Pertanyaan mengenai media sosial yang digunakan oleh TMC Group Metode Penelitian

Universitas Sumatera Utara 23. Apakah TMC Group melakukan publicity dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? 24. Apakah TMC Group melakukan sponsorship marketing dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care dll? 25. Apakah TMC Group melakukan point-of-purchase communication dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata? 26. Bagaimana membuat orang loyal untuk terus ikut dengan kegiatan TMC Group? 27. siapa saja yang terlibat dalam usaha meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan TMC Group?

d. Pertanyaan mengenai media sosial yang digunakan oleh TMC Group

28. Pertanyaan media sosial instagram, facebook, website, email, twitter a. Kenapa harus menggunakan media sosial tersebut? b. Berapa jumlah pengikut dari media sosial tersebut? c. instagram, facebook Berapa rata-rata yang menglikecomment? d. instagram, twitter Berapa orang yang meregrammeretweet? e. Website berapa jumlah viewers? f. Mana yang lebih berpengaruh diantara semua media sosial yang digunakan? e. Pertanyaan Mengenai Faktor Pendukung, Faktor Penghambat, dan Upaya dalam Mengatasi Hambatan dalam Menjalankan Strategi Pertanyaan ini hanya ditanyakan apabila strategi tersebut digunakan oleh informan 29. Apa faktor pendukung strategi pemasaran personal selling? 30. Apa faktor penghambat strategi pemasaran personal selling? 31. Apa upaya dalam menghadapi hambatan dalam strategi personal selling? 32. Apa faktor pendukung strategi pemasaran direct advertising? 33. Apa faktor penghambat strategi pemasaran direct advertising? Universitas Sumatera Utara 34. Apa upaya dalam menghadapi hambatan dalam strategi direct advertising? 35. Apa faktor pendukung strategi pemasaran sales promotions? 36. Apa faktor penghambat strategi pemasaran sales promotions? 37. Apa upaya dalam menghadapi hambatan dalam strategi sales promotions? 38. Apa faktor pendukung strategi pemasaran publicity? 39. Apa faktor penghambat strategi pemasaran publicity? 40. Apa upaya dalam menghadapi hambatan dalam strategi publicity? 41. Apa faktor pendukung strategi pemasaran sponsorship marketing? 42. faktor penghambat strategi pemasaran sponsorship marketing? 43. Apa upaya dalam menghadapi hambatan dalam strategi sponsorship marketing? 44. Apa faktor pendukung strategi pemasaran point-of-purchase communication? 45. Apa faktor penghambat strategi pemasaran point-of-purchase communication? 46. Apa upaya dalam menghadapi hambatan dalam strategi point-of-purchase communications?

f. Pertanyaan Mengenai Pengembangan Pariwisata

47. Bagaimana usaha TMC Group untuk menggalakkan ekonomi masyarakat DTW? 48. Bagaimana usaha TMC Group untuk memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan lingkungan hidup? 49. Bagaimana usaha TMC Group untuk memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa kepada peserta yang ikut trip? Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 2 Universitas Sumatera Utara INFORMED CONSENT Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Informan Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Antonius Naibaho Umur : 26 tahun Jeni kelamin : Laki-laki Alamat : Jl. Sisingamangaraja, Medan Telah mendapatkan sepenuhnya mengenai penelitian, Judul penelitian : Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Travelling dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara Studi Kualitatif Deskriptif Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Traveling Medan Comm Group dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara Nama peneliti : Sera Green Dubonnet Jenis penelitian : Kualitatif Deskriptif Lokasi Penelitian : Kota Medan Dengan ini saya bersedia untuk mengikuti penelitian dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Medan, 5 Juli 2016 Antonius Naibaho Universitas Sumatera Utara INFORMED CONSENT Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Informan Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Yowanda Rahmazam Umur : 22 Tahun Jeni kelamin : Laki-laki Alamat : Jl. Sumbawa No. 1, Kota Pematangsiantar Telah mendapatkan sepenuhnya mengenai penelitian, Judul penelitian : Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Travelling dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara Studi Kualitatif Deskriptif Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Traveling Medan Comm Group dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara Nama peneliti : Sera Green Dubonnet Jenis penelitian : Kualitatif Deskriptif Lokasi Penelitian : Kota Pematangsiantar Dengan ini saya bersedia untuk mengikuti penelitian dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Medan, 20 Juli 2016 Yowanda Rahmazam Universitas Sumatera Utara INFORMED CONSENT Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Informan Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Ida Roselly Girsang Umur : 20 tahun Jeni kelamin : Perempuan Alamat : Pasar VII Padang Bulan, Medan Telah mendapatkan sepenuhnya mengenai penelitian, Judul penelitian : Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Travelling dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara Studi Kualitatif Deskriptif Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Traveling Medan Comm Group dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara Nama peneliti : Sera Green Dubonnet Jenis penelitian : Kualitatif Deskriptif Lokasi Penelitian : Kota Medan Dengan ini saya bersedia untuk mengikuti penelitian dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Medan, 20 Juli 2016 Ida Roselly Girsang Universitas Sumatera Utara INFORMED CONSENT Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Informan Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Docma Great Faith Nababan Umur : 19 tahun Jeni kelamin : Laki-laki Alamat : Jl. Krakatau, Medan Telah mendapatkan sepenuhnya mengenai penelitian, Judul penelitian : Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Travelling dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara Studi Kualitatif Deskriptif Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Traveling Medan Comm Group dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara Nama peneliti : Sera Green Dubonnet Jenis penelitian : Kualitatif Deskriptif Lokasi Penelitian : Kota Medan Dengan ini saya bersedia untuk mengikuti penelitian dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Medan, 25 Juli 2016 D Great F Nababan Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 3 Universitas Sumatera Utara INFORMAN I Tanggal Wawancara : 5 Juli 2016 Pukul : 17.00 – 21.00 WIB Tempat : KFC Sisingamangaraja, Medan Karakteristik Informan Nama Informan : Antonius Naibaho TTL : Sidikalang, 14 Januari 1990 Jabatan : CEO dan founder Pekerjaan : Fokus di TMC Group Hobi : membaca, menulis dan traveling P : Peneliti I : Informan Pertanyaan Tentang TMC Group P : Mengapa anda mendirikan TMC Group? I : ee.. TMC Group itu didirikan, sebagai media publikasi pariwisata awalnya, dari awalnya di twitter, yaitu pariwisatasumut.net, kemudian kita kembangin lagi, kita buat blog. Jadi kita punya tujuan untuk menciptakan insan berkarakter untuk mengembangkan pariwisata, kemudian untuk pemanfaatan media sosial untuk media publikasi pariwisata. P : Ceritakan proses awal terbentuknya TMC Group I : Awalnya tahun 2012 berawal dari aku membuat akun pariwisata pariwisatasumut.net di twitter, jadi sepanjang tahun itu kita kan banyak nge-post tempat wisata sama event pariwisata yang ada di Sumut, disitu kita masih pakai twitter dan juga kemudian aku buat blog. Kita posting lebih ke destinasi wisata, tempat-tempat wisata di daerah ini apa, di daerah itu apa, misalnya yang pernah kita post dulu pertama kali itu Danau Toba, kita post 7 kabupaten yang punya Danau Toba itu.. kemudian masuk ke Daerah Tapanuli Bagian Selatan Tabagsel dari Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, sama Padang Lawas, Padang Lawas Utara, sama bagian Labusel, sama yang lain- lain. Event-event yang kita post seperti Festival Danau Toba, awalnya kan Festival Danau Toba, Pesta Danau Toba kemudian expo-expo yang berkaitan dengan dunia pariwisata misalnya, ee.. Travel Fair, seperti itu. Setelah PariwisataSUMUT.Net berkembang, dalam hitungan bulan, yaitu empat bulan kemudian, bulan Juni 2012 kita sering ngadain eksplor wisata alias ngetrip-ngetrip gitu kebetulan dulu yang ngeksplor itu ya aku sama temen-temen aku sendiri, kami jadi buat tim. Tim-tim awalnya itu kami ada sepuluh orang. kemudian ada banyak dari temen-temen kampus kami pada Universitas Sumatera Utara minta adain trip, maka kami buatlah komunitas baru, yaitu komunitas Traveling Medan. Traveling Medan ini muncul setelah aku buat akun twitter dan blog PariwisataSUMUT.Net. kita jadiin Traveling Medan ini sebagai komunitas ngetrip, eksplor wisata, jalan-jalan, awalnya. Komunitas traveling, komunitas pencinta pariwisata, setelah itu, setelah Traveling Medannya berkembang, maka kami memutuskan untuk membuat komunitas besar yang menaungi PariwisataSUMUT dan Traveling Medan, aku buat komunitas besar yang naungin kedua komunitas itu di komunitas Traveling Medan Comm Group, dimana PariwisataSUMUT.Net dan Traveling Medan jadi sub- komunitasnya. Aku dan tim awal tadi juga setuju, walaupun ada seleksi alam juga, mereka ga semuanya bisa ikut, kami buat sub-komunitas, yaitu Komunitas TM, komunitas TM ini semacam komunitas untuk anggota baru yang udah oprec, mereka pertama-tama masuk Komunitas TM dahulu, sebelum mereka mau ditempatkan jadi pengurus inti di Traveling Medan dan PariwisataSUMUT.Net. Kami mulai maka kita pisahkan, kita jadikan dua, ada Traveling Medan dan ada Komunitas TM. Berkembang itu aku artikan sebagai banyaknya permintaan kita ngetrip bareng kesana-kesini. Jadi Traveling Medan itu sebagai travel organizing, kalau Komunitas TM itu komunitas pencinta pariwisata disitu dibina sama pengurus inti TMC Group yang mengurusi Traveling Medan, kegiatannya sharing-sharing seputar pariwisata, seputar ngetrip, dan pelatihan-pelatihan pariwisata gitu. P : Mengapa anda memilih fokus dengan TMC Group saja? I : Karena saya berpikir industri pariwisata kedepan itu menjanjikan. Menjanjikan karena sekarang sudah berkembang, saya ingin mengembangkan komunitas ini lebih besar lagi. p : Apa syarat bergabung di Komunitas TM? I : Berumur antara 18 – 30 tahun, trus dia harus cinta juga sama dunia kepariwisataan. Sedangkan banyak yang mau ikut itu usianya diatas 30 tahun, otomatis merekapun ga bisa dong, gabung di komunitas, makanya itu kita buka Traveling Medan. di traveling medan ini kita ngembangin jadi ke operator dan travel organizer. P : Salah satu syarat untuk masuk ke komunitas TM tadi adalah, calon anggota tersebut harus “mencintai dunia kepariwisataan”, itu bagaimana anda dapat mengetahuinya? I : Sebenarnya tidak ada tes apa-apa, kita hanya minta mereka itu datang di setiap pertemuan, kita hanya meminta mereka fair dengan diri mereka sendiri, jika mereka benar mencintai pariwisata itu, mereka pasti bakal stay disini, intinya ini sejalan dengan proses mereka disini, kalau mereka tetap disini, tetap concern sama-sama ngetrip disini, belajar disini, itu udah nunjukin mereka cinta sama dunia pariwisata. Universitas Sumatera Utara P : Bagaimana langkah TMC Group dalam menjalankan misi komunitasnya? menjadi wadah bagi insan yang peduli dan tertarik akan industri pariwisata dan mengembangkan pariwisata Sumatera Utara baik melalui kegiatan offline maupun online. I : Kegiatan untuk mencapai misi itu kan, kita selalu punya program, program jangka pendek dan program jangka panjang. Kalo program jangka pendek itu misalnya seperti kegiatan open trip atau eksplor wisata, kemudian publikasi bersama dengan media, Jadi melalui rangkaian kegiatan ini kita ingin ngebentuk TMC Group sebagai insan pariwisata yang berkarakter, karena yang bergabung jadi anggota di TMC Group ini kan, ga semua anak pariwisata. Jadi kalau mereka dari jurusan lain, atau ngga, dari fakultas lain tapi mereka asik dengan dunia pariwisata, pasti kita pertahankan. Jangka panjang mengadakan event, event kepariwisataan seperti Social Tourism Care, Torism Camp. Kita sebut jangka panjang, karena persiapan pelaksanaannya juga ga cepat, paling cepat tiga bulan, dan program ini adalah program TMC Group yang berkelanjutan. Kalau program jangka pendek itu kita ga ekstra untuk kegiatan itu. P : Mengapa TMC Group mempunyai tujuan: Menciptakan insan berkarakter dalam mengembangkan minat di dunia kepariwisataan? I : Berkarakter kan artinya kita bukan membuat mereka seperti yang kita inginkan, kita ga ngebuat mereka semua jadi anak pariwisata. Tapi mereka tetep berkarakter sesuai dengan diri mereka, mau mereka anak hukum, anak komunikasi, anak teknik, contohnya, tapi mereka memahami dunia pariwisata. Jadi karakternya yang kita disitu sebenernya. Kemudian karena kita ngeliat pelaku-pelaku pariwisata sekarang itu kurang peduli dengan industri yang mereka geluti sendiri, seperti itu. Makanya tujuan kita ini. P : Mengapa TMC Group mempunyai tujuan: Ikut serta dalam memajukan pariwisata Sumatera Utara melalui publikasi kepariwisataan di Sumatera Utara? I : Kalau ini, kita kan ada personal selling, jadi perorang dari kita harus ikut serta untuk mempromosikan pariwisata dan kegiatan kita, dengan cara masing-masing seperti dari mulut ke mulut, trus bisa juga dengan talk show di radio, ya kita harus bersedia, siapapun siap untuk dikondisikan. P : Mengapa TMC Group mempunyai tujuan: Pemanfaatan media sosial sebagai sarana untuk edukasi kepariwisataan? P : Media sosial, karena kalo di pariwisata kan ada istilah milenial traveler. Artinya itu lebih ke pemanfaatan media sosial dan teknologi seperti internet gitu. Dari poin ini kita ngambil tujuan ini, dan sasaran pemasaran pariwisata Universitas Sumatera Utara kita inikan lebih ke kawula muda, karena kawula muda ini yang bakal kedepannya ee.. bekerja ataupun jadi insan pariwisata. P : PariwisataSUMUT.Net itu sub-komunitas yang fungsinya apa? I : Pariwisata sumut itu kita pengen jadi sebuah jaringan pariwisata Sumatera Utara secara khusus, dan secara umum untuk Indonesia. Jadi kita mau jadi sebuah media yang mempromosikan, jadi media independen terkait pariwisata dan ekonomi kreatif di Sumatera Utara. P : Berarti yang akan dikenal oleh masyarakat dan orang banyak itu PariwisataSUMUT.Net dan bukan TMC Group? I : Kita kan punya strategi pemasaran yang mixing, jadi kita selalu promosikan dengan Psn, jadi karena tujuan utama dari masing-masing sub-komunitas ini kan beda, pariwisata sumut berbeda fungsinya dengan Traveling Medan dan Komunitas TM, makanya kalau ada kegiatan Psn, yang kontrol itu dari pengurus inti, kadang ada juga tambahan dari yang lain, misalnya Komunitas TM. P : Pariwisatasumut.net ini adalah sumber informasi dan publikasi, melalui media apa saja? I : Kita menggunakan digital media. Website, twitter. Media online semua. P : Berapa orang yang mengurusi PariwisataSUMUT.Net? fungsinya masing- masing I : Yang ngurusin PariwisataSUMUT.Net ini adalah personel pengurus inti dari TMC Group. kita kan pakai sistem matriks ya. Seperti menjadi administrator dalam akun-akun media sosial dan website ya kita-kita di pengurus inti TMC Group secara bergiliran, kita jadwalin perminggu. Dan yang mengkontrol secara langsung teknis ini saya. P : Traveling Medan itu sub-komunitas TMC Group yang fungsinya apa? I : Fungsinya sebagai travel perjalanan, travel organizer, seperti guide, EO pemandu wisata. P : Berapa orang yang mengurusi Traveling Medan? fungsinya masing-masing I : Yang mengurus Traveling Medan adalah personil pengurus inti TMC Group. P : Komunitas TM itu sub-komunitas TMC Group yang fungsinya apa sih? I : Fungsinya lebih ke komunitas traveler. Adalah orang-orang yang suka jalan- jalan. Mereka adalah orang-orang yang nantinya akan menjadi pengurus inti. Universitas Sumatera Utara Kalau di Komunitas TM kan mereka diajarkan dasar-dasar, seperti belajar teknis belajar pariwisata dengan kita ngadain pertemuan. Komunitas ini diajarkan oleh pengurus inti. P : Berapa jumlah anggota komunitas TM? I : 18 orang, sekarang. P : Berapa kali perjumpaan Komunitas TM? I : Standarnya dua kali dalam sebulan, selambat-lambatnya sekali sebulan. P : Berapa orang yang mengurusi Komunitas TM? Fungsinya masing-masing I : Sebenarnya dari personil pengurus inti TMC Group itu, wakil ketua TMC Group menjadi ketua di Komunitas TM, jadi dia adalah orang yang mengkoordinir, bertanggungjawab atas kegiatan dari Komunitas TM. P : Apa jabatan dan tugas anda saat ini? jabarkan dengan spesifik I : Kalo di TMC itu kita pakai sistem matriks sebenarnya, jadi semacam ada perubahan itu. Misalnya segenap pengurus itu harus siap bergerak dibidang itu, cuman kalo CEO. Kenapa CEO, karena kita kan masih pada posisi start up, walau udah empat tahun tapi kita masih dibilang start up, lah. Kalo CEO itu tugasnya menjaga kelangsungan TMC Group itu. Mulai dari sekarang sampai kedepannya. Kalo CEO, paling tidak saya harus bisa menguasai semua bidang-bidang, tugas-tugas yang mereka kerjakan. Karena kalau dari mereka tidak mengerjakan, mau ga mau CEO yang bergerak. Itu didalemnya.. secara internal.. kalo secara eksternal.. mengambil keputusan.. artinya ada yang mau nawarin kerjasama.. yang memutuskan jadi atau enggaknya kerja sama itu CEO. Kemudian jaga hubungan.. CEO itu bagaikan public relations, PR utama dari TMC, yang jaga nama baik TMC, jaga citra, menjaga kelangsungan, membina hubungan baik dengan media. Pertanyaan Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata serta Faktor Pendukung, Faktor Penghambat dan Upaya dalam Mengatasi Hambatan P : Siapa saja yang sudah pernah menjadi peserta TMC Group? I : foreign tourist, dan domestic tourist. Kalau foreign tourist ini dia rombongan salah satu jurusan di kampus di Thailand dan Malaysia. Mereka mengambil wisata edukasi, mereka meminta kami menghandle tour mereka ke Wisata Mangrove. Tamu dari Thailand itu dari Sirindhorn College of Public Health, kalau yang dari Malaysia itu.. Trengganu Malaysia University. Kalau rombongan dari Malaysia itu mereka tahu kami dari website kami. mereka langsung kontak kami via email.kalau yang di Thailand, mereka tahu kami diperkenalkan sama Universitas Sari Universitas Sumatera Utara Mutiara Medan, yang pernah memakai jasa kami juga. Jadi USM yang mengontak kita untuk kedatangan mereka. Satu rombogan Trengganu Malaysia University berjumlah 30 orang, sekalian kampusnya. Mereka pergi ke Wisata Mangrove juga karena mereka jurusan Perairan. Kalau rombongan dari Sirindhon College itu sekitar 28 orang. Domestic torist ini yang paling banyak dan hampir disemua trip kita pasti isinya ya turis domestik.. hehe.. P : Apakah kalian mendapatkan profit dari setiap perjalanan? I : Ya, kita dapat profit. Profitnya berupa uang, gimana caranya kita personil pengurus inti ngga bayar dalam setiap perjalanan eksplor wisata, ngetrip- ngetrip gitu. Maka dari itu kita masing-masing juga pasang target, peserta di eksplor wisata kita minimal harus 30 orang, biar ga minus hitungannya. Karena anak-anak TMC Group ini kan udah kerjain teknis seperti nyari hotel atau penginapan, cek lokasi objek wisata yang mau didatangi, transportasi, nyari konsumsi, disana juga jadi tour guide nah wajar dong kalau kita minta free dalam satu perjalanan kita. P : Jenis perjalanan seperti apa yang dilakukan oleh TMC Group? I : Wisata budaya, wisata industri, wisata bahari. Wisata budaya ini ke semua objek wisata yang ada di Medan, ke Istana Maimun, Tjong A Fie, desa di Sergai, pilgrim tour seperti ke Taman Wisata Iman, Velangkanni, Vihara di Siantar. Wisata industri itulah, rombongan mahasiswa, rombongan pelajar, yang mereka ngadain study tour dan perpisahan kelas. Wisata bahari juga kita ngunjungin Kawasan Wisata Mangrove, trus juga ke Pantai di Pulau Pandang, Pulau Berhala, Air terjun Sipiso-piso, Air terjun Bidadari, Romace Beach, Air terjun Mursala, dan banyak lagi. Ini yang paling banyak memang diminati sama wisatawan yang ikut sama kita, karena memang karena sebagian besar yang ikut ngetrip sama kita itu Orang Medan, ya karena di Medan memang ga punya pantai yang menarik. Kita kan keluar Medan semua untuk trip bahari. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi secara interpersonal dengan calon peserta pesannya seperti apa, menyampaikan bagaimana, medianya apa, bagaimana efeknya? I : Oh iya.. tetep kita lakukan. Yang aku ajak komunikasi personal sebenarnya ke peserta-peserta trip sebelumnya, dan ke orang-orang yang sebelumnya suka nanya-nanya tentang trip-trip ini. aku lebih suka karena memang mereka udah punya minat, jadi pas ngajaknya juga udah enak. Aku ga begitu suka Universitas Sumatera Utara ngajak temen-temenku sendiri karena ini kan bisnis, dan ketika temen- temenku minta di miringkan harga perjalanannya, aku suka ga enak nolaknya, padahal disinikan aku cari keuntungan, perlu budget juga. Sebenernya pernah dulu ngajak temen-temen, cuma dulu.. Komunikasi personalnya bisa melalui personal chatting di BBM, di Line, bisa juga kalau aku kebetulan jumpa langsung. Tapi memang lebih sering aku infokan dulu di BBM, kalau orang itu mau ketemu untuk bahas lebih detail, ya tinggal janjian. Kami pakai bahasa persuasif dengan kata “yuk ikutan trip kami kesini….” Trus nanti aku jelaskan juga rincian apa saja yang mereka dapatkan dalam trip tersebut. Kalau mereka bilang “mahal kalii” aku sebisa mungkin yakinin kalo itu ga mahal, kami jelasin harga transportasinya berapa, konsumsinya nanti disana makan berapa kali, disana nginap dimana, ya yakinin fasilitasnya lah, gitulah hehe. Mereka yang dihubungi dengan cara ini juga banyak yang merespon positif, seperti “yaudah aku ikut ya bang” dan kalau misalnya untuk kawan-kawan yang udah kerja, mereka juga bilang “kalau libur aku kabarin” P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi dengan calon peserta yang berkelompok antara 2 – 5 orang kelompok kecil pesannya seperti apa, menyampaikannya bagaimana, media yang digunakan apa, bagaimana efeknya? I : Jujur, aku belum pernah promosiin kelompok-kelompok yang dua sampe tiga orangan, atau se geng, belum pernah juga bikin multiple chat di aplikasi chatting manapun yang isinya beberapa orang. Ga pernah sama sekali. Karena lebih ngutamain ngomong ke personal ya ketimbang ke kelompok gitu. Tapi yang pasti peserta kita juga banyak yang kelompok-kelompok gitu, karena salah satu dari mereka ngehubungin aku, atau aku yang ngehubungin duluan kalau ada trip, nah mungkin mereka infoin ke temen-temennya. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi dengan calon peserta yang berasal dari kelompok besar dan formal atau organisasi pesannya seperti apa, menyampaikannya bagaimana, media yang digunakan apa, bagaimana efeknya? I : Karena kalau institusi resmi yang formal begini seperti dari kampus, gereja, ya penyampaiannya juga kami harus pandai menyesuaikan diri, pakai bahasa yang formal, disini institusi resmi, ya hubungan kepada perwakilan dari institusi tersebut juga ga bisa disamakan bahasanya dengan peserta kita yang kawula muda, lebih formal dan tegas. Sejauh ini kalau presentasi dihadapan Universitas Sumatera Utara organisasi kami belum pernah, tapi kirim surat elektronik atau email, dan bertelepon udah pernah ke institusi kampus, bahasa yang digunain juga dengan bahasa yang formal. Ya karena yang sudah pernah adalah mereka yang istilahnya menghubungi duluan atau membutuhkan, ya efeknya sukses, mereka minta kami ngehandle perjalanan mereka. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi dengan publik luas sebagai calon peserta pesannya seperti apa, menyampaikannya bagaimana, media yang digunakan apa, bagaimana efeknya? I : Kalau berhubungan dengan khalayak yang luas, otomatis kita juga pakai media sosial ya, media cetak, radio, siaran youtube juga kalau media sosial ini kan unik ya, artinya kita harus tahu dulu follower kita itu karakternya seperti apa, usianya juga, itu harus diteliti juga, karena kita posting tentang suatu tempat wisata dengan captionnya contohnya sedikit nyelipin humor, sedangkan yang follow kitapun yang sudah berumur, merekapun ga ngerti, kita terlihat ga profesional, padahal dengan penyampaian yang seperti itu yang disukai khalayak yang umurnya masih muda. Jadinya, kita harus analisis followers. Followers kita itukan sebenarnya calon peserta kita, jadi sebisa mungkin kita branding kita sendiri biar diingat orang dengan seperti yang kita tonjolkan “oh, giniloh, TMC Group, mereka gini gini giniii” karena citra itu yang kita tonjolin. Media sosial yang selalu kita gunain itu instagram ya, sejak 2015. Disini kita menggunakan bahasa yang ringan, ada selipin humor juga. Agak nyeleneh juga bisa. Followers diinstagram kami itu rata-rata anak muda, diusia 16 sampai 30an. Dan kita nganggap mereka itu kawula muda. Efek setelah publikasi di instagram ya memang lebih banyak yang tertarik seperti nanya. “bang itu ngetripnya gimana yaa, berapa yaa, ikutlaaah” Facebook lebih menggunakan bahasa yang sedikit formal, dibanding instagram. Misalnya open trip tanggal segini segini segini, tujuan kesini kesini ya udah begitu aja, biasa ajaa. website dan facebook ini kita gunain bahasa penyampaian yang formal, karena segala usia pengikut kita juga ada, dari yang kawula muda, sampai yang tua, 30 atas. Dewasa bener gitulah, hehehe. Mamak mamak bapak bapak pakai facebook. Jadi kami cari aman, pakai bahasa yang bisa dimengerti dan diterima semua orang. Di twitter kita masih ngetweet juga, walaupun kita sekarang cuma gunain open link , misalnya “ada open trip tanggal sekian, dimana.. selengkapnya di.. ” nah disitu kita kasih link website kita, biar bacanya lebih detil disana, Universitas Sumatera Utara juga sekalian promosi website kita juga, hehe. Twitter juga penggunanya semenjak setahun ini sepi, mungkin pada lari ke instagram, dulunya kalau kita posting ada aja yang ngeretweet, kalau sekarang syukur satu aja ada. P : Mengapa TMC Group harus menggunakan media sosial instagram sebagai media pemasaran? I : Ini kan produk yang kita jual adalah objek wisata, jadi media sosial instagram ini media sosial yang paling bagus untuk ee.. kita ngejual produk jasa kita. Kita tawarkan foto-foto objek wisata yang bagus dan bikin orang tertarik mengunjungi kesana, sehingga mereka mau ikut ngetrip sama kita. Kami optimalkan di foto, seperti kata orang kan, foto itu berbicara, dan berbicaralah melalui foto. Caption dengan menggunakan kata-kata menarik juga kita gunakan. Isinya juga selain info ngetrip, flyer ngetrip juga kita juga posting pengetahuan pariwisata, budaya, umur juga. Kayak contohnya pembuatan e-ktp. Kita juga pengen yang follow kita ga jenuh dan kita pengen lebih dekat dan berguna sama mereka. Jokes juga. P : Berapa jumlah pengikutfollowers dari media sosial TMC Group? I : Kalau pariwisatasumut.net itu 53.000 sekian followers, travelingmedan sekitar 7000 followers, kalau PariwisataMedan sekitar 15.000, pariwisatamedan itu akun yang kita buat juga yang isinya juga sama saja, dengan Pariwisatasumut.net. Gunanya ya melebarkan pasar saja. Jadi kalau orang mencari dengan key word “Pariwisata Medan” ya yang muncul kita jugaa.. P : Berapa rata-rata yang likecomment di instagram milik TMC Group? I : Yang ngelike seribu lebih juga dapet sekali foto, komen juga pastilah.. P : Berapa orang yang meregramme-repost foto TMC Group di instagram? I : banyak laaah.. kasih tagar pariwisatasumut.net, travelingmedan, juga banyak, saya juga suka ngecek dan keliatan siapa yang meregram.. apalagi kalo kegiatan-kegiatan sosial P : Mengapa TMC Group harus menggunakan media sosial facebook sebagai media pemasaran? I : Ini sekarang kita punya followers di facebook sebanyak 1.700 orang, pariwisata sumut sekitar 1.500, TMC Group sekitar 2.800, wisata sumatera utara sekitar 2.500. di instagram, feedback dan respon kayak komen itu juga lebih banyak daripada facebook, dari sejak berdiri, dari tahun berdiri. Facebook minimal satu kali ngepost perhari. Universitas Sumatera Utara P : Mengapa TMC Group harus menggunakan media sosial twitter sebagai media pemasaran? I : Twitter juga sebenernya adalah cikal bakal kita dulu awalnya, tahun 2012 itu kawula muda juga banyak gunain twitter. Jadi kenapa kita gunakan, karena makenya juga gampang-gampang asik, karakternya cuma dikasih 160 jumlahnya, jadi kita harus pande-pande manfaatin itu. Makanya kita selalu sertain link, jadi mereka bisa langsung kita arahkan ke website kita. Jadi pengunjung website juga lebih banyak viewersnya. P : Berapa jumlah pengikut dari twitter TMC Group? I : Pengikut twitter Pariwisatasumut.net itu sekitar 14.000, travelingmedan sekitar 5.000-6.000 followers. Sekarang sudah mulai ga gencar. Tahun 2012 dulu kita malah harus minimal 20 kali ngetweet sehari. Isinya info pariwisata, pengetahuan tentang pariwisata, sampe pengetahuan umum.. P : Mengapa TMC Group membuat website? I : Karena kita pengen lebih terlihat punya imej professional, jadi kesannya lebih resmi, kemudian di sosial media kan sifatnya lini masa, makanya kita gunain website biar langsung disitu lengkap dan detil. P : Berapa jumlah viewers dari website TMC Group setiap harinya? I : Jumlah viewers sehari mencapai 7000 lebih, namun kalau udah high season itu bisa nyampe 10.000 bahkan lebih. Kalau musim liburan. Di website itu ada datanya tersedia, informasi yang dibutuhkan, paling dicari key word nya ini, itu semua terlihat. P : Dari semua media sosial yang disebutkan diatas, mana yang lebih berpengaruh pada publikasi dan pemasaran? I : Untuk sekarang ini lebih instagram dan website. Dan juga sebenarnya kita pengen lebih fokus ke facebook, karena penggiat pariwisata banyak di facebook. Kita sekarang memang lagi pengen naikin traffic di facebook. P : Siapa sasaran peserta dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan TMC Group? I : Yang kami sasar sebenarnya tujuan kami adalah kawula muda, karena TMC Group pengurusnya juga anak muda. Kita juga pernah beberpa kali bawa tamu yang.. lebih tua dari kita, malah jadi ga asik, jadi susah nyesuainnya ke mereka. Dan juga tipikal perjalanannya kan beda, kalo yang usia tua maupun muda. Jadi lebih ke kawula muda, jenis perjalannnya juga cocok ke kawula muda. Universitas Sumatera Utara p : Apakah TMC Group melakukan personal selling dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Ini seperti mulut ke mulut, ya. Kalau kita sih sudah memantapkan tiap-tiap divisi, jadi setiap divisi itukan harus tahu gimana memasarkan produk. Mau ga mau dan harus tau dan bisa. Kita tetep pakai metode dari mulut ke mulut dengan persuasif, cuma aku pribadi sih ngga menggunain itu ya, tapi aku mengajarkan ke anggotaku gimana sih trik nya, gitu. Aku selalu tekanin ke mereka untuk ngelakuin strategi ini. P : Mengapa anda juga tidak turun langsung dalam menggunakan strategi ini? I : Disamping aku adalah CEO di komunitas ini yang tugasnya mengontrol, aku juga memberikan proses kepada pengurus lain untuk melakukan strategi ini. Jika aku saya terus yang lain kan juga harus punya pengalaman disini. Dan juga sebenarnya aku juga ngurus publisitas sih, lebih ke media-media gitu. P : Apakah TMC Group melakukan direct ads dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Sejauh ini belum pernah. Kita mau press budget, jadi selagi kita bisa ngembangin di media sosial kita, di website kita kenapa harus beriklan. Intinya pendanaan. Malah kita berharap orang beriklan di website kita, di PariwisataSUMUT.Net. P : Adakah iklan di website TMC Group? I : Sejauh ini belum ada, karena kita baru buka pemasangan iklan dibulan ini, kita sounding juga dan mulai pasarin di instagram untuk pemasangan iklan di website TMC Group paling engga dua kali sebulan, juga hubungin via telepon langsung PR hotel yang kita kenal apakah berniat memasang ikan di website kita. apa salahnya dapat pemasukan juga dari sini. Kita lagi taha penyusunan company profil, price list iklan, seperti itulah. PariwisataSUMUT.Net itukan juga bisa dibilang di instagram itu ya, untuk akun sejenis tentang kepariwisataan di Sumut kayaknya lebih megang dari semua akun lain khususnya di Medan. ya kenapa kita harus memanfaatkan iklan. P : Pernah tidak ada persaingan dengan komunitas lain? I : Sejauh ini ada. Namanya sama, Pariwisata Sumut juga, PS. Kita asalnya kan dari twitter dan kita pertama kali, lalu dia ngemention, bang kita dari pariwisata sumut. Dia ajak ketemuan, kalau tujuannya sama, untuk ngembangin pariwisata Sumut ya kenapa engga. Cuma yang ngga asiknya waktu dia nyuri meta tag kita. Kata kunci di google. Awalnya juga kita pariwisata Sumut, ga pake net dibelakangnya. Cuma kita ngalah ajalah. Universitas Sumatera Utara P : Apakah TMC Group melakukan sales promotion dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Kadang kita kasih juga penuruan harga atau bahkan gratis kepada peserta yang membawa banyak temannya. Kalau dia bawa 20 orang temannya, ya ga ada salahnya kan kita kasih dia free. P : Apa keuntungan yang diperoleh setelah menggunakan strategi personal selling? I : Kita tanpa sengaja dibantu dari segi pemasarannya sama peserta. Beban agak dikurangi. Itu sih.. P : Apa hambatan yang terjadi ketika menggunakan strategi personal selling? I : Hmm.. apa ya. Kayaknya kalau hambatan ngga ada deh, cuma emang susah nemuin orang yang mau juga ikut masarin ini demi dapet free ikut ngetrip. Hehe.. P : Apakah TMC Group melakukan publicity dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Iyaa.. seperti ke radio. Radio RRI Pro 1, La Fame Radio sama Koran. Radio Most FM tidak diterima karena seminggu sekali harus melakukan siaran, TMC Group melihat kurangnya kesiapan dari anggota untuk dapat menjadi perwakilan dalam bersiaran disitu. La Fame disana kita dialog interaktif seputar pariwisata di Sumut juga. Mereka yang meminta kita untuk siaran di radio mereka. Mereka tau dari instagram, katanya. Dan ada juga majalah Gatra, tahun 2013. Mereka ngewawancara, mereka mewawancarai kami TMC Group sebagai penggiat pariwisata lokal. Yang ditanya seputar pariwisataSUMUT.Net, yang diliput saya. Tribun medan juga pernah meliput tentang kegiatan kita, seperti kegiatan Social Tourism Care membawa kawan-kawan di panti asuhan ke Kawasan Wisata Mangrove, dan juga kegiatan ngopdar yang dibuat oleh TMC Group yang dihadirin oleh komunitas-komunitas yang ada di medan, jadi mereka meminta kita untuk diwawancarai oleh mereka agar dimuat di koran dan koran onlinenya. Selain itu media partner kita adalah media online, seperti taukotembung.com, cumamedan.com, fokusmedan.com P : Apa faktor pendukung dengan adanya strategi publicity? I : Yang pastinya media yang telah meliput kita, telah mengundang kita ke studio siaran tersebut memiliki penggemar setianya, memiliki pembaca setia dimasyarakat, yang sebelumnya belum pernah dengar TMC Group. Jadi nama Universitas Sumatera Utara TMC Group semakin dikenal luas di masyarakat. Selain itu juga, dengan udah pernah terlibat di peliputan dan juga diundang siaran, otomatis aku berharap media bisa jadi partner yang menguntungkan buat TMC Group kedepan. P : Apa faktor penghambat dalam penggunaan strategi publicity? I : Aku rasa penghambat penggunaan strategi ini mungkin agak susah juga ya cari media yang bener-bener mau ngeliput kita dengan gratisan. Ya namanya semuanya ngejar keuntungan. Jadi lebih baik mereka ngiklan daripada buat berita cuma-cuma. Menurutku yah. P : Apa upaya untuk mengatasi hambatan tersebut? I : Ya kita mencoba gencar dan aktif untuk menjalin kerja sama dengan awak media. Karena kalau secara personal, secara emosional kita bagus, maka gampang kita minta tolong dengan mereka. P : Apakah TMC Group melakukan sponsorship marketing dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care dll? I : Ngga pernah. Karena juga kita butuh sebenarnya orang yang memberi sponsor kepada kita, hahaha. Ya, kita belum sampai mencapai tahap pemasaran itu, dan saya rasakan juga tidak relevan. Kami anak muda yang lagi gencar buat usaha, tapi jadi sponsor orang. P : Apakah TMC Group melakukan point-of-purchase communication dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata? I : Dulu sekitar tahun 2013 pernah kita cetak dan nempel flyer sekali, kita buat di USU, atas inisiatif wakil ketua. E-flyer kita buat di media sosial paling. Isinya juga tentang publikasi open trip kita. Tapi sekarang udah ga pernah, salah satunya juga kita mau hemat pendanaan. P : Bagaimana membuat orang loyal untuk terus ikut dengan kegiatan TMC Group? I : Caranya ya kita menjadikan peserta itu keluarga dan bukan orang lain. P : Siapa saja yang terlibat dalam usaha meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan TMC Group? I : Semua personel pengurus inti TMC Group. Seperti yang tadi diungkapkan, semua divisi ini harus mampu untuk memasarkan. Jadi kita pakai patokan, misalnya kalo ngetrip satu orang harus bawa peserta sejumlah sekian.. jadi kalau kalian dapet lima, kalian free dalam trip, kalo ga dapet, ya kalian jadi ikut bayar. Kita bikin effort juga biar kita bisa terpacu untuk ningkatin jumlah peserta, jangan ready to serve doang. Universitas Sumatera Utara Pertanyaan Tentang Pengembangan Parwisata P : Bagaimana usaha TMC Group untuk menggalakkan ekonomi masyarakat DTW? I : Yang pertama adalah pemberdayaan masyarakat lokal. Artinya, tidak serta- merta kita secara penuh mengelola perjalanan itu. Jadi kita manfaatkan juga masyarakat dalam konsumsi, seperti masak, kita minta jasa warga lokal, juga penyediaan transportasi ditempat itu. Kita ajak jadi guide juga, kita usahakan mereka ditempat itu. Secara ga langsung mereka belajar juga, jadi kalau kedepannya ada wisatawan yang datang mereka udah siap, udah lebih terampil menghadapi turis yang datang. P : Bagaimana usaha TMC Group untuk memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan lingkungan hidup? I : Sebelum ngetrip itu kita selalu tekankan pertama-tama adalah berdoa. Kita tekankan bahwa ada semacam responsibility atau tanggungjawab terhadap pariwisata, baik itu sosial. Artinya bertanggungjawab itu seperti ini, kita harus bisa menyesuaikan diri, artinya jika kita masuk ke lingkungan ini, kita jangan terlalu keras nunjukin iniloh, budaya kita. Kita harus bisa beradaptasi dan menyatu sama mereka. Yang kedua adalah menjaga kebersihan di DTW. P : Bagaimana usaha TMC Group untuk memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa kepada peserta yang ikut trip? I : Kami mewujudkan fungsi pembangunan pariwisata pada poin ini dengan membuat kegiatan-kegiatan sosial seperti Social Tourism Care, kegiatan tahunan ini juga sebenarnya wujud rasa cinta TMC Group kepada Sumatera Utara yang pastinya juga mengajak peserta-peserta yang ikut ngerasain dan mengajak mereka peduli sama masyarakat sekitar. Peserta yang ikut kegiatan kami akan terjun langsung contohnya dalam pembagian buku, contoh lain menemani anak-anak di pengungsian.. jadi secara ga langsung mereka jadi ngerasain apa yang kondisi terkini di negerinya. Universitas Sumatera Utara INFORMAN II Tanggal Wawancara : 15 Juli 2016 Pukul : 16.00 – 18.00 WIB Tempat : Jalan Sumbawa No. 1, Kota Pematangsiantar Karakteristik Informan Nama Informan : Yowanda Rahmazam TTL : Pematangsiantar, 28 Mei 1994 Jabatan : Wakil Ketua TMC Group Pekerjaan : Mahasiswa Hobi : Traveling dan Olahraga P : Peneliti I : Informan Pertanyaan Personal tentang TMC Group P : Mengapa anda bergabung di TMC Group? I : Pada awalnya aku mencari orang yang sepemikiran, sehati dan bisa diajak jalan sama-sama. Sepemikiran dalam hal pencinta alam, penggiat wisata dan menjaga alam, intinya pariwisata lah. P : Ceritakan awal bergabungnya anda di TMC Group I : Jadi pada awalnya, aku gabung di TMC Group karena aku lagi buka twitter.. ga berapa lama, aku lihat tweet yang di retweet kawanku, yaitu tweet pariwisatasumut.net. nah, aku juga jadi stalk akun itu kan, setelah ngestalk, aku juga mikir, keren juga ni komunitas. Berapa lama kemudian, aku ngubungin cp nya, yaitu Bang Antonius, abis itu juga ada ngumpul-ngumpul komunitas aku ikut. Ya gitu awalnya.. aktif-aktif ngumpul. P : Bagaimana langkah anda sebagai pengurus dari TMC Group dalam menjalankan misi komunitas? menjadi wadah bagi insan yang peduli dan tertarik akan industri pariwisata dan mengembangkan pariwisata Sumatera Utara baik melalui kegiatan offline maupun online. I : Sebenarnya yang sudah saya lakukan untuk misi komunitasku ini sebenernya ya mengajak orang untuk ikut partisipasi di kegiatan-kegiatan yang diadain sama TMC Group. Nah kenapa aku bilang begitu, karena orang yang aku bawa, dia juga nanti akan ngerasain peduli alam, peduli budaya Sumatera Utara ini. Universitas Sumatera Utara P : Apa jabatan dan tugas anda saat ini? jabarkan dengan spesifik I : Wakil ketua sekaligus tour leader. Kalau ngetrip gitu, aku yang ngebuat rute perjalanan, terus yang ngasih tanda pada peta dan jalan, terus aku juga nentuin lamanya perjalanan kami di objek wisata. Pertanyaan Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata serta Faktor Pendukung, Faktor Penghambat dan Upaya Mengatasi Hambatan P : Siapa saja yang menjadi peserta dari TMC Group? I : kalau yang turis domestik pernah, turis asing juga pernah. Kalau yang luar negeri kita pernah handle rombongan mahasiswa dari Malaysia dan Thailand. Kalau domestik sebenernya hampir disemua kegiatan eksplor wisata, mahasiswa, pelajar ya kebanyakan memang orang lokal dan tinggal di Medan. kebanyakan memang domestic tourist. P : dari mana wisatawan asing foreign tourist mengetahui TMC Group? I : mereka tahu kami dari media internet yaitu website. Mereka cari tempat destinasi dan website kami yang muncul di halaman pertama dalam pencarian “traveling di Medan”. P : Apa saja jenis perjalanan yang sering dilakukan oleh TMC Group? I : wisata budaya, seperti tour ke Istana Maimun, wisata komersil ngajak kawan-kawan ke Pekan Raya Sumatera Utara, ini agenda insidental, wisata industri juga pernah di wisata cagar alam juga kita pernah bawa rombongan pelajar ke wisata kawasan Mangrove, untuk edukasi mangrove, menanam mangrove untuk keseimbangan ekosistem disana. P : mengapa TMC Group melakukan trip dengan jenis wisata budaya? I : hehehe.. karena pariwisata ga luput dari budaya, budaya juga ga luput dari pariwisata. Yang pertama, kita kan mengunjungi tempat-tempat yang berbeda dari tempat dimana kita tinggal, yaitu tata cara hidup, kebudayaan, ya itu juga sebagai wujud cinta kita terhadap berbagai budaya di Sumut ini, dan itu salah satu termasuk dalam wonderful Indonesia. P : mengapa TMC Group melakukan trip dengan jenis wisata komersil? I : wisata komersil yang pernah kami lakukan yaitu ngunjungin PRSU. Di PRSU kan, menampilkan banyak budaya-budaya yang ada di Sumatera Utara. Kami juga mengajak teman-teman yang kami ajak untuk membeli beberapa kerajinan tangan ataupun makanan khas daerah yang dijual, karena kami juga berupaya untuk mendukung industri kreatif, biar mereka kedepannya ada dana untuk membuat kegiatan PRSU lebih baik lagi. P : mengapa TMC Group melakukan trip dengan jenis wisata industri? I : ya karena udah permintaan dari konsumen.. hehe.. ga mungkin kita nolak juga. Jadi kalau di wisata industri ini kan, pengertiannya kita bawa rombongan pelajar, ya jadi kita ngebantu pelajar untuk ngebantu mereka, Universitas Sumatera Utara supaya mereka tahu spot-spot yang baik, biar mereka juga ga sendiri-sendiri. Mereka kan gatau, mau kemana, mereka juga ribet mempersiapkan segala sesuatunya semuanya, jadi disini kita yang memfasilitasi dengan apa yang mereka suka, mereka mau kemana, seperti apa konsepnya, pantai, gunung, tempat budaya, kami bisa kasih pandangan. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi secara interpersonal dengan calon peserta pesannya seperti apa, menyampaikan bagaimana, medianya apa, bagaimana efeknya? I : Kalau ngomong langsung mengajak ke teman-teman, itu kalau kita ngomong aja tanpa ada pembuktian, itu kosong. Jadi sebelum kita ngomong langsung ketemen-temen, kita harus sebelumnya eksplor ketempat itu, jadi baru kita tunjukin ke temen- temen. “ini ada tempat bagus, baru loh”. Disitu yang membuat teman-temanku tertarik, karena kita udah pernah kesana. Kayak misalnya ke Pulau-pulau, yang mereka tahu kan, kalau kita jelaskan pakai bahasa marketing kan seperti “temen-temen, Pulau ini tempatnya cantik, viewnya indah, lautnya biru.. tempat ngecampnya bagus, makanannya enak- enak” gitu kan jadi ngebuat temen-temen tertarik, dan juga karena kita temennya, ya dia juga jadi percaya karena dia tahu siapa kita. Nyampeinnya ya juga secara langsung, kalau ketemu. aku ga pernah lewat chat, kecuali kalau ada trip yang kurang orang. Dengan efeknya, mereka mau biasanya, siapa sih yang ga mau diajak jalan-jalan? kendalanya kalau mereka ngga mau biasanya sih soal dana. P : Siapa orang yang menjadi target anda untuk mempublikasikan kegiatan TMC Group dengan cara komunikasi interpersonal? I : Aku lebih suka ngajak teman dekat. Karena kalau ngajak keluarga, pasti nanti mereka mikirnya kita yang bandari.. hehe.. kalau temen kan kalo kita ajak pasti ngertilah, kita bayar masing-masing. P : Mengapa anda tidak melakukan komunikasi interpersonal untuk mengajak orang menjadi peserta dalam setiap kegiatan? I : Karena aku ingin memulainya dengan orang terdekat dulu, lah. Kalau orang lain kan bisa setelah itu. Hehe.. orang yang kita kenal kayak teman ini juga kita suka bilang untuk ajak kawan-kawannya yang lain, biar ramai. Gitu.. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi dengan calon peserta yang berkelompok antara 2 – 5 orang kelompok kecil pesannya seperti apa, menyampaikannya bagaimana, media yang digunakan apa, bagaimana efeknya? I : Kalau di kelompok itu kan pasti ada kepalanya lah gitu, kepala geng nya, paling disegenin, paling dianggaplah di kelompok itu. Jadi kalau misalnya ketua geng itu kita ajak dan mau, pasti anggota gengnya ikut. Jadi targetnya sih kita nyampaikan ke kepala gengnya ini. Aku juga ngomong langsung, berjumpa gitu. Kalau respon mereka yang aku ajak secara kelompok sih Universitas Sumatera Utara sejauh ini bagus-bagus aja tanggapannya, paling kalo ga mau ikut juga karena waktu yang gak pas. P : Siapa orang yang menjadi target anda untuk mempublikasikan kegiatan TMC Group dengan cara komunikasi kelompok? I : Lebih ke teman sih, trus juga grup-grup perusahaan. Kalau teman sih yaa.. karena kita tahu siapa mereka, mereka gimana.. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi dengan calon peserta yang berasal dari kelompok besar dan formal atau organisasi pesannya seperti apa, menyampaikannya bagaimana, media yang digunakan apa, bagaimana efeknya? I : Aku pernah sih kemarin audiensi ke sekolah SMA 7 Medan yang waktu itu mau ngetrip untuk perpisahan mereka dan rombongan mahasiswa. Audiensi itu presentasi menjelaskan tentang paket tour, ga langsung di acc, mereka minta kami ngejelasin dulu, mereka mau gabung atau tidaknya dengan kita, ya itu tergantung bagus ngga nya presentasi kita. Presentasinya dengan orang Malaysia itu di Hotel Madani Medan. Kami presentasi profil tentang Kawasan Wisata Mangrove, profil objek wisata yang ingin mereka tuju. Penyampaiannya ya kita paparkan secara formal. Efeknya sih, sejauh ini ketika kita presentasi setelah itu langsung di terima sehari kemudian melalui email. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi dengan publik luas sebagai calon peserta pesannya seperti apa, menyampaikannya bagaimana, media yang digunakan apa, bagaimana efeknya? I : Untuk lebih menyeluruh, meluas, kita juga menggunakan media. Mau itu media surat kabar, media radio, media sosial dan media online. Kalau media surat kabar, misalnya kita mau buat kegiatan, yaa.. mereka meliput kita, media yang pernah meliput kita sih Tribun Medan. Oiaa, di youtube juga kita pakai. P : Mengapa TMC Group bersedia untuk mempublikasikan kegiatan melalui media surat kabar Tribun Medan? I : Karena menurutku Tribun Medan itu cakupan pembacanya luas, karena harganya murah hanya seribu, semua orang bias beli dan juga dia mengena disegala kalangan, kalangan atas, menengah, kalangan bawah, dan juga karena ga semua orang juga ngegunain media sosial, internet itu sih.. P : Media sosial apa saja yang digunakan oleh TMC Group? I : Twitter, facebook, line, instagram, website juga. P : apa saja media online yang digunakan oleh TMC Group? I : online kami yaa, menggunakan youtube. Kalau misalnya di youtube keuntungannya kita bisa ngebuat video dokumenter, jadi kalau penonton ya bisa lebih real ngeliat kondisi dan keadaan di objek wisata yang kita datangin. Universitas Sumatera Utara Kami udah buat sekitar 20 video perjalanan ngetrip, budaya Batak, dan banyak lah. P : Diantara semua media yang digunakan untuk komunikasi publik, yang manakah media yang paling berpengaruh untuk menyampaikan informasi dan publikasi? I : Media sosialsih menurut saya.. karena langsung berkenaan dengan masyarakat yang membacanya. Respon mereka juga bisa kita lihat dengan langsung. Mereka komen, like, ngerepost balik. Mau yang negatif atau positif, semua nampak. Gitu juga kalau sepi respon, kita juga bisa tau.. ternyata yang kita posting gak menarik hati followers. P : Apakah TMC Group mendapatkan profit dari setiap kegiatan eksplor wisata yang dijalankan? I : Kalau masalah profit, kita ada beberapa kegiatan yang pakai profit, ada juga kegiatan sosial yang tidak menggunakan profit. Kalau misalnya kami jalan, contohnya Medan City Tour, ya kita juga ga ngegunain profit. Untuk yang profit, salah satunya ya eksplor wisata lain selain itu ya kita berupaya sebisa mungkin kita ngga bayar dalam perjalanan itu. Nah, kalau dana berlebih juga kita gunain untuk dana tak terduga, siapa tahu dalam perjalanan ada hal yang ga kita inginkan. Kalau ngga ada, ya kita bagi-bagi aja, sedikit sih paling, dan itu jarang. P : Mengapa TMC Group memang tidak menetapkan jumlah keuntungan untuk ditargetkan? I : yaa kalau kita memang menargetkan profit, nanti jadi lain tujuan kita, ga jadi ngejaga alam lagi. Jadi ya keuntungan yang didapat hanya sebatas kami free ikut aja, kami ga mau orientasi kami juga jadi uang. P : Siapa sasaran peserta TMC Group? mengapa? I : Semuanya sih, anak-anak, orang tua, mahasiswa. Karena untuk berwisata itu ga kenal umur. Cuma kami lebih menargetkan sasaran kami kepada mahasiswa-mahasiswa yang waktunya masih panjang, dan juga karena trip- trip yang kami tawarkan kan memang anak muda kali, seperti naik gunung, trip ke air terjun.. gitu. Pokoknya umur-umur 17 tahun keatas ya, karena kalau 17 tahun kebawah itu susah diatur, kalau berada di spot yang membahayakan. Contohnya berenang di di ombak yang besar, payah larang-larangnya. Contoh ya. Kalau 17 tahun keatas gampang mengarahkannya, dibilang sekali langsung nurut. P : Apakah TMC Group melakukan personal selling dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Ya dengan cara mulut ke mulut ke teman, kenapa ke teman, karena kita ngomong juga nyambung. Ya pokoknya kalau personal selling ini ya pendekatan pribadilah. Ngajak-ngajak kawan sepermainan, nawarkan secara pribadi. Kalau bisa di chat lewat line, lewat BBM aku chat. Gitu sih. Universitas Sumatera Utara P : Apa faktor pendukung strategi pemasaran personal selling? I : Faktor pendukung strategi seperti ini sebenarnya adalah keleluasaan kita ngelihat lawan bicara kita. Pendekatan pribadi ini ngebuat kita tau seperti apa keinginan dari calon peserta kita. Pendekatan pribadi juga ngebuat orang akan nyaman sama kita dan membuat kita seperti teman curhatnya. Yaa.. kalau faktor pendukung itu seperti kita lebih memahami customer kita. P : Apa faktor penghambat strategi pemasaran personal selling? I : Penghambat dari strategi ini sebenarnya kita harus punya waktu, menyisihkan waktu satu jam, dua jam untuk meluangkan waktu sama orang itu untuk prospek. Kita harus jelasin secara runut, kalau orang itu agak kurang ngerti, ya kita pahamin lagi.. gitu.. kadang capek. P : Apa upaya dalam menghadapi hambatan dalam strategi ini? I : Ya upayanya sih kita harus sadar bahwa kita itu memang mebutuhkan mereka, aku juga pribadi harus ngatur manajemen waktuku, kapan mau berjumpa sama dia. Gitu sih. P : Apakah TMC Group Group melakukan direct ads dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Kami ngga pernah ngelakuin ini. Kalaupun ke media cetak, ke radio itu kami selalu gratis. P : mengapa TMC Group tidak pernah melakukan direct ads? I : ya karena memasukan iklan di media itu memakan uang yang besar. Mahal. Dan juga kita belum terlalu membutuhkan iklan, karena kita masih bisa memanfaatkan media sosial dan website kita untuk publikasi. Kalau bisa gratis, kenapa harus mengeluarkan dana lagi. P : Apakah TMC Group melakukan sales promotions dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Kalau sales promotions ini kami selalu memberikan bonus dikelipatan dua puluh. Jadi kalau misalnya ada peserta yang bawa orang sampai 20 orang, ya tour dia gratis. P : Mengapa sales promotions yang digunakan seperti itu? I : Untuk menguntungkan kita juga, otomatis TMC Group juga tidak ada kendala pada peserta, karena sudah ada. Dan juga dapat menjadikan peserta yang memang punya niat tersebut jadi mitra kita kedepan, kalau ada kegiatan lagi. P : Apa faktor pendukung strategi pemasaran sales promotions? I : Keuntungannya ya.. kita ga perlu capek ekstra dalam mempromosikan kegiatan kita lagi, karena udah ada yang ngebantu kita untuk pemenuhan kuota trip. Universitas Sumatera Utara P : Apa faktor penghambat strategi pemasaran sales promotions? I : Sejauh ini.. hmm.. ga ada sih hambatan kalau pakai metode ini. P : Apakah TMC Group melakukan publicity dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Itu tadi.. di Koran kita pernah, di radio, di youtube juga kita juga punya beberapa video dokumenter, angka viewersnya ratusan adalah viewersnya, dan juga youtube kita ini juga kita share ke facebook. Kalau koran, ya karena biasanya orang yang bekerja di kantor, akan sangat mudah menjumpai koran dikantornya setiap hari, dan ditambah lagi jika dia ga menggunakan media sosial. Dan juga orang butuh koran juga ada yang misalnya karena butuh pekerjaan dan nyari pekerjaan, ya sekalian lihat artikel tentang kami. Surat kabar ini hampir dibaca semua kalangan. kalau RRI Pro 1 itu kita ngisi talk show, mereka ngewawancarain kami tantang objek wisata di Sumatera Utara. Yang pergi kesana saya, Bang Antonius, Ida, siapa lagi yaa.. oh, Fadlan. Dan juga ada programnya waktu siaran itu menanyakan kepada pemirsa dirumah, apakah ada pertanyaan yang mau disampaikan. Banyak juga yang menelepon pada saat dialog interaktif tersebut untuk bertanya seputar pariwisata kepada kami, anak muda lah. Disini keuntungan dari kami untuk tahu adanya respon pedengar RRI Pro 1 yang mendengarkan dialog interaktif kami. Kalau saya pribadi kan saya anak pariwisata, wakil himpunan mahasiswa jurusanlah, jadi sebagai pengurus, kami wajib kontribusi di mading kampus, ya saya isi kadang yang berhubungan dengan kampus, saya isi dan nempelin juga kadang kegiatan TMC Group. P : Apa faktor pendukung strategi pemasaran publicity? I : Strategi ini penuh tantangan, kita menjadi kenal orang-orang baru, yaitu kawan-kawan media. Strategi ini mudah, karena kami melakukannya dengan senang hati. Yaa mungkin karena passion kali ya, hehe. P : Apakah ada respon dari masyarakat setelah TMC Group melakukan siaran di radio RRI? Respon seperti apakah itu? I : Ada yang menelepon kami, ya walaupun ga banyak. Jadi setelah kami siaran itu memang ada yang menghubungi kami, nanya-nanya soal open trip, begitu. P : Apakah ada respon dari lingkungan masyarakat kampus setelah TMC Group menempel sejumlah flyer mengenai kegiatan TMC Group? I : Mading berpengaruh, adik-adik junior saya jadi suka bertanya pada saya mengenai kegiatan tersebut. Hehe.. P : Apa faktor penghambat strategi pemasaran publicity? I : Sejauh ini apa ya.. aku rasa ngga ada ya hambatan di publisitas ini. Tapi ya, memang semua koran atau media mau memasarkan kami? itu sih yang jadi tantangan. Universitas Sumatera Utara P : Apakah TMC Group melakukan sponsorship marketing dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care dll? I : Kalau sponsor gak pernah. Kami merasa tidak perlu untuk menjadi sponsorship untuk acara dan kegiatan orang. Cara marketing lain kan masih banyak. Kalau sponsorship itu kan memerlukan feedback yang harus kita kasih ke mereka sebagai pihak sponsor. Misalnya nih, TMC Group jadi sponsor acara orang kakak.. mungkin keuntungan yang kami dapet itu nama kami naik karena jadi sponsor, apalagi kalau orang kakak juga main di media. Tapi kalau yang orang kakak butuhkan sama kami kan, pasti dana, nah disitu kami merasa belum perlu. Toh kami juga kalau mempromosikan ke media, kami juga bisa dapatkan tidak dengan cara lain. P : Apakah TMC Group melakukan point-of-purchase communication dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata? I : Biasanya kalo ada acara atau event kami pajang di lokasi objek wisata yang kami kunjungin. Misalnya kan, di Serdang Bedagai, kami ngadain kegiatan penanaman mangrove, terus spanduk kita pasang, dan kita tinggal disana, sebagai kenang-kenangan bahwa kita pernah kesana. Istilahnya macak. Kami ngga pernah pajang spanduk di jalan raya, ditempat umum di kota Medan, karena menurut saya TMC Group lebih kena jika menggunakan media sosial. Umbul-umbul, pajang spanduk besar itu, udah macam partai. Hahaha.. kembali lagi juga kepada sasaran kami, sasaran kami adalah usia-usia mahasiswa dan kami rasa memang ga efektif untuk memajang spanduk atau apapun di tengah-tengah orang banyak di kota. P : Mengapa TMC Group menggunakan media sosial instagram untuk pemasaran dan publikasi? I : Kalau instagram itu karena sekarang adalah media sosial nomor satu menurut saya. Semua orang sekarang punya instagram. P : Berapa jumlah pengikut TMC Group dari media sosial instagram? I : Untuk di akun pariwisatasumut.net, itu followersnya sekitar 54.000 orang. P : Berapa jumlah rata-rata yang menglikekomentar pada instagram TMC Group? I : Banyaklah, mencapai ribuan juga sih ini sambil mengecek akun pariwisatasumutnet P : Berapa orang yang meregramrepost foto dari akun instagram TMC Group? I : Ada.. bahkan ada juga yang mencuri gambar kami P : Mengapa TMC Group menggunakan media sosial facebook? I : Kalau facebook, ya ga semuanya pakai twitter, ga semuanya pakai instagram juga. Jadi kan kami harus menjangkau semua. Kalau facebook kan lebih ke orang-orang tua, anak-anak juga. lebih luas jangkauan usianya. Universitas Sumatera Utara P : Manakah yang lebih berpengaruh terhadap publikasi dan pemasaran, instagram atau facebook? I : Instagram.. karena instagram lagi booming sekarang. P : Mengapa harus menggunakan media sosial twitter sebagai media publikasi dan juga pemasaran? I : Kita memang pertama kali awalnya menggunakan twitter sebagai media informasi kita. kalau twitter itu kita pakai, karena twitter ini kita bisa lebih sering aktif, postingan pendek, simpel, dan juga bisa menyambungkan link ke website kita. Intinya kita harus punya semua media sosial. P : Mengapa TMC Group membuat website sebagai media publikasi dan juga pemasaran? I : Alasannya, karena untuk meyakinkan semua orang kalau kita itu komunitas serius, kita resmi dan bukan abal-abal. Kalau pakai blog gratis, bisa jadi kelihatan kurang meyakinkan. Nah, disini kita udah pakai website, udah disitu kita tulislah tulisan, foto, dan segala macam. Jadi intinya yaa biar terlihat lebih resmi lah, kita menggunakan website. P : Berapa jumlah viewers dari website TMC Group? I : Ada sekitar 7000 viewers perhari kak.. P : Bagaimana membuat orang loyal untuk terus ikut dengan kegiatan TMC Group? I : Kalo cara ini, itu lebih ke personil pengurus inti sendiri sih. Gimana dari kitanya bersikap kepada peserta, bersikap supel, asik, dan memperlakukan peserta juga bukan sebatas peserta bahkan, tapi juga seperti keluarga, seperti teman dekat. Bisa jadi kemungkinan kalo kayak gini orang ini bisa jadi ikut. “ih, enak ya ngetrip sama orang ini, udah kayak saudara, next trip ikut lagi lah sama orang ini .” P : Apakah personil pengurus inti dari TMC Group menjaga penampilan masing-masing untuk kenyamanan peserta? I : Itu harus. Karena kita harus memperhatikan hospitalitynya peserta. Jadi ketika first impressionnya ke peserta itu bagus, itu justru trik, lagian kita juga bukan kelompok pencinta alam, yang urak-urakan, dan ga mengedepankan penampilan. Beda sama kami, kalo kami kan penggiat pariwisata, penampilan itu yang utama, first impression. Ya masa sih, peserta seneng sama yang cuek, yang urak-urakan, yang ga supel. Kita juga mengedepankan keramah- tamahan. P : Siapa saja yang terlibat dalam usaha meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan TMC Group? I : Kita semua terlibat. Because we are team, hehe. Kalau misalnya untuk memperkenalkan alam, itu udah misi kita. Memang sudah seharusnyalah kami melakukan itu, kami keseluruhan. Mengenai divisi itu memang ada, namun itu Universitas Sumatera Utara hanya mengurusi tugas intern, diluar dari situ kita semua punya tugas yang sama, mengeksplorasi, mengajak orang untuk melestarikan. Pertanyaan Tentang Pengembangan Pariwisata di Sumatera Utara P : Bagaimana usaha TMC Group untuk menggalakkan ekonomi masyarakat Daerah Tujuan Wisata? I : Untuk beberapa trip perjalanan kita, kita masih tetap memakai masyarakat bekerjasama dengan kita, misalnya, kita ngetrip ke suatu destinasi wisata, ya ga semuanya urusan itu kita gitu yang ngurusin. Kita tetep meminta jasa masyarakat setempat untuk masak, tetep kita pakai jasa masyarakat agar ga Cuma destinasinya aja yang terkenal, tapi juga.. ee.. kemakmuran masyarakat disekitar itu juga dapat meningkat darisegi ekonomi. Kita upayakan untuk masyarakat setempat. Biar ga cuma kami, atau agen travel lain, yang mengelola tempat wisata, tapi juga masyarakat harus mengelola juga. P : Bagaimana usaha TMC Group untuk memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan lingkungan hidup? I : kalo untuk masyarakat, misalnya nih, mereka sudah mulai memakai destinasi wisata ini sudah disalahgunakan sama mereka. Misalnya, mereka melakukan MCK di destinasi wisata, seperti danau. Selain untuk MCK juga untuk mencuci. Jadi secara ngga langsung merusak kelestarian alam. Upaya kami jugangelakuin audiensi dan sosialisasi dengan masyarakat yang melakukan itu, kami himbau mereka untuk tidak melakukan itu, Karena hal tersebut bakal merusak ekosistem yang ada, dan juga mengurangi keindahan tempat wisata juga. Kita sebagai manusia dan alam itu harus hidup berdampingan, kita akan mendapatkan dampak atas kerusakan mereka. Dan juga selain permasalahan MCK juga, kita pernah melakukan sosialisasi ke masyarakat yang tinggal disekitar pantai, agar tidak mengambil terumbu karang. Pantai berhala. Memang sudah ada undang-undang mengenai hal itu, tapi kan pada realitanya juga masih ada yang belum memahami hukum. Jadi ya kita lebih ngasih tahu lagi. P : Bagaimana usaha TMC Group untuk memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa kepada peserta yang ikut trip? I : yaa.. cara memupuk kecintaan peserta terhadap Indonesia itu begini.. misalnya begini.. ternyata di Indonesia itu wisata maritimnya indah. Disitu kita punya pulau-pulau yang eksotis, inilah Indonesia, yang banyak pesonanya. Maka berbanggalah kita lahir di Tanah Indonesia. Yang mereka tahu kan selama ini antara lain kayak Thailand, ada Pantai Phuket, ada pantai ini, pantai ini. Padahal di Indonesia itu ada tempat yang lebih indah lagi. Ya usaha kita adalah dengan memberitahu mereka, mengajak mereka untuk mengeksplorasi tempat-tempat wisata itu. Karena itu langkah yang mudah yang kami lakukan sesuai dengan kami sebagai penggiat pariwisata. Universitas Sumatera Utara INFORMAN III Tanggal Wawancara : 24 – 25 Juli 2016 Pukul : 23.20 – 00.30 WIB Tempat : Pasar 7 Padang Bulan, Medan Karakteristik Informan Nama Informan : Ida Roselly Girsang TTL : Desa Nagara, 8 Januari 1995 Jabatan : Budgeting dan Accounting Pekerjaan : Karyawati Swasta Hobi : traveling dan olahraga Pertanyaan Tentang TMC Group P : Mengapa anda bergabung di TMC Group? I : karena di komunitas ini istilahnya selain.. selain dia.. apa ya.. nambah pengetahuan, menambah teman, wawasan, banyak sih yang didapat dari tim ini. sebelum gabung juga udah tahu, gimana sih tim ini. dicari tahu dulu. P : Ceritakan awal bergabungnya anda di TMC Group I : Pertama sih dari.. ikut trip sama mereka, dari teman juga. Ikut trip pertama ke Pulau Berhala.. pertama ke Pulau Berhala. Aku pergi sama mereka, kan umum tuh, dibuka. Udah aku ngikut, gitu. Liat infonya dari temen sih, dari apa namanya.. yang di broadcast message sama kawan di BBM. Pertama sih, kan.. pertama ikut trip sama mereka tuh, habis itukan sering ada perkumpulan-perkumpulan, buat acara-acara ngumpul, apa gitu.. sering ikut juga. Sebelumnya kan ada temen yang jadi pengurus TMC Group.. jadi pas ngumpul diajak tuh, diajak.. mungkin orang itu ngeliat akunya sih.. istilahnya.. kalo dikita sekarang dibilang bocor.. istilahnya kayak mana ya hahaha banyak ngomong, gitulah. Baru diajak lagi, ngetrip diajak, mereka ngajaknya bilang mau ngga ikut kesana, ikut kesini gitu, istilahnya jadi kayak pemandunya juga.. yaudah dari situ ngikut.. untuk selanjutnya ada perekrutan anggota baru, aku ditawarin tuh, aku mau ngga.. disitu baru. P : Bagaimana langkah anda sebagai pengurus TMC Group dalam menjalankan misi komunitas anda? I : misi yang aku jalankan sih, aku ngelakuin sesuatu sesuai dengan tugas dan amanah yang diemban samaku. Jadi aku bisa lebih bertanggungjawab. Tugasku sebagai ketua divisi Budgeting, ya aku harus menghitung biaya Universitas Sumatera Utara estimasi perjalanan dengan benar, tahu mengatur arus keuangan, begitu. Kalau aku ga benar dalam ngelakuin hal ini, ya bisa-bisa hancur komunitas ini dari segi keuangan. Itu sih kak, kalau udah selesai yang kita kerjakan, baru kita bantu pekerjaan orang yang belum siap. P : Apa jabatan dan tugas anda saat ini? jabarkan dengan spesifik I : Kalo akusih sebenernya budgeting sama accounting. Budgeting.. jadi kalo kami setiap ada trip yang ngebuat budgetingnya, aku gitu. Bukan berarti kalo aku budgeting aku cuma fokus sama urusan budgetnya aja, aku juga ikut bagian promosi.. bagian peralatan juga.. istilahnya sih kami merangkap, cuma jangan lupa sama tugasnya juga.. gitu sih. P : Siapa saja yang pernah menjadi peserta dari TMC Group? I : turis domestik dan turis asing. Kalau turis domestik, itu kan artinya turis lokal.. nah, disetiap kegiatan kami ini hampir semua yang ikut itu ya orang medan, orang lokal.. kayak kegiatan ngetrip gitu, trus Social Tourism Care juga. Mulai anak sekolahan, kuliahan, udah kerja. Gitulah kak.. kalau turis asing kami juga pernah layanin, mereka pakai jasa kami untuk ecotour ke Kawasan Mangrove. Itu kami bawa rombongan mahasiswa dari Thailand dan Malaysia.. sama dosen-dosen mereka juga. Selain dari rombongan Thailand sama Malaysia itu juga belum ada lagi sih yang trip sama kami. P : Apa saja jenis wisata yang sering dilakukan oleh TMC Group? I : Jenis wisatanya itu wisata budaya, wisata industri pastinya, sama wisata cagar alam. Kalau wisata industri sama cagar alam ini ya itu.. bawa rombongan orang Thailand sama orang Malaysia itu ngunjungin Kawasan Wisata Mangrove di Sergai, disana juga ada kegiatan nanam mangrove juga selain liburan. Jadi rangkap sebenarnya kak. Kalau wisata budaya.. ke taman iman Sitinjo di Dairi lah, kak. P : Objek wisata yang seperti apa yang menjadi destinasi tujuan TMC Group? I : Yang pernah kami jalanin ini, wisata alam, wisata budaya juga. Wisata alam itu seperti mendaki gunung-gunung di Sumatera Utara, Gunung Sibayak, Sibuaten juga. Selain itu juga kayak ke Sipiso-piso, Gajabobok, Gajabobok itu bukit dan tempat berkemah juga, kayak Sipiso-piso. Terus ke Daerah Bukit Lawang, Langkat. Baru.. daerah Toba, pastilah. Pulau-pulau juga, kayak Pulau Berhala, Salahnamu dan Pulau Pandang. Air Soda di Tanah Karo dan juga Air Terjun Bidadari. Wisata budaya.. ya itulah kak, ke Taman Iman di Dairi. Universitas Sumatera Utara Pertanyaan Tentang Strategi Pemasaran Pariwisata serta Faktor Pendukung, Faktor Penghambat dan Upaya Mengatasi Hambatan. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi secara interpersonal dengan calon peserta pesannya seperti apa, menyampaikan bagaimana, medianya apa, bagaimana efeknya? I : Kalau aku mengartikan maksud kakak ini, cara aku ngajak orang untuk ikutan gabung trip sama kami ya sebenarnya macam-macam.. ya aku juga lihat-lihat dulu orang yang mau aku ajak cakap ini karakternya kayak mana.. istilahnya kan, biar gak sia-sia kita bercakap. Pendekatan yang aku lakuin juga pendekatan pribadi, kayak nawar-nawarin gitu ngechat ke kawanku, aku BBM yang memang udah pernah kian bilang samaku dia mau ikut ngetrip.. atau kalau kebetulan jumpa, barulah aku tawarin.. aku nawarin emang sama temen yang pernah bilang kalau ada ngetrip itu infokan.. soalnya kalau kita infokan ke kawan-kawan yang ga suka kan percuma.. nanti dia ga suka.. istilahnya kan itu tadi, sia-sia. Kalau respon ya positif lah, kalau apa paling ada yang bilang “aku nengok jadwalku dulu lah ya kak”, atau kalau kira-kira orang itu ga suka orangtu bilang “mahal kali kaaak” gitu paling. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi dengan calon peserta yang berkelompok antara 2 – 5 orang kelompok kecil pesannya seperti apa, menyampaikannya bagaimana, media yang digunakan apa, bagaimana efeknya? I : Kalau kelompok.. hmm.. pernah sih kawan satu kerjaanku nanya-nanya gitu kan, karena aku emang lagi persiapan kemaren untuk Social Tourism Care. Trus orangtu nanya, “Ida mau ngapain” trus aku jelasinlah, aku tuh anggota komunitas wisata, nah, ada kegiatan jalan-jalannya, kegiatan wisatanya juga. Jadi waktu itu aku jelasin sama mereka kira-kira empat orangan gitu, sekalian tawarin mereka mau ikut apa engga. Nyampaikannya langsung lah kak, ngomong langsung gitu. Kalau respon orang itu sebenernya tertarik, cuma orang itu ada agenda lain dihari itu juga dan juga orang itu bilang kalau aku ngetrip ajak-ajak hehe. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi dengan calon peserta yang berasal dari kelompok besar dan formal atau organisasi pesannya seperti apa, menyampaikannya bagaimana, media yang digunakan apa, bagaimana efeknya? I : Kalau komunikasi organisasi aku ngga pernah kak kayaknya kak.. soalnya kan, kemaren yang presentasi sama orang Malaysia di Hotel Madani itu aku ga ikut kak, aku kerja. Jadi kalau yang formal-formal gitu belum pernah lah kak kalo aku. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi dengan publik luas sebagai calon peserta pesannya seperti apa, Universitas Sumatera Utara menyampaikannya bagaimana, media yang digunakan apa, bagaimana efeknya? I : Kalo untuk orang yang ga bisa dijangkau itu yaa.. pakai media lah. Medsos, kayak twitter, instagram, facebook kita juga punya youtube. Selain itu juga menggunakan koran kita pernah diliput Tribun, radio juga pernah kemaren. P : Mengapa TMC Group menggunakan media youtube untuk publikasi dengan publik? I : Ya karena menurutku youtube itu sekarang udah jadi makanan orang sehari- hari kalau orang buka internet. Sikit-sikit buka youtube, sikit-sikit buka youtube.. jadi ya.. kita juga harus punya biar ngikutin orang juga.. kali aja ada yang nyari traveling sumut trus nemu video kita. P : Mengapa TMC Group mempublikasikan kegiatan melalui media surat kabar Tribun Medan? I : Sekarang kan istilahnya, mau di lapo-lapo, mau di loket bus atau di perusahaan-perusahaan, koran itu dimana-mana, apa lagi harga koran Tribun itu Cuma seribu perak. Mau yang banyak uang, mau yang duitnya pas-pasan, ya ga mungkin kalo ga kebeli Tribun. Tribun pun namanya gak jelek-jelek kali kan kak, bukan koran kuning gitu. P : Siapa sasaran peserta TMC Group? mengapa? I : Sebenarnya kan pada intinya semua orang itu berhak untuk liburan.. apalagi liburan itu kebutuhan kan, kebutuhan rohani. Jadi ya siapa saja yang mau berlibur sama kami ya ayok, selain liburan kan juga dapet edukasi juga. Jadi ya, umum gitu kak. Mau tua mau muda, asal jangan ketuaan dan anak balita kali hehehe.. P : Apakah TMC Group mendapatkan profit dari setiap kegiatan eksplor wisata yang dijalankan? I : Profit maksimal untuk kami pergi itu gak bayar. Selebihnya ngga ada. P : Mengapa TMC Group memang tidak menetapkan jumlah keuntungan untuk ditargetkan? I : Kami ga mau aja kalau kami terlalu berbisnis disini. Kami mau murni sama- sama bangun komunitas disini. Lagian aku juga kerja hehehe.. P : Apakah TMC Group melakukan personal selling dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Yaa kayak disampaikan awal kan kak. Aku pakai metode mulut ke mulut gitu. Yaa lebih ke pendekatan personal lah, ngajaknya pribadi-pribadi gitu. Kalau jumpa ya paling kutunjukiinlah foto-foto objek wisatanya biar orang itu tertarik.. dan juga siapa tau mereka mau sampaikan ke kawan-kawannya biar banyak yang ikutan. Universitas Sumatera Utara P : Apa faktor pendukung strategi pemasaran personal selling? I : Strategi kayak gini murah kak Hahaha tinggal modal ngomong doang, ya walaupun harus butuh usaha membujuk juga ya kak. Trus kita juga bisa nyamapikan langsung, ga ada batas, tau gerak geriknya gak suka, gak tertarik.. trus liat juga dia bosan gak ngedengar kita.. trus kita juga bisa tanya sama yang kita ajak kenapa ga mau dan disitu mereka ungkapin P : Apa faktor penghambat strategi pemasaran personal selling? I : Hmm.. apa ya kak.. kalau penghambatnya yaaa.. ada dalam diri sendiri sih kak. Kalau akunya gak mood untuk cakap, gak enak suasana hati promosiin yaudahlah. Ditambah kalo orangtu yang emang ga tertarik. Intinya sih.. hehe pande-pande. P : Apa upaya dalam menghadapi hambatan dalam strategi ini? I : Terus terang kalau aku dalam kondisi badmood memang aku ga mau untuk ngobrol sama orang. Aku tenangin dulu diri aku. Aku gamau gara-gara aku lagi ada masalah sama orang, terus hal jadi runyam. Calon pesertapun nengok aku jadi gimana. Jadi bagus aku tenangin diri aku dulu gitu, kak. P : Apakah TMC Group Group melakukan direct ads dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : ga pernah kak kalo ngiklan gitu, dimanapun. P : Mengapa TMC Group tidak menggunakan direct ads dalam memasarkan produknya? I : Pendanaan juga sih.. ngiklan itu besar juga kak, mau masukkan ke radio, ke koran.. besar kali uangnya. Sedangkan kami pakai media sosial sama website aja masih bisa kok. P : Apakah TMC Group melakukan sales promotions dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Kami biasanya suka ngasih diskon gitu kak, kalo yang bisa bawa kawannya sampai berapaa.. gitu.. dia juga free ikut. Sampai lebih dari sepuluh. Kalau kurang dari sepuluh sih ngga. P : Apa faktor pendukung strategi pemasaran sales promotions? I : Ya kita jadi terbantu sama peserta yang memang serius nyari pesertanya. Sejauh ini walaupun pernah sekali peserta yang bawa dua belas orang temennya, ya kita kasih reward. P : Apa faktor penghambat strategi pemasaran sales promotions? I : faktor penghambat sih sejauh ini kalo yang kek gini paling.. hmm.. kan orang ini ngejanjikan kalau mau bawa orang banyak nih.. nah ternyata sampe mendekati hari H, minus-minus sehari dua hari gitu, dia baru bilang kalo dia ga bisa bawa banyak.. sedangkan kami merasa udah terjanjikan.. jadi yaaa.. hmm.. gitulah kak, ga bisa juga asal percaya. Universitas Sumatera Utara P : Apa upaya dalam menghadapi hambatan dalam strategi ini? I : Kita juga jangan nunggu-nungu aja. Istilahnyakan jemput bola.. gitu. Ini kan emang pekerjaan kita, nyari-nyari peserta, ya jangan juga harapin orang lain. Sama yang paling penting sih, koordinasi tiap hari, kalo bisapun dua kali sehari biar terus kita pantau kondisinya. P : Apakah TMC Group melakukan publicity dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : kita pakai media cetak, radio dan youtube juga. Dan juga sosial media dan website. Kalo koran, kami pernah diliput Tribun Medan sewaktu kami ngadain baksos Social Tourism Care di Sinabung. Itu mereka memang mau ngeliput kegiatan kami, ya bang Antonius lah diwawancarainya seputar kegiatan itu. Kalau radio, kita pernah jad itamu di RRI Pro 1, disitu kita kayak ngisi bincang-bincang seputar pariwisata. Ada tanya jawab juga sama pemirsa dirumah. Ya gitulah, kak..ada juga yang nelepon ternyata waktu kami siaran, untuk nanya seputar pariwisata. Youtube kita punya 20an video, isinya ga Cuma jalan-jalan kita, tapi informasi menarik seputar adat istiadat. Tontonlah kak.. hehe.. Media sosial kami terus gencar promosi. Di instagram, di facebook, di twiter.. dan di website kami sendiri. Disinilah sebenarnya kami. Website ini udah kayak identitas.. kami kalau mendetail ya di website lah.. P : Apa faktor pendukung strategi pemasaran publicity? I : ya itu tadi, strategi kek gini kan gak berbayar.. jadi pemanfaataannya memang kita lakuin semaksimal mungkin. Pakai media media terkenal pula.. P : Apa faktor penghambat strategi pemasaran publicity? I : Ngga ada sih kak.. hampir semua baik. cuma yaa, kalau respon cepat itu memang dari mulut ke mulut. Tau kita orang sor apa engga nengok trip kita. P : Apa upaya dalam menghadapi hambatan dalam strategi ini? I : Ngadepinnya sih kak dengan cara kita tetep lampirkan dong contact person kita, manatau memang ada pendengar atau pembaca setia koran itu mau bertanya sama kita. Biar ga kesusahan. Di youtube juga kita tampilin cp kita di spot-spot tertentu yang bisa langsung ditangkap di mata yang nengok. P : Apakah TMC Group melakukan sponsorship marketing dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care dll? I : Sejauh ini belum pernah.. dan ga kepikiran kak.. buat apa kami juga. Walaupun memang hal seperti ini menunjang publikasi. Universitas Sumatera Utara P : Mengapa TMC Group tidak menggunakan strategi ini sebagai publikasi dan pemasaran? I : Lagi-lagi di pendanaan kak. Justru malahan kamipun kak yang butuh sponsor hahaha.. selagi masih bisa memaksimalkan yang ada, itulah yang kami pakai kak.. hehe. P : Apakah TMC Group melakukan point-of-purchase communication dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata? I : Terus terang, kami sih ga pernah majang-majang poster, umbul-umbul, baliho ditempat umum.. palingan kalau spanduk gitu kami buat pernah ke Mangrove, terus kami tinggal disana, untuk kenang-kenangan, trus biar orang ingat terus TMC Group pernah datang kesana. Biar ga asing nama kami sama orang sana.. P : Mengapa TMC Group tidak menggunakan media point-of-purchase communication untuk publikasi dan pemasaran? I : Kalau yang tadi ngga pakai emang masalah pendanaan yang utama. Kalau ini masalahnya emang ga terlalu penting sih. Jalam sekarang orang bukanya apa? Medsoskan. Hp android, apple merajalela. Ga mungkin dong ga ada media sosial apapun di hpnya. Uang juga, sama izin-izin masang spanduk. Nanti yang ada malah ribut sama oknum-oknum OKP kalau masang, gitusih. P : Mengapa TMC Group menggunakan media sosial instagram? I : Karena instagram itu emang lagi ngehits sih sekarang, semua orang kayaknya punya semenjak setahun belakangan. Dan juga cocok sama jualan kami, yaitu produk kami kan pariwisata.. jadi nampilkan foto-foto yang indah.. yang menarik hari yang mau gabung.. P : Berapa jumlah pengikut instagram TMC Group? I : Kalau yang ngikut sekitar.. ntar ya aku check dulu.. 54.000 orang kak untuk Pariwisatasumut.net dan 7000 an untuk travelingmedan. Lumayan banyak lah kak. P : Berapa orang yang menglike atau komen di instagram TMC Group? I : Kalau satu foto itu dipastikan ada aja sih kak respon dari orang-orang untuk satu foto. Gak bisa dipastikan juga berapa. Cuma kalo respon poto ya ada ajalah pasti. P : Apa ada yang pernah meregram instagram TMC Group? I : Katanya sih ada kak.. hehe.. Cuma aku ga tau, aku juga ga ngecek sih.. Aku gatau kak. Soalnya yang megang akun kami semua juga bukan aku. P : mengapa TMC Group menggunakan media sosial facebook? I : Sebenarnya kami lebih dahulu punya facebook daripada instagram.. yaa, kenapa ya. Pokoknya selagi ada yang bisa media sosial dimanfaatkan, kami manfaatkan. Di facebook kan juga selain kami bisa publikasikan, disana kan Universitas Sumatera Utara juga ada kolom komentar sama like, jadi langsung tau respon langsung dari orang yang follow kami. P : Mengapa TMC Group menggunakan media sosial twitter sebagai media publikasi? I : Twitter itu simple, Cuma beberapa kataa.. kalau ga salah 140 karakter ya? Nah, kita bisa gunain kata-kata yang menarik yang bikin penasaran untuk langsung kita bikin link ke website kita. Semacam simbiosis mutualisme lah hehehe.. yang baca twitter banyak, viewers website juga nambah. P : Mengapa TMC Group menggunakan website pribadi sebagai media publikasi? I : Karena ini penting sekali. Sebagai.. identitas komunitas juga, malah ini jadi sumber informasi nomor satu kami. kami juga suka nerangin objek wisata, atau apapun yang detail dan terperinci ya di website. Identitas TMC Group jugalah. P : Berapa jumlah viewers pada website TMC Group? I : Satu hari sih bisa nyampe ribuan kak, aku kurang tahu detailnya berapa. Karena yang handle website itu memang bang Anton. Cuma lima ribu perhari gak kemana sih. P : Media sosial mana yang lebih berpengaruh sebagai media publikasi? I : Menurutku instagram kak.. penyampaiannya langsung, langsung mengena ke masyarakat. Apalagi ya anak m instagram kalau sekaranguda jaman sekarang, dikit-dikit buka ig.. dikit-dikit buka ig. Jadi langsung kena ke sasaran gitu. Kalau mau respon cepat ke orang, ke sasaran, ya pakai ig sekarang. P : Bagaimana membuat orang loyal untuk terus ikut dengan kegiatan TMC Group? I : Kalau membuat orang loyal sih sebenarnya.. gimana nyiptain kenyamanan. Gimana orang bisa nyaman sama kita, sama ngetrip kita. Jadi ya kita juga kalau di trip gitu, kita bilangin sama kawan-kawan peserta itu untuk jangan sungkan sama kita. Kita perlakuin orang itu kayak kawan, ya ngumpul bareng, berbaur bareng, dan juga kasih informasi juga terus menerus sama mereka kalau kita ngadain trip lagi. P : Siapa saja yang terlibat dalam usaha meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan TMC Group? I : Ya sebenernya sih semua personel pengurus inti itu terlibat untuk membawa sebanyak-banyaknya peserta. Semakin banyak peserta yang tau dan pakai jasa kita, kan kita semakin dikenal. Peserta bisa cerita sama orang lain, sama keluarganya. Kalau untuk urusan memasarkan ya terlepas dari divisi-divisi yang ditugaskan semua harus terlibat. Universitas Sumatera Utara Pertanyaan Tentang Pengembangan Pariwisata P : Bagaimana usaha TMC Group untuk menggalakkan ekonomi masyarakat DTW? I : Usaha kami untuk menggalakkan ekonomi masyarakat.. sebenarnya sih, dengan kami mengunjungi aja, terus kami juga pakai jasa transportasi mereka, contohnya kalau mau nyebrang pulau.. itu menurutku udah menambah pemasukan mereka. Nah, disana kami juga kerjasama sama penduduk setempat untuk menyediakan makanan untuk kami, untuk konsumsi kami. selain itu juga kalau mereka punya cinderamata, kami juga kalau ga mahal- mahal banget dan butuh, ataupun lucu, kami pasti beli. Selain itu.. apa ya.. oh iya, penginapan. Penginapan yang mereka sewa sama kami juga kan nambah pemasukan juga sama mereka. Itu sih kak, kalau kontribusi kami ke daerah tujuan wisata. P : Bagaimana usaha TMC Group untuk memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan lingkungan hidup? I : Sejauh ini kalau untuk kelestarian lingkungan hidup ya kami tetep sosialisasi sama warga yang ada, misalnya, tentang berjualan di area Tinggi Raja. Kami himbau mereka untuk menjaga jarak mereka dengan kawasan wisata agar kalau jualan jangan terlalu dekat, karena kalau terlalu dekat bisa kurang baik juga untuk kesehatan mereka, karena disitu kan kapur, panas, nah kalau jualan didekat gitu kan ga baik. dan juga kami nyaranin untuk pedagang-pedagang kalau bisa juga nyediakan tempat sampah, jadi kalau ada yang beli jajanan mereka juga gak sembarangan buang sampahnya. Itu salah satu contohnya.. contoh yang lain, kayak kalau naik gunung, atau objek wisata, kami memang biasain untuk bersih-bersih tempat tersebut. Kalau ngga kami, siapa lagi dong? Dan juga biar nginspirasi semua orang. P : Bagaimana usaha TMC Group untuk memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa kepada peserta yang ikut trip? I : Kami punya kegiatan yang namanya Social Tourism Care. Kegiatan itu kan kegiatan amal, kegiatan peduli sosial kesejumlah daerah di Sumut. Contoh yang pernah kita lakuin itu kayak bakti sosial peduli masyarakat Sinabung. Umumnya kita ajak temen-temen yang semula ga mau ikut, untuk ikut. Disana kan, kegiatannya bantu-bantu masak, bagi-bagiin barang yang kami donasikan, terus juga menghibur pengungsi, juga ngajak main anak-anak korban.. dengan sendirinya batin mereka ngerasain hal yang dirasain teman setanah airnya loh.. mereka jadi lebih empati dan rasa saling memiliki dan menghargainya tinggi. Universitas Sumatera Utara INFORMAN IV Tanggal Wawancara : 27 Juli 2016 Pukul : 20.00 – 21.00 WIB Tempat : Warkop Elisabeth Karakteristik Informan Nama Informan : Great Faith Nababan TTL : Jakarta, Januari 1997 Jabatan : Ketua Divisi Field and Research Pekerjaan : Mahasiswa Hobi : traveling Pertanyaan Tentang TMC Group P : Mengapa anda ikut bergabung di TMC Group? I : Hobi saya berhubungan dengan komunitas ini, yaitu traveling. Saya sangat suka traveling. ya karena didalam komunitas TMC ada juga yang hobi hobi didalam itu dapet gitu, ee.. ke alamnya dapet. Jadi, cemana ya.. ada .. ee.. didalam diri itu, di dalam TMC itu ada jalan-jalan, ada belajar, disitu semua dapet. Jadi, ya didalem hobi itu nyatu gitu. P : Ceritakan proses terbentuknya TMC Group I : Waktu itu nanya-nanya, nanya-nanya, nanya-nanya kek mana kek mana ada open recruitmen gak untuk masuk. Jadi sebenarnya awalnya masih memberi biasa, belum sampe tim inti, masih biasa aja. pokoknya belum masuk inti lah. Jadi apa-apa mesti.. ee..udah ada peraturan-peraturan khususlah, misalnya apa.. kek manalah ya.. wajib datang berapa kali gitu.. wajib mengikuti kopdar gitu, terus mengikuti tripnya berapa kali untuk bisa masuk inti.. kalo ga salah tiga kali minimal. Tiga kali ikut trip baru bisa masuk tim inti. Kalau ngga salah sih. P : Bagaimana langkah anda sebagai pengurus TMC Group dalam menjalankan misi komunitas anda? I : Kalau saya pribadi yang pasti, saya menjalankan saja apa yang menjadi tugas saya. Walaupun disini saya sudah jadi pengurus inti, namun saya masih junior, saya stambuk juga 2015, jadi saya suka nurut sama apa yang ditugaskan sama abang-abang disini. Misalnya kalau bagian saya kan research, yaitu penelitian. Saya suka pergi mengecek objek wisata, sebelum TMC Group ngadain tour kesana. Saya lihat kondisinya. Layak apa tidak untuk dikunjungi, situasinya memungkinkan apa tidak. Yaa, berbuat ajalah. Tanggung jawab dengan apa yang menjadi tugas saya dalam pengurus inti. P : Apa jabatan dan tugas anda saat ini? jabarkan dengan spesifik Universitas Sumatera Utara I : Ketua bidang field and research. Jadi misalnya TMC Group mau ngadain trip gitu, biasanya terjangkau wilayahnya, jaraknya, kita ngadakan langsung survey ke tempat. Jadi kebutuhan yang dilapangan itu kita pertimbangkan, perlu nanti, saat dilapangan nanti, melihat dari faktor wilayah, dan lain-lain. Jadi misalnya kalau di alam.. kebutuhan kita apa.. ga mungkin kan kita bawa kebutuhan minum kita yaitu dispenser apa segala macem kesana.. jadi kebutuhan kita disana kayak kompor, nesting, tenda, pisau.. jadi mungkin beberapa barang yang lain yang membantu untuk terjadinya proses kegiatan itu dilapangan. Pertanyaan Tentang Strategi Pemasaran Pariwisata serta Faktor Pendukung, Faktor Penghambat dan Upaya Mengatasi Hambatan. P : Siapa saja yang menjadi peserta dari TMC Group? I : domestic tourist yang sering dan hampir disemua kegiatan. Ya karena.. itu yang dapet gitu. Open trip itu kan sifatnya umum, yaa yang daftar memang kebanyakan wisatawan lokal alias domestic tourist, gitu. Dibanding wisatawan mancanegara. P : Apa saja jenis perjalanan yang sering dilakukan oleh TMC Group ? I : yang udah pernah itu ya wisata cagar alam, wisata bahari, dan wisata budaya juga. Wisata Budaya itu kemaren pengurus inti pergi ke Desa Dokan, itu di daerah Tanah Karo, tepatnya di Daerah Merek. Di Desa Dokan itu kita bisa lihat rumah adat yang usianya ratusan tahun. Disamping itu keadaan sosial masyarakatnya masih sangat berbudaya dan masih sangat tradisional. Jadi kita bisa melihat kearifan lokal disitu. Kalau ke wisata bahari, pernah ke pantai.. tim juga pernah kesana beberapa hari yang lalu, ke Kawasan Mangrove, Serdang Bedagai. Kita lihat perkembangan disana gimana. Sebelumnya kita udah pernah kesana. Ya alasan ke bahari juga karena wawasan juga bertambah dengan mengunjungi wisata bahari. Disamping itu, kita juga harus mengeksplor seluruh objek wisata yang ada di Sumatera Utara yang kaya dan beranekaragam ini. Wisata cagar alam, salah satunya kita pernah mengunjungi Air Terjun Dwi Warna bersama rombongan sekitar 25 orang. Jadi disitu kita jungle tracking, ee.. berenang, ada edukasi juga disana yaitu mengenal tanaman-tanaman yang kita lewatin disana. P : Mengapa TMC Group mengadakan ekspor wisata dengan jenis wisata yaitu wisata budaya? I : Berwisata itu kan bukan jalan-jalan, sekedar jalan-jalan tanpa adanya belajar dari budaya apalagi budaya Sumatera Utara, itu kan sama aja dengan ga mengenal budaya itu sendiri. Jadi di TMC Group ini, kita mengajarkan Universitas Sumatera Utara bagiaman supaya peserta trip ini mengetahui gitu, budaya yang di Sumut ini gimana.. jadi trip ini juga memperluas pengetahuan kita tentang Sumatera Utara. P : Mengapa TMC Group mengadakan ekspor wisata dengan jenis wisata yaitu wisata cagar alam? I : Ya itu tadi.. alasannya semua objek wisata itu semua harus bisa kita kuasai. Karena kita kan trip organizer, kan. Jadi kalau misalnya orang nanya tentang objek wisata di Sumut, ya kita wajib tahu semuanya. Kita harus bisa memberikan informasi kepada orang banyak, ya ke temen-temen saya, ke siapa aja yang nanya, misalnya informasi cagar alam itu apa, bahari apa, pariwisata itu apa. P : Objek wisata yang seperti apa yang menjadi destinasi tujuan TMC Group? I : Wisata alam kami pernah. Kalau kita sih ke Danau Linting, Sringgani, Taranggang, Langi. Kalau aku pribadi sih alasannya karena menambah wawasan dan lebih mendekatkan diri kepada alam. Toh disekeliling kita banyak objek wisata alam, kan. Jadi itu tadi, kalau ada orang bertanya sama kita tentang objek wisata alam itu dengan senang hati kita jelasin. Budaya itu pernah ke Desa Dokan, masih sangat tradisonal sekali lah. Peninggalan-peninggalan sejarah banyak disitu. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi secara interpersonal dengan calon peserta pesannya seperti apa, menyampaikan bagaimana, medianya apa, bagaimana efeknya? I : Itu yang pasti aku ngajak temen-temen disekelilingku dulu, temen di sekitar rumah, teman gereja, temen nongkrong, temen-temen di BBM, atau teman kampus yang bener- bener deket dulu. “kau mau ngga ikut trip kami…” gitu sih biasanya. Tapi biasanya sih, temen itu bakalan jadi musuh. Sebenernya bukan musuh sih, tapi lebih ke PHP, pemberi harapan palsu. Dia bilang, terkadang ya.. “okay, aku ikut…” tapi pas hari H malah ga datang. Jadi ya kalo kayak gitu sih, kita cuma bisa bilang, “yaudah bro, next trip aja, nanti dikabarin lagi kalau ada trip selanjutnya.” Jadi lebih tepatnya komunikasi baik-baiklah, seperti nyarankan panjar gitu, hehe. Biasanya kalau yang sering sih chattingan di BBM. Kalau face-to-face itu nongkrong-nongrong sama temen aja kebetulan. P : Adakah keuntungan melakukan komunikasi interpersonal dengan calon peserta kegiatan TMC Group? I : Kita bisa langsung lihat, orang yang kita ajak ini serius apa ngga degan penawaran kita. Kita bisa lihat cirri-ciri yang basa-basi doang, yang bener- bener serius nanggepin kita, kita tahu. Mana yang antusias, mana yang engga, kita tahu. Universitas Sumatera Utara P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi dengan calon peserta yang berkelompok antara 2 – 5 orang kelompok kecil pesannya seperti apa, menyampaikannya bagaimana, media yang digunakan apa, bagaimana efeknya? I : Aku pernah ngelakuin ini ke alumni SMAku kemarin, ketemu langsung. Respon dari teman-teman alumni itu baik, cukup antusias, yaa walaupun mereka ga langsung mau ikutan trip. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi dengan calon peserta yang berasal dari kelompok besar dan formal atau organisasi pesannya seperti apa, menyampaikannya bagaimana, media yang digunakan apa, bagaimana efeknya? I : Aku belum pernah ngelakuin ini. Karena saya juga baru satu tahun bergabung di komunitas ini. P : Bagaimana upaya anda sebagai pengurus TMC Group berkomunikasi dengan publik luas sebagai calon peserta pesannya seperti apa, menyampaikannya bagaimana, media yang digunakan apa, bagaimana efeknya? I : Yang pasti untuk komunikasi dengan cakupan yang luas kayak gini, kita pakai media sosial. Karena media sosial bisa menyatukan tanpa ada batas, bebas. Bisa menggunakan Blackberry Mesangger, instagram.. sebenarnya fitur yang paling menguntungkan yaitu fitur chatnya baik di BBM maupun instagram. Kita bisa langsung dapat respon dari orang-orang tentang apa yang kita muat atau posting. P : Siapa sasaran peserta TMC Group? mengapa? I : Sasaran dari peserta yang pastinya ee.. mahasiswa, pelajar, orang yang udah kerja.. sebenarnya kalau dibilang sasaran peserta, ya siapapun bisa sih, asal dia masih sanggup untuk traveling. Tapi kan yang paling kita fokuskan, ya mahasiswa ini. Karena kan jiwa petualangnya masih tinggi. Kemungkinan ya mahasiswa. P : Apakah TMC Group melakukan personal selling dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Personal selling ini yang pernah aku lakuin dengan cara pendekatan langsung dengan calon peserta dengan mulut ke mulut. Orang yang diajak melalui teknik personal selling ini ya teman-temanku terdekat. Kenapa teman dekat.. karena kita lebih tahu menghadapi teman dekat daripada orang lain, apalagi orang yang baru kita kenal. Jadi kalau kita berhasil untuk mengajak temen kita, dia akan ngeshare juga ke temen dia yang lain untuk ikut gabung trip kita. P : Mengapa menggunakan strategi personal selling untuk publikasi dan pemasaran? Universitas Sumatera Utara I : Strategi seperti ini sebenarnya meminimalisir kesalahpahaman, lebih mudah, tinggal bicara tanpa harus mengetik-ngetik lagi. Dan juga kita bisa melihat respon calon peserta seperti apa dari mimik mukanya, intonasinya. Jadi cakapnya jelas, intonasinya orang yang kita ajak cakap kita juga tau. P : Apa hambatan dari strategi pemasaran personal selling ini? I : Hambatannya sejauh ini sih kita rata-rata semua yang kuajak dengan cara ini selalu ga bisa memfixkan ikut atau tidak pada hari itu juga. Cuma itu ajasih P : Apa upaya mengatasi hambatan pada strategi tersebut? I : Yaa caranya dengan kita follow up kembali calon peserta dengan media sosial, chatting lagi, gitulah kak. P : Siapa sasaran anda dalam strategi personal selling? I : Yang pasti teman-teman, lah. Teman-teman sebaya, teman rumah, teman kuliah, kakak-kakak senior kuliah, kerabat dekat. Karena itu lebih merespon dank arena udah kenal berarti udah bisa lebih yakin dengan apa yang kita bilang. Kalau orang yang belum kenal kan, gimana caranya bisa langsung percaya dengan apa yang kita bilang. Lebih gampang meyakinkan orang yang udah dikenal daripada belum. P : Apakah TMC Group Group melakukan direct advertisings dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dan lainnya? I : Ee.. kalo beriklan kami belum pernah. Karena selama aku gabung disini, belum pernah sih. Karena mungkin belum perlu, karena menghabiskan banyak biaya juga kan. Sedangkan kita bisa dibilang, dana masih pas-pasan, dan apa- apa juga masih pakai dana pribadi untuk operasional komunitas ini. P : Apakah TMC Group melakukan sales promotions dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Kalau.. kalau.. pemberian gratis kepada orang yang membawa teman yang banyak untuk trip itu berlaku, tergantung kesepakatan bersama, berapa- berapanya.. tergantung dilapanganlah.. kalau ngga gratis ya potongan harga. Berapa jumlahnya sebenarnya kondisional dilapangan aja. Ga bisa ditentuin sekarang. Karena target ngetrip quotanya juga beda-beda, tergantung kita kemana. P : Apa faktor pendukung strategi pemasaran sales promotions? I : Itu sebenernya mempermulus kinerja kita. Karena kalau kita buat seperti itu, mereka kan ada satu sisi keuntungan, lain waktu kita bisa jadi partner kedepannya. Untuk trip selanjutnya. Karena kita juga berharap gak sekali aja kita ngelakuin kerja sama dengan peserta kita. Dengan adanya seperti ini kan bisa jadi daya tarik buat mereka, untuk ngehubungin kita. Universitas Sumatera Utara P : Apa faktor penghambat strategi pemasaran sales promotions? I : Kendalanya sih.. ga ada.. karena kesepakatan yang kita buat itukan, kalau ngga tercukupi itu.. misalnya targetnya 20, yang dia bawa 18.. ya itu mungkin karena kan, waktu itu ga bisa kita pastikan.. P : Apakah TMC Group melakukan publicity dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care, dll? I : Kalau di radio pernah di La Fame Radio, aku pernah ikut ke La Fame Radio itu, disana bahas tempat-tempat wisata yang favorit.. ee.. yang ga terlalu ekstrim.. untuk family lah. Kami diundang sama pihak radionya. Pihak radionya bilang kalau postingan kita di instagram bagus. Kalau ga salah kami siaran hari Sabtu, yang berangkat aku, Bang Anton, Bang Yowanda. Di La Fame itu dua kali, cuma kali kedua saya ngga ikut. Nah, dipertemuan selanjutnya itu talkshow membahas Pulau Nias. P : Apa keuntungan yang didapat ketika publisitas di radio? I : Keuntungan di radio ini.. bisa dibilang menjangkau orang tua, orang tua yang easy going, trus juga wanita. Karena itu sasaran radio La Fame. P : Apa faktor penghambat strategi pemasaran publicity? I : Kalau di radio ini, ngga ada sih, karena ya kita menjelaskan apa yang kita bisa jelaskan, itu saja sih. P : Apakah TMC Group melakukan sponsorship marketing dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata, Social Tourism Care dll? I : Setauku ga pernah sih. Karena gini, ya.. selagi ada yang lain yang menguntungkan, ya yang ini belum penting kali untuk dilakukan. Sponsor ini kan artinya kita memberikan dana, sedangkan kita harus memanajemen keuangan kita, gitu. P : Apakah TMC Group melakukan point-of-purchase communication dalam memasarkan produknya yaitu eksplor wisata? I : Kalau spanduk, paling dibawa ke trip aja.. kalau dipajang di tempat umum, itu belum pernah.. sebenarnya kalau memajang juga tapi ga pada tempatnya ya susah. Mencari tempat yang ga pas untuk menempelkan, itu bakal jadi sampah, karena ga sesuai sasaran. P : Apakah TMC Group menggunakan media sosial youtube dalam mempublikasikan dan memasarkan produk? I : Ya youtube kami pergunakan juga, kami video suatu tempat, objek wisata, yaudah kami masukin ke channel youtube kami, Traveling Medan TV. Isinya ya kegiatan sehari-hari di objek wisata. P : Mengapa TMC Group menggunakan youtube dalam publikasi? I : Kalau bisa kita pakai youtube, orang liat pun bisa. Orang kalau pakai youtube, kalau bisa kita gunain semua media sosial yang ada di dunia ini, kita Universitas Sumatera Utara pakai. Karena biar semua orang tahu, kita itu ada dimana-mana. Ga cuma di instagram aja, ga Cuma di facebook aja. P : apakah ada hambatan yang terjadi ketika menggunakan media sosial youtube? I : kayaknya ga ada lah kak. P : Mengapa TMC Group menggunakan media sosial instagram dalam mempublikasikan dan memasarkan produk? I : Mungkin semua orang didunia ini pada megang hp, rata-rata juga android kan. Udah gitu rasa penasaran manusia terhadap pariwisata atau alam itu cukup tinggi kan. Jadi rasaku dalam pandangan instagram, untuk ngeshare foto atau video, itu cukup efektif disini. Karena semua orang bisa melihat. P : Apa alasan TMC Group menggunakan facebook sebagai media publikasi dan pemasaran? I : Dulu sebelum hits instagram, kita pakai facebook. Karena facebook yang paling banyak penggunanya. Orang sampai punya 3 facebook, 2 facebook.. jadi kalau kita gunain fb, kemungkinan besar orang bisa liat dari semua medsos. P : Apa alasan TMC Group menggunakan twitter sebagai media publikasi dan pemasaran? I : Karena sebelum kita pakai ig itu, kita pakai twitter. Jadi ya TMC Group ini harus mengikuti zaman. Jadi, misalnya jamannya pakai facebook, kita gunakan facebook, kalau zamannya instagram, kita juga pakai instagram. Tapi bukan berarti kalau ada medsos baru, medsos lama dilupakan. Jadi semuanya harus dijalankan. P : Mengapa menggunakan website untuk memasarkan produk? I : Kalau website itu sengaja kita beli domainnya, ya untuk nunjang kepercayaan orang sama komunitas ini, kalau komunitas ini bukan komunitas sembarangan. Komunitas ini komunitas yang serius. Websitepun aktif dan selalu share informasi-informasi walau bukan saya orang yang menulis di website tersebut. P : Mana yang lebih berpengaruh diantara twitter, facebook dan instagram sebagai media publikasi TMC Group? I : Instagram.. karena instagram ini, media sosial yang paling nge hits sekarang ini, ada fitur locationnya, itu ngemudahin orang untuk tahu lokasinya dimana, lebih banyak kita tau respon dari orang-orang, karena orang-orang bisa langsung komen disana. Dan juga Miss Universe pernah mengomen salah satu foto kita yang di Bukit Lawang. Universitas Sumatera Utara P : Bagaimana membuat orang loyal untuk terus ikut dengan kegiatan TMC Group? I : Yang pasti kita ngasih pelayanan terbaik, kenyamanan, keamanan kepada peserta, jadi peserta juga terkesan dengan trip dengan kita. Santai aja sih, angep mereka temen juga, bukan karena kita yang handle trip trus kita kayak ibu kost dan mereka kayak anak kostnya. Haha umpama ya. P : Siapa saja yang terlibat dalam usaha meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan TMC Group? I : Semua personil pengurus inti harus bertanggungjawab, karena kita sama- sama membangun komunitas kita untuk lebih baik lagi. Komunitas yang lebih baik lagi pasti menguntungkan komunitas itu sendiri, kan. Salah satunya dengan cara mengajak banyak orang untuk ikut trip. Semakin banyak orang yang ikut, maka objek wisata di Sumatera Utara akan semakin famous, jika objek wisata di Sumatera Utara semakin famous maka TMC Group, selaku penggiat pariwisata akan dipercaya banyak orang, dan dicintai banyak orang. P : Apakah TMC Group mendapatkan profit dari setiap perjalanan? I : Kalau kita ngadakan trip, ada yang ngadakan profit, ada juga yang enggak. Kalau misalnya kita ngadakan profit, misalnya ke pulau. Kita patok harga sekian-sekian.. profit yang didapat ya kita free ikut ngetrip. Pertanyaan Tentang Pengembangan Pariwisata P : Bagaimana usaha TMC Group untuk menggalakkan ekonomi masyarakat Daerah Tujuan Wisata? I : Gini.. menggalakan ekonomi itu berarti sama dengan memberi untung masyarakat setempat. Kalo kita bicara tentang ekonomi, itu ga terlepas dari keuangan masing-masing. Jadi kalau kita pergi ke suatu daerah, misalnya ke Tomok, pastikan peserta dan anggota TMC Group pada bawa uang kan, ya disana beli oleh-oleh. Membeli oleh-oleh kan sama dengan menguntungkan warga lokal disana, kan. Jadi kalau ada kebutuhan kita yang ga bisa kita penuhi dari rumah, misalnya makan. Ya, kita beli makanan yang warga setempat jual. Itukan juga termasuk membangun perekonomian masyarakat disana, kan. P : Bagaimana usaha TMC Group untuk memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan lingkungan hidup? I : Jadi kan, dengan daerah tujuan wisata pasti kita punya kontak dengan orang disana, jadi biasanya kita kalau sudah di daerah objek wisata itu, kita biasanya ngadakan semacam sharing, gitu sama warga sekitar. Bagaimana menjaga lingkungan disana, agar bisa menarik wisatawan disana nyaman dan gak kecewa dengan objek wisata disana. Kami pernah ngelakuin ini di salah satu desa di Sibolangit. Ga perlu ngumpul-ngumpulin warga, karena biasanya warga lokal disana mendekatkan diri dulu sama kita yang berkunjung kesana. Universitas Sumatera Utara P : Bagaimana usaha TMC Group untuk memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa kepada peserta yang ikut trip? I : Biasanyaaa, kalau seperti itu, dari setiap perjalanan itu kita ajarkan mereka gimana caranya untuk bertangungjawab sama alam sekitar, dengan cara jangan buang sampah sembarangan. Karena, sampah kecil akan jadi bukit juga. Jadi, gimana kita bisa memperhatikan hal kecil itu seperti itu, itu udah bagian dari cinta tanah air. Rasa cinta tanah air itu bisa didapat dengan merawat, merawat itu bagian dari itu tadi, bukti nyata dari cinta tanah air. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 4 Universitas Sumatera Utara DOKUMENTASI Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 5 Universitas Sumatera Utara BIODATA PENELITI Nama : Sera Green Dubonnet TempatTanggal Lahir : Batam, 2 September 1993 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Greenland Housing Blok E6 No. 11, Batam Alamat sementara : Jl. Cokelat 10 No. 22, Medan Hobi : traveling dan membaca Alamat e-mail : bonnetserayahoo.com Nama Ayah : Wahyu Setiabudi Nama Ibu : Rosmalinda Hutagalung Riwayat Pendidikan 1999 – 2000 : TK Tunas Bhakti, Palabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat 2000 – 2006 : SD Kristen Immanuel, Batam, Kepulauan Riau 2006 – 2009 : SMP Negeri 1 Palabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat 2009 - 2012 : SMA Negeri 3 Batam, Kepulauan Riau 2012 – 2016 : Program Studi Public Relations, Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara Riwayat Organisasi 2012 – 2013 : Anggota Divisi Pendidikan dan Penalaran IMKR Medan 2014 : Divisi Penelitian dan Pengembangan Perhumas USU 2014 : Tim Verifikasi KPU FISIP USU 2014 – 2015 : Sekretaris Umum IMAJINASI FISIP USU 2015 – 2016 : Bendahara Umum HMI Komisariat FISIP USU Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 6 Universitas Sumatera Utara KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI Jalan Prof. A. Sofian No.1 Kampus USU Medan 20155 TeleponFax: 061 8217168 Laman : www.ilmukomunikasiusu.ac.id LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI NAMA : Sera Green Dubonnet NIM : 120904062 PEMBIMBING : Yovita Sabarina Sitepu, S.Sos, M.Si NO. TGL.PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF PEMBIMBING 1 2 3 4 5 6 7 8 9 15 Maret 2016 30 Maret 2016 4 April 2016 23 Mei 2016 27 Juni 2016 18 Juli 2016 21 Juli 2016 25 Juli 2016 27 Juli 2016 Bimbingan Penyusunan Proposal Acc Seminar Proposal Seminar Proposal Penyerahan Revisi Bab I-III Penyerahan Pedoman Wawancara Penyerahan Bab IV Revisi Bab IV Revisi Bab IV Penyerahan Bab I-V Universitas Sumatera Utara Catatan: Minimal pertemuan 6 enam untuk setiap pembimbing 10 14 September 2016 Acc Sidang Meja Hijau Universitas Sumatera Utara DAFTAR REFERENSI Bungin, Burhan. 2015. Komunikasi Pariwisata Tourism communication: Pemasaran dan Brand Destinasi. Jakarta: Prenadamedia Group. . 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Airlangga University Press. . 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan kesembilanbelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ginting, Paham. 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset. Medan: USU Press. Idrus, Muhammad. 2009 Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga. Indrawan, Rully dan Yaniawati Poppy. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan. Bandung: Rafika Aditama. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 1996. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi V. Jilid 2. Jakarta: Intermedia. Kriyantono, Rakhmat. 2012. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Marpaung, Happy. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta. Mintzberg, Henry. 2007. The Strategy Process. New York: Prentice-Hall. Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Moriaty, Sandra, dkk. 2011. Advertising. Jakarta: Kencana. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosedakarya. Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Neumann, W Lawrence. 2005. Social Research Methods Qualitatives and Quantitatives Approaches. Boston; AllynandBacon. Universitas Sumatera Utara Pendit, Nyoman. 1990. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: T. Pradnya Paramita. Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia. Pujileksono, Sugeng. 2015. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: Intrans Publishing. Rakhmat, Jalaluddin. 1998. Psikologi Komunikasi, cetakan keduabelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Republik Indonesia. 1990. Undang-undang Kepariwisataan. Jakarta: Sekretariat Negara. Sutopo. 2006. Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Sinaga, Supriono. 2010. Potensi dan Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah. Kertas Karya Program DIII Pariwisata. Medan: Universitas Sumatera Utara. Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu. Jakarta: Erlangga. Tjiptono, Fandy. 2010. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Vellas, F., dan Bacherel, L. 2008. Pemasaran Pariwisata Internasional: Sebuah Pendekatan Strategis. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Edisi revisi. Bandung: Penerbit Angkasa. Yoeti, Oka A. 2006. Tours and Travel Marketing. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Pradnya Paramita SUMBER LAIN www.bps.go.id . Data kunjungan wisatawan mancanegara masuk ke Sumatera Utara melalui Kuala Namu. Diakses pada tanggal 1 April 2016. www.kemenpar.go.id. Data kunjungan wisatawan domestik mengunjungi Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2016. Universitas Sumatera Utara Arista, Linda. 2011. Aplikasi Metode ARIMA untuk Perkiraan Jumlah Wisatawan Asing di Pulau Samosir Sumatera Utara Tahun 2011-2013 Berdasarkan Data Tahun 2005-2009 . Skripsi Sarjana pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara: USU e-repository. Tersedia: http:repository.usu.ac.idbitstream123456789235414Chapter20II.pdf diakses pada tanggal 8 April 2016 pukul 20.00 WIB Bangun, Nur Cahaya. 2008. Strategi Pengembangan Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif di Desa Barusjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara. Tesis pada Master Kajian Budaya Universitas Udayana: USU e-repository. Tersedia: repository.usu.ac.idbitstream123456789268044Chapter20II.pdf diakses pada tanggal 5 April 2016 pukul 18.00 WIB. Dwiputra, Roby. 2013. Preferensi Wisatawan Terhadap Sarana Wisata di Kawasan Wisata Alam Erupsi Merapi. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 24 No. 1: 35 – 48. Tersedia: http:sappk.itb.ac.idjpwkwp-contentuploads201402Jurnal-3- Roby-Edit.pdf. Diakses 4 April 2016, 20.00 WIB. Sari, Deasy Mulya. 2015. Partisipasi Masyarakat dalam Mengembangkan Sarana Prasarana Kawasan Desa Wisata Borobudur. Vol. 25 No. 2 133-139. Tersedia: http: ejournal.undip.ac.idindex.phpmodularticledownload107728546. Diakses 4 April 2016, 21.00 WIB. Subagyo. 2012. Strategi Pengembangan Pariwisata di Indonesia. Jurnal Liquidity, Vol. 1 No. 2: 153 – 158. Tersedia: http:www.liquidity.stiead.ac.idwp- contentuploads2012108-_Soebagyo-Liquidity-STIEAD.pdf diakses tanggal 21 Juli 2016. Yusendra, Ariza Eka. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Destinasi Wisata Bagi Wisatawan Domestik Nusantara. Jurnal Manajemen Magister Darmajaya, Vol. 1 No. 1. Tersedia: http:jurnal.darmajaya.ac.idindex.phpjmmdarticledownload364 diakses 10 April 2016 pukul 20.00 WIB. 33 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara dan sekaligus proses keberlangsungan kegiatan membangun ilmu pengetahuan-pengetahuan yang masih bersifat pra-ilmiah, yang dilakukan secara sistematis dan mengikuti asas pengaturan prosedural, teknik normatif, sehingga memenuhi validitas ilmiah atau kesahihan keilmuan, yang lazim juga disebut validitas ilmiah atau secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan Ginting, 2008: 50. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian yang diharapkan mampu mengungkapkan fenomena sosial, yaitu mengupas bagaimana strategi yang digunakan oleh komunitas penggiat pariwisata melakukan komunikasi pemasaran pariwisata dalam usaha mengembangkan pariwisata di Sumatera Utara. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang dapat menggambarkan sedalam-dalamnya suatu fenomena yang akan diteliti. Secara sederhana, dapat dinyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah meneliti informan sebagai subjek penelitian dengan lingkungan hidup kesehariannya. Para peneliti kualitatif sedapat mungkin berinteraksi sangat dekat dengan informan, mengenal secara dekat kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya Idrus, 2009: 23. Selanjutnya penelitian kualitatif menurut Moleong 2011: 6 adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif Universitas Sumatera Utara berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2011: 4. Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif, menurut Moleong 2011: 11 deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif, selain itu semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Laporan penelitian berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah yang berupa hasil wawancara, catatan dilapangan, video tape, voice recorder dan memo dari penulis. Pada penulisan laporan dari penelitian, penulis menganalisis data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal ini hendaknya dilakukan seperti orang merajut sehingga bagian ditelaah satu demi satu. Pada hakikatnya penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif memiliki empat 4 tujuan, yaitu sebagai berikut: 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah dan memeriksa kondisi praktek tertentu. 3. Membantu perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan oleh orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan untuk waktu yang akan datang Rakhmat, 1999:25. Universitas Sumatera Utara

3.2 Objek Penelitian