2 Sekuritas berupa obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh perusahaan
sendiri atau emisi oleh badan lain.
d. Perolehan Asset Tetap dengan Cara Membangun Sendiri
Karena membangun sendiri, tertentu saja menggunakan prinsip sama dengan aset yang diperoleh yaitu meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
pembangunan aset sampai siap pakai. Biaya tidak langsung overhead cost, efisiensi atau inefesiensi, dan bunga
selama masa konstrusi juga termasuk biaya aktiva tetap, karena membangun sendiri perlu diperhatikan setiap laba internal dieliminasi dan menetapkan biaya.
Contoh: Biaya pembangunan Rp 250.000.000 sedangkan harga pasar aset tetap Rp
300.000.000 maka penghematan Rp 50.000.000 tidak diakui sebagai penghasilan. Demikianlah halnya biaya dan jumlah yang abnormal dari bahan baku yang tidak
terpakai, tenaga kerja, sumber daya lain yang terjadi dalam memproduksi suatu aset yang dikonstruksi sendiri tidak dimasukkan dalam biaya perolehan, tetapi
segera diakui sebagai kerugian pada tahun yang bersangkutan. Aspek perpajakan perolehan aset tetap dengan cara membangun sendiri
tersebut sebagai objek pajak yang terutang Pajak Pertambahan Nilai.
Universitas Sumatera Utara
e. Perolehan Secara Hibah, Bantuan, dan Sumbangan
Terhadap aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal
yang berasal dari sumbangan atau modal donasi. Modal donasi dari sisi akuntansi pajak mengacu pada Pasal 10 ayat 4
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 STDD No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang mengatur bahwa apabila terjadi pengalihan harta:
a. yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3
huruf a dan huruf b , maka dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau
nilai yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak; b.
yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf a, maka dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan sama
dengan nilai pasar dari harta tersebut. Dengan memperhatikan penggolongan dan implikasinya terhadap bantuan,
sumbangan, dan hibah, maka perlakuan akuntansi bagi pihak penerima bantuan akan dikreditkan pada akun “ekuitas dan modal”, sehingga diperlakukan secara
fiskal sebagai penghasilan. Sebaliknya, pihak pemberi bantuan membukukannya berdasarkan harga atau nilai sisa buku. Dalam memberikan bantuan atau
sumbangan, timbul aliran uang kas. Contoh:
Ayat jurnal atas hibah sebesar Rp. 600.000.000 diatur sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1 Memenuhi syarat Pasal 4 ayat 3
Kas dan bank Rp 600.000.000
Modal donasi Rp. 600.000.000
Ayat jurnal tersebut ditinjau dari pihak yang menerima bantuan atau sumbangan. Dan pihak yang memberikan bantuan atau sumbangan tersebut benar-
benar dikeluarkan ke kas, tetapi ditinjau dari ketentuan Undang-Undang Perpajakan tidak diperkenankan untuk dibebankan sebagai biaya.
2 Tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat 3, berarti bantuan atau sumbangan
dianggap sebagai penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan. Sebagaimana contoh sebelumnya, akan disusun ayat jurnal:
Kas dan bank Rp 600.000.000
Penghasilan sumbanganbantuan Rp 600.000.000
Ditinjau dari pihak yang memberikan bantuan atau sumbangan ayat jurnal : Biaya sumbanganbantuan
Rp 600.000.000 Kas dan bank
Rp 600.000.000
Berdasarkan Pasal 4 ayat 3 Undang-Undang No.7 Tahun 1983 STDD No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan maka hibah pun dapat
dikelompokakan ke dalam: 1
Memenuhi syarat Pasal 4 ayat 3 Bentuk aset yang dihibahkan berupa kendaraan dengan rincian:
Harga perolehan Rp 100.000.000
Akumulasi penyusutan Rp 60.000.000 -
Harga sisa buku Rp 40.000.000
Harga pasar Rp 55.000.000
Universitas Sumatera Utara
Ayat jurnal yang disusun dari pokok pemberi adalah sebagai berikut: Biaya tidak dapat dibebankansaldo laba
Rp 40.000.000 Akumulasi penyusutan kendaraan
Rp 60.000.000 Kendaraan
Rp 100.000.000 Sedangkan ayat jurnal bagi penerima hibah adalah:
Kendaraan Rp 40.000.000
Modal hibahan Rp 40.000.000
2 Tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat 3
Dalam hal tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat 3 pemberian hibah tersebut dimaksudkan menjadi penghasilan bagi yang menerimanya karena ternyata
pemberian hibah ini mempunyai hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan dengan pihak penerima hibah. Transaksi hibah ini dipandang sebagai
transaksi pertukaran, sehingga dasar pengukurannya harga pasar. Contoh:
Biaya hibah Rp 55.000.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 60.000.000
Kendaraan Rp 100.000.000
Keuntungan dari hibah kendaraan Rp 15.000.000
Sedangkan ayat jurnal bagi penerima hibah adalah: Kendaraan
Rp 55.000.000 Penghasilan hibah
Rp 55.000.000
2.1.4 Kelompok Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan
Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan fiskal adalah sebagai berikut :
a. Metode garis lurus straight line method untuk kelompok bangunan dan
bukan bangunan.
Universitas Sumatera Utara
b. Metode saldo menurun declining banlance method untuk kelompok
bukan bangunan saja dan pada akhir masa mafaat disusutkan sekaligus
closed ended.
Menurut peraturan perpajakan, penyusutan aset tetap dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses
pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak diperkenankan
melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang
bersangkutan mulai menghasilkan. Pada Pasal 11 ayat 6 Undang-Undang No.7 Tahun 1983 STDD No. 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan diatur mengenai penghitungan masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud, sebagai berikut :
Tabel 2.2 Kelompok Harta Berwujud, Metode dan Tarif Penyusutan
Kelompok Harta Berwujud
Masa Manfaat Tarif
PenyusutanMetode Garis Lurus
Tarif Penyusutan Metode Saldo
Menurun
I. Bukan Bangunan Kelompok I
4 Tahun 25
50 Kelompok II
8 Tahun 12,5
25 Kelompok III
16 Tahun 6,25
12,5 Kelompok IV
20 Tahun 5
10 II. Bangunan :
Permanen 20 Tahun
5 Tidak Permanen
10 Tahun 10
Penentuan harta berwujud bukan bangunan ditetapkan dengan KMK – 138KMK.032002. Bangunan tidak permanen adalah bangunan yang bersifat
Universitas Sumatera Utara
sementara dan terbuat dari bahan yang tidak tahan lama atau bangunan yang dapat dipindah-pindahkan, yang masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun.
Baik menurut akuntansi maupun pajak, tanah yang berstatus hak milik, Hak Guna Bangunan HGB, Hak Guna Usaha HGU, dan hak pakai untuk
pertama kalinya tidak disusutkan, kecuali nilainya berkurang dalam pemakaian. Di lain pihak, ada harta berwujud yang menurut akuntansi dapat
disusutkan, tetapi menurut pajak tidak dapat dibebankan sebagai penyusutan secara keseluruhan yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto dikarenakan
hal-hal sebagai berikut: 1
Atas perolehan aset tersebut termasuk pengeluaran yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto sesuai Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang
No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, misalnya: a.
Biaya perolehan aset yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang merupakan Objek Pajak. b.
Biaya perolehan aset yang digunakan untuk memberi penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan kepada karyawan, kecuali
penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan
dengan KMK.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini merupakan perlakuan perpajakan berkaitan dengan aset tetap: 1
Harga perolehan a.
Untuk transaksi yang tidak mempunyai hubungan istimewa berdasarkan harga yang sesungguhnya
b. Untuk transaksi yang mempunyai hubungan istimewa dihitung
berdasarkan harga pasar. c.
Untuk transaksi tukar menukar barang adalah berdasarkan harga pasar. d.
Dalam rangka likuidasi, peleburan, pemekaran, pemecahan atau penggabungan adalah harga pasar kecuali ditentukan lain oleh Peraturan
Menteri Keuangan. e.
Revaluasi adalah sebesar nilai setelah revaluasi. 2
Saat dimulainya penyusutan a.
Penyusutan dimulai sejak bulan timbulnya pengeluaran atas perolehan harta.
b. Penyusutan dimulai sejak bulan selesainya pengerjaan harta untuk harta
yang masih dalam proses pengerjaan. c.
Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak dapat melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan.
3 Penghitungan jumlah bulan sejak dimulainya penyusutan
Jumlah bulan selalu dibulatkan ke atas, walaupun dibeli diatas tanggal 15 setiapa bulannya
Universitas Sumatera Utara
4 Metode penyusutan
a. Kelompok bangunan harus menggunakan metode garis lurus
b. Kelompok bukan bangunan boleh menggunakan metode garis lurus atau
metode saldo menurun asalkan diterapkan secara taat asas 5
Nilai residu Tidak mengakui adanya nilai residu
6 Sisten penyusutan
a. Penyusutan individual
b. Penyusutan gabungan
7 Aset yang boleh disusutkan
Hanya harta yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak tidak final.
8 Biaya perbaikan yang dikapitalisir, yang menambah masa manfaat aset
lamanya. Disusutkan terpisah dari harta lamanya, seolah-olah seperti harta dengan masa
manfaat baru sehingga akan menjadi lebih lama pembebanannya. 9
Penentuan masa manfaat Sudah diatur dalam KMK.
2.1.5 Jenis-Jenis dan Kelompok Harta Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96PMK. 032009
Berikut disampaikan ketentuan terbaru Jenis-Jenis Harta dan Kelompok Harta Untuk Keperluan Penyusutan yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2009
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96PMK.032009 tentang Jenis-
Universitas Sumatera Utara
Jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan.
Tabel 2.3 JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM
KELOMPOK 1 Nomor
Jenis Usaha Jenis Harta
1 Semua jenis usaha
1. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan
termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.
2. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung,
duplikator, mesin fotokopi, mesin akuntingpembukuan, komputer, printer,
scanner dan sejenisnya.
3. Perlengkapan lainnya seperti amplifier,
tapecassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.
4. Sepeda motor, sepeda dan becak.
5. Alat perlengkapan khusus tools bagi
industrijasa yang bersangkutan. 6.
Dies, jigs, dan mould. 7.
Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile, telepon seluler dan
sejenisnya.
2 Pertanian,
perkebunan, kehutanan,
Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul, peternakan, perikanan, garu dan lain-lain.
3 Industri makanan
dan minuman Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan
seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya.
4 Transportasi dan
Pergudangan Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai
angkutan umum. 5
Industri semi konduktor
Falsh memory tester, writer machine, biporar test system, elimination PE8-1, pose checker.
6 Jasa Persewaan
Peralatan Tambat Air Dalam
Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys, Steel Wire Ropes, Mooring Accessoris.
7 Jasa telekomunikasi
selular Base Station Controller
Universitas Sumatera Utara
JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 2
Nomor Jenis Usaha
Jenis Harta
1 Semua jenis
usaha 1.
Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang
bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan
sejenisnya.
2. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.
3. Container dan sejenisnya.
2 Pertanian,
perkebunan, kehutanan,
perikanan 1.
Mesin pertanianperkebunan seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar
benih dan sejenisnya.
2. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
memproduksi bahan atau barang pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan.
3 Industri makanan
dan minuman 1.
Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu,
pengalengan ikan .
2. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya
mesin minyak kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian
seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.
3. Mesin yang menghasilkanmemproduksi
minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.
4. Mesin yang menghasilkanmemproduksi bahan-
bahan makanan dan makanan segala jenis.
4 Industri mesin
Mesin yang menghasilkanmemproduksi mesin ringan misalnya mesin jahit, pompa air.
5 Perkayuan,
kehutanan 1.
Mesin dan peralatan penebangan kayu. 2.
Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang kehutanan.
6 Konstruksi
Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer dan sejenisnya.
7 Transportasi dan
Pergudangan 1.
Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk peron, truck ngangkang, dan
sejenisnya;
2. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus
dibuat untuk pengangkutan barang tertentu
Universitas Sumatera Utara
misalnya gandum, batu – batuan, biji tambang dan sebagainya termasuk kapal pendingin,
kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai
dengan 100 DWT;
3. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;
4. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat sampai dengan 250 DWT; 5.
Kapal balon. 8
Telekomunikasi 1.
Perangkat pesawat telepon; 2.
Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon.
9 Industri semi
konduktor Auto frame loader, automatic logic handler, baking
oven, ball shear tester, bipolar test handler automatic, cleaning machine, coating machine, curing oven,
cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic
test handler, eliminator PGE-01, full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual
mark, inserter remover machine, laser marker FUM A- 01, logic test system, marker mark, memory test
system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, OS tester manual, pass oven, pose checker, re-
form machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut press, trimmingforming machine, wire bonder, wire
pull tester.
10 Jasa Persewaan Peralatan Tambat
Air Dalam Spoolling Machines, Metocean Data Collector
11 Jasa Telekomunikasi
Seluler Mobile Switching Center, Home Location Register,
Visitor Location Register. Authentication Centre, Equipment Identity Register, Intelligent Network
Service Control Point, intelligent Network Service Managemen Point, Radio Base Station, Transceiver
Unit, Terminal SDHMini Link, Antena
Universitas Sumatera Utara
JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 3
Nomor Jenis Usaha
Jenis Harta
1 Pertambangan
selain minyak dan gas
Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan, termasuk mesin-mesin yang mengolah produk pelikan.
2 Permintalan,
pertenunan dan pencelupan
1. Mesin yang mengolahmenghasilkan produk-
produk tekstil misalnya kain katun, sutra, serat- serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena
rami, permadani, kain-kain bulu, tule.
2. Mesin untuk yang preparation, bleaching,
dyeing, printing, finishing, texturing, packaging dan sejenisnya.
3 Perkayuan
1. Mesin yang mengolahmenghasilkan produk-
produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan bahan anyaman lainnya.
2. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.
4 Industri kimia
1. Mesin peralatan yang mengolahmenghasilkan
produk industri kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industri kimia misalnya
bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia, elemen radio
aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat,
pernis, minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias,
sabun, detergent dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak,
produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan sinematografi.
2. Mesin yang mengolahmenghasilkan produk
industri lainnya misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa, karet
sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah.
5 Industri mesin
Mesin yang menghasilkanmemproduksi mesin menengah dan berat misalnya mesin mobil, mesin
kapal.
6 Transportasi dan
Pergudangan 1.
Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang
tertentu misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya termasuk kapal
Universitas Sumatera Utara
pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di
atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
2. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
3. Dok terapung.
4. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat di atas 250 DWT. 5.
Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis.
7 Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.
JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 4
Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
1 Konstruksi
Mesin berat untuk konstruksi 2
Transportasi dan
Pergudangan 1.
Lokomotif uap dan tender atas rel. 2.
Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan tenaga listrik dari sumber luar.
3. Lokomotif atas rel lainnya.
4. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk
kontainer khusus dibuat dan diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat
pengangkutan.
5. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus
dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan
sejenisnya termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang
mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
6. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung dan
sebagainya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
7. Dok-dok terapung.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Penyusutan Aktiva Tertentu
Untuk beberapa jenis aktiva tertentu, pembebanan biaya yang berkaitan dengan penyusutan maupun perawatan diperlukan secara khusus. Berdasarkan
Keputusan Dirjen Pajak No. : KEP-220PJ2002 antara lain pada aktiva berikut: a.
Telepon seluler Telepon seluler termasuk aktiva kelompok I dan penyusutan yang boleh
diakui hanyalah 50 dari seharusnya. Biaya langganan atau pengisian ulang pulsa yang diperbolehkan sebagai pengurang penghasilan bruto
adalah 50 dari biaya tersebut. b.
Kendaraan minibus dan bus Biaya yang berkaitan dengan kendaraan yang dimiliki dan dipergunakan
perusahaan untuk antar jemput pegawai dapat dilakukan sebagai berikut : Harga perolehan dan biaya perbaikan yang besar dari bus dan minibus,
termasuk aktiva kelompok II, dan pembebanan biayanya melalui penyusutan.
c. Kendaraan Sedan
Kendaraan sedan atau sejenisnya yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya,
pembebanan biaya nya dalah sebagai berikut : Harga perolehan, pembelian atau perbaikan besar sedan, termasuk aktiva
kelompok II dan pembebanan biayanya dilakukan melalui penyusutan sebesar 50 dari tarif penyusutan kelompok tersebut. Dan biaya
pemeliharaan, perbaikan rutin, pemakaian bahan bakar dari sedan, hanya dapat dibebankan sebesar 50 dari biaya pemeliharaan bersangkutan.
d. Software komputer
Perangkat lunak komputer adalah semua program yang dapat digunakan pada sistem operasi kmputer.
Universitas Sumatera Utara
Perangkat lunak komputer berupa program aplikasi umum diperlakukan sebagai pengeluaran atau biaya operasional rutin, program aplikasi umum
diperoleh sebagai bagian dari harga pembelian perangkat keras komputer, sehingga pembebanannya sudah termasuk dalam penyusutan kompuer
tersebut kelompok I.
2.2 Kerangka Konseptual
Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka berdasarkan uraian teori di atas, penulis menyusun suatu kerangka konseptual ini sebagai landasan
pembahasan pada bab selanjutnya. Mulai dari pengadaan, penggunaan sampai dengan penarikannya, aktiva tetap memerlukan perlakuan akuntansi yang tepat
dan bijaksana yaitu perlakuan akuntansi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga diperoleh informasi yang wajar bagi para
pemakainya. Biaya penyusutan dan laba operasi memiliki suatu hubungan yang cukup erat. Metode penyusutan merupakan suatu cara pengalokasian biaya dalam
beberapa periode dimana aktiva tetap tersebut telah memberikan manfaat didalam perusahaan. Sedangkan laba operasi adalah selisih positif dari hasil pengurangan
pendapatan terhadap seluruh biaya yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Penyusutan aktiva tetap harus dilakukan secara layak berdasarkan taksiran
masa manfaat aktiva tersebut, hal ini akan membantu perusahaan untuk mengetahui secara pasti sisa manfaat dari aktiva tetap yang dimilikinya. Oleh
karena itu dalam melakukan penyusutan suatu aktiva tetap perusahaan harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah harga pokok aktiva tetap yang
dimilikiya, nilai residu atau nilai taksiran realisasi aktiva tersebut setelah akhir penggunaannya atau pada saat aktiva tetap itu harus ditarik dari kegiatan produksi,
Universitas Sumatera Utara
umur teknis atau taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan produksi, umur teknis atau taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap dalam
kegiatan produksi serta pola pemakaian dari aktiva tersebut. Hal tersebut di atas akan membantu perusahaan dalam melakukan dan memilih metode yang tepat
untuk melakukan penyusutan terhadap aktiva tetap yang dimilikinya. Dalam prinsip akuntansi pajak penyusutan aktiva tetap harus sesuai dengan taksiran umur
dan penyusutan yang sudah ditentukan oleh Undang-Undang Perpajakan. Akuntansi aktiva tetap merupakan suatu hal yang penting dalam suatu
perusahaan untuk mengalokasian sebagian biaya perolehan atas aktiva tetap yang dimiliki perusahaan menjadi suatu beban penyusutan yang bersangkutan sehingga
biaya ditentukan besarnya laba usaha periode-periode tertentu. Menurut akuntansi ruang lingkup akuntansi penyusutan adalah semua aktiva yang dapat disusutkan
kecuali hutan dan sumber daya alam serupa yang dapat diperbaharui, salah satu aktiva tetap yang tidak disusutkan adalah tanah, logika untuk tidak melakukan
penyusutan terhadap lahan adalah akibat kenyataan ekonomi dimana nilai dari lahan kecil kemungkinannya berkurang, malah dianggap akan naik berjalan
dengan perkembangan harga dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sedangkan menurut Undang-Undang Perpajakan penyusutan atas pengeluaran harta berwujud
selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menetapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa
manfaat, nilai sisa buku disusutkan berdasarkan nilai produktivitasnya dan penyusutan dihitung sejak aktiva tetap tersebut mulai menghasilkan. Hal ini
menimbulkan perbedaan antara SAK dan Undang-Undang Perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Hipotesis