb... 72

E. Sejarah Kemunculan Organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ... 75

F. Visi dan Misi Kesantuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ... 80

G. Filosofi Gerakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ... 81

H. KAMMI Wilayah Sumatera Utara serta Filosofi Gerakannya ... 85

H.1. Sejarah KAMMI Wilayah Sumatera Utara ... 85

H.2. Pemikiran Politik KAMMI Wilayah Sumatera Utara ... 90

H.3. Aktivitas/ Gerakan KAMMI Wilayah Sumatera Utara ... 92


(3)

H.4. Struktur Kepengurusan Organisasi KAMMI

Wilayah Sumatera Utara ... 101

BAB III Pengaruh Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin Terhadap Gerakan Organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara A. Pengaruh Pemikiran Politik IM Berdsarkan Prngetahuan Kadernya ... 104

B.Pengaruh Pemikiran Politik IM Terhadap Aksi- aksi Nyata KAMMI Wilayah Sumatera Utara ... 109

B.1. Analisis Tabel Frekuensi ... 110

B.2. Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin Terhadap Gerakan Organisasi KAMMI ... 114

C. Uji Reliabilitas... 126

D. Korelasi Product Moment ... 126

E. Analisis Regresi Sederhana ... 129

F. Uji Normalitas ... 130

G. Uji Hipotesis ... 132

H. Analisis Teoritis ... 135

BAB IV Kesimpulan A. Kesimpulan ... 138

Daftar Pustaka ... 142 Daftar Lampiran


(4)

Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara Lampiran 2 Kuisioner Penelitian

Lampiran 3 Master Data Variabel X dan Y Lampiran 4 Lampiran Output SPSS 20


(5)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Daftar Tabel

Tabel 3.1. Frekuensi Responden Berdasarkan Komisariat ... 111 Tabel 3.2. Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 112 Tabel 3.3. Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Daurah Marhalah ... 113 Tabel 3.4. Frekuensi Responden Berdasarkan Stambuk ... 113 Tabel 3.5. Jawaban Responden bahwa Islam Mengandung Nilai- nilai

Universal yang Mengatur Seluruh Aspek Kehidupan ... 114 Tabel 3.6. Jawaban Responden bahwa Umat Islam harus Memilih Pemimpin

Yang Beragama Islam ... 115 Tabel 3.7. Jawaban Responden Apakah Sistem Khilafah adalah yang Terbaik

Daripada Sistem lainnya ... 116 Tabel 3.8. Jawaban Responden Apakah Usaha untuk Memperbaiki Individu

Muslim Salah Satunya Melalui pola Usrah (Tarbiyah) ...117 Tabel 3.9. Jawaban Responden Bahwa Al-Qur‟an Mengandung Nilai-nilai

Universal dan Seharusnya Dijadikan Undang-Undang ... 118 Tabel 3.10. Apakah Saat ini Anda Mengikuti Tarbiyah, Mentoring ... 120 Tabel 3.11. Jawaban Responden Apakah Mengetahui Sekilas Mengenai

Ikhwanul muslimin ... 121 Tabel 3.12. Jawaban Responden Mengenai Aksi Menolak Penggulingan

Terhadap Presiden Mesir, Muhammad Mursi ... 122 Tabel 3.13. Jawaban Responden Mengenai Pengambilan Keputusan KAMMI


(6)

Tabel 3.14. Jawaban Responden Terkait dengan Landasan Berfikir KAMMI

Adalah Al-Qur‟an dan Hadist ... 124

Tabel 3.15. Jawaban Responden Mengenai KAMMI Memiliki Informasi seperti Web, Browsur, Majalah, dan lain-lain ... 125

Tabel 3.16. Uji Reabilitas ... 126

Tabel 3.17. Korelasi Product Moment ... 127

Tabel 3.18. Analisis Regresi Sederhana ... 129

Tabel 3.19. Uji Parsial ... 133

Daftar Gambar Gambar 3.1. Uji Grafik Histogram ... 131