Stakeholder Theory Pengaruh Persaingan Politik, Tipe Pemda, Ukuran Pemda, dan Opini BPK terhadap Publikasi Laporan Keuangan pada Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

13 penyampaian informasi laporan keuangan pemerintah daerah adalah melalui website resmi pemerintahan daerah dengan media internet.

2.3 Stakeholder Theory

Ghozali dan Chariri 2007 berpendapat bahwa Stakeholder theory mengandung arti perusahaan, bukanlah suatu entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi para stakeholder-nya. Gray, Kouhi, dan Adams 1994 dalam Ghozali dan Chariri 2007 berpendapat bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan itu harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah mencari dukungan tersebut. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan stakeholder kepada perusahaan tersebut. Semakin powerful stakeholder, maka akan semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Setiap stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi mengenai pengaruh stakeholder terhadap organisasi, sekalipun stakeholder memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut ataupun stakeholder tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap keberlangsungan organisasi Deegan, 2000. Dengan adanya ”hak atas informasi” itu, Gray, Owen, dan Adams 1996 dalam Deegan 2000 membuat accountability model, yang menganggap pelaporan reporting lebih sebagai wujud pertanggungjawaban dibanding wujud pemenuhan tuntutan. Dengan kata lain, tiap pihak dalam lingkungan organisasi memiliki hak untuk diinformasikan mengenai operasi organisasi. Universitas Sumatera Utara 14 Hal ini juga berlaku pada pemerintahan daerah, dimana transparansi informasi keuangan pemerintahan daerah di internet dapat memberikan dampak yang positif bagi para stakeholder masyarakat. Dengan adanya website resmi pemerintahan daerah, maka transparansi informasi keuangan pemerintahan daerah dapat dengan mudah dilakukan demi mendapatkan dukungan dari para stakeholder. Apabila pemerintahan daerah telah berhasil mendapatkan dukungan dan respon yang positif dari para stakeholder, maka aktivitas pemerintahan daerah dapat berjalan dengan baik dan lancar. 2.4 Publikasi Laporan Keuangan Kemudahan dalam mengakses informasi yang dimiliki oleh pemerintahan merupakan salah satu hal yang kini menjadi perhatian bagi masyarakat. Hal ini disebabkan adanya keterkaitan antara transparansi dan isu-isu mengenai etika, korupsi, penyimpangan administrasi, dan akuntabilitas Piotorowski dan Bartelli, 2010. Transparansi merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintahan atas penggunaan keuangan daerah kepada masyarakat. Oleh karena itu, transparansi merupakan salah satu elemen penting demi terwujudnya good governance yang menjamin kemudahan dan kebebasan akses bagi publik untuk memperoleh berbagai macam informasi termasuk informasi keuangan berupa laporan keuangan pemerintahan daerah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2012, dan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 menyatakan bahwa Universitas Sumatera Utara 15 dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, setiap pemerintahan daerah mempunyai kewajiban untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan dan laporan kinerja. Sebelumnya pemerintahan daerah tidak memiliki kewajiban untuk memberikan informasi mengenai laporan keuangan pemerintah daerah kepada masyarakat. Namun pelaporan informasi keuangan pemerintah daerah kepada masyarakat menjadi hal yang mutlak dilakukan oleh pemerintahan daerah setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang menyebutkan bahwa setiap informasi publik harus bersifat terbuka, serta dapat diakses oleh pengguna secara cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan cara yang sederhana. Menurut Asian Development Bank 1999 dalam Arifianto 2005 transparansi dalam pengambilan keputusan pemerintah dan pelaksanaan kebijakan publik dapat mengurangi ketidakpastian dan membantu mencegah korupsi oleh aparat pemerintah. Menurut Folscher 2000 dalam Medina 2012 mengungkapkan tentang beberapa keuntungan dari adanya transparansi: 1. Transparansi dapat mengurangi ketidakpastian yang memberikan kontribusi pada stabilitas fiskal dan makro ekonomi sehingga penyesuaian-penyesuaian dikemudian hari dapat diminimalisir. 2. Meningkatkan akuntabilitas pemerintah. Legislatif, media, dan masyarakat dapat melaksanakan fungsi kontrol terhadap pemerintah lebih baik jika mereka mempunyai informasi tentang kebijakan, pelaksanaan Universitas Sumatera Utara 16 kebijakan, dan penerimaan atau pengeluaran pemerintah. Para pejabat publik akan berlaku lebih bertanggung jawab jika keputusan yang diambil dilakukan secara terbuka atau transparan untuk publik dan dapat mencegah adanya korupsi, kolusi, dan nepotisme. 3. Transparansi dapat meningkatkan kepercayaan kepada pemerintah dan membangun hubungan sosial yang lebih erat, misalnya masyarakat dapat memahami kebijakan pemerintah dan bahkan mendukung kebijakan tersebut. 4. Meningkatkan iklim investasi. Pemahaman yang jelas terhadap kebijakan dan tindakan pemerintah akan mengundang investor baik dalam negeri maupun luar negeri untuk lebih berinvestasi. Prinsip transparansi dapat dilihat dari 2 aspek, yakni komunikasi kepada masyarakat oleh pemerintahan daerah dan hak masyarakat dalam memperoleh informasi. Keduanya dapat tercapai apabila pemerintah terus melakukan pembenahan demi menuju pemerintahan dengan tata kelola yang lebih baik good governance. Information, Communication, and Technology ICT mengalami perkembangan yang cukup pesat pada beberapa tahun belakangan ini. Perkembangan pada informasi, komunikasi, dan teknologi ICT juga memberikan dampak yang cukup besar bagi hubungan antara pemerintahan dengan warga negaranya terutama dalam hal kemudahan dan kenyamanan dalam memperoleh suatu informasi. Teknologi, informasi, dan komunikasi Universitas Sumatera Utara 17 hadir sebagai salah satu solusi untuk mengatasi hambatan keterbatasan akses antar wilayah Hartono, 2010. Moon 2002 menjelaskan tentang fungsi dan kegunaan teknologi berbasis web yang dapat dilihat berdasarkan dua kategori, yaitu internal dan eksternal. Secara internal, penggunaan web, teknologi informasi, dan komunikasi lainnya memiliki potensi yang menjanjikan sebagai alat manajerial yang efektif dan efisien untuk dapat mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengelola sejumlah data dan informasi. Dengan menggunakan fungsi upload dan download, informasi dan data terkini up-to- date dapat disajikan pada internet secara real time. Secara ekternal, teknologi berbasis web juga memfasilitasi hubungan pemerintahan dengan masyarakat salah satunya terkait dengan pelayanan kepada masyarakat dan politik dan unit pemerintahan lainnya serta bisnis. Menurut Nordiawan dkk 2007 indikator kesuksesan pada organisasi pemerintahan tidak hanya diukur dari saldo laba saja, tetapi perlu dilihat dari mutu pelayanan dan efisiensi dari penggunaan dana yang tersedia. Untuk dapat melakukan suatu efisiensi terhadap penggunaan dana yang dilakukan oleh pemerintahan daerah, maka salah satu caranya adalah dengan menggunakan internet sebagai sarana pendukung pemerintahan daerah. Styles dan Tennyson 2007 mengatakan bahwa suatu cara yang paling baik dan cost effective bagi pihak pemerintah untuk menyebarkan informasinya pada masa kini adalah dengan melalui media internet yaitu dengan mempublikasikan informasi laporan keuangannya melalui website Universitas Sumatera Utara 18 resmi pemerintahan daerahnya. Adapun beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bagi pemerintahan daerah dalam mengungkapkan informasi keuangannya pada website resmi pemerintahan daerah adalah: 1. Media internet menawarkan biaya yang rendah bagi pengguna dan penyedia informasi. 2. Internet dapat diakses dimana saja dan kapan saja sehingga cenderung tidak memiliki batasan pagi pengguna dan penyedia informasi. 3. Informasi yang diungkapkan dapat disajikan dengan berbagai macam bentuk sehingga memudahkan dalam penggunaannya. Laporan keuangan daerah merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintahan daerah kepada masyarakatnya terkait dengan pengelolaan keuangan pemerintahan daerah. Tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan yang luas agar memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai dan melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai yang potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus kelompok tertentu saja Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2007. Oleh sebab itu, maka pelaporan keuangan pemerintahan daerah merupakan salah satu tolok ukur bagi masyarakat dalam rangka menilai kinerja pemerintahan daerah mereka. Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan bagaimana informasi keuangan disediakan dan diungkapkan demi mencapai tujuan ekonomi dan sosial negara. Menurut Ghozali dan Chairiri 2007, pengungkapan berarti memberikan data-data yang bermanfaat bagi setiap pihak yang memerlukan. FASB Financial Universitas Sumatera Utara 19 Accounting Standards Board mengartikan pelaporan keuangan sebagai sistem dan sarana penyampaian means of communication informasi tentang segala kondisi dan kinerja entitas terutama atas segi keuangan dan tidak terbatas berdasarkan pada apa yang dapat disampaikan di dalam laporan keuangan. Singkatnya, pelaporan keuangan lebih luas dari pada laporan keuangan Bastian, 2006. Menurut PP Nomor 65 Tahun 2010, menyatakan bahwa unsur-unsur yang ada dalam informasi keuangan daerah adalah APBD dan LKPD, adapun APBD terdiri atas: 1. Anggaran pendapatan, di antaranya: a. Pendapatan Asli Daerah, terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, dan penerimaan lain-lain. b. Dana Perimbangan, terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus. c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah. 2. Anggaran belanja, diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja. Anggaran belanja ini digunakan untuk membiayai penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah. 3. Pembiayaan, terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Sedangkan LKPD terdiri atas : 1. Laporan Realisasi Anggaran. 2. Laporan Saldo Anggaran Lebih. Universitas Sumatera Utara 20 3. Laporan Arus Kas. 4. Laporan Perubahan Ekuitas. 5. Laporan Operasional. 6. Neraca. 7. Catatan atas laporan keuangan. Peraturan mengenai APBD ditentukan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara, Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia Nomor 56 Tahun 2012, dan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007. Sementara itu penyampaian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD oleh pemerintahan daerah kepada BPK dilakukan paling lambat tanggal 30 maret atau 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011.

2.5 Persaingan Politik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK, dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

3 15 87

Pengaruh Persaingan Politik, Tipe Pemda, Ukuran Pemda, dan Opini BPK terhadap Publikasi Laporan Keuangan pada Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 11

Pengaruh Persaingan Politik, Tipe Pemda, Ukuran Pemda, dan Opini BPK terhadap Publikasi Laporan Keuangan pada Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 2

Pengaruh Persaingan Politik, Tipe Pemda, Ukuran Pemda, dan Opini BPK terhadap Publikasi Laporan Keuangan pada Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 7

Pengaruh Persaingan Politik, Tipe Pemda, Ukuran Pemda, dan Opini BPK terhadap Publikasi Laporan Keuangan pada Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 26

Pengaruh Persaingan Politik, Tipe Pemda, Ukuran Pemda, dan Opini BPK terhadap Publikasi Laporan Keuangan pada Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 4

Pengaruh Persaingan Politik, Tipe Pemda, Ukuran Pemda, dan Opini BPK terhadap Publikasi Laporan Keuangan pada Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 19

Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK, dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 11

Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK, dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

0 0 2

Pengaruh Tipe Pemda, Opini BPK, dan Jumlah Penduduk Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Website Resmi Pemerintahan Daerah di Indonesia

1 1 9