Parameter Fisika Standar Kualitas Air Minum

2.4 Standar Kualitas Air Minum

Pengertian air minum menurut PERMENKES RI No.492MENKESIV2010 adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik dan dapat langsung diminum. Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain didalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu parameter fisika suhu, warna, rasa, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya, parameter kimia pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya, parameter biologi keberadaan plankton, bakteri dan lain sebagainya dan parameter radioaktif Effendy, 2003.

2.4.1 Parameter Fisika

Parameter fisika yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi cahaya, suhu, warna dan bau, kecerahan dan kekeruhan, konduktivitas, padatan total, padatan terlarut, padatan tersuspensi dan salinitas. Parameter fisika pada air, yaitu sebagai berikut : 1. Suhu Temperatur dari air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat mempengaruhi reaksi kimia dalam pengelolaan, teruama apabila temperatur tersebut sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah 10–15°C, tetapi iklim setempat, kedalaman pipa-pipa saluran air dan jenis air dari sumber- sumber air akan mempengaruhi temperatur ini. Disamping itu, temperatur pada air akan mempengaruhi secara langsung toksisitas banyak bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme dan virus Sutrisno,2004. Universitas Sumatera Utara 2. Kekeruhan Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam air.Nilai kekeruhan maksimum yang diperbolehkan pada air minum yaitu sebesar 5 skala NTU.Kekeruhan dapat disebabkan karena adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut misalnya lumpur dan pasir halus. Tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempengaruhi proses penyaringan dan mengurangi efektivitas pada proses penjernihan air Effendy,2003. Air dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna yang berlumpur dan kotor. Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang membahayakan, tetapi ia menjadi tidak disenangi karena rupanya. Terdapatnya suhu, intensitas bau, rasa dan kekeruhan yang melebihi standar yang ditetapkan dapat menimbulkan kekhawatiran terkandungnya bahan-bahan kimia yang dapat mengakibatkan efek toksik terhadap manusia Sutrisno,2004. 3. Warna dan Bau Warna dan bau pada air minum disebabkan karena bahan-bahan terlarut dan tersuspensi baik berupa organik maupun anorganik. Standar kualitas air minum yang baik adalah tidak bewarna dan tidak berbau.Berdasarkan PERMENKES No.492MENKESPERIV2010 kadar maksimum warna yang diperbolehkan pada air minum sebesar 15 TCU. Menurut Effeny 2003, warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu warna sesungguhnya true color dan warna tampak apparent color. Warna sesungguhnya adalah warna yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut.Sedangkan warna tampak adalah warna yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi. Universitas Sumatera Utara 4. Padatan Total, Terlarut, dan Tersuspensi Padatan total adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami penguapan dan pengeringan pada suhu tertentu. Padatan tersuspensi total yaitu bahan-bahan tersuspensi biasanya memiliki diameter sebesar1 μm. Padatan tersuspensi total terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik. Padatan terlarut total adalah bahan-bahan terlarut dengan ukuran diameter yaitu 10 -6 mm yang berupa senyawa-senyawa kimia Effendy,2003.

2.4.2 Parameter Kimia