60
Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Trisnawati dan Komarudin 2014 yang
menyatakan bahwa ukuran pemda berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pada website resmi pemerintahan daerah di Indonesia.
4. Hasil pengujian opini BPK secara parsial tidak berpengaruh terhadap
publikasi laporan keuangan pada website resmi pemerintahan daerah di Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
sebelumnya telah dilakukan oleh Trisnawati dan Komarudin 2014 yang menyatakan bahwa opini BPK berpengaruh negatif terhadap publikasi
laporan keuangan pada website resmi pemerintahan daerah di Indonesia. 5.
Hasil pengujian persaingan politik, tipe pemda, ukuran pemda, dan opini BPK secara simultan terhadap publikasi laporan keuangan pada website
resmi pemerintahan daerah di Indonesia memiliki pengaruh yang positif.
5.2 Keterbatasan
Penulis menyadari bahwa di dalam penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang perlu diperbaiki oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Adapun
keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain: 1.
Penelitian ini hanya menggunakan satu tahun pengamatan. 2.
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel bebas saja yaitu persaingan politik, tipe pemda, ukuran pemda, dan opini
BPK. 3.
Dalam penelitian ini, kemampuan variabel bebas untuk menjelaskan variabel terikatnya hanya sebesar 61,7.
Universitas Sumatera Utara
61
5.3 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis untuk para peneliti selanjutnya adalah:
1. Para peneliti selanjutnya sebaiknya memperluas objek penelitian
sehingga dapat lebih meningkatkan generalisasi hasil penelitian. 2.
Para peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih dari satu tahun pengamatan untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya dalam
beberapa tahun. 3.
Para peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menambah variabel- variabel lainnya seperti leverage, press visibility, dan tingkat pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemerintahan Daerah di Indonesia
UU RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, menyebutkan bahwa pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah kota dan
daerah kabupaten. Setiap daerah provinsi, daerah kota, dan daerah kabupaten mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
Pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta perangkat daerah lainnya. Tiap pemerintahan daerah dipimpin oleh kepala daerah. Sebutan kepala
daerah untuk pemerintahan provinsi, pemerintahan kota, dan pemerintahan kabupaten, masing-masing ialah gubernur, walikota, dan bupati.
Universitas Sumatera Utara
9
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, kepala daerah berperan sebagai badan eksekutif, artinya kepala daerah menyusun dan menyampaikan anggaran untuk
mendapatkan persetujuan, kemudian melaksanakannya sesuai ketentuan perundang-undangan setelah mendapatkan persetujuan. Ditegaskan pula
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
adalah kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah.
Saat ini kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan langsung kepala daerah pilkada. Prosedur dan mekanisme pemilihan kepala
daerah sekarang ini, yakni semenjak UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah diberlakukan, lebih menggambarkan pelaksanaan
demokrasi. Pilkada dilaksanakan secara langsung, terbuka kemungkinan bagi calon
independennonparpol untuk maju melalui partai politik parpolgabungan parpol, dan proses penyaringan bakal calon dilaksanakan
secara terbuka dengan mewajibkan tiap
parpolgabungan parpol mengumumkan proses dan hasil penyaringan kepada masyarakat. Bastian
2006 berpendapat, kewenangan politik yang dulu ada pada DPRD untuk memilih kepala daerah telah diserahkan pada rakyat sehingga rakyat dapat
memilih kepala daerah secara langsung. Semenjak diterapkannya prinsip desentralisasi dan otonomi daerah
maka setiap pemerintahan daerah diberikan kebebasan yang seluas-luasnya
Universitas Sumatera Utara
10
dalam melaksanakan otonomi daerahnya, kecuali untuk urusan pemerintahan yang telah diatur dalam undang-undang. Hubungan pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah dilaksanakan secara adil dan selaras sesuai dengan undang-undang yang berlaku saat ini.
2.2 Sistem Informasi Keuangan Daerah