1 Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian
dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.
2 Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak
wajar. Bila auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus menjelaskan semua alas an yang menyebabkan ia berkesimpulan
bahwa terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, dalam paragraf atau beberapa paragraf tambahan yang
terpisah, sebelum paragraf pendapat dalam laporan audit.
d. Pendapat Tidak Wajar Adverse Opinion
Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee tidak menyatakan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
e. Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer of Opinion
Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat
atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
Jika auditor menyatakan tidak member pendapat, dalam laporan auditnya, auditor harus dicantumkan sebelum paragraf pendapat.
2.1.3 Opini Audit Going Concern
Going concern adalah kemampuan dari sebuah badan usaha untuk mempertahankan kelangsungan usahanya tersebut. Adanya going concern maka
suatu entitas akan mampu mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka panjang, dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka pendek. Kegagalan
mempertahankan going concern dapat mengancam setiap perusahaan, terutama diakibatkan oleh manajemen yang paling buruk dan perubahan kondisi ekonomi
makro seperti merosotnya nilai tukar mata uang dan meningkatnya inflasi.
Universitas Sumatera Utara
Opini audit going concern berarti jaminan kelangsungan hidup dari auditor untuk sebuah entitas. Tetapi laporan audit yang mencantumkan mengenai going
concern merupakan adanya indikasi bahwa auditor menilai terdapat resiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari
operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang dan kebutuhan likuiditas masa mendatang.
Auditor yang sudah mempertimbangkan dan mengevaluasi adanya kesangsian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan keberlangsungan
usahanya, maka pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas harus diberikan.
SA Seksi 341 memberikan pedoman bagi auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
terhadap opini auditor yaitu: a.
Tanggung Jawab Auditor Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat
kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu
tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, maka auditor tersebut harus:
Universitas Sumatera Utara
1. Mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan
dalam perancanaan, pemgumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dan penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi
keadaan atau peristiwa yang, secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.
2. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus memperoleh
informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, menentukan
apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan mengambil kesimpulan apakah ia masih
memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu
pantas. b.
Prosedur Audit Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal
untuk mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar
mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Hasil prosedur audit yang dirancang
Universitas Sumatera Utara
dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang harus cukup untuk tujuan tersebut. Berikut ini adalah contoh prosedur yang dapat
mengidentifikasi kondisi atau peristiwa tersebut: 1.
Prosedur analitik 2.
Review terhadap peristiwa kemudian 3.
Review terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat utang dan perjanjian penarikan utang.
4. Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan
komite atau panitia penting yang terbentuk. 5.
Permintaan keterangan kepada penasihat hokum entitas tentang perkara pengadilan, tuntutan, dan pendapat mengenai hasil suatu
perkara pengadilan yang melibatkan entitas tersebut. 6.
Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga mengenai rincian perjanjian penyediaan
atau pemberian bantuan keuangan. c.
Pertimbangan atas kondisi dan peristiwa Auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau
peristiwa tertentu yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut tergantung atas
keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan
Universitas Sumatera Utara
jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini adalah contoh kondisi peristiwa tersebut:
1. Trend negatif – sebagai contoh, kerugian operasi yang
berulangkali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, ratio keuangan penting yang jelek.
2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan - sebagai
contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan
oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, rektrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau
metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva. 3.
Masalah intern - sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses
projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki
operasi. 4.
Masalah luar yang telah terjadi - sebagai contoh, pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-
masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi; kehilangan franchise, lisensi atau paten
penting; kehilangan pelanggan atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang
Universitas Sumatera Utara
tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.
d. Pertimbangan atas rencana manajemen
Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang telah diidentifikasi secara keseluruhan, auditor yakin bahwa terdapat kesangsian
besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus mempertimbangkan rencana
manajemen dalam menghadapi dampak merugikan dari kondisi atau peristiwa tersebut yang meliputi :
1. Rencana menjual aktiva
2. Rencana penarikan utang atas restrukturasi utang
3. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran
4. Rencana untuk menaikkan modal pemilik
e. Pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup entitas terhadap
laporan auditor 1.
Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa seperti tersebut auditor tidak menyangsikan kemampuan satuan
usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor memberikan pendapat wajar
tanpa pengecualian. 2.
Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa seperti tersebut, auditor menyangsikan kemampuan satuan usaha
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka
Universitas Sumatera Utara
waktu pantas maka auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen. Dalam hal satuan usaha tidak memiliki rencana
manajemen atau auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen entitas tidak dapat secara efektif mengurangi dampak
negatif kondisi atau peristiwa tersebut maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat.
3. Apabila auditor telah berkesimpulan bahwa rencana manajemen
dapat secara efektif dilaksanakan maka auditor harus mempertimbangkan mengenai kecukupan pengungkapan
mengenai sifat dan dampak kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan ia yakin adanya kesangsian mengenai kelangsungan
hidup satuan usaha, mitigating faktor dan rencana manajemen serta ia akan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan. 4.
Jika auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut tidak memadai maka ia akan memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar karena terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2.1.4 Kualitas Audit