Kelompok Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan

Ayat jurnal yang disusun dari pokok pemberi adalah sebagai berikut: Biaya tidak dapat dibebankansaldo laba Rp 40.000.000 Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 60.000.000 Kendaraan Rp 100.000.000 Sedangkan ayat jurnal bagi penerima hibah adalah: Kendaraan Rp 40.000.000 Modal hibahan Rp 40.000.000 2 Tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat 3 Dalam hal tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat 3 pemberian hibah tersebut dimaksudkan menjadi penghasilan bagi yang menerimanya karena ternyata pemberian hibah ini mempunyai hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan dengan pihak penerima hibah. Transaksi hibah ini dipandang sebagai transaksi pertukaran, sehingga dasar pengukurannya harga pasar. Contoh: Biaya hibah Rp 55.000.000 Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 60.000.000 Kendaraan Rp 100.000.000 Keuntungan dari hibah kendaraan Rp 15.000.000 Sedangkan ayat jurnal bagi penerima hibah adalah: Kendaraan Rp 55.000.000 Penghasilan hibah Rp 55.000.000

2.1.4 Kelompok Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan

Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan fiskal adalah sebagai berikut : a. Metode garis lurus straight line method untuk kelompok bangunan dan bukan bangunan. Universitas Sumatera Utara b. Metode saldo menurun declining banlance method untuk kelompok bukan bangunan saja dan pada akhir masa mafaat disusutkan sekaligus closed ended. Menurut peraturan perpajakan, penyusutan aset tetap dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan. Pada Pasal 11 ayat 6 Undang-Undang No.7 Tahun 1983 STDD No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan diatur mengenai penghitungan masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud, sebagai berikut : Tabel 2.2 Kelompok Harta Berwujud, Metode dan Tarif Penyusutan Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat Tarif PenyusutanMetode Garis Lurus Tarif Penyusutan Metode Saldo Menurun I. Bukan Bangunan Kelompok I 4 Tahun 25 50 Kelompok II 8 Tahun 12,5 25 Kelompok III 16 Tahun 6,25 12,5 Kelompok IV 20 Tahun 5 10 II. Bangunan : Permanen 20 Tahun 5 Tidak Permanen 10 Tahun 10 Penentuan harta berwujud bukan bangunan ditetapkan dengan KMK – 138KMK.032002. Bangunan tidak permanen adalah bangunan yang bersifat Universitas Sumatera Utara sementara dan terbuat dari bahan yang tidak tahan lama atau bangunan yang dapat dipindah-pindahkan, yang masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun. Baik menurut akuntansi maupun pajak, tanah yang berstatus hak milik, Hak Guna Bangunan HGB, Hak Guna Usaha HGU, dan hak pakai untuk pertama kalinya tidak disusutkan, kecuali nilainya berkurang dalam pemakaian. Di lain pihak, ada harta berwujud yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut pajak tidak dapat dibebankan sebagai penyusutan secara keseluruhan yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto dikarenakan hal-hal sebagai berikut: 1 Atas perolehan aset tersebut termasuk pengeluaran yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto sesuai Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, misalnya: a. Biaya perolehan aset yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak. b. Biaya perolehan aset yang digunakan untuk memberi penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan kepada karyawan, kecuali penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan KMK. Universitas Sumatera Utara Berikut ini merupakan perlakuan perpajakan berkaitan dengan aset tetap: 1 Harga perolehan a. Untuk transaksi yang tidak mempunyai hubungan istimewa berdasarkan harga yang sesungguhnya b. Untuk transaksi yang mempunyai hubungan istimewa dihitung berdasarkan harga pasar. c. Untuk transaksi tukar menukar barang adalah berdasarkan harga pasar. d. Dalam rangka likuidasi, peleburan, pemekaran, pemecahan atau penggabungan adalah harga pasar kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Menteri Keuangan. e. Revaluasi adalah sebesar nilai setelah revaluasi. 2 Saat dimulainya penyusutan a. Penyusutan dimulai sejak bulan timbulnya pengeluaran atas perolehan harta. b. Penyusutan dimulai sejak bulan selesainya pengerjaan harta untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan. c. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak dapat melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan. 3 Penghitungan jumlah bulan sejak dimulainya penyusutan Jumlah bulan selalu dibulatkan ke atas, walaupun dibeli diatas tanggal 15 setiapa bulannya Universitas Sumatera Utara 4 Metode penyusutan a. Kelompok bangunan harus menggunakan metode garis lurus b. Kelompok bukan bangunan boleh menggunakan metode garis lurus atau metode saldo menurun asalkan diterapkan secara taat asas 5 Nilai residu Tidak mengakui adanya nilai residu 6 Sisten penyusutan a. Penyusutan individual b. Penyusutan gabungan 7 Aset yang boleh disusutkan Hanya harta yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak tidak final. 8 Biaya perbaikan yang dikapitalisir, yang menambah masa manfaat aset lamanya. Disusutkan terpisah dari harta lamanya, seolah-olah seperti harta dengan masa manfaat baru sehingga akan menjadi lebih lama pembebanannya. 9 Penentuan masa manfaat Sudah diatur dalam KMK.

2.1.5 Jenis-Jenis dan Kelompok Harta Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96PMK. 032009