27
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
2.1 Letak
Kabupaten Labuhanbatu dengan Ibukota Rantauprapat merupakan salah satu kabupaten yang berada pada kawasan pantai timur Provinsi Sumatera Utara yang terletak
pada koordinat 1°41’- 2°44’ Lintang Utara dan 99°33’ - 100°22’ Bujur Timur dengan
ketinggian 0 - 700 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Labuhanbatu mempunyai kedudukan yang cukup strategis yaitu berada pada jalur lintas timur Sumatera dan berada pada persimpangan menuju Propinsi Sumatera
Barat dan Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di Sumatera dan Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan langsung
dengan Selat Malaka. Kawasan Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari kawasan perkotaan, kawasan, kawasan pesisirpantai dan kawasan perbatasanpedalaman.
Gambar 1. Peta Kabupaten Labuhanbatu
Sumber:
http:bappeda.labuhanbatukab.go.id
Universitas Sumatera Utara
28
Tabel 1. Batas Wilayah Kabupaten Labuhanbatu LUAS 256.138 HA atau 2.561,38 KM²
BATAS-BATAS:
Utara Kabupaten Labuhan Batu Utara Selat Malaka
Timur Provinsi Riau
Selatan Kabupaten Labuhan Batu Selatan Kabupaten Padang Lawas Utara
Barat Kabupaten Labuhan Batu Utara
2.2 Sejarah
1.2.1 Sebelum Zaman Penjajahan Belanda Sistem Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Labuhanbatu sebelum penjajahan
Belanda adalah bersifat Monarki. Kepala pemerintahan disebut Sultan dan Raja yang dibantu oleh seorang yang bergelar Bendahara Paduka Sri Maharaja dan bertugas sebagai Kepala
Pemerintahan sehari-hari semacam Perdana Menteri. Selanjutnya di bawah Bendahara Sri Paduka Maharaja ada Tumenggung yang menjadi Jaksa Merangkap Kepala Polisi. Kemudian
ada Laksamana yaitu Panglima Angkatan LautPanglima Perang.Di bawah Laksamana ada Hulu Balang atau Panglima Angkatan Darat.Kemudian ada pula Bentara kanan bertugas
sebagai ajudan Sultan dan Bentara kiri yang menjadi Penghulu Para Bangsawan.
1.2.2 Zaman Penjajahan Belanda Secara pasti tidak diketahui kapan Belanda masuk ke Labuhanbatu, dari berbagai
keterangan yang dihimpun, diperoleh keterangan bahwa Belanda masuk ke Labuhan Batu berkisar tahun 1825.Namun ada pula keterangan yang mengatakan bahwa kedatangan
Belanda ke Labuhanbatu setelah selesai Perang Paderi berkisar tahun 1831.
1.2.3 Zaman Penjajahan Jepang Pada tahun 1942 bala tentara Dai Nippon Jepang menduduki seluruh wilayah
Indonesia.Selanjutnya pada tanggal 3 Maret 1942 tentara Jepang mendarat di Perupuk
Universitas Sumatera Utara
29
Tanjung Tiram.Dari Perupuk sebagian tentara Jepang tersebut melanjutkan gerakan Pasukan untuk merebut Kota Tebing Tinggi dan selanjutnya Kota Medan.Dan sebagian lagi ke
Wilayah Tanjung Balai yang pada saat itu sebagai Pusat Pemerintahan Afdeling Asahan.Dari Asahan Tanjung Balai selanjutnya ke wilayah Labuhan Batu untuk merebut Kota Rantau
Prapat.
1.2.4 Setelah Proklamasi Dalam perkembangan berikutnya jalannya pemerintahan di Kabupaten Labuhanbatu
yang dilaksanakan oleh Komite Nasional Daerah sampai dengan awal Tahun 1946 kurang dapat berfungsi dengan baik.Hal ini akibat fokus pemikiran pada waktu itu lebih ditujukan
untuk mempersiapkan perlawanan fisik kepada penjajah Belanda yang selalu berupaya merebut kembali ke Negara RepublikIndonesia yang telah merdeka dan berdaulat sejak
tanggal 17 Agustus1945.Pada bulan maret 1946 terjadi Peristiwa Revolusi Sosial di Sumatera Timur termasuk Labuhanbatu yang mengakibatkan tergangggunya roda pemerintahan,
keamanan dan ketertiban di wilayah LabuhanBatu.
1.2.5 Pemekaran Labuhanbatu Pada tahun 2008 kabupaten Labuhanbatu mengalami pemekaran wilayah menjadi 3
kabupaten yaitu Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara.Setelah pemekaran wilayah tersebut, Kabupaten Labuhanbatu hanya
terdiri dari 9 Kecamatan yaitu:
1. Bilah Hulu
2. Pangkatan
3. Bilah Barat
4. Bilah Hilir
Universitas Sumatera Utara
30
5. Panai Hulur
6. Panai Tengah
7. Panai Hilir
8. Rantau Selatan
9. Rantau Utara
2.3 Kependudukan Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten