Hasil Penelitian Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi sebagai teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang ada untuk menarik kesimpulan mengenai hasil penelitian. Hal ini disebabkan karena observasi memiliki ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik analisis lainnya, karena observasi tidak terbatas hanya pada orang tetapi juga pada objek benda yaitu berupa aktiva tetap. Dari hasil observasi yang penulis lakukan pada PT. Karya Muda Nasional dengan kisi-kisi instrument observasi yang didalamnya terdapat komponen mengenai metode penyusutan, estimasi pengalokasian beban, penerapan metode penyusutan, pencatatan perkiraan aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan, maka dari hasil observasi didapat sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Hasil Observasi No Pertanyaan Nilai Tabulasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 2 1 3 1 4 3 1 2 3 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui : Tabel 4.2 Total Nilai Observasi Nilai Skor Jumlah Sangat Tepat Tepat Kurang Tepat Tidak Tepat 4 3 2 1 2 3 2 3 8 9 4 3 24 Untuk menguji hasil penelitian berdasarkan observasi yang penulis lakukan terhadap 10 poin kisi-kisi observasi, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus rata-rata Mean, Sudjana 2002 : 67. Dari nilai tabulasi maka dapat diketahui nilar rata-ratanya : �̅ = ∑ � � � �̅ = 24 10 = 2,4 Universitas Sumatera Utara Dari hasil yang diperoleh dari perhitungan mean adalah sebesar 2,4 berdasarkan kategori penilaian tersebut nilai ini terletak pada interval 1,76 – 2,50 dengan kategori sangat tepat sampai tidak tepat. Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh nilai sebesar 2,4 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi penyusutan aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. Karya Muda Nasional kurang baik, atau belum sepenuhnya menerapkan ketentuan Undang – Undang Perpajakan yang berlaku.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan maka dalam hal ini penulis menyatakan bahwa : 1. Perusahaan dalam memilih metode penyusutan selalu memperhatikan jenis dari aktiva tetap yang dimilikinya PT. Karya Muda Nasional dalam memilih metode penyusutan telah memperhatikan jenis aktivanya. Dalam menentukan penyusutan PT. Karya Muda Nasional menggunakan metode garis lurus menghitung seluruh aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan, baik dari aktiva tetap bukan bangunan ataupun aktiva tetap berupa bangunan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardiasmo, 2009 : 153 yang menyatakan “......metode garis lurus diperkenankan dipergunakan untuk semua kelompok harta tetap berwujud. Sedangkan metode saldo menurun hanya diperkenankan digunakan untuk kelompok harta berwujud bukan bangunan saja.” Universitas Sumatera Utara 2. Metode penyusutan aktiva tetap yang dipakai oleh perusahaan telah mencantumkan jumlah persentase sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008. PT. Karya Muda Nasional menggunakan metode garis lurus untuk semua aktivanya namun dalam menentukan persentase penyusutan untuk setiap aktiva tetap perusahaan, masih ada beberapa yang tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan hal ini terlihat dari tabel berikut: a. Berdasarkan Ketentuan Perusahaan Tabel 4.3 Jenis Aktiva dan Tarif Penyusutan Menurut Perusahaan Sumber : Laporan Keuangan PT. Karya Muda Nasional 2010,2011,1012 No Uraian Susut 1 Buldozer 100-150 HP 5 2 Exavator 80-140 HP 5 3 Motor Grader 100 HP 6,25 4 Track Loader 75-100 HP 6,25 5 Wheel Loader 1.0-1.6 M3 6,25 6 There Wheel Roller 6-8 T 6,25 7 Tandem Roller 6-8 T 6,25 8 Crane on TRACK 35 Ton 5 9 Truck Mixer Agitator 5 10 Bore File Machine 12,5 11 Crane 10-15 Ton 10 12 Asphalt liquid Mixer 10 Universitas Sumatera Utara b. Berdasarkan Ketentuan Perpajakan Tabel 4.4 Jenis Aktiva dan Tarif penyusutan Setelah Koreksi Fiskal Sumber : Mardiasmo 2009, Hal. 153 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa PT. Karya Muda Nasional belum sepenuhnya menetapkan peraturan perpajakan yang berlaku dalam menentukan jumlah tarif penyusutan untuk menghitung beban penyusutan, dimana dari 68 jenis aktiva yang terdiri dari mesin dan inventaris masi terdapat 12 kesalahan dalam menentukan tarif penyusutan. 3. Perusahaan telah melakukan pengelompokan pada aktiva tetap berdasarkan kelompok harta sesuai dengan Undang-Undang Pajak No. 36 Tahunn 2008 Untuk pengelompokan yang dilakukan perusahaan menurut observasi yang dilakukan masih terdapat beberapa kesalahan dalam menentukan kelompok jenis aktiva tetap, hal ini dapat dilihat pada perbandingan tabel berikut : No Uraian Susut 1 Buldozer 100-150 HP 12,5 2 Exavator 80-140 HP 12,5 3 Motor Grader 100 HP 12,5 4 Truck Loader 75-100 HP 12,5 5 Wheel Loeder 1.0-1.6 M3 12,5 6 There Wheel Roller 6-8 T 12,5 7 Tandem Roller 6-8 T 12,5 8 Crane on TRACK 35 Ton 12,5 9 Truck Mixer Agitator 12,5 10 Bore File Machine 5 11 Crane 10-15 Ton 12,5 12 Asphalt liquid Mixer 5 Universitas Sumatera Utara a. Berdasarkan Ketentuan Perusahaan Tabel 4.5 Jenis Pengelompokan Aktiva Menurut Perusahaan No. Uraian Kelompok Harta 1 Truck Mixer Agitator IV 2 Crane on Truck 35 Ton IV 3 Bore File Machine II 4 Motor Grader 100 HP III 5 Wheel Loader 1.0-1.6 M3 III 6 Tandem Roller 6-8 T III 7 Bulldozer 100-150 HP IV 8 Truck Loader 75-100 HP III 9 Three Wheel Roller 6-8 T III 10 Excavator 80-140 HP IV Sumber : Laporan Keuangan PT Karya Muda Nasional 2010, 2011, 2012 b. Berdasarkan Ketentuan Perpajakan Tabel 4.6 Jenis Pengelompokan Aktiva Menurut Perpajakan No Uraian Kelompok Harta 1 Truck Mixer Agitator II 2 Crane on Truck 35 Ton II 3 Bore File Machine IV 4 Motor Grader 100 HP II 5 Wheel Loader 1.0-1.6 M3 II 6 Tandem Roller 6-8 T II 7 Bulldozer 100-150 HP II 8 Truck Loader 75-100 HP II 9 Three Wheel Roller 6-8 T II 10 Excavator 80-140 HP II Sumber : Mardiasmo 2009 Hal : 153 Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa PT. Karya Muda Nasional belum sepenuhnya menetapkan peraturan perpajakan yang berlaku dalam menentukan kelompok dari jenis aktivanya untuk menghitung beban penyusutan, dimana dari 68 jenis aktiva terdapat kesalahan mengelompokan sebanyak 10 aktiva. 4. Metode garis lurus yang dilakukan oleh perusahaan telah sesuai dengan ketentuan Undang – Undang Pajak yang berlaku. Untuk metode garis lurus yang dilakukan oleh PT. Karya Muda Nasional, sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan dimana penyusutan harta disesuaikan dengan tanggal perolehan aktivanya, kemudian juga melakukan penyesuaian pada setiap akhir bulan pada saat melakukan penutupan laporan keuangan. 5. Penerapan metode aktiva tetap yang dipakai oleh perusahaan telah dapat mencerminkan jumlah beban penyusutan yang sebenarnya. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada PT. Karya Muda Nasional, maka peneliti menyimpulkan bahwa metode penyusutan yang dilakukan oleh perusahaan belum dapat mencerminkan atau memperlihatkan jumlah beban penyusutan yang sebenarnya. Hal ini terlihat dari adanya selisih pada beban penyusutan setelah koreksi. a. Beban penyusutan PT. Karya Muda Nasional sebelum koreksi fiskal Tabel 4.7 Beban Penyusutan Sebelum Koreksi Fiskal No Uraian Perolehan Susut Nilai Buku Rp 2010 2011 2012 1 Tanah 4,200,000,000 - - - 4,200,000,000 2 Bangunan 3,500,450,000 137,671,915 132,778,667 145,276,833 1,829,723,167 Universitas Sumatera Utara 3 Mesin dan Peralatanproyek 34,323,250,000 2,518,844,791 2,425,771,875 2,377,603,125 12,291,569,790 4 Kendaraan Inventaris kantor 170,500,000 20,304,166 22,056,250 20,591,667 59,864,584 Total 42,194,200,000 2,676,820,872 2,580,606,792 2,543,471,625 18,381,157,541 Sumber : PT. Karya Muda Nasional Observasi 2013 b. Beban penyusutan PT. Karya Muda Nasional setelah koreksi fiskal Tabel 4.8 Beban Penyusutan Setelah Koreksi Fiskal No Uraian Perolehan Susut Nilai Buku Rp 2009 2010 2011 1 Tanah 4,200,000,000 - - - 4,200,000,000 2 Bangunan 3,500,450,000 137,671,915 132,778,667 145,276,833 1,829,723,167 3 Mesin Peralatan proyek 34,323,250,000 1,919,072,917 1,834,411,458 1,778,968,750 14,162,433,331 4 Kendaraan Inventaris kantor 170,500,000 20,304,166 22,056,250 20,591,667 59,864,584 Total 42,194,200,000 2,077,048,998 1,989,246,375 1,944,837,250 20,252,021,082 Sumber : Olahan Sendiri Berdasarkan UU Pajak No. 36 Tahun 2008 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi selisih beban penyusutan yang dibuat oleh PT. Karya Muda Nasional dengan hasil setelah koreksi fiskalnya diperiksa kembali sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008, yaitu pada tahun 2010 terdapat selisih beban sebesar Rp 599.771.874, tahun 2011 terdapat selisih sebesar Rp 591.360.417, dan pada tahun 2012 terdapat selisih sebesar Rp 598.634.375. Hal ini menunjukkan bahwa beban penyusutan yang dilakukan perusahaan masih ada kesalahan, dimana koreksi positif yang dilakukan perusahaan, seharusnya lebih kecil dari yang dibuat oleh perusahaan, hal ini seharusnya menambah laba perusahaan dan mengurangi beban penyusutan, yang akhirnya bisa mengurangi pajak terutang perusahaan. Jadi jelas membuktikan bahwa penerapan metode penyusutan yang dilakukan perusahaan belum dapat mencerminkan beban penyusutan yang sebenarnya. Universitas Sumatera Utara 6. Daftar aktiva tetap perusahaan mencantumkan nilai sisa dari aktiva tetap yang dimiliki PSAK NO. 16 2007, Hal 16.2 “nilai sisa aset adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan, jika aset tersebut telah mencapi umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir masa manfaatnya ”. PT. Karya Muda Nasional telah mencantumkan nilai sisa aktiva tetapnya, yaitu dengan cara harga perolehan dikurangi dengan jumlah penyusutan yang telah diakui oleh aktiva tersebut. 7. Metode penyusutan sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan ditetapkan secara konsisten PT. Karya Muda Nasional dalam menggunakan metode penyusutan selalu konsisten setiap tahunnya yatiu menggunakan metode garis lurus. Seperti dijelaskan oleh Mardiasmo 2009 : 153 yang menyatakan bahwa “ penggunaan metode penyusutan aset tetap berwujud disyaratkan taat azas konsisten “. 8. Sistem pencatatan harga perolehan aktiva tetap telah sesuai dengan ketentuan Undang – undang yang berlaku. PT. Karya Muda Nasional dalam mencatat harga perolehan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu perusahaan mencatat semua biaya yang dikeluarkan mulai dari aktiva tetap tersebut dibeli, ongkos kirim dan biaya lainnya sampai dengan aktiva tersebut siap digunakan. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan PSAK No. 16 2009, hal 16.2 menyatakan “harga perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar.” Dengan komponen biaya perolehan menurut PSAK No. 16 2009, hal 16.4 yang menyatakan biaya perolehan aset tetap meliputi : a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain. b. Biaya – biaya yang dapat distribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. 9. Pencatatan perolehan aktiva tetap dalam perusahaan telah sesuai dengan PSAK No. 16 PT. Karya Muda Nasional, mencatat sumua transaksi yang terjadi selama periode akuntansi, hal ini dijadikan bukti apabila terjadi kesalahan nantinya bagi pihak manajemen terkait. Akan tetapi terjadi sedikit kekeliruan pencatatan pada saat pencatatan biaya-biaya setelah perolehan awal, perusahaan mencatat bahwa pengeluaran-pengeluaran untuk renovasi dan perbaikan sebagai bagian yang dapat disusutkan dan diakui pada bagian yang dapat disusutkan pada biaya penyusutan. Hal ini semacam bertentangan dengan PSAK 2009 hal 16.3 yang menyatakan “ sesuai dengan prinsip pengakuan dalam paragraf 7, entitas tidak boleh mengakui biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri atas biaya tenaga Universitas Sumatera Utara kerja dan bahan habis pakai consumeables, termasuk didalamnya suku cadang kecil”. Pengeluaran untuk hal ini sering disebut biaya pemeliharaan dan perbaikan aset tetap. Sehingga penulis mengkoreksi daftar penyusutan yang dilakukan perusahaan dalam mengeluarkan biaya perbaikan dan alokasi biaya lainnya dari daftar penyusutan dan seharusnya biaya tersebut diakui dalam laporan laba rugi dengan nama akun tersendiri dan bukan termasuk biaya penyusutan melainkan biaya yang terjadi setelah perolehan awal. 10. Perhitungan penyusutan aktiva tetap yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengan perundang- undangan pajak yang berlaku. PT. Karya Muda Nasional dalam melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetapnya belum sepenuhnya menerapkan peraturan perpajakan yang berlaku. Ketidaksesuian yang terjadi dalam menentukan tarif penyusutan yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu pasal 11 ayat 6 UU Perpajakan No. 36 Tahun 2008, yang mengatur tentang tarif penyusutan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini tentu berpengaruh terhadap perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan. Ketidaksesuaian dalam menghitung jumlah penyusutan akan berpengaruh terhadap beban penyusutan yang disajikan dalam laporan laba rugi sehingga secara otomatis laba dan rugi yang disajikan tidak sesuai, sehingga berpengaruh terhadap jumlah beban pajak yang akan dibayar pada pemerintah. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN