3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen menurut Sekaran 2006:320 “Variabel independen adalah variabel yang memepengaruhi variabel terikat atau kriteria dan
menyebabkan atau menjelaskan variansnya.” Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel independen yang terdiri dari Kualitas Audit X
1
, Kondisi Keuangan Perusahaan X
2
, Opini Audit Tahun Sebelumnya X
3
dan Pertumbuhan Perusahaan X
4
.
3.4.2.1 Kualitas Audit
Kualitas audit X
1
pada penelitian ini diproyeksikan dengan menggunakan skala auditor. Yaitu auditor-auditor yang tergabung dalam KAP The Big Four dan
KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four. Diberikan angka 1 jika auditor yang mengaudit perusahaan merupakan auditor dari KAP The Big Four dan 0 jika
diaudit oleh KAP non The Big Four.
3.4.2.2 Kondisi Keuangan Perusahaan
Kondisi keuangan perusahaan X
2
diproksikan dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan The Altman Z-score 1995. Rumus yang digunakan adalah
: Z = 0,71Z
1
+ 0,874Z
2
+ 3,107Z
3
+ 0,420Z
4
+ 0,998Z
5
Dimana : Z1 = working capitaltotal asset
Z2 = retained earningtotal asset
Universitas Sumatera Utara
Z3 = earning before interest and taxestotal asset Z4 = book value of equitytotal liabilities
Z5 = salestotal asset Dengan Ketentuan :
Z-score 2,90 = Perusahaan dianggap dalam posisi keuangan yang aman 1,23Z-Score2,90 = Grey Area butuh perhatian khusus
Z-Score 1,23 = Perusahaan dianggap akan mengalami kebangkrutan
3.4.2.3 Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini Audit tahun sebelumnya X
3
didefinisikan sebagai opini audit yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Opini audit sebelumnya dalam
penelitian ini diambil dari opini audit tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014. Variabel ini diukur dengan variabel dummy, dimana opini audit going concern GCAO
diberi kode 1, sedangkan opini audit non going concern NGCAO diberi kode 0. Data opini audit tahun sebelumnya disajikan dalam skala nominal.
3.4.2.4 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan X
3
diukur dengan menggunakan pertumbuhan penjualan perusahaan. Auditee yang mempunyai rasio pertumbuhan penjualan
yang positif mengindikasikan bahwa auditee dapat mempertahankan posisi ekonominya dan lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya going
concern. Semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan auditee, maka semakin kecil kemungkinan auditor menerbitkan opini audit going concern.
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan penjualan =
Penjualan t −Penjualan t−1
Penjualan t −1
× 100
Data ini diperoleh dengan menghitung sales growth rasio berdasarkan laporan labarugi masing – masing auditee. Hasil perhitungan rasio pertumbuhan
penjualan disajikan dengan skala rasio.
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Variabel
Variabel Definisi
Indikator Skala
Opini Audit Going
Concern Y Opini yang dikeluarkan
oleh auditor untuk mengevaluasi apakah
ada kesangsian tentang kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Termasuk
dalam opini audit going concern
ini adalah opini going concern
unqualifiedqualified dan
going concern
disclaimer opinion. Kategori 1 jika opini
audit going concern, 0 jika opini audit non
going concern Nominal
Kualitas Audit X
1
Kemampuan auditor untuk dapat mendeteksi
dan melaporkan masalah going concern
kliennya. Kategori 1 untuk
auditor yang tergabung dalam skala besar the
big four 0 untuk auditor yang
bukan non the big four
Nominal
Kondisi Keuangan
Perusahaan X
2
Kondisi dimana keuangan perusahaan
dalam keadaan tidak sehat atau krisis
Z = 0,71Z
1
+ 0,874Z
2
+ 3,107Z
3
+ 0,420Z
4
+ 0,998Z
5
Rasio Opini Audit
Tahun Sebelumnya
X
3
Opini audit yang diterima oleh auditee
pada tahun sebelumnya 1 untuk opini audit
going concern 0 untuk opini audit non
Nominal
Universitas Sumatera Utara
going concern Pertumbuhan
Perusahaan X
4
Mengukur kemampuan auditee
dalam pertumbuhan
perusahaan
Sales Growth =
Penjualan t − Penjualan t − 1
Penjualan t − 1
× 100
Rasio
Sumber : Hasil Olahan Peneliti
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian