Kajian Pustaka .1 Komunikasi Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Travelling Dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara d. Peneliti menjaga nilai-nilai yang ada dalam dirinya untuk tidak dimasukkan pada penelitiannya sebagai aksiologinya. Peneliti benar-benar menggambarkan realita yang ada dimasyarakat secara objektif dengan tujuan keakuratan pengukuran dalam penelitian. e. Penelitian paradigma positivistik menggunakan metode empiris untuk dapat menggambarkan fakta sosial sebagai realita atau objek penelitian. Metode ini juga ditujukan untuk memprediksi atau menemukan pola umum sebagai hukum alam dalam suatu fakta atau gejala sosial. f. Syarat realitas yang diteliti meliputi; dapat diamati observable, dapat diulang repeatable, dapat diukur measurable, dan dapat diuji testable. g. Hasil penelitian dapat ditentukan kualitasnya melalui validitas internal, validitas eksternal, reliabilitas, dan objektivitas Pujileksono, 2015: 27-28. Peneliti menggunakan paradigma positivistik untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang digunakan oleh TMC Group untuk mengembangkan pariwisata di Sumatera Utara. 2.2 Kajian Pustaka 2.2.1 Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu- individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup Rakhmat, 1998:1. Kata komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris berasal dari Bahasa Latin yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang bera rti “membuat sama” to make common. Istilah pertama communis paling sering digunakan sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Universitas Sumatera Utara Latin lainnya yang hampir mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, makna atau suatu pesan dianut secara sama Mulyana, 2007: 46. Seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif seperti diuraikan diatas. Untuk dapat memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, maka dapat mengutip paradigma yang dikemukakan Harold Lasswell. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk mengemukakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut: “Who says what in which channel to whom with what effect?” atau “Siapa mengatakan dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?” Mulyana, 2007:69. Paradigma Laswell ini menunjukkan bahwa komunikasi melewati 5 unsur, yakni komunikator communicator, source, sender, pesan message, media channel, media, komunikan communican, communicate, receiver, recipient, efek effect, impact, influence. Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Big dalam Bungin, 2015: 46 mengatakan, bahwa komunikasi adalah proses transmisi dalam memaknakan simbol-simbol di antara individu. Dengan demikian, maka komunikasi adalah proses sosial yang terjadi diantara dua orang atau lebih, dimana mereka saling mengirim dan menukar simbol-simbol satu dan lainnya. Komunikasi dikatakan dapat berjalan dengan baik apabila mereka saling mengolah simbol-simbol itu didalam proses komunikasi itu. Thill and Bovee dalam Bungin, 2015: 47 mengatakan bahwa komunikasi yang efektif, memiliki karakteristik, yaitu: 1. Memberikan informasi praktis. 2. Memberikan fakta dari yang disampaikan. 3. Mengklarifikasi dan meringkas informasi. 4. Mengatakan sesuatu yang spesifik. 5. Membujuk orang lain dan menawarkan rekomendasi. Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Strategi Komunikasi

Istilah strategi berasal dari Bahasa Yunani, strategeia stratos: militer, dan ag: pemimpin yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal, dimana jenderal tersebut dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi merupakan cara terbaik yang dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu pula strategi adalah suatu cara atau langkah- langkah yang harus ditempuh oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya dalam menentukan persaingan dengan para kompetitornya Tjiptono, 2010: 3. Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr dalam Tjiptono, 2008: 3. Konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu: 1 Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan intends to do, 2 Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan eventually does. Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program yang menguntungkan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini adalah bahwa para manajer memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terahadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan bersifat subjektif atau berdasarkian intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain. Konsep strategi sekurang-kurangnya mencakup lima arti yang saling terkait, dimana strategi adalah suatu Mintzberg, 2007:98: Universitas Sumatera Utara 1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjangnya. 2. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi ataupun inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi. 3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya. 4. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya. 5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabui para pesaing. Secara umum, komunikasi bukan saja aktivitas manusia secara alamiah, namun juga perilaku manusia dalam memenuhi sistem sosial dan ekonomi mereka. Dengan kata lain, komunikasi adalah strategi dalam menjalankan sistem sosial dan mata pencaharian. Keberhasilan komunikasi adalah mempengaruhi orang dalam kehidupan, sebaliknya kendala dan kegagalan komunikasi akan memengaruhi orang dan masyarakat dalam memenuhi keberhasilan hidup. Luasnya lingkup pengalaman dan pengetahuan dari perilaku komunikasi dapat memengaruhi proses penyampaian simbol-simbol komunikasi sehingga dapat mengganggu penyampaian pesan komunikasi, maka akan menimbulkan kesan komunikasi yang berbeda-beda Kennedy dan Soemanagara dalam Bungin, 2015: 185. Proses komunikasi antara manusia dilakukan dengan dua cara, yaitu komunikasi langsung antarpribadi maupun komunikasi dalam kelompok. Adapun komunikasi menggunakan media adalah yang dilakukan oleh masyarakat. Pada kenyataannya, terdapat berbagai faktor yang telah memengaruhi keberhasilan dalam komunikasi yang menggunakan media dalam masyarakat, yaitu faktor komunikator, faktor pesan, faktor penyampai dan faktor media sendiri McQuail 2006: 13 dalam Bungin 2015: 185. Komunikator merupakan pihak yang menyampaikan pesan. Komunikator dipengaruhi oleh motivasi, kemampuan, kualitas komunikator, kredibilitas, dan tujuan komunikasi itu dilakukan. Menurut Kennedy dan Soemanagara dalam Bungin, 2015: 186 kemampuan dari komunikator atau kualitas dari komunikator dipengaruhi oleh kredibilitasnya sebagai pembawa pesan yang benar dan dapat dipercaya. Kredibilitas komunikator dibawa oleh kemampuan penyampai mengenai identitas komunikator. Universitas Sumatera Utara Faktor pesan dipengaruhi oleh kekuatan pesan itu sendiri, keperluannya oleh penyampai dan penerima pesan. Adapun penerima pesan dipengaruhi oleh kualitas penerima pesan dan bagaimana penerima pesan menilai suatu pesan itu sebagai kepentingannya, sedangkan faktor media dipengaruhi oleh seberapa efektif media itu menjadi media penyampai pesan itu sendiri. Penyampai menjalani seleksi tidak saja pada pesan, tetapi juga pada sumber pesan atau komunikator, yaitu terhadap apakah pesan itu dapat dipercaya atau tidak, bahasa dan visual yang digunakan komunikator memberi kekuatan pengaruh terhadap pesan yang disampaikan kepada penyampai, bahkan mimik, intonasi, dan sikap juga memberi sumbangan terhadap kebenaran pesan yang disampaikan oleh komunikator. Sementara, situasi saat penyampaian pesan adalah penting untuk diteliti oleh kedua belah pihak yang sedang berkomunikasi. Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi communication planning dan manajemen komunikasi communication management untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan approach dapat berbeda sewaktu- waktu bergantung dari situasi dan kondisi Effendy, 2003: 301. Strategi komunikasi memungkinkan suatu tindakan komunikasi dilakukan untuk target-target komunikasi yang dirancang sebagai target perubahan. Bahwa didalam strategi pemasaran target utamanya adalah: 1. Bagaimana membuat orang sadar bahwa dia memerlukan suatu produk, jasa atau nilai, 2. Bagaimana kesadaran itu menjadi perhatian terhadap suatu produk, jasa atau nilai dan apabila perhatian sudah terbangun, maka target terpentingnya adalah agar orang loyal untuk membeli produk, jasa dan nilai tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2.1 Tabel Target dan Strategi Komunikasi Strategi Komunikasi Target Strategi perubahan pengetahuan Kesadaran awareness stage Strategi perubahan perhatian Perhatian interest stage Strategi perubahan perilaku Loyalitas loyality stage Sumber: Bungin, 2015: 62 Berdasarkan tabel diatas, dapat diartikan bahwa target komunikasi adalah bagaimana membuat orang sadar, maka strategi komunikasinya adalah bagaimana mengkomunikasikan suatu pengetahuan yang diperlukan orang agar mereka memiliki kesadaran bahwa mereka memerlukan suatu produk. Kemudian ketika target komunikasinya adalah membuat orang memiliki perhatian terhadap suatu produk, barang, jasa, atau nilai, maka strategi komunikasinya adalah bagaimana mengubah pengetahuan orang tentang produk menjadi perhatian terhadap produk itu. Begitu pula apabila target komunikasinya adalah loyalitas orang, maka strategi komunikasinya adalah bagaimana mengubah perhatian orang terhadap suatu produk menjadi tindakan memilih produk itu. Pada saat menjalankan strategi komunikasi, maka seluruh proses komunikasi harus dipahami sebagai proses mentransformasikan pesan diantara kedua belah pihak. Kedua pihak memiliki kepentingan didalam proses ini dan memiliki pengetahuan yang saling dipertukarkan satu dengan yang lainnya, oleh karena itu strategi komunikasi harus mempertimbangkan semua pihak yang terlibat didalam proses komunikasi. 2.2.3 Pariwisata 2.2.3.1 Pengertian Pariwisata Secara etimologis kata pariwisata yang berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu masing- masing kata “pari” dan “wisata”. 1. Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. 2. Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam Bahasa Inggris. Atas dasar itu, maka kata pariwisata Universitas Sumatera Utara seharusya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain Bangun, 2008: 23. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no. 9 tentang kepariwisataan, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 dan 2 dirumuskan. a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.