Biodiesel dengan Bahan Baku Biji Karet Biodiesel dengan Bahan Baku Kelapa

15 c. Katalisator Katalisator berfungsi untuk mengurangi tenaga aktivasi pada suatu reaksi sehingga pada suhu tertentu harga konstanta kecepatan reaksi semakin besar.Pada reaksi esterifikasi yang sudah dilakukan biasanya menggunakan konsentrasi katalis antara 1 - 4 berat sampai 10 berat campuran pereaksi Mc Ketta, 1978. d. Suhu Reaksi Semakin tinggi suhu yang dioperasikan maka semakin banyak konversi yang dihasilkan, hal ini sesuai dengan persamaan Archenius. Bila suhu naik maka harga k makin besar sehingga reaksi berjalan cepat dan hasil konversi makin besar. 2. Proses Lanjutan Pencucian Banyak cara “washing” biodiesel, yang paling banyak digunakan adalah “The Bubblewash Methode”, caranya adalah ditambahkan air seperempat sampai setengah volume oil campur H3PO410 10 ml per galon pada suhu tetap. Masukkan pompa akuarium, nyalakan 24 jam.Lakukan lagi sekitar 3 - 4 kali hingga pH air netral.

2.2 Biodiesel dari bahan-bahan lainnya

2.2.1 Biodiesel dengan Bahan Baku Biji Karet

Menurut Soemargono, Edy Mulyadi; pemanfaatan biji karet Hevea Brasiliensis, sebagai sumber bahan baku biodiesel merupakan terobosan yang tepat untuk meningkatkan nilai tambah perkebunan karet. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan pola pemungutan minyak biji karet secara maksimal dan mendapatkan kondisi proses produksi biodiesel yang memenuhi Universitas Sumatera Utara 16 standar SNI dan ASTM. Proses produksi biodiesel dilakukan menggunakan prototip alat berkapasitas 20 literjam. Proses esterifikasi dijalankan pada suhu 105 C, penambahan methanol 10 dan katalis asam, waktu 90 menit. Proses trans-esterifikasi dijalankan dalam reaktor alir osilasi dengan dosis katalis 1 berat minyak dan methanol sebanyak 15 berat minyak. Variabel yang dipelajari adalah suhu dan waktu proses. Produk biodiesel dimurnikan dengan sistem vakum. Dari hasil penelitian ini diperoleh rendemen kernel sebanyak 53 dari berat biji karet. Sedangkan minyak dalam kernel yang dapat dipungut maksimum 56 dari berat kernel. Karakteristik biodiesel sesuai dengan yang distandarisasikan, yaitu densitas 0,8565 gml, angka asam 0,49, angka iod 62,88, kadar ester 97,2, flash point 178°C dan panas pembakaran 16183 Jg.

2.2.2 Biodiesel dengan Bahan Baku Kelapa

Minyak kelapa diperoleh dari buah tanaman kelapa atau Cocos nucifera L., yaitu pada bagian inti buah kelapa kernel atau endosperm. Tanaman kelapa ini memiliki : Famili : Palmae Genus : Cocos Inti buah tanaman kelapa ini memiliki kandungan minyak kelapa sebanyak 34 dengan kelembaban 6-8 . Kandungan asam lemak minyak kelapa yang paling banyak adalah asam laurat C12:0 asam lemak jenuh saturated fatty acid. Pada pembuatan minyak kelapa yang menjadi bahan baku utamanya adalah daging kelapa. Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan Universitas Sumatera Utara 17 iod iodine value, maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils, karena bilangan iod minyak tersebut berkisar antara 7,5 – 10,5. Minyak kelapa yang belum dimurnikan mengandung sejumlah kecil komponen bukan minyak, misalnya fosfatida, gum sterol 0,06 –0,08, tokoferol 0,003 dan asam lemak bebas kurang dari 5, sterol yang terdapat di dalam minyak nabati disebut phitosterol dan mempunyai dua isomer, yaitu beta sitoterol C29H50O dan stigmasterol C29H48O. Stirol bersifat tidak berwarna, tidak berbau, stabil dan berfungsi sebagai stabiliuzer dalam minyak. Tokoferol mempunyai tiga isomer, yaitu α-tokoferol titik cair 158o- 160oC, -tokoferol titik cair 138 o -140 o C dan -tokoferol. Persenyawaan tokoferol bersifat tidak dapat disabunkan, dan berfungsi sebagai anti oksidan. Warna coklat pada minyak yang mengandung protein dan karbohidrat bukan disebabkan oleh zat warna alamiah, tetapi oleh reaksi browning. Warna ini merupakan hasil reaksi dari senyawa karbonil berasal dari pemecahan peroksida dengan asam amino dari protein, dan terjadi terutama pada suhu tinggi. Warna pada minyak kelapa disebabkan oleh zat warna dan kotoran – kotoran lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah karoten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi. Pada pengolahan minyak menggunakan uap panas maka warna kuning yang disebabkan oleh karoten akan mengalami degradasi. Daging buah kelapa dapat diolah menjadi santan juice extract. Santan kelapa ini dapat dijadikan bahan penganti susu atau dijadikan minyak. Komposisi asam lemak minyak kelapa dapat di lihat pada Tabel 2.2 dibawah. Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Universitas Sumatera Utara 18 Asam lemak Rumus kimia Jumlah Asam lemak jenuh Asam kaproat C 5 H 11 COOH 0,0 – 0,8 Asam kaprilat C 7 H 15 COOH 5,5 – 9,5 Asam kaprat C 9 H 19 COOH 4,5 – 9,5 Asam laurat C 11 H 23 COOH 44,0 – 52,0 Asam miristat C 13 H 27 COOH 13,2 – 19,0 Asaam palmitat C 15 H 31 COOH 7,5 – 10,0 Asam stearat C 17 H 35 COOH 1,0 – 3,0 Asam lemak tidak jenuh Asam palmitoleat C 15 H 29 COOH 0,0 – 1,3 Asam oleat C 17 H 33 COOH 5,0 – 8,0 Asam linoleat C 17 H 31 COOH 1,5 – 2

2.2.3. Biodiesel dengan Bahan Baku Sawit