Unit-Unit Pengolahan Air Minum

a. Pengolahan fisika yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi atau meghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air yang akan diolah. b. Pengolahan kimia yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membubuhkan proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan penambahan kapur dalam proses pelunakan. c. Pengolahan bakteriologis yaitu suatu tingkat pengolahan untuk membunuh atau memusnakan bakteri-bakteri yang terkandung dalam air minum dengan cara membubuhkan kaporit zat desinfektant 2. Pengolahan sebagian Partial Trearment Process, misalnya diadakan pengolahan kimiawi atau pengolahan bakteriologik saja Sutrisno, 1991.

2.3.1 Unit-Unit Pengolahan Air Minum

1. Bangunan Penagkap Air atau Intake Bangunan penangkap air ini merupakan suatu bangunan untuk menangkap atau mengumpulkan sumber air baku. Sumber air baku adalah air permukaan sungai Belawan yang masuk melalui saluran yang bercabang dua dilengkapi dengan saringan halus dan saringan kasar yang berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran yang terbawa arus sungai. Masing- masing saluran dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air dan penggerak elektromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodik untuk menjaga kestabilan jumlah air masuk. Universitas Sumatera Utara 2. Bak Pengendapan I Bak pengendapan I berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel padat dari air sungai dengan gaya gravitasi. 3. Bak Koagulasi Koagulasi adalah proses pencampuran air yang akan diolah dengan bahan kimia yang dapat memecahkan kestabilan partikel yang terkandung dalam air. Bahan kimia yang digunakan dikenal sebagai koagulan. Bak koagulasi dilengkapi dengan pengaduk mekanik mixer dengan putaran cepat. Sedangkan penambahan koagulan kedalam bak koagulasi dilakukan dengan pompa dosing. 4. Bak Flokulasi Proses flokulasi adalah proses pembentukan partikel flok menjadi bentuk yang lebih besar sehingga lebih mudah diendapkan. Untuk mempercepat reaksi flokulasi ditambahkan pengaduk putaran lambat slow mix. 5. Bak Pengendap II Bangunan pengendap kedua berfungsi untuk mengendapkan padatan atau flok yang terbentuk dari proses flokulasi. Pengendapan ini dengan gaya berat flok sendiri gravitasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses yang terjadi di bak pengendap ini adalah air yang berada pada bak pengendap dikondisikan tenang dan secara visual selalu diamati kondisi flok yang ada. Setelah terjadi pemisahan antara flok dengan air maka flok akan mengumpul di dasar bak. Universitas Sumatera Utara 6. Filter Saringan Dalam proses penjernihan air minum diketahui 2 macam filter yaitu saringan pasir cepat rapid sand filter dan saringan pasir lambat slow sand filter. Fungsi saringan untuk menangkap flok yang tidak dapat dipisahkan pada bak pengendap kedua. Flok yang masuk ke bak saringan pasir akan tertahan pada permukaan pasir sehingga semakin lama kecepatan penyaringan akan semakin lambat. Jika terjadi kondisi ini maka filter harus di Back Wash pencucian kembali dengan air bertekanan dari bawah. Air untuk back wash diambil dari bak resevoir dengan menggunakan pompa khusus sedangkan buangannya dialirkan ke lagoon. Selanjutnya air yang tersaring masuk ke bak klorinasi dan netralisasi. 7. Bak Netralisasi dan Klorinasi Bak netralisasi dan klorinasi berfungsi sebagai tempat pengaturan pH agar air hasil pengolahan mempunyai pH netral dan juga sebagai tempat penambahan khlor untuk membunuh bakteri pathogen bakteri yang dapat menimbulkan bibit penyakit di dalam air yang akan didistribusikan. 8. Reservoir Reservoir adalah bangunan yang berfungsi untuk menampung air bersih atau air yang telah melalui filter serta bak netralisasi dan klorinasi. Air bersih yang mengalir dari saringan filter ke reservoir dibubuhi kapur hingga pH netral dan pembubuhan khlorin untuk desinfeksi bakteri. Universitas Sumatera Utara 9. Pompa Transmisi Pompa transmisi pompa distribusi air bersih berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir utama diinstalasi ke reservoir di cabang lalu ke masyarakat Sutrisno, 1991.

2.4 Kegunaan Air

Dokumen yang terkait

Efektivitas Koagulan Poly Aluminium Chloride (PAC) dan Tawas Terhadap Logam Aluminium Pada Air Baku PDAM Tirtanadi Hamparan Perak

29 409 48

Efektivitas Koagulan PAC (Poly Aluminium Chloride) dan Tawas (Alum) Terhadap Logam Nitrit (NO2) Pada Air Baku PDAM Tirtanadi Hamparan Perak

4 61 61

Perbandingan Poly Aluminium Chloride (Pac) Dan Alum (Tawas) Dalam Mempertahankan Ph Pada Air Sungai Belawan Di Pdam Hamparan Perak

13 125 56

Efektivitas Koagulan Pac(Poly Aluminium Chloride) Dan Tawas (Alum)Terhadap Logam Besi (Fe) Pada Air Baku Pdam Tirtanadi Hamparan Perak

2 63 63

Perbandingan Efektivitas Poly Aluminium Chloride (Pac) Dan Tawas Dalam Menurunkan Kadar Ammonia Nitrogen Pada Turbidity 590 Ntu Dengan Metode Spektrofotometri Dr/2400

11 116 43

Pengaruh Efektivitas Koagulan PAC (Poly Auminium Chloride) dan Tawas terhadap Logam Mangan (Mn) pada Air Baku PDAM Tirtanadi Hamparan Perak

6 55 68

Penetapan Dosis Pemakaian Tawas Sebagai Koagulan Untuk Menjernihkan Air Baku PDAM Tirtanadi Sunggal

23 128 33

Studi Perbandingan Keefektifan Penggunaan Poly Aluminium Chloride (PAC) dan Tawas (alum) dalam Mempertahankan pH dan Turbiditas pada Air Baku Instalasi Pengolahan Air (IPA) di PDAM Tirtanadi Hamparan Perak

1 6 54

Efektivitas Koagulan PAC (Poly Aluminium Chloride) dan Tawas (Alum) Terhadap Logam Nitrit (NO2) Pada Air Baku PDAM Tirtanadi Hamparan Perak

0 0 19

EFEKTIVITAS KOAGULAN PAC(POLY ALUMINIUM CHLORIDE) DAN TAWAS (ALUM)TERHADAP LOGAM BESI (Fe) PADA AIR BAKU PDAM TIRTANADI HAMPARAN PERAK TUGAS AKHIR - Efektivitas Koagulan Pac(Poly Aluminium Chloride) Dan Tawas (Alum)Terhadap Logam Besi (Fe) Pada Air Baku P

0 0 11