76
hal ini terjadi karena nilai kalor bahan bakar solar yang paling tinggi dari semua bahan bakar yang tersedia, selain itu heat loss tertinggi juga terjadi
pada putaran yang tinggi karena adanya kecenderungan peningkatan suhu exhaust pada putaran yang lebih tinggi.
4.3.9 Persentase Heat Loss
Dengan menggunkan persamaan 2.10 dan memasukkan nilai Te dan LHV untuk solar pada putaran 1800 rpm, pembebanan 3,5 kg maka didapat Heat
Loss sebagai berikut:
� � � � ��ℎ�
= .
. + . x
– . �
. �
= 11,85 Dengan menggunakan perhitungan yang sama pada variasi nilai LHV
untuk setiap persetase biodiesel, dan putaran maka didapat nilai persentase heat loss seperti ditunjukkan pada Tabel 4.16 di bawah ini.
Tabel 4.16 Persentase Heat Loss
Beban Putaran
Heat Loses Solar
Biodiesel 5
Biodiesel 10
Biodiesel 15
Biodiesel 20
3,5 1800
17,37 16,87
12,98 12,37
10,36 2000
19,69 16,59
13,21 14,24
9,47 2200
20,19 17,08
13,16 12,21
10,03 2400
20,31 16,37
14,59 13,42
11,84 2600
21,30 15,52
16,62 15,62
12,09 2800
20,96 15,45
19,74 15,17
10,78
4,5 1800
26,85 27,18
21,61 21,53
16,53 2000
28,78 25,95
20,89 22,02
17,73 2200
30,34 24,32
21,19 21,06
18,59 2400
30,13 23,51
21,51 19,52
18,72 2600
31,27 23,92
19,45 20,05
19,24
Universitas Sumatera Utara
77
2800 29,78
24,36 21,75
19,27 19,37
Pada pembebanan 3,5 kg persentase heat loss tertinggi terjadi pada penggunaan Solar putaran mesin 2600 yaitu sebesar 20.96 sedangkan
persentase Heat Loss terendah terjadi pada pemakaian Biodiesel 20 putaran mesin 2000 rpm yaitu sebesar 9.47
Pada pembebanan 4,5 kg persentase heat loss tertinggi terjadi pada penggunaan Solar putaran mesin 2000 rpm yaitu sebesar 31.27
sedangkan Persentase Heat Loss terendah terjadi pada penggunaan biodiesel 20 putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar 16.54
Hasil dari persentase heat loss untuk masing-masing bahan bakar, pembebanan dapat dilihat pada Gambar Grafik 4.18 dan 4.19 di bawah ini.
Gambar 4.18 Persentase Heat Loss vs Putaran mesin pada pembebanan 3,5 kg
5 10
15 20
25
1800 2000
2200 2400
2600 2800
Solar Biodiesel
5 Biodiesel
10 Biodiesel
15 Biodiesel
20
Universitas Sumatera Utara
78
Gambar 4.19 Persentase Heat Loss vs Putaran mesin pada pembebanan 4,5 kg Dari Grafik diatas dapat disimpulkan bahwa Heat loss tertinggi didominasi
solar terutama pada beban tinggi dikarenakan nilai kalor bahan bakar solar lebih tinggi dibanding biodiesel. Heat Loss terendah terjadi pada biodiesel
20 putaran 1800 rpm dikarenakan nilai kalor bahan bakar yang rendah dibandingkan bahan bakar yang lain menghasilkan energi keluaran dan
panas yang dihasilkan juga lebih kecil dari panas rata-rata yang dihasilkan olaeh bahan bakar yang lain.
5 10
15 20
25 30
35
1800 2000
2200 2400
2600 2800
Solar Biodiesel
5 Biodiesel
10 Biodiesel
15 Biodiesel
20
Universitas Sumatera Utara
79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Daya maksimum pada bahan bakar Akra Sol beban 4,5 kg diperoleh
pada putaran 2800 rpm, yaitu sebesar 4,75 kW Sedangkan Daya minimum pada bahan bakar Akra Sol + Biodiesel Biji Wijen 20
beban 3,5 kg diperoleh pada putaran 1800 rpm, yaitu sebesar 0,92 kW. Daya yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kecepatan putaran mesin
dan pembebanan daya, semakin tinggi putaran dan pembebanan daya maka semakin tinggi pula daya yang akan dihasilkan, Selain itu daya
juga dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar, semakin tinggi nilai kalor bahan bakar maka daya yang terbangkitkan akan semakin besar.
2. Semakin besar daya atau beban yang dipakai semakin besar Torsi yang
dihasilkan. Torsi Minimum pada bahan bakar Akra Solar + biodiesel Biji Wijen 20 beban 3,5 kg diperoleh pada putaran 1800 rpm, yaitu
sebesar 5 N.m. Sedangkan torsi Maksimum diperoleh pada bahan bakar Akra Sol beban 4,5 kg putaran 2800 rpm, yaitu sebesar 15 N.m. Nilai
torsi mesin bergantung pada besar kecil daya dan putaran mesin.
Universitas Sumatera Utara