Karakteristik dan Jenis Aktiva Tetap

• Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aktiva tetap merupakan suatu bagian utama dari perusahaan dan signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Penentuan apakah suatu pengeluaran aktiva tetap atau beban yang dapat berpengaruh signifikan pada hasil operasi yang dilakukan. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 butir 05 dalam Pardiat, 2008 : 6 menyatakan, “aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. Dalam buku intermediate accounting Zaki Baridwan 2004 : 271 juga dijelaskan defenisi aktiva tetap berwujud adalah “aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan”. Istilah relatif permanen menunjukkan sifat dimana yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan lebih dari satu priode akuntansi, jika aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu priode akuntansi dikelompokkan sebagai aktiva tetap. Dengan demikian diketahui bahwa aktiva tetap adalah harta yang dimiliki dan digunakan secara terus-menerus oleh perusahaan dalam operasiannya.

2.1.2 Karakteristik dan Jenis Aktiva Tetap

Menurut Harnanto dalam suryadi, 2007 :501 aktiva tetap berwujud harus memenuhi karakteristik sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Mempunyai bentuk fisik. b. Dipakai untuk digunakan secara aktif didalam kegiatan normal perusahaan c. Dimiliki tidak sebagai investasi penanaman modal dan atau untuk diperdagangkan. d. Mempunyai jangka waktu kegunaan umur relatif permanen lebih dari satu tahun. e. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang Menurut Syafi 2005 : 203, aktiva tetap berdasarkan jenisnya dapat dibagi sebagai berikut : a. Lahan, adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong, dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri. b. Bangunan gedung, bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik di atas lahanair. Pencatatnnya harus dipisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu. c. Mesin-mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. d. Kendaraan, semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk, grader, traktor, forklif, mobil, kendaraan roda dua. e. Perabot, dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik, yang merupakan isi dari suatu bangunan. Universitas Sumatera Utara f. Inventarisperalatan, peralatan yang dianggap alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, inventaris gedung. g. Prasarana di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti jalan, jembatan, tol, dan pagar. Adapun tujuan dari pernyusutan aktiva tetap dalam suatu periode akuntansi juga dikemukakan oleh Horngren 1997 : 505 yaitu, “tujuan utama dari akuntansi penyusutan adalah untuk menentukan berapa keuntungan yang diperoleh perusahaan, sedangkan kegunaan lainnya adalah untuk memperhitungkan penurunan kegunaan aktiva tetap karena pemakaiannya”. Menurut Horngren 1997 : 506 untuk mengukur penyusutan dari suatu aktiva, kita harus mengetahui: a. Harga perolehan Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli aktiva tersebut sampai aktiva itu dapat digunakan oleh perusahaan. b. Perkiraan nilai sisa Nilai sisa adalah nilai kas yang diharapkan dari aktiva tetap tersebut pada akhir masa kegunaannya. c. Umur kegunaan Adalah periode dimana perusahaan dapat memanfaatkan aktiva tersebut. Umur kegunaan biasanya ditetapkan dalam jumlah tahun, jumlah unit produksi,jumlah kilometer yang di tempuh, dan ukuran-ukuran yang lain. Universitas Sumatera Utara Dalam prakteknya tiga istilah yanag berbeda telah dipakai secara luas untuk menggambarkan proses alokasi biaya ini, tergantung pada jenis aktiva yang bersangkutan ketiga istilah tersebut adalah sebagai berikut : a. Alokasi biaya aktiva berwujud disebut penyusutan. b. Untuk bahan mineral dan sumber daya alam lain proses alokasi biayanya dikenal dengan deplasi. c. Untuk aktiva tidak berwujud seperti goodwill proses alokasi biaya disebut amortisasi. Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 STDD No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyatakan bahwa, “penghasilan bruto dapat dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 dan pasal 11A”.

2.1.3 Harga Perolehan Aktiva Tetap Berdasarkan Akuntansi Pajak