Alat Penelitian Bahan Penelitian a E.Merck Kesimpulan Saran TPA Namo Bintang

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

3.1 Alat Penelitian

- Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu AA-7000 - Neraca Analitk Shimadzu ATX 224 - Hot plate Fisher - Labu ukur Pyrex - Corong Pyrex - Beaker Glass Pyrex - Pipet Volume Pyrex - Maat Pipet Pyrex - Kertas saring Whatman No.42 - Indikator pH Universal E. Merck

3.2 Bahan Penelitian

- Larutan standar Zn 1000 mgL

p.a E.Merck

- Larutan standar Fe 1000 mgL p.a E.Merck - Sampel air Sumur Warga - HNO 3 p.a E.Merck - H 2 SO 4 p.a. E. Merck - FeSO 4 .7H 2 O p.a. E. Merck - KMnO 4 0,1 N p.a. E, Merck - ZnSO 4. 7H 2 O p.a. E. Merck - Akuades Universitas Sumatera Utara

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pengambilan Sampel

Sampel diambil dari beberapa air sumur warga yang terletak dari empat arah yang berbeda Tempat pembuangan akhir sampah Namo bintang. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara diambil langsung dari air sumur warga dan dimasukkan kedalam botol bersih dan langsung diukur pH nya kemudian diawetkan dengan menambahkan 5 mL HNO 3p dan ditutup rapat. Kemudian penentuan logam ditentukan dengan menggunakan alat spektrofotometri serapan atom dengan panjang gelombang masing–masing logam. 3.3.2 Pembuatan Larutan Standar Besi Fe 3.3.2.1 Pembuatan Larutan Blanko Sebanyak 50 mL akuades ditambahkan dengan 5 mL HNO 3 pekat kemudian dipanaskan sampai setengah volume awal kemudian disaring kedalam labu takar 50 mL dan diencerkan sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.2.2 Pembuatan Larutan Standar Besi Fe 1000 mgL

Sebanyak 4,9643 g FeSO 4 .7 H 2 O dimasukkan ke dalam beaker glass yang telah berisi campuran H 2 SO 4 , diaduk hingga seluruh kristal larut sempurna, kemudian dimasukkkan kedalam labu takar 1000 mL, ditambahkan KMNO 4 0,1 N setetes demi setetes sampai diperoleh warna merah muda, ditambahkan akuades hingga garis tanda dan kemudian dihomogenkan. Universitas Sumatera Utara

3.3.2.4 Pembuatan Larutan Standar Besi Fe 100 mgL

Dipipet sebanyak 10 mL larutan induk Fe 1000 mgL dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, ditambahkan akuades higga garis tanda dan kemudian dihomogenkan.

3.3.2.5 Pembuatan Larutan Standar Besi Fe 10 mgL

Dipipet sebanyak 10 mL larutan induk Fe 100 mgL dan dimasukkan kedalam labu takar 100 mL, ditambahkan akuades hingga garis tanda dan kemudian dihomogenkan.

3.3.2.6 Pembuatan Larutan Seri Standar Fe 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 mgL

Dipipet masing-masing sebanyak 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; dan 5,0 mL larutan standar Fe 10 mgLdan dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, ditambahkan akuades hingga garis tanda dan kemudian dihomogenkan.

3.3.2.7 Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Standar Fe

Larutan blanko Fe 0,0 mgL diatur pH = 3 kemudian ditentukan absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada λ = 248,3 nm dan dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar Fe 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 mgL. Universitas Sumatera Utara

3.3.3 Penentuan Kadar Logam Seng Zn dengan SSA

3.3.3.1 Pembuatan Larutan Blanko

Sebanyak 50 mL akuades ditambahkan dengan 5 mL HNO 3 pekat kemudian dipanaskan sampai setengah volume awal kemudian disaring sampai ke dalam labu takar 50 mL dan diencerkan sampai garis tanda dan kemudian dihomogenkan.

3.3.3.2 Pembuatan Larutan Standar Zn 1000 mgL

Sebanyak 4,3953 g Zn SO 4 . 7H 2 O dimasukkan ke dalam beaker glass yang telah berisi akuades dan diaduk hingga seluruh kristal larut sempurna, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 1000 mL, ditambahkan akuades hingga garis tanda dan kemudian dihomogenkan.

3.3.3.3 Pembuatan Larutan Standar Seng Zn 100 mgL

Larutan standar Seng Zn 1000 ppm dipipet sebanyak 10 mL, lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 mL kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis batas dan dihomogenkan.

3.4.3.4 Pembuatan Larutan Standar Seng Zn 10 mgL

Larutan standar Seng Zn 100 ppm dipipet sebanyak 10 mL, lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 mL kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis batas dan dihomogenkan. Universitas Sumatera Utara

3.3.3.5 Pembuatan Larutan Seri Standar Zn 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 mgL

Larutan standar Seng Zn 1 ppm berturut-turut dipipet 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; dan 5,0 lalu masing-masing dimasukkan kedalam labu takar 100 mL kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis batas dan dihomogenkan.

3.3.3.6 Pembuatan Kurva Kalibrasi Standar Seng Zn

Larutan blanko Zn 0,0 mgL diatur pH = 3 kemudian ditentukan absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada λ = 213,9 nm dan dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar Fe 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 mgL. Universitas Sumatera Utara

3.4 Bagan Penelitian

3.4.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Besi Fe

Larutan Blanko Besi Fe 0,00 mgL Dibuat pada pH ≈ 3 Ditentukan absorbansinya pda λ = 248,3 nm dengan menggunakan Spektrofotometer Atom Hasil Catatan: Dilakukan perlakuan yang sama untuk larutan seri standar logam Besi Fe 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 mgL.

3.4.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Zink Zn

Larutan Blanko Seng Zn 0,00 mgL Hasil Ditentukan absorbansinya pada λ = 231,9 nm dengan menggunakan Spektrofotometer Atom Dibuat pada pH ≈ 3 Catatan : Dilakukan perlakuan yang sama untuk larutan seri standar Seng Zn 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 mgL. Universitas Sumatera Utara

3.4.3 Preparasi dan Penentuan Kadar Besi Fe pada Sampel SNI 06-6989.4:2009

100 mL Sampel Air Baku Dimasukkan kedalam beaker glass 250 mL Ditambahkan 5mL HNO 3p Dipanaskan perlahan diatas hotplate hingga sisa volume 15 mL Ditambahkan 50 mL akuades Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL melalui kertas saring Diencerkan dengan akuades sampai garis tanda Diaduk sampai homogen Diukur absorbansinya dengan SSA pada λ = 248,3 nm Hasil Universitas Sumatera Utara

3.4.4 Preparasi dan Penentuan Kadar Seng Zn pada Sampel SNI 6989.7:2009

100 mL Sampel Air Baku Dimasukkan kedalam beaker glass 250 mL Ditambahkan 5mL HNO 3p Dipanaskan perlahan diatas hotplate hingga sisa volume 15 mL Ditambahkan 50 mL akuades Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL melalui kertas saring Diencerkan dengan akuades sampai garis tanda Diaduk sampai homogen Diukur absorbansinya dengan SSA pada λ = 213,9 nm Hasil Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Logam Besi Fe

Data hasil pengukuran absorbansi Logam Besi Fe pada air sumur Warga dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam Fe pada Air sumur warga denganmetode SSA pada λ spesifik = 248,3 nm No. Kode Sampel Absorbansi A1 A2 A3 �̅ 1 SU 0,0583 0,0578 0,0573 0,0578 2 SS 0,0452 0,0460 0,0464 0,0458 3 SB 0,0231 0,0238 0,0230 0,0233 4 ST 0,0319 0,0321 0,0325 0,0321 Keterangan: SU = Sampel air sumur rumah warga sebelah Utara Desa Namo Sampir SS = Sampel air sumur rumah warga sebelah Selatan Desa durin tonggal SB = Sampel air sumur rumah warga sebelah Barat Desa Namo Bintang ST = Sampel air sumur rumah warga sebelah Timur Desa Baru Universitas Sumatera Utara 4.1.1.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi Dengan Metode Kurva Kalibrasi Untuk Larutan Standar Logam Besi Fe Data Absorbansi Larutan Seri Standar Logam Besi Fe dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2. Data Absorbansi Larutan Seri Standar Logam Besi Fe No Konsentrasi mgL Absorbansi Rata- RataĀ 1 0,0 0,0000 2 0,2 0,0171 3 0,4 0,0318 4 0,6 0,0478 5 0,8 0,0624 6 1,0 0,0813 Data absorbansi yang diperoleh untuk suatu larutan seri standar Fe diplotkan terhadap berbagai konsentrasi larutan standar yaitu pada pengukuran 0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 sehingga diperoleh kurva kalibrasi yang berupa garis linear pada gambar 4.1. di bawah ini : Gambar 4.1. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Logam Besi Fe y = 0,0798x + 0,0002 r = 0,9994 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 A bs o rba ns i A Konsentrasi Larutan Seri Standar Fe mgL Universitas Sumatera Utara Persamaan garis regresi ini diturunkan dengan metode Least Square, dimana konsentrasi larutan standar dinyatakan sebagai Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi dengan data pada tabel 4.2 berikut : Tabel 4.3. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi Larutan Seri Standar Logam Besi Fe : No. Xi Yi �� − �� �� − �� �� − ���� − �� �� − �� 2 �� − �� 2 1 0,0 0,0000 -0,50 -0,0401 0,02003 0,25 0,001605 2 0,2 0,0171 -0,30 -0,0230 0,00689 0,09 0,000527 3 0,4 0,0318 -0,10 -0,0083 0,00083 0,10 0,000068 4 0,6 0,0478 0,10 0,0077 0,00077 0,10 0,000059 5 0,8 0,0624 0,30 0,0223 0,00676 0,09 0,000498 6 1,0 0,0813 0,50 0,0412 0,02062 0,25 0,001700 Σ 3,0 0,2404 0,00 0,0000 0,05584 0,70 0,004459 �� = ∑ �� � = 3,0 6 = 0,5 �� = ∑ �� � = 0,2404 6 = 0,0401 Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : � = �� + � Dimana : � = slope � = intersept � = ∑�� − ���� − �� ∑�� − �� 2 = 0,05584 0,70 = 0,0797 � = ∑ �� − � ∑ �� � = 0,2404 − 0,0797.3,0 6 = 0,0002 Maka diperoleh Persamaan Garis Regeresi berikut : � = 0,0797� + 0,0002 Universitas Sumatera Utara

4.1.1.2 Penentuan Koefisian Korelasi

Koefisien Korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : � = ∑�� − ���� − �� �∑�� − �� 2 �� − �� 2 = 0,05584 �0,700,00446 = 0,9994

4.1.1.3 Penentuan Kandungan Logam Besi Fe

Kandungan logam besi Fe dapat ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap persamaan garis regresi kurva kalibrasi.

4.1.1.3.1 Penentuan Kandungan Logam Besi Fe pada Air Sumur Warga dalam mgL

Dari data pengukuran absorbansi logam besi Fe untuk sampel air sumur warga diperoleh absorbansi sebagai berikut : A1 = 0,0583 A2 = 0,0578 A3 = 0,0573 Dengan mensubstitusikan nilai Y absorbansi ke persamaan garis regresi : � = 0,0798� + 0,0002 Dengan derajat pengenceran = 1, makan diperoleh konsentrasi Fe total yaitu : X1 = 0,7280 X2 = 0,7218 X3 = 0,7155 Universitas Sumatera Utara �� = ∑ �� � = 0,7217 X1 − X� 2 = 0,00003969 X2 − X� 2 = 0,00000001 X3 − X� 2 = 0, 00003844 ∑�� − �� 2 = 0,00002605 maka S = � ∑Xi − X� 2 n − 1 = � 0,00002605 3 − 1 = 0,003609 didapat S x = S √n = 0,003609 √3 = 0,002083 Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, dengan derajat kebebasan dk = n - 1 = 2 untuk derajat kepercayaan 95 p - 0,05, t = 4,30 maka : � = ��0,05 � � − 1�� � � = 4,30 0,05 � 20,002083 = 0,0009 Sehingga diperoleh hasil pengukuran kandungan Logam Besi Fe dalam air Sumur Warga adalah sebesar: 0,7217 ± 0,0009 mgL Hasil perhitungan untuk kadar logam besi Fe pada air sumur warga di sekitar TPA Sampah Namo Bintang terlampir pada lampiran. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Logam Zink Zn

Data hasil pengukuran absorbansi Logam Zink Zn pada air Sumur warga yang terletak di sekitar TPA Sampah Namo Bintang dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.4. Data Hasil Pengukuran Absorbansi logam Zn pada Air Sumur Warga dengan metode SSA pada λ spesifik = 213,9 nm No. Kode Sampel Absorbansi A1 A2 A3 �̅ 1 SU 0,5045 0,5039 0,5036 0,5040 2 SS 0,2122 0,2029 0,2138 0,2096 3 SB 0,1128 0,1142 0,1120 0,1130 4 ST 0,1002 0,1008 0,1006 0,1005 Keterangan : SU = Sampel air sumur rumah warga sebelah Utara Desa Namo Sampir SS = Sampel air sumur rumah warga sebelah Selatan Desa durin tonggal SB = Sampel air sumur rumah warga sebelah Barat Desa Namo Bintang ST = Sampel air sumur rumah warga sebelah Timur Desa Baru Universitas Sumatera Utara 4.1.2.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi Dengan Metode Kurva Kalibrasi Untuk Larutan Standar Logam Zink Zn Data Absorbansi Larutan Seri Standar Logam Besi Fe dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Tabel 4.5. Data Absorbansi Larutan Seri Standar Logam Besi Fe No Konsentrasi mgL Absorbansi Rata- RataĀ 1 0,0 0,0000 2 0,2 0,0171 3 0,4 0,0318 4 0,6 0,0478 5 0,8 0,0624 6 1,0 0,0813 Data absorbansi yang diperoleh untuk suatu larutan seri standar Zn diplotkan terhadap berbagai konsentrasi larutan standar yaitu pada pengukuran 0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 sehingga diperoleh kurva kalibrasi yang berupa garis linear pada gambar 4.2. dibawah ini : Gambar 4.2. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Logam Zink Zn y = 0,5775x + 0,0177 r = 0,9954 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 A bs or ban s i Konsentrasi mgL Universitas Sumatera Utara Persamaan garis regresi ini diturunkan dengan metode Least Square, dimana konsentrasi larutan standar dinyatakan sebagai Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi dengan data pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.6. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi Larutan Seri Standar Logam Zink Zn : No. Xi Yi �� − �� �� − �� �� − ���� − �� �� − �� 2 �� − �� 2 1 0,0 0,0000 -0,50 -0,30642 0,15321 0,25 0,093891 2 0,2 0,1365 -0,30 -0,16992 0,05098 0,09 0,028871 3 0,4 0,2623 -0,10 -0,00441 0,00441 0,10 0,001946 4 0,6 0,3798 0,10 0,07338 0,00734 0,10 0,005385 5 0,8 0,4842 0,30 0,17598 0,05280 0,09 0,309701 6 1,0 0,5775 0,50 0,27108 0,13554 0,25 0,073486 Σ 3,0 1,8385 0,00 0,00000 0,40427 0,70 0,234550 �� = ∑ �� � = 0,30 6 = 0,05 �� = ∑ �� � = 1,8385 6 = 0,3064 Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : � = �� + � Dimana : � = slope � = intersept � = ∑�� − ���� − �� ∑�� − �� 2 = 0,40427 0,70 = 0,5775 � = ∑ �� − � ∑ �� � = 1,8385 − 0,5775 .3.0 6 = 0,0176 Maka diperoleh Persamaan Garis Regeresi berikut : � = 0,5775� + 0,0176 Universitas Sumatera Utara

4.1.2.2 Penentuan Koefisian Korelasi

Koefisien Korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : � = ∑�� − ���� − �� �∑�� − �� 2 �� − �� 2 = 0,40427 �0,700,234551 = 0,9977

4.1.2.3 Penentuan Kandungan Logam Zink Zn

Kandungan logam Zn dapat ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap persamaan garis regresi kurva kalibrasi.

4.1.2.3.1 Penentuan Kandungan Logam Zink Zn Pada Air Sumur warga dalam mgL

Dari data pengukuran absorbansi logam zink zn untuk sampel air sumur rumah warga diperoleh absorbansi sebagai berikut: A1 = 0,5045 A2 = 0,5039 A3 = 0,5036 Dengan mensubstitusikan nilai Y absorbansi ke persamaan garis regresi: � = 0,5775� + 0,0177 Dengan derajat pengenceran = 1, maka diperoleh konsentrasi Zn total yaitu: X1 = 0,6194 X2 = 0,6180 X3 = 0,6182 Universitas Sumatera Utara �� = ∑ �� � = 0,6185 X1 − X� 2 = 0,00000081 X2 − X� 2 = 0,00000025 X3 − X� 2 = 0,00000009 ��� − �� 2 = 0,00000383 maka S = � ∑Xi − X� 2 n − 1 = � 0,00000383 3 − 1 = 0,00043 didapat S x = S √n = 0,00043 √3 = 0,0002 Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, dengan derajat kebebasan dk = n - 1 = 2 untuk derajat kepercayaan 95 p - 0,05, t = 4,30 maka : � = ��0,05 � � − 1�� � � = 4,30 0,05 � 20,0002 = 0,0009 Sehingga diperoleh hasil pengukuran kandungan Zink dalam air sumur warga sekitar daerah TPA Namo Bintang sebesar: 0,6185 ± 0,0009 mgL Hasil perhitungan untuk kadar logam zink Zn pada air sumur warga di sekitar TPA Sampah Namo Bintang terlampir pada lampiran. Universitas Sumatera Utara 4.2Pembahasan TPA Namo Bintang merupakan salah satu TPA milik Pemerintah Kota Medan yang terletak dikelurahan Namo Bintang kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Luas Areal TPA adalah 176.392 m 2 . TPA yang mulai dioperasikan pada Tanggal 5 Juli 1987 berjarak 15 Km dari Pusat Kota Medan. Pemusnahan Sampah dikelola dengan metode Open Dumping dimana sampah masuk ke areal TPA dibiarkan menumpuk dan terbuka diatas tanah. TPA Namo Bintang tidak memiliki fasilitas saluran Penampungan dan kolam pengolahan air lindi, pengolahan air tinja dan inisiator. Fasilitas yang ada adalah Kantor dan Pos Jaga. Disekeliling TPA ditanam tanaman sebagai pagar TPA. Pemukimn warga juga tidak jauh dari TPA yaitu berkisar 500 m dari jarak TPA. Jenis sampah yang dibuang TPA bermacam-macam mulai dari plastik, kaca, baterai bekas, sayuran dan juga kertas. Sampah - sampah yang ditumpuk tersebut kemudian akan mengalami dekomposisi penguraian yang berbentuk cair yang disebut air lindi. Air lindi mengandung berbagai senyawa, baik senyawa organik maupun senyawa anorganik. Air lindi ini dapat mencemari air tanah dengan cara masuk kedalam tanah. Dari hasil penelitian ini diperoleh kadar logam Besi Fe dan Zink Zn dari masing-masing lokasi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini : Tabel 4.7. Data Hasil Penelitian Logam Besi Fe dan Zink Zn Lokasi Kadar Logam Besi Fe mgL Kadar Logam Zink Zn mgL Utara 0,7217 0,6185 Selatan 0,5168 0,3201 Barat 0,4093 0,1430 Utara 0, 3245 0,1354 Dari data diatas dapat dilihat bahwa kadr logam yang tertinggi terletak pada air sumur warga arah utara hal ini dapat disebabkan oleh jarak antara TPA Sampah Namo Bintang dengan rumah warga terlalu dekat yaitu ± 100 m yang dapat mengakibatkan air lindi masuk lebih cepat melalui tanah dan mengotori air tersebut. Universitas Sumatera Utara Sedangkan jika dilihat dari Permenkes No. 492MENKESIV2010 untuk air minum nilai Logam Besi Fe telah melampaui ambang batas yaitu 0,3 mgL. Logam Besi Memang sangat diperlukan dalam tubuh namun apabila logam tersebut telah melampaui batas maka akan merusak tubuh. Kadar besi Fe pada air minum yang lebih besar dari 0,3 mgl, dapat menyebabkan efek-efek yang merugikan seperti mengotori bak yang terbuat dari seng dan mengotori wastafel serta kloset. Konsumsi Fe dalam dosis tinggi bisa menyebabkan toksisitas, dan menyebabkan kematian pada anak-anak berusia kurang dari 6 tahun. Toksisitas ditandai dengan gejala muntah disertai dengan darah. Sementara itu untuk logam Zink Zn masih di bawah nilai ambang batas menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492MenkesPerVII2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Dari hasil pembahasan dapat diperoleh bahwasanya kadar logam besi Fe telah melewati batas maksimum untuk kualitas air minum sehingga harus lebih diperhatikan lagi sebelum dikonsumsi karena akan mengakibatkan efek negatif terhadap kesehatan. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Kadar Logam yang terdapat pada air sumur warga mulai dari daerah Utara Desa Namo Sampir yaitu 0,7217 mgL, Selatan Desa Durin Tonggal 0,5186 mgL, Barat Desa Namo Bintang 0,4093 mgL, Timur Desa Baru 0,3245 mgL Semenrata untuk kadar logam Zn yang diperoleh mulai dari daerah Utara Desa Namo Sampir 0,6185 mgL, Selatan Desa Durin Tonggal 0,3201 mgL, Barat Desa Namo Bintang 0,1430 mgL dan Timur Desa Baru 0,1354 mgL. Kadar Logam Besi Fe yang terdapat dalam sampel telah melewati nilai ambang batas atau tidak memenuhi Persyaratan Kualiatas air minum menurut perturan Menteri Kesehatan Nomor 492MenkesperIV2010 yaitu sebesar 0,3 mgL Sedangkan untuk kadar logam Zink Zn masih memenuhi persyaratan kualiats air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492MenkesPerIV2010 yaitu sebesar 3 mgL.

5.2 Saran

Disarankan kepada dinas Kesehatan dan kota madya lebih memperhatikan keadaan TPA Sampah Namo Bintang agar lebih tertata rapi dan menggunakan metode pembuangan sampah lebih baik agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan dan juga masyarakat yang bermukim di sekitar TPA Sampah. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TPA Namo Bintang

Tempat pembuangan akhir TPA Namo Bintang telah beroperasi sejak tahun 1987. Pengelolaan sampah di TPA ini masih menggunakan sistem pembuangan terbuka open dumping. Timbunan sampah padat dan kurangnya sanitasi menyebabkan polusi lingkungan dan terancamnya komunitas masyarakat yang tinggal di sekitar TPA. TPA Namo Bintang yang memiliki luas lebih kurang 14 hektar tidak memiliki sarana saluran dan kolam penampungan air lindi. Air lindi yang dihasilkan dari biodegradasi sampah yang ditumpuk di lahan TPA berpotensi untuk mengkontaminasi air tanah disekitar kawasan TPA. Sebagian besar masyarakat menggunakan air sumur sebagai air bersih dan juga sebagai air minum Ashar, 2015. Komposisi sampah yang dibuang di TPA menentukan jumlah logam berat dalam air lindi. Di Indonesia, metode pengolahan akhir sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping. Penelitian–penelitian yang berkaitan dengan pencemaran logam berat pada air tanah disekitar TPA juga telah banyak dilakukan. Kota Medan merupakann salah satu kota terbesar di Indonesia yang menghasilkan sampah sekitar 5,495 ton atau 1,374 kubik sampah yang ada di sekitar kota Medan setiap harinya. Dari seluruh total sampah ini, diperkirakan 62 menjangkau dua TPA, salah satunya TPA Namo Bintang yang berlokasi di wilayah pemerintahan Kabupaten Deli Serdang yang berjarak sekitar 15 km dari pusat kota Medan Ashar, 2015. Universitas Sumatera Utara Regulasi di Indonesia tidak mengeluarkan pedoman mengenai pengoperasiaan TPA yang menggunakan metode open dumping, namun justru berdasarkan UU No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan persampahan dinyatakan bahwa TPA yang beroperasi dengan sistem open dumping harus sudah ditutup paling lama lima tahun setelah undang–undang ini di berlakukan. Oleh sebab itu, pada tahun 2013 pemerintah kota medan wajib tidak mengoperasikan TPA Namo Bintang. Menurut Standar Nasional Indonesia SNI No.03 3241 1994 tentang cara pemilihan TPA, disebutkan bahwa lokasi pemukiman terdekat dengan TPA adalah 500 meter, sedangkan pada kenyataannya masyarakat yang bermukim di sekitar TPA hanya berjarak 100 meter Ashar, 2015.

2.2 Pengertian Air