Anggota SPP yang memiliki usaha

42 Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Jenis Pekerjaan No. Pekerjaan Jumlah Persentase 1. PNS 3 0,08 2. TNI 2 0,05 3. Pemilik jasa hiburan 3 0.08 4. Buruh jasa hiburan 9 0,25 5. Dokter swasta 4 0,11 6. Bidan swasta 7 0,20 7. Guru swasta 26 0,75 8. Karyawan Perkebunan 2418 69,22 9. BHL Perkebunan 1021 29,22 Jumlah 3493 100,00 Sumber: Data Statistik Desa Batu Anam tahun 2014 Berdasarkan Tabel 4.8 dapat di lihat bahwa mata pencaharian masyarakat desa saat ini mayoritas bekerja sebagai karyawan perkebunan yakni sebanyak 2418 orang atau sebanyak 69,22 dari jumlah penduduk yang ada. Ada sebanyak 1021 orang atau 29,22 jadi buruh harian di perkebunan. Hal ini dikarenakan lokasi desa yang terdapat dua perkebunan yang cukup besar di Kabupaten Asahan.

4.2 Profil Informan

4.2.1 Anggota SPP yang memiliki usaha

1. Nama : S bukan nama sebenarnya Umur : 41 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Ibu S adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki 2 orang anak, anak sulung kuliah semester 7 di salah satu universitas swasta di Medan dan bungsu sedang mengenyam pendidikan di SMP kelas 3. Selain mengurus rumah Universitas Sumatera Utara 43 tangga, ia juga melakukan usaha dagang berupa membuka warung yang menjual segala keperluan sayur mayur kedai sampah, yang pasokannya ia dapat dari toke yang langsung datang ke kedainya pada pagi hari. Aktifitas berdagang ia mulai sejak pukul 05.00 sampai 23.00 setiap harinya. Suami beliau bekerja di perkebunan Asian Agri berada di kawasan Desa Batu Anam sebagai mandor. Ibu S merupakan salah satu anggota dari kelompok SPP Simpan Pinjam Perempuan Cendrawasih. Beliau sudah ikut program SPP sejak 3 tahun lalu dengan proses peminjaman sudah 2 kali dan sekarang sedang menunggu cairnya dana pinjaman ketiga namun mengalami keterlambatan. Menurut Ibu S awal ia mengetahui adanya program SPP ini adalah di beri tahu dari salah satu anggota KPMD, karena beliau memiliki usaha jadi beliau disuruh untuk membentuk kelompok agar mendapat bantuan dana, maka beliau mencari teman-teman yang mau bergabung dalam kelompok ini. Menurut beliau tidak sulit mencari anggota karena tidak ada persyaratan khusus yang harus di penuhi sehingga dibentuklah sebuah kelompok dan ibu S menjadi salah satu anggota kelompok Cendrawasih bersama 9 anggota lainnya. Dari ke 10 anggota dalam kelompok cendrawasih beliau mengaku hanya ia yang mempergunakan bantuan tersebut sebagai modal usaha, sedangkan anggota lain dari kelompok cendrawasih hanya mempergunakan bantuan pinjaman tersebut sebatas keperluan sehari-hari. Menurut beliau, dengan adanya program SPP ini dapat membantu usaha dagang beliau dikarenakan mendapatkan pinjaman modal tanpa agunan dan dengan bunga hanya 1. Hal ini dapat meningkatkan usaha beliau karena Universitas Sumatera Utara 44 transaksi jual beli yang diadakan dikedai beliau sering dengan cara kredit utang yang akan dilunasi 1 bulan kemudian yaitu ketika gajian oleh pelanggannya, dan tentu saja hal itu akan terasa berat jika modal yang ia miliki terbatas, maka dengan ikut program SPP ini beliau merasa ada kemajuan dalam usaha dagangnya. Menurut beliau juga bahwasannya saat ini pencairan dana mengalami keterlambatan, sampai saat ini alasannya masih belum diketahui oleh dirinya dan berharap akan tetap cair walaupun lama. 2. Nama : M bukan nama sebenarnya Umur : 62 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Ibu M seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki 5 orang anak, yang 4 anak tertua sudah berumah tangga dan hanya anak ke-5 yang belum menikah. Suami ibu M telah pensiun dari Perkebunan Asian Agri sejak 3 tahun yang lalu, dan sekarang ibu M dan suaminya bertempat tinggal di rumah anak keempatnya yang juga masih berada diwilayah Perkebunan Asian Agri. Kondisi ibu M yang menumpang hidup dirumah anaknya dikarenakan mereka belum memiliki rumah pribadi padahal ketika pekerja perkebunan sudah memasuki masa pensiun maka seharusnya ia keluar dari perkebunan, namun dikarenakan ibu M belum memiliki rumah pribadi, maka saat ini beliau bertempat tinggal bersama anak keempatnya yang sudah berumah tangga. Anak keempat dan kelima juga bekerja di Perkebunan Asian Agri tersebut. Anak keempat bekerja sebagai mandor sedangkan anak kelima bekerja sebagai mekanik alat transportasi perkebunan. Universitas Sumatera Utara 45 Awalnya suami beliau yang bernama MA bekerja sebagai pemanen di perkebunan, mereka telah tinggal di lokasi perkebunan tersebut sejak 41 tahun yang lalu. Ibu M memiliki usaha yaitu membuka warung makanan seperti misop, lontong, pecel, gorengan. Beliau sudah membuka warung makanan tersebut selama 20 tahun sejak suaminya menjadi karyawan di perkebunan Asian Agri dan berjualan di rumah yang lalu guna membantu perekonomian keluarga dan menunjang penghidupan 5 orang anaknya, namun sejak 2 tahun terakhir beliau berjualan di rumah anaknya. Hal ini juga yang menjadi alasan ibu M tidak ingin mengontrak jauh dari perkebunan dikarenakan mata pencaharian beliau dari sini, jika pindah tentu akan tidak bisa berjualan lagi seperti saat ini. Menurut ibu M, yang masih menjadi tanggungan dalam keluarganya yaitu anak kelimanya yang baru beberapa bulan bekerja yang tentu saja masih perlu mendapatkan bantuan dari beliau. Sama dengan keadaan ibu S, transaksi jual beli yang terjadi diwarung beliau juga dengan cari kredit utang dan jikalau ada yang langsung itupun hanya sedikit. Pelunasan kredit utang tersebut akan dibayar 1 bulan kemudian ketika memasuki jadwal gajian di perkebunan tersebut. Hal ini tentu saja akan memperlambat atau bahkan bisa menghentikan usaha beliau jika tidak memiliki modal yang besar, maka ketika ada penyampaian informasi dari KPMD bahwa ada bantuan modal untuk usaha dari PNPM yaitu SPP maka menurut ibu M dia langsung sangat setuju dan ikut menjadi anggotanya. Menurut Ibu M untuk menajadi anggota SPP tidak ada persyaratan khusus yang memberatkan. Dengan ikut program SPP ini ibu M merasa terbantu dikarenakan bunga yang hanya 1 dan pinjaman tanpa agunan. Ibu M merupakan Universitas Sumatera Utara 46 salah satu anggota dari kelompok SPP fatmawati yang jumlah anggotanya ada 9 orang. 3. Nama : R bukan nama sebenarnya Umur : 32 tahun Agama : Islam Pendidikan : SMA Ibu R seorang ibu rumah tangga yang memiliki 1 orang anak dan masih bersekolah dibangku kelas 4 SD. Suami beliau bekerja di perkebunan asian agri sebagai mandor. Mereka bekerja di PT. Asian Agri sejak 10 tahun lalu. Beliau juga bekeja di Perkebunan Asian Agri sebagai BHL buruh harian lepas, selain itu beliau juga memiliki usaha berjualan misop, namun tidak berlangsung setiap hari. Beliau berjualan misop hanya jika sedang tidak bekerja sebagai BHL dan pasti berjualan ketika jadwal gajian diperkebunan tersebut. Berjualan di hari yang sama ketika gajian lebih menguntungkan daripada hari-hari biasa karena pembeli dapat membayar secara tunai tidak kredit seperti hari biasa, hal ini sekaligus membayar utang pembelian di hari sebelumnya. Ibu R berjualan misop sekitar 3 tahun lalu dengan tujuan membantu meningkatkan penghasilan rumah tangga. Beliau menggunakan bantuan permodalan SPP di tahun kedua ia jualan dan dirasakan cukup membantu usahanya. Awalnya beliau berjualan misop hanya menggunakan steling makanan yang dibuat sendiri dari papan yang berada di teras rumahnya, namun sekarang beliau bisa membuat warung yang posisinya tepat berada disamping rumahnya. Universitas Sumatera Utara 47 Menurut beliau hal ini tentu saja dapat menarik pelanggan untuk dapat datang ke warungnya dikarenakan sudah tersedianya tempat makan yang layak. Itu semua dapat terwujud di saat peminjaman pertama dari program SPP dan terus berlanjut hingga sekarang. Seperti yang dipaparkan ibu M dan ibu S, bahwa ketika ingin bergabung di SPP tidak ada persyaratan yang khusus hanya saja kita punya usaha atau ingin membuat usaha. Menurut Ibu R awalnya ia juga merasa terbebani dengan transaksi jual beli yang sering terjadi secara kredit akan lunas 1 bulan kemudian ketika jadwal gajian di perkebunan dan jika memiliki modal yang sedikit maka usahanya akan bisa berhenti, namun dengan ikut program SPP ia merasa terbantu dikarenakan pinjaman dengan bunga 1 dan tanpa agunan. Ibu R merupakan salah satu anggota kelompok SPP delima. Jumlah anggota kelompok delima sekitar 10 orang.

4.2.2 Anggota SPP yang tidak memiliki usaha

Dokumen yang terkait

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

1 44 87

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin

4 69 162

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 8

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 1

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 8

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 11

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

0 0 3