Rasio udara bahan bakar AFR

60 Gambar 4.3 Grafik mf vs putaran mesin untuk beban 3,5 kg Gambar 4.4 Grafik mf vs putaran mesin untuk beban 4,5 kg  Dari Grafik pembebanan 3,5 kg dan 4,5 kg, terlihat bahwa nilai mf dipengaruhi putaran dan nilai kalor. Semakin tinggi putaran dan nilai kalor semakin rendah, maka mf semakin tinggi karena waktu pembakaran semakin kecil.

4.3.3 Rasio udara bahan bakar AFR

Rasio udara bahan bakar AFR dari masing-masing jenis pengujian dihitung berdasarkan rumus 2.6 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 1800 2000 2200 2400 2600 2800 Solar Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20 kgh 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 1800 2000 2200 2400 2600 2800 Solar Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20 kgh Universitas Sumatera Utara 61 Besarnya laju aliran udara ma diperoleh dengan membandingkan besarnya tekanan udara masuk yang telah diperoleh melalui pembacaan air flow manometer terhadap kurva viscous flow mete calibration seperti pada Gambar 4.5 berikut : Gambar 4.5 Viscous Flow Meter Pada pengujian ini dianggap tekanan udara sebesar 100 kPa dan temperatur udara 27 o C. Kurva kalibrasi dikondisikan untuk pengujian pada tekanan 101.3 kPa dan temperatur 20 o C. maka besarnya laju aliran udara yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor pengali berikut: � = ���� � + . � = � � + + + . Cf = 0,94 Untuk pengujian dengan menggunakan Solar , beban 3,5 kg dan putaran mesin 1800 rpm tekanan udara masuk didapati 18 mmH 2 O, dengan melakukan interpolasi pada kurva viscous flow meter didapat besar ma 24.02 kgjam, dan kemudian dikalikan dengan factor koreksi sehingga didapat massa udara yang sebenarnya: Universitas Sumatera Utara 62 ma = 24,03 kgjam x 0,946 = 19,04 kgjam Dengan cara yang sama maka didapat nilai ma untuk masing- masing pengujian, maka dapat dihitung besarnya AFR. Untuk pengujian dengan menggunakan solar pada putaran 1800 rpm dan beban 3,5 kg maka didapatkan besar AFR: AFR = , , AFR = 116,53 Hasil perhitungan AFR untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban, putaran mesin dan persentase biodiesel dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.10 Air Fuel Ratio Beban Putaran AFR Solar Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20 3,5 1800 116,53 110,94 95,57 104,26 103,54 2000 105,58 96,89 84,97 102,86 85,86 2200 103,07 89,70 75,13 76,88 83,35 2400 98,94 81,77 74,96 79,60 84,33 2600 95,06 70,66 77,68 78,71 80,33 2800 86,25 59,75 72,40 76,41 71,55 4,5 1800 120,11 110,01 92,76 108,86 103,22 2000 106,43 101,073 86,02 101,15 98,38 2200 104,94 94,64 83,88 88,55 92,76 2400 100,902 88,16 83,85 78,71 84,84 2600 98,56 89,70 74,02 77,73 76,66 2800 88,55 85,22 79,90 71,30 75,34  Pada pembebanan 3,5 kg AFR terendah terjadi pada saat menggunakan Biodiesel 5 pada putaran mesin 2800 rpm yaitu 59,75 sedangkan AFR Universitas Sumatera Utara 63 tertinggi terjadi pada penggunaan Solar putaran mesin 1800 rpm yaitu 116,53. Dibandingkan dengan tanpa menggunakan supercarjer terjadi kenaikkan AFR. Nilai AFR tanpa supercarjer dapat dilihat pada lampiran  Pada pembebanan 4,5 kg AFR terendah terjadi pada saat menggunakan biodiesel 15 pada putaran mesin 2800 rpm yaitu 71,30, sedangkan AFR tertinggi terjadi pada penggunaan Solar putaran mesin 1800 rpm yaitu 120,11. Dibandingkan dengan tanpa menggunakan supercarjer terjadi kenaikkan AFR. Nilai AFR tanpa supercarjer dapat dilihat pada lampiran Perbandingan harga AFR masing-masing pengujian pada setiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan 4.7 berikut: Gambar 4.6 Grafik AFR vs putaran mesin pada pembebanan 3,5 kg 20 40 60 80 100 120 140 1800 2000 2200 2400 2600 2800 Solar Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20 A F R Universitas Sumatera Utara 64 Gambar 4.7 Grafik AFR vs putaran mesin pada pembebanan 4,5 kg  Dari Grafik terlihat bahwa biodiesel 10 mendominasi memiliki nilai AFR terendah dan Solar mendominasi memiliki AFR tertinggi pada beban 3,5 Kg  Dari Grafik terlihat bahwa biodiesel 10 mendominasi memiliki nilai AFR terendah dan Solar mendominasi memiliki AFR tertinggi pada beban 4,5 Kg

4.3.4 Effisiensi Volumetris