3.2. Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode sensus, yaitu semua populasi dijadikan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan
diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasi. Setelah melakukan survey, adapun keseluruhan banyaknya sampel yang akan
dijadikan penelitian ini sebanyak 4 pengusaha jamur tiram dan 17 pengusaha jamur crispy
di Kota Medan.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pengusaha
jamur tiram dan jamur crispy dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau
instansi, seperti Dinas Pertanian Pemprov Sumatera Utara dan Badan Pusat Statistik.
3.4. Metode Analisis Data
Untuk menyelesaikan masalah 1 digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan menjelaskan dari awal pengolahan jamur tiram sampai menjadi jamur crispy
di daerah penelitian.
Untuk menyelesaikan masalah 2 digunakan uji beda rata-rata Compare Means karena berasal dari dua variabel yang berbeda maka uji beda rata-rata yang digunakan
dalam penelitian ini adalah independent test, dengan rumus sebagai berikut: � =
�
1
��� − �
2
��� ��
1
��� − �
2
���
Universitas Sumatera Utara
keterangan: �
1
��� �
2
��� : Rata-rata variabel 2
: Rata-rata variabel 1
��
1
��� − �
2
��� : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku
Apabila N
1 =
N
2
, maka untuk menghitung ��
1
��� − �
2
��� digunakan rumus sebagai berikut:
��
1
��� − �
2
��� = � ∑ �
1 2
− ∑ �
1 2
� +
∑ �
2 2
− ∑ �
2 2
� �� − 1
Keterangan: ��
1
��� − �
2
��� : Rata-rata standar deviasi variabel atau kekeliruan baku
X
1
X : Variabel 1
2
N : Jumlah Sampel
: Variabel 2
N
1
N : Jumlah sampel untuk variabel 1
2
: Kriteria uji Menggunakan nilai signifikanP – Value
Jumlah sampel untuk variabel 2 Ritonga, 2004.
- Jika nilai signifikanP – Value 0,05 ; maka H0 diterima. Artinya tidak ada perbedaan yang nyata antara pendapatan usaha jamur tiram dengan jamur crispy.
- Jika nilai signifikanP – Value 0,05 ; maka H0 ditolak. Artinya ada perbedaan yang nyata antara pendapatan usaha jamur tiram dengan jamur crispy.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menyelesaikan masalah 3 digunakan rumus perhitungan nilai tambah yaitu untuk menganalisis berapa besar nilai tambah dari proses pengolahan jamur tiram
sampai menjadi jamur crispy di daerah penelitian. Nilai tambah yang dihitung dalam penelitian ini yaitu nilai tambah bruto.
Maka menurut suryana 1990, rumus perhitungan nilai tambah bruto yaitu :
NT = NP- NBB + NBP
Dimana: NT
= Nilai Tambah NP
= Nilai Produk NBB = Nilai Bahan Baku
NBP = Nilai Bahan Penunjang Kriteria ujinya yaitu:
Jika rasio nilai tambah 50 maka nilai tambah tergolong tinggi Jika rasio nilai tambah
≤ 50 maka nilai tambah tergolong rendah Sudiyono, 2004.
3.5. Definisi dan Batasan Operasional