commit to user 9
Berdasarkan  definisi  tersebut,  penulis  akan  mencoba  mengkaji  tentang prinsip  subrogasi  dalam  asuransi  kerugian  ditinjau  dari  hukum  perasuransian  di
Indonesia.
3. Pendekatan Penulisan
Penulisan  normatif  dapat  dilakukan  dalam  berbagi  pendekatan.  Dari pendekatan itu yang akan diperoleh jawaban yang diharapkan atas permasalahan
hukum yang diajukan. Pendekatan yang dipakai dalam penulisan hukum yaitu : a.
Pendekatan perundang-undangan
statute approach
; b.
Pendekatan kasus
case approach
; c.
Pendekatan historis
historical approach
; d.
Pendekatan perbandingan
comparative approach
; dan e.
Pendekatan  konseptual
conseptual  approach
Peter  Mahmud  Marzuki, 2006 : 93.
Penulisan hukum
skripsi ini
menggunakan pendekatan
perundang-undangan
statute approach
. Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah  semua  peraturan  perundang-undangan  yang  ada  dan  semua
regulasi  yang  berkaitan  dengan  isu  hukum  yang  sedang  dikaji.  Dalam metode  pendekatan  perundang-undangan  ini,  penulis  perlu  memahami
hierarki  dan  prinsip-prinsip  dalam  peraturan  perundang-undangan  Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 93.
Adapun  beberapa  peraturan  perundang-undangan  yang  penulis gunakan, antara lain :
1 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
2 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;
3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian;
dan 4
Peraturan Pemerintah
Nomor 73
Tahun 1992
tentang Penyelenggaraan  Usaha  Perasuransian  Di  Indonesia  sebagaimana
telah  diubah  dengan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  63  Tahun  1999 Tentang  Perubahan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  73  Tahun  1992
trntang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.
commit to user 10
4. Jenis dan Sumber Data
Dalam buku Penulisan Hukum karangan Peter Mahmud Marzuki, beliau mengatakan  bahwa  pada  dasarnya  penulisan  hukum  tidak  mengenal  adanya
“Data”,  sehingga  yang  digunakan  adalah  bahan  hukum.  Dalam  penulisan  ini
bahan hukum yang penulis gunakan, yaitu :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan  hukum  primer  yaitu  bahan  hukum  yang  mengikat  dan bersifat  autoratif,  artinya  mempunyai  otoritas.  Bahan  hukum
primer  terdiri  dari  peraturan  perundang-undangan,  catatan-catatan resmi,  atau  risalah  di  dalam  pembuatan  peraturan  perundang-
undangan dan putusan-putusan hakim. Bahan hukum primer dalam penulisan ini adalah :
1 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
2 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;
3 Undang-Undang  Nomor  2  Tahun  1992  tentang  Usaha
Perasuransian; dan 4
Peraturan  Pemerintah  Nomor  73  Tahun  1992  tentang Penyelenggaraan  Usaha  Perasuransian  sebagaimana  telah
diubah  dengan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  63  Tahun 1999  tentang  Perubahan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  73
Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian. b.
Bahan Hukum Sekunder
Bahan  hukum  sekunder  yaitu  berupa  publikasi  tentang  hukum  yang bukan  merupakan  dokumen-dokumen  resmi  Peter  Mahmud  Marzuki,
2006  :  41.  Bahan  hukum  sekunder  berupa  data  yang  diperoleh  secara tidak  langsung  dari  kepustakaan  yaitu  berupa  buku-buku,  dokumen-
dokumen,,  jurnal  hukum,  artikel-artikel,  internet  dan  sumber-sumber lainnya  yang  memilki  korelasi,  khususnya  yang  berkaitan  dengan
penulisan hukum penulis.
commit to user 11
c.
Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier  yaitu bahan yang memberikan petunjuk
maupun  penjelasan  terhadap  bahan  hukum  primer  dan  bahan  hukum sekunder  berupa  kamus  hukum  atau  kamus  bahasa  Indonesia  untuk
menjelaskan  maksud  atau  pengertian  istilah-istilah  yang  sulit  untuk diartikan.
5. Teknik Pengumpulan Data