76
4.4.3 Penggunaan Dana SPP : Kurang Transparan Dan Kurang Sesuai Dengan SOP SPP
Ketidaksesuaian berjalannya program dalam hal ini ketidaksesuaian SOP pelaksanaan program dengan kenyataan pelaksanaan program menimbulkan
permasalahan-permasalahan baru, diantaranya adalah transparansi penggunaan dana oleh setiap anggota yang dinyatakan memperoleh pinjaman dari SPP yang
tentu saja harus diselesaikan. Dengan harapan program ini akan berlanjut secara waktu yang panjang dan tidak merugikan pihak manapun.
Keberadaan beberapa anggota yang ikut hanya karena diajak atau sekedar ikut-ikutan guna memenuhi syarat dalam pembuatan proposal disadari menjadi
pemicu utama terjadinya ketidaktransparan dalam penggunan dana oleh masing- masing kelompok. Dana dari SPP itu tidak diatur dengan baik oleh setiap
kelompok dimulai dengan pembagian dana kesetiap anggota yang tidak sesuai dengan jumlah pijaman yang tertera di proposal.
Menurut mereka setiap dana yang mereka terima adalah sesuai permintaan masing-masing sesuai kemampuan yang dimiliki, hal ini dilakukan agar setiap
anggota tidak merasa diberatkan pada saat pembayaran di akhir periode, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan
Ibu S “Kalau masalah uang digunakan untuk apa dan kemana biasanya hanya
kami itu nak yang tau, masa orang lain harus tau juga. Kira-kira bisa dikatakan ini rahasia kami lah, sedangkan peranggota dapat berapa aja
masing-masing kelompok lain tidak boleh tau hanya kami teman sekelompoknya saja yang tau, bahkan kadang yang kami tulis diproposal
hanya sekedar coret coret aja,bukan itu sebenernya jumlah dana yang kami pakai perorangnya. Jujur nak sebenarnya ini salah cuma kalau gak
Universitas Sumatera Utara
77
seperti ini kami gak dapet pinjaman modal yang murah dan tidak memberatkan untuk kami, selain itu kami juga merasa bahwa tidak adanya
pengawasan yang ketat ini mungkin yang membuat kami jadi merasa hal yang kami lakukan ini tidak masalah dan tidak akan menimbulkan
masalah
”. Ibu R
“kalau dibilang gak transparan sih gak juga nak, karena kami pada akhir periode juga mengirimkan laporan kok, dan uang modal tersebut kalau
kami yang memiliki usaha benar di buat untuk tambahan modal akan tetapi terkadang ada sisa yang kemudian kami gunakan untuk membantu
kebutuhan sehari-hari, kan tidak mungkin kami tulis juga dilaporan kalau uangnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, nanti periode
selanjutnya bisa tidak dapat lagi nak. Kalau dalam hal pembagian dana itu memang kami sengaja kami-kami aja yang tau antar sesama anggota
dalam satu kelompok dikarenakan itu menjadi tanggung jawab setiap ketua kelompok masing-masing
”. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan diatas dapat diketahui
bahwa transparansi dana di SPP itu tidak terjadi, baik dari diri anggota SPP itu sendiri, hal ini dikarenakan adanya disfungsi dari penanggung jawab program
SPP sendiri dan tidak adanya kontrol yang kuat dari pihak PNPM. Menurut peneliti bahwa terjadinya ketidaktransparan soal dana baik itu dalam pembagian
untuk sesama anggota maupun dalam hal penggunaannya didasari oleh 3 faktor yaitu:
1. Pengawasan yang minim
Pengawasan ini seharusnya yang melaksanakannya adalah tim verifikasi yang bekerja dari awal sebagai tim penyeleksi untuk proposal yang diajukan oleh
masyarakat. Dalam hal ini, kenyataannya dari sejak awal tim ini tidak menjalankan fungsi dengan baik, maka jika dari pihak tertinggi sudah terjadi
disfungsi maka untuk kebawahnya juga akan seperti itu, sehingga tidak heran jika terjadi ketidaktransparan tetapi dianggap tidak terjadi masalah.
Universitas Sumatera Utara
78
2. Tidak adanya sanksi atau teguran
Seharusnya jika ada pengawasan yang dilakukan olet tim verifikasi maka selanjutnya akan ada tim pemeriksa jika dirasa oleh pihak SPP ada kelompok
yang menggunakan uang tidak sesuai dengan prosedur sehingga perlu dikenakan sanksi atau teguran dari pihak SPP atau bahkan dari pihak PNPM, akan tetapi
pada kenyataaanya hal ini tidak terjadi, dan cenderung hanya membiarkan hal ini terjadi. Dengan keadaan yang demikian tidak heran jika masyarakat tidak
memiliki rasa takut atau bermasalah ketika menggunakan uang tidak sesuai dengan prosedur dan tidak menyadari ada pihak yang dirugikan karena hal
tersebut. 3.
Dianggap bukan sebagai pelanggaran Ketidaktransparan dalam suatu hal pada dasarnya merupakan hal yang
salah dan tidak dibenarkan melakukan pembenaran dengan alasan apapun, akan tetapi pada masyarakat jika suatu hal dilakukan secara bersamaan dan biasa
dilakukan orang banyak orang maka hal itu akan dianggap sebagai kewajaran. Hal inilah yang terjadi pada kelompok SPP, dimana dalam kelompok SPP
ketidaktransparan tentang dana sangat minim, baik dalam hal pembagian pada kelompok maupun pada penggunaan dana SPP itu. Masyarakat menilai bahwa hal
ini wajar karena hampir semua anggota melakukannya dan tidak pernah ada sanksi atau semacam teguran yang mereka hadapi selama ini, tidak hanya itu
menurut masyarakat ketika yang satu dengan yang lain diantarapara anggota tidak ada yang merasa dirugikan, maka tidak ada masalah bagi mereka.
Universitas Sumatera Utara
79
Pada dasarnya setiap dana simpan pinjam dalam program apapun akan memiliki fungsi manifest sebagai berikut :
1. Pinjaman untuk membuka usaha baru.
2. Pinjaman untuk menambah modal usaha.
3. Pinjaman untuk mengembangkan usaha baru.
Pada kenyataannya di Desa Batu Anam fungsi manifest ini memang terjadi, akan tetapi tidak berjalan dengan sebaiknya, masih banyak masyarakat yang
malah membuat fungsi yang tidak diharapkan melalui penggunaan dana SPP ini, sehingga di Desa Batu Anam dana SPP memiliki fungsi latent atau fungsi yang
tidak diharapkan berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut: Ibu MS
“ Biasa dana spp itu karena ibu tidak memiliki usaha ibu buat untuk membeli hewan ternak lembu nak, supaya kalau ibu ada keperluan
mendesak untuk anak sekolah, bisa ibu jual kembali. Syukur sekarang udah nambah hewan ternaknya nak, jadi ya lumayan lah dari uang SPP ini bisa
buat investasi masa tua nak”. Ibu A
“ Uang dari SPP ibu gunakan untuk nambahi buat rumah, soalnya ibu kan belum punya rumah, jadi kalau nunggu uang sendiri susah kali nak.
Bersyukur sekali ada SPP ini jadi bisa terbangun rumah ibu dan juga bunganya kan murah jadi
gak pusing mikiri membayarnya”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat dianalisis bahwa dana SPP telah
menciptakan fungsi yang tidak diharapkan dengan semestinya disfungsi yaitu sebagai berikut:
1. Penambahan membangun rumah keluarga.
2. Penambahan kebutuhan hidup sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
80
3. Penambahan untuk investasi.
Fungsi ini hadir dalam masyarakat berdasarkan apa yang mereka terima sejak awal, sejak pertama di tingkat sosialisasi saja fungsi manifest tidak berjalan
dengan baik, maka untuk selanjutnya kebawah hingga akhir terus terjadi disfungsi, hal ini akan terus terjadi jika tidak di perbaiki dari awal, dan dana akan
merugikan beberapa pihak. Termasuk berimbas kepada kelompok ibu-ibu yang mau bergabung akan di cancel dengan alasan daftar desa yang tidak bersih
penerima bantuan SPP di tingkat kecamatan.
Universitas Sumatera Utara
81
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan