commit to user 11
c.
Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder berupa kamus hukum atau kamus bahasa Indonesia untuk
menjelaskan maksud atau pengertian istilah-istilah yang sulit untuk diartikan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan oleh penulis dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan atau studi dokumen. Teknik ini merupakan
teknik pengumpulan data dengan mempelajari, membaca, dan mencatat buku- buku, literatur, catatan-catatan, peraturan perundang-undangan, serta artikel-
artikel penting dari media internet yang erat kaitannya dengan pokok-pokok masalah yang digunakan untuk menyusun penulisan hukum ini yang kemudian
dikategorikan menurut pengelompokan yang tepat.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk memperoleh hasil penulisan menjadi laporan. Teknik analisis yang digunakan dalam penulisan ini
adalah dengan metode silogisme dan interpretasi dengan menggunakan pola berpikir deduktif. Pola berpikir deduktif yaitu berpangkal dari prinsip-prinsip
dasar, kemudian penulis tersebut menghadirkan objek yang hendak diteliti. Sedangkan metode silogisme yang menggunakan pendekatan deduktif menurut
yang diajarkan Aristoteles yaitu berpangkal dari pengajuan premis mayor. Kemudian diajukan premis minor, dari kedua premis ini kemudian ditarik suatu
kesimpulan atau
conclusion
Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 46. Penulisan tersebut telah memberikan sumbangan bagi pengembangan
ilmu dan praktek hukum. Interpretasi dibedakan menjadi interpretasi berdasarkan kata undang-undang, interpretasi berdasarkan kehendak pembentuk undang-
undang, interpretasi sistematis, interpretasi histories, interpretasi teleologis, interpretasi antisipatoris,dan interpretasi modern Peter Mahmud Marzuki, 2006 :
106-107.
commit to user 12
Adapun metode interpretasi yang digunakan dalam penulisan ini adalah :
a. Interpretasi Berdasarkan Undang-Undang
Interpretasi ini berdasarkan dari makna kata-kata yang terdapat di dalam undang-undang. Intertpretasi ini dikenal dengan sebutan
interpretasi harafiah atau interpretasi literal atau
plain meaning
yakni berdasarkan kata-kata yang tertuang dalam undang-undang. Interpretasi ini akan dapat dilakukan apabila kata-kata yang di
gunakan dalam undang-undang itu singkat artinya tidak bertele- tele, tajam, artinya akurat mengenai apa yang dimaksud dan tidak
mengandung sesuatu yang bersifat
dubious
atau makna ganda. Hal itu sesuai dengan karakter undang-undang sebagai perintah atau
aturan ataupun larangan Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 108-112. b.
Interpretasi Sistematis Interpretasi sistematis yaitu interpretasi dengan melihat kepada
hubungan di antara aturan dalam suatu undang-undang yang saling bergantung. Di samping itu, harus dilihat pula bahwa hubungan itu
tidak bersifat teknis, melainkan juga harus dilihat prinsip yang melandasinya. Landasan pemikiran interpretasi sistematis adalah
undang-undang merupakan suatu kesatuan dan tidak satu pun ketentuan di dalam undang-undang merupakan aturan yang berdiri
sendiri Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 111-112.
F. Sistematika Penulisan Hukum Skripsi