65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Setelah dilakukan uji F terhadap 4 empat variable bebas terhadap variable
terikat dengan besaran tingkat signifikan 5, variabel Total FinancingTF, Non Performing Financing NPF,Earning Before Taxes and ProvisionsEBTP, dan
Return On Equity ROE secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif terhadap Perataan Labayang diproksikan dengan PPAP
pada Bank Umum Syariah di Indonesia. 2.
Dari pengujian secara parsial denganmenggunakn uji t dengan tingkat signifikan sebesar 5, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas berpengaruh
secara parsial atau positif terhadap Perataan Laba yang diproksikan dengan PPAPpada Bank Umum Syariah.
3. Dari persamaan regresi yang telah didapatkan maka dapat disimpulkan :
-
Nilai a konstanta adalah sebesar -2,672, hal ini menyatakan bahwa jika nilai TF, NPF, EBTP, dan ROE bernilai nol, maka perataan laba sebesar
-2,672.
-
TF memiliki koefisien positif sebesar 0,895. Peningkatan TF sebesar satu satuan, maka akan menyebabkan peningkatan Perataan Laba sebesar
0,895.
Universitas Sumatera Utara
66
-
Sementara NPF memiliki koefisien positif sebesar 0,061. Peningkatan NPF sebesar satu satuan, maka akan menyebabkan peningkatan Perataan
Laba sebesar 0,061.
-
Sedangkan EBTP dan ROE memiliki koefisien positif masing-masing sebesar 0,191 dan 0,002. Peningkatan EBTP dan ROE sebesar satu satuan,
maka akan menyebabkan peningkatan Perataan Laba sebesar 0,191 untuk EBTP dan 0,002 untuk ROE.
5.2 Saran Dari penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Menggunakan sampel periode keuangan triwulanan yang lebih banyak lag
untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal. 2.
Bagi penelitian selanjutnya perlu menambah variabel yang memiliki pengaruh terhadap aktivitas manajemen laba pada bank syariah, misalnya
komponen current accruals juga noncurrent accruals sehingga dapat menjadi indikator terbaik untuk variabel dependen manajemen laba.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan lebih banyak lagi
aktivitas tentang manipulasi dan menggunakannya dalam model penelitian berikutnya.
4. Dalam penelitian ini, hanya mengambil 5 Lima sampel bank syariah,
diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih banyak lagi yaitu meneliti seluruh bank syariah di perbankan syariah
yang saat ini sudah berjumlah 11 bank umum syariah.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank Umum Syariah 2.1.1 Latar Belakang Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah sebagai lembaga keuangan syariah, pada awalnya berkembang secara perlahan, namun kemudian mulai
menunjukkan perkembangan yang semakin cepat mencapai prestasi pertumbuhan jauh di atas perkembangan bank konvensional. Di
Indonesia perbankan Syariah muncul sejak dikeluarkannya Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara implisit
telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil. Perbankan Syariah di Indonesia, pertama kali
beroperasi pada 1 Mei 1992, ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia BMI.
Pada dasarnya pilihan nasabah untuk menempatkan dananya di bank biasanya dilandasi oleh lima hal penting, di mana kelima hal
tersebut hampir dimiliki oleh beberapa bank yang bersaing ketat: 1.
Kinerja untuk bank yang lebih sering dikaitkan dengan ukuran non performing financing NPF.
2. Dikelola oleh profesional yang dipercaya oleh publik, pemilik dan
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
10 3.
Mampu memberikan tingkat suku bunga konvensional bagi hasil Syariah yang kompetitif serta hadiah menarik.
4. Mampu menyediakan produk yang sesuai kebutuhan masyarakat.
5. Mempunyai jaringan cabang yang luas dengan infrastruktur yang
baik. Kelima hal tersebut merupakan dasar dan langkah pertama bagi
nasabah untuk memilih bank. Setelah memilih bank, nasabah akan lebih memperhatikan pengaruh kualitas pelayanan, baik pelayanan fisik
maupun non fisik. Hal tersebut juga dikarenakan nasabah masa kini memiliki informasi yang lebih baik, mereka lebih menyadari adanya
berbagai pilihan, dan mereka bersikap lebih menuntut standar pelayanan lebih tinggi.Maka bank harus dapat lebih memahami
beragam kebutuhan nasabah dan berusaha memenuhi harapan tersebut. Kenyataan di lapangan saat ini banyak SDM Syariah yang belum
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik dalam menjalankan operasional bank Syariah, tak jarang ditemui SDM bank Syariah kurang
dapat memberi penjelasan yang benar dan akurat sehingga menumbuhkan keraguan bagi calon nasabah untuk menggunakan
produk dan layanan bank Syariah, bahkan penjelasan yang sembrono memunculkan anggapan keliru tentang bank Syariah dan akan
mempengaruhi citra bank Syariah. Semua pihak yang membeli dan mengkonsumsi jasa perbankan
akan memberikan penilaian yang berbeda-beda terhadap kualitas
Universitas Sumatera Utara
11 pelayanan. Faktor lain yang mempengaruhi kesadaran merek nasabah
bank adalah kualitas produk bank itu sendiri. Nasabah membeli jasa perbankan untuk menyelesaikan masalah dan nasabah memberikan nilai
dalam proporsi tertentu. Nilai yang diberikan nasabah berhubungan dengan benefit atau keuntungan yang akan diterimanya. Kualitas
produk perbankan didapatkan dengan cara menemukan keseluruhan harapan nasabah, meningkatkan nilai produk atau pelayanan dalam
rangka memenuhi harapan nasabah.
2.1.2 Pengertian Bank Umum Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya
mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Falsafah dasar
beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi
mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada
hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu
pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
12 Menurut Ismail 33;2011 bank umum syariah adalah bank syariah
yang berdiri sendiri sesuai dengan akta pendiriannya, bukan merupakan bagian dari bank konvensional.
Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank
syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya,
yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank
syariah : a.
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah. b.
Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musharakah. c.
Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah
d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
ijarah. e.
Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina.
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan hadis.Bank syariah mengharamkan
penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu.Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba. Dalam perkembangannya kehadiran bank
syariah ternyata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat muslim, akan
Universitas Sumatera Utara
13 tetapi juga masyarakat nonmuslim. Saat ini bank syariah sudah tersebar
di berbagai negara-negara muslim dan nonmuslim, baik di Benua Amerika, Australia, dan Eropa. Bahkan banyak perusahaan dunia yang
telah membuka cabang berdasarkan prinsip syariah.
Jumlah Bank Umum Syariah di Indonesia yang telah terdaftar di
Bank Indonesia dari periode 2010-2014 berjumlah 12 bank, antara lain: Muamalat, Victoria, BRI, BJB, BNI, BSM, Mega Indonesia, Panin,
Bukopin, BCA, Maybank, dan BTPN.
2.2 Pembiayaan Syariah