1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketika memahami pola pemikiran individu maupun kelompok atau bahkan masyarakat, maka hal tersebut sangat erat kaitannya dengan ideologi yang di anut individu,
kelompok, atau masyarakat itu sendiri. Ideologi bermula dari interpretasi seseorang yang mendalam atas keadaan yang kongkrit hidup manusia yang dialaminya sendiri. Pencipta
ideologi itu melihat keburukan-keburukan dari keadaan tersebut, maupun keadaan yang sama pada masa lampau dan menggambarkan dalam pemikirannya yang teoritis suatu kehidupan
yang ideal, yang harus di usahakan untuk menggantikan keadaan- keadaan yang buruk itu. Berangkat dari hal itulah kemudian ia menyusun suatu rancangan dasar tentang suatu
kehidupan manusia yang ideal, yang harus dicapai beserta rancangan dasar tentang jalan untuk mencapai yang ideal tersebut.
Presuposisi pemikiran, atau rancangan dasar yang digunakan oleh pencipta ideologi untuk mencapai apa yang disebut sebagai keadaan ideal itu, maka pencipta ideologi memiliki
suatu ukuran tertentu berdasarkan kehidupan yang dijalani manusia. Pertanyaannya adalah, apakah yang menjadi norma atau ukuran yang dipergunakan oleh pencipta ideologi untuk
menentukan yang buruk maupun yang ideal tersebut? Jawaban yang tepat ialah berdasarkan presuposisi pemikiran pencipta ideologi tersebut. Mungkin presuposisi diangkat dari suatu
filsafat tertentu, mengembangkan sendiri secara kreatif, mengikuti para pemikir dari beberapa filsuf, pandangan suatu bangsa, atau diangkat berdasarkan dari ajaran agama tertentu.
1
Saat ini, sebuah pemikiran yang cukup menarik untuk di bahas adalah presuposisi pemikiran
1
Lihat P. Anthonius Sitepu. 2012. Studi Ilmu Politik..Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 49-50. Lihat juga Ian Adams.2004. Ideologi Politik Mutakhir: Konsep, Ragam, Kritik, dan masa depannya. Yogyakarta:Penerbit
Qalam. Hal. 6-8.
Universitas Sumatera Utara
2
berdasarkan ajaran agama. Hal tersebut di karenakan sejak beberapa dekade terakhir, banyak bermunculan gerakan-gerakan kebangkitan yang dilakukan oleh pemeluk agama-agama
besar, khususnya agama Islam. Gerakan-gerakan ini berimplikasi sangat signifikan pada peta perpolitikan global. Islam, yang pernah menjadi kekuatan utama di dalam kancah politik
dunia sejak revolusi Iran tahun 1979, bisa disebut sebagai sebuah contoh paling mencolok dari gerakan politik keagamaan.
2
Dalam kajian ideologi politik, presuposisi pemikiran yang muncul berdasarkan ajaran agama sering juga disebut dengan istilah fundamentalisme agama.
Fundamentalisme agama adalah sebuah istilah yang memayungi banyak istilah lain yang memiliki kesan khusus. Fundamentalisme agama diseluruh dunia seringkali muncul
dalam bentuk beragam. Namun demikian, terdapat pula tema-tema khusus yang menghubungkan berbagai fenomena gerakan agama yang saling terpisah ini, yaitu menolak
modernitas dan keinginan kembali pada masa lalu, nilai-nilai masa lalu, serta otoritas masa lalu. Tema ini tampaknya lebih erat kaitannya dengan fundamentalisme Islam yang selama
ini sangat mempengaruhi peristiwa-peristiwa perpolitikan dunia.
3
Pemikiran politik islam tidak hanya berkutat disekitar gagasan tetang Negara, tetapi juga membahas ide-ide tentang komunitas Muslim yang ada. Hal tersebut di latarbelakangi
oleh Aqidah Islam yang mewajibkan sebagian kaum muslimin dari berbagai partai, kelompok, dan organisasi, untuk berjuang melanjutkan kehidupan Islami
Isti‟naf al-hayat al- islamiyyah dan menyampaikan dakwah islam dalam rangka memecahkan permasalahan
utama kaum muslimin. Kewajiban
4
tersebut sebagaimana yang terdapat dalam Al – Qur‟an
berikut ini:
2
Ibid., Ian Adams. Hal. 425.
3
Ibid., Hal. 426.
4
Lihat Moh. Rifa‟i. 1998. Risalah Tuntunan Sholat Lengkap. Semarang: PT Karya Toha Putra. Hal. 1. Dalam buku Moh. Rifa‟I dijelaskan pengertian wajib atau fardhu adalah suatu perkara yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika di
tinggalkan mendapat dosa. Wajib atau fardhu tersebut terbagi menjadi dua, yaitu fardhu „ain; yaitu yang harus dikerjakan
Universitas Sumatera Utara
3
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah
orang- orang yang beruntung” QS: Ali Imran: 104
5
“Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang- orang yang berbuat baik.” QS: Al Ankabut: 69.
6
Fenomena gerakan kaum fundamentalis Islam pada dasarnya tidak lepas dari keruntuhan kekhilafahan Turki, sekaligus menjadi penanda awal munculnya politik Islam
modern. Bagi orang-orang fundamentalis Islam, keruntuhan kekhalifahan tersebut justru membuka jalan untuk mengembangkan ide tentang Negara Islam, yakni sebuah Negara-
bangsa modern yang tersentralisasi, mempunyai wilayah sendiri, namun tetap disemangati oleh ideal Islam yang bersifat syari‟ah. Pandangan yang terakhir itulah yang dianut oleh
fundamentalisme Islam, yang menampakkan awal mula kemunculannya lebih berupa sebuah gerakan politik modern pada akhir abad ke 20 di Mesir. Awal masuknya fundamentalisme
Islam ke dalam aktivitas politik konvensional dimulai dari terbentuknya Ikhwanul Muslimin di Mesir tahun 1928.
7
Organisasi Ikhwanul Muslimin merupakan wujud dari gerakan fundamentalisme Islam yang telah mewarnai kondisi sosial-politik, khususnya di Mesir.
8
Nama Ikhwanul
Muslimin sendiri juga sangat lekat dengan pendirinya, yaitu Hasan Al-Banna. Bahkan tidak
oleh setiap orang yang, seperti shalat lima waktu, puasa, dan sebagainya. Sedangkan yang kedua yaitu fardhu kifayah; yaitu suatu kewajiban yang telah dianggap cukup apabila telah dikerjakan oleh sebagian orang saja, Dan berdosa bagi seluruhnya
jika tidak seorangpun dari mereka yang mengerjakannya, seperti menshalati jenazah dan menguburkannya, serta hal-hal lainnya.
5
Al- Qur‟an Terjemahan An- Nur, oleh Prof. T.M Hasbi Ash-Siddieqy.
6
Ibid
7
Ian Adams, Op.cit., Hal. 430.
8
Nanang Tahqiq. 2004. Politik Islam. Jakarta: Prenada Media. Hal. 271.
Universitas Sumatera Utara
4
jarang para peneliti menyamakan antara pemikiran Ikhwanul Muslimin dengan pemikiran Hasan Al-Banna.
Hasan Al-Banna mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimin ini di Ismailiya pada Maret 1928. Penyebaran dakwah Ikhwanul Muslimin ini dilatarbelakangi oleh banyak hal, seperti
adanya contoh aplikatif Islam yang disuguhkan oleh Ikhwanul Muslimin sejak awal berdirinya, yakni disaat Al Azhar dan berbagai organisasi Islam yang ada ketika itu tidak
mampu menyuguhkannya. Kemudian iklim yang memacu bangkitnya sentimen keislaman yang muncul akibat penjajahan bangsa asing.
9
Hal tersebut dikarenakan pada saat itu Mesir tengah berada dibawah kontrol kuat Negara Inggris. Keadaan inilah yang memicu seorang
pemuda, yaitu Hasan Al-Banna mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin. Hasan Al-Banna percaya bahwa dunia Islam pada saat itu telah dirusak oleh ide-ide Barat, dan karenanya perlu
dilakukan upaya pemurnian, upaya pemulihan keyakinan yang nantinya akan diletakkan di pusat kehidupan bangsa. Syariah harus menjadi otoritas sentral, dan prinsip islam harus
diterapkan di seluruh aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Masyarakat Islam harus di capai dengan jihad atau perang suci. Cara ini akan menghancurkan semua kekuatan kolonial dan
membebaskan Mesir dan bagian dunia Islam yang lain dari cengkraman kolonialisme tersebut.
10
Beberapa aktivitas yang dilakukan Ikhwanul Muslimin dalam hal pendidikan dan pembinaan yakni mengadakan forum kajian untuk mahasiswa, menerbitkan surat kabar setiap
minggu, mendirikan unit kemahasiswaan, memfokuskan dakwah di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, serta melaksanakan beberapa kali muktamar. Adapun bahasan dalam
muktamar tersebut menyangkut permasalahan politik, sosial dan ekonomi di Mesir pada saat
9
Lihat Utsman Abdul Mu‟iz Ruslan. 2000. Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin; Studi Analisis Evaluatif terhadap Proses Pendidikan Politik “IKHWAN” untuk Para Anggota Khususnya, dan Seluruh Masyarakat Mesir Umumnya, dari Tahun
1028 hingga 1954. Solo: Era Intermedia. Hal. 189.
10
Ian Adams, Op.cit., Hal. 434.
Universitas Sumatera Utara
5
itu, membongkar aktivitas perusahaan-perusahaan monopoli, serta membicarakan kondisi para petani dan berbagai penyakit yang mewabah. Sedangkan aktivitas politik dan sosialnya
ialah mengadakan berbagai pertentangan terhadap imperialisme, perusahaan-perusahaan asing, tradisi barat, dan lain sebagainya.
11
Di dalam risalah pergerakan Ikhwanul Muslimin, Hasan Al-Banna memaparkan bahwa
“Sesungguhnya dalam Islam ada politik, namun politik yang padanya terletak kebahagiaan dunia dan akhirat. Itulah politik kami
”.
12
Hal ini sejalan dengan pandangan
Ikhwanul Muslimin tentang dakwah, yakni dakwah Ikhwanul Muslimin adalah dakwah yang hanya dapat dilukiskan secara integral oleh kata
“islamiyah”.
13
Kata islamiyah mempunyai
makna yang luas, yaitu Ikhwanul Muslimin memandang bahwa Islam adalah nilai yang komprehensif, yakni mencakup seluruh dimensi kehidupan. Hal ini berkaitan dengan slogan
Ikhwanul Muslimin, yaitu menjadikan Islam sebagai solusi hidup masyarakat.
14
Pemikiran politik Ikhwanul Muslimin ini banyak mempengaruhi munculnya organisasi-organisasi pergerakan bahkan partai politik yang berazaskan keislaman di banyak
Negara, seperti Palestina Hamas, Irak Jamaat Anshar Al-Sunnah, Afghanistan Taliban. Gerakan organisasi ini pada perkembangan selanjutnya sering menjadi prototype pola dasar
gerakan-gerakan fundamentalis kontemporer di banyak bagian dunia Islam, termasuk Indonesia.
15
Hubungan yang bersifat politis terkait gerakan Islam internasional antara Indonesia dengan dunia Arab sebenarnya sudah dimulai pada era sebelum kemerdekaan
11
Ibid. Hal. 194.
12
Lihat Hasan Al Banna. 1997. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin Jilid 1. Solo: Intermedia Hal. 75.
13
Diakses melalui
https:agendapamel.wordpress.compolitik-islampemikiran-politik-ikhwanul-muslimin pada
10 November 2015, pukul 20.35 WIB.
14
Mohammad Riza Widyarsa, Syaifud din Fadillah, Randi M. Ramdhani, Fahmi Salsabilla. 2011. “Pengaruh Ideologi Politik
Islam terhadap Partai Politik di Indonesia. Studi Kasus Partai Keadilan Sejahtera”. Jurnal Al- Azhar Seri Pranata Sosial. Volume 1 nomor 1 tahun 2011. Hal. 29.
15
Lihat Noor Huda. 2007. Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hal. 171.
Universitas Sumatera Utara
6
Indonesia. Tokoh utamanya adalah HOS Cokroaminoto yang menghadiri konferensi Islam di Mekah pasca runtuhnya kekhalifahan Turki Utsmani. Namun, pengaruh ideologisnya
kemudian sangat bisa dirasakan terutama setelah hubungan yang bersifat intensif banyak dilakukan oleh M. Natsir, seorang intelektual dan politisi Muslim yang sangat disegani dalam
kancah dunia internasional. M. Natsir mendirikan lembaga Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia DDII pada
1967. Natsir yang ketika menjabat sebagai Perdana Menteri telah banyak menjalin hubungan dengan Timur Tengah kemudian semakin meningkatkan hubungannya melalui lembaga baru
ini.
16
Lewat DDII ini banyak beasiswa diberikan kepada mahasiswa Indonesia yang disekolahkan di universitas-universitas di Timur Tengah, terutama Mesir dan Arab Saudi.
Bahkan Natsir lewat DDII kemudian mendirikan lembaga pendidikan yang dikenal dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab LIPIA pada tahun 1980 di Jakarta Selatan.
Natsir sendiri mendapatkan rekomendasi dari Syaikh Abdul Aziz Bin Baz, ulama kerajaan Arab Saudi dalam pendirian LIPIA di Indonesia. LIPIA merupakan lembaga internasional
yang didanai oleh Raja Abdul Aziz dan mendapatkan bimbingan dari Muhammad Qutub saudara Sayyid Qutub.
Alumni Timur Tengah yang banyak bersentuhan dengan Ikhwanul Muslimin kemudian mengambil peran strategis dalam diseminasi pemahaman Ikhwanul Muslimin di
Indonesia. Alumni Timur Tengah ini juga sangat besar pengaruhnya dalam menyebarkan gagasan Ikhwanul Muslimin di kampus-kampus di Indonesia melalui kajian-kajian dan
mentoringnya. Dapat disebutkan misalnya Abu Ridho yang belajar di Arab Saudi, banyak menyebarkan gagasan Ikhwanul Muslimin melalui metode pengajarannya. Setelah kembali
16
Lihat Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution. 2010. Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal. 224- 225.
Universitas Sumatera Utara
7
dari Arab Saudi pada tahun 1981, ia yang merupakan salah satu generasi awal penerima beasiswa dari DDII kemudian banyak mempengaruhi para aktivis DDII yang lain.
Persebaran pemikiran Ikhwanul Muslimin semakin luas dengan diterbitkannya karya- karya tokoh-tokoh gerakan ini. Peran alumni Timur Tengah juga sangat signifikan dalam
upaya penerbitan karya-karya ini. Karya Sayyid Qutub Ma‟alim fi Thariq diterbitkan dengan
judul Petunjuk Jalan. Buku ini diterbitkan oleh lembaga penerbit DDII yang juga menerbitkan majalah berkala Media Dakwah. Majmu Ar Rasail yang merupakan tulisan dan
pidato Hasan Al Banna kemudian diterbitkan dengan judul Risalah Gerakan Ikhwanul Muslimin. Gagasan dan ideologi Ikhwanul Muslimin kemudian banyak mempengaruhi
organisasi gerakan Islam di Indonesia seperti Pelajar Islam Indonesia atau yang selanjutnya disingkat dengan PII dan Himpunan Mahasiswa Islam HMI.
17
Metode dakwah Ikhwanul Muslimin banyak dipakai dalam pengkaderan lembaga- lembaga yang berbasis pelajar dan mahasiswa. Sebut saja Mutammimul Ula dari PII sebagai
salah seorang generasi awal yang menyebarkan ideologi Ikhwanul Muslimin di PII. Lebih awal dari itu ada Imaduddin Abdulrahim dari HMI yang memperkenalkan konsep Latihan
Mujahid Dakwah LMD. Imaduddin yang juga ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam LDMI banyak menjalin hubungan dengan Ikhwanul Muslimin dan bahkan menjadi wakil
Sekjend dalam International Islamic Federation of Student Organizations IIFSO yang banyak diwarnai orang-orang Ikhwanul Muslimin di dalamnya. Imaduddin kemudian banyak
memperkenalkan konsep pengkaderan model Ikhwanul Muslimin seperti pola Usroh keluarga: kumpulan individu Muslim yang beriman kepada Allah dan saling tolong
menolong yang selanjutnya bermetamorfosis menjadi tarbiyah, yaitu bermakna
17
Diakses melalui https:eprints.uns.ac.id8648491800308200902404.pdf pada 13 November 2015, pukul 21.15 WIB.
Universitas Sumatera Utara
8
menghantarkan sesuatu secara bertahap sampai tingkat kesempurnaan. Lewat LMD yang diselenggarakan di masjid Salman Institut Teknologi Bandung ITB inilah konsep-konsep
Ikhwanul Muslimin banyak disebarluaskan ke dalam lingkungan kampus seluruh Indonesia. Jadi, dapat ditarik sebuah argumen bahwa LMD-lah kemudian yang menjadi cikal-bakal
LDK Lembaga Dakwah Kampus yang kemudian dalam dunia gerakan ekstra kampus bertransformasi menjadi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI.
18
Sejarah berdirinya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI tidak lepas dari kondisi sosial dam politik bangsa Indonesia. Diakhir tahun 1990 an kondisi sosial
politik Indonesia mulai berubah secara drastis, gerakan-gerakan Islam yang tadinya ditekan oleh aparat pemerintah agar tidak hidup, malah sebaliknya berkembang pesat. Puncak dari
perubahan ini terjadi pada tanggal 21 Mei 1998 dimana orang nomor satu di Indonesia, presiden Soeharto mundur dari jabatannya setelah mendapat tekanan yang sangat masif dari
rakyat yang dimotori oleh para mahasiswa dan para tokoh nasional.
19
Euforia politik terus berlangsung ditandai dengan berdirinya organisasi maupun partai baru. Para aktivis dakwah dan sarjana- sarjana lulusan Timur Tengah yang selama ini aktif di
dunia dakwah mencoba memanfaatkan situasi yang sedang berkembang. Akhirnya, setelah melalui proses panjang, dari pertemuan FSLDK Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah
Kampus seluruh Indonesia yang berlangsung di Malang, para aktivis LDK sepakat mendirikan sebuah “front” yang menggabungkan berbagai komponen mahasiswa Muslim
dalam menuntut keadilan dan kebenaran bagi penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas
18
Ibid. Lihat juga Miftahuddin. 2008. “Pengaruh Ideologi Ikhwanul Muslimin terhadap Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia”.
Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Hal. 4-5. Diakses pada httprepository.unjkt.ac.iddspacebitsream123456789184851MIFTAHUDDIN-FUF.pdf, pada 15 November 2015, pukul
22.30 WIB.
19
Lihat Syarifuddin Jurdi. 2008. Pemikiran Politik Islam di Indonesia: Pertautan Negara, Khilafah, Masyarakat Madani dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 445- 446.
Universitas Sumatera Utara
9
dari KKN Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme . Keinginan kuat untuk membentuk “front” yang
hanya bersifat wadah “koordinatif” atau berbentuk “federasi” bagi seluruh mahasiswa Muslim diberbagai kampus dan bukan sebagai suatu ormas, amat kuat menggema dalam
FSLDK. Akhirnya pada 29 Maret 1998 disepakati pembentukan wadah koordinatif yang diberi nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI, yang secara organisasi
terpisah dari kelembagaan LDK dan hanya bersifat federasi bagi mahasiswa muslim.
20
Namun seiring dengan perkembangan organisasi, KAMMI resmi menjadi organisasi mahasiswa. Sejak saat itu pula gerakan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia KAMMI tersebar hampir di seluruh perguruan tinggi baik itu di perguruan tinggi negeri maupun diperguruan tinggi swasta di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, KAMMI
juga menyebar sampai ke Luar negeri, yaitu di Jepang dan Jerman.
21
Pemikiran politik organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI tidak terlepas dari konteks keislaman serta berlandaskan kepada Al-
Qur‟an dan Hadist. Tujuan gerakan organisasi KAMMI adalah mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia. Hal
tersebut akan dapat dicapai dengan cara membina keislaman, keimanan, dan ketakwaan mahasiswa Muslim Indonesia. Selain itu juga dengan cara menggali, mengembangkan, dan
memantapkan potensi dakwah intelektual, sosial, dan politik mahasiswa. Dalam pergerakan organisasi tersebut, terdapat beberapa prinsip yang harus di patuhi oleh para kader atau
aktivisnya, yaitu; kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI, kebatilan adalah musuh abadi KAMMI, solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI, perbaikan adalah
20
Ibid., Hal. 447.
21
Lihat Anok Sutarno. 2008. “Pengembangan Kepribadian Islam Mahasiswa: Studi Atas Konsep Muslim Negarawan dalam Buku Manhaj Kaderisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI”. Skripsi Universitas Islam Negerei Sunan
Kalijaga. Hal. 5 – 7.
Diakses melalui httprepository.uinsk.ac.id123456789184853UNINSUNANKALIJAGA.pdf, pada 15 November 2015, pukul 23.30 WIB.
Universitas Sumatera Utara
10
tradisi perjuangan KAMMI, kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI, serta persaudaraan adalah watak muamalah hubungan KAMMI.
22
Sumatera utara merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat pergerakan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI paska kelahirannya pada
tahun 1998. Semangat para aktivis dakwah kampus menyebar ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk Sumatera Utara. Kemunculan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia KAMMI di Sumatera Utara pada awalnya hanya ada di kota Medan, atau di istilahkan dengan KAMMI daerah Medan. Namun, seiring dengan perkembangan sistem
demokrasi di Indonesia, organisasi KAMMI di Sumatera Utara berkembang hampir di seluruh wilayah Sumatera Utara. Beberapa daerah tersebut adalah Kota Medan 12
Komisariat Siantar 1 Komisariat, Simalungun 1 Komisariat, Dairi 1 komisariat, Padang Sidempuan 1 Komisariat, Padang Lawas 1 Komisariat, Labuhan Batu 2 Komisariat,
Mandailing Natal 1 Komisariat, dan Langkat 1 Komisariat. Jadi dapat dikatakan, tingkatan KAMMI di Sumatera Utara dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni yang pertama
KAMMI Wilayah Sumatera Utara, kemudian KAMMI Daerah, dan tingkatan yang terendah yakni KAMMI Komisariat.
KAMMI Wilayah, sebagai tingkatan teratas pada tataran provinsi, memiliki fungsi mengkomando KAMMI Daerah dan KAMMI Komisariat yang ada di provinsi tersebut.
Namun dalam melakukan aksi dan pergerakan, umumnya seluruh KAMMI Komisariat bersatu atas komando dari KAMMI Wilayah. Sehingga dengan demikian dapatlah dikatakan
bahwa tidak ada perbedaan antara KAMMI Wilayah maupun KAMMI Komisariat. Adapun letak perbedaan tersebut hanya sebatas kepada struktur saja.
22
Diakses dari kammi.or.id. pada 5 Desember 2015 pukul 23.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
11
Struktur organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI wilayah Sumatera Utara terdiri dari beberapa bidang atau departemen. Masing-masing bidang
memiliki program kerja yang berbeda, namun saling berkaitan, diantaranya adalah Departemen Kaderisasi, Departemen Pemberdayaan Perempuan DPP, Departemen
Informasi dan Komunikasi Infokom, Departemen Kebijakan Publik DKP, Departemen Pengembangan Wilayah DPW, dan Departemen Hubungan Masyarakat Humas. Selain itu
terdapat pula beberapa Lembaga Semi Otonom LSO KAMMI wilayah Sumatera Utara, diantaranya adalah KAMMI Pala KAMMI Pecinta Alam dan KAMMI Reaksi Cepat.
Berbagai gerakan yang di lakukan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI wilayah Sumatera Utara juga tidak jauh berbeda dengan gerakan pada
tataran nasional. Beberapa di antaranya ialah melakukan pengkaderan, yakni merekrut para mahasiswa Muslim di perguruan tinggi di Sumatera Utara. Selain itu juga rutin melaksanakan
kelompok-kelompok pengajian yang disebut dengan halaqoh, melakukan aksi damai terkait dengan fenomena sosial dan politik bangsa serta kegiatan-kegiatan lainnya. Berbagai aksi
yang dilakukan organisasi KAMMI berkaitan dengan fenomena yang terjadi, seperti aksi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM, Aksi damai untuk Palestina, Aksi
damai dalam rangka memperingati hari buruh nasional, aksi damai memperingati satu tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, serta berbagai aksi lainnya. Selain itu, bentuk gerakan
organisasi KAMMI dapat pula berupa diskusi, seminar, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya, baik Ikhwanul Muslimin maupun organisasi KAMMI memiliki banyak kesamaan, terutama dari pemikiran serta gerakan atau aktivitas KAMMI. Dari segi
pemikiran, Ikhwanul Muslimin lebih mengutamakan nilai-nilai universalitas Islam serta berlandasakan Al-
Qur‟an dan Hadist. Hal ini serupa dengan konsep pemikiran KAMMI yang juga mengutamakan nilai-nilai universalitas Islam serta juga berlandaskan kepada Al-
Qur‟an
Universitas Sumatera Utara
12
dan Hadist. Selain itu juga terdapat kesamaan berbagai gerakan, yakni berupa Halaqoh, mengadakan Muktamar, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut cukup menarik untuk dikaji mengenai pengaruh pemikiran politik Ikhwanul Muslimin yang di bawa oleh para sarjana Timur tengah terhadap gerakan
organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI khususnya KAMMI wilayah Sumatera Utara. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan urutan sejarahnya, terdapat
keterkaitan antara penyebaran pemikiran Ikhwanul Muslimin dengan kelahiran KAMMI di Indonesia, serta terdapat kesamaan antara pemikiran-pemikiran maupun gerakan Ikhwanul
Muslimin dengan KAMMI Wilayah Sumatera Utara.
B. Rumusan Masalah