Latar Belakang Masalah Strategi Orangtua Tunggal dalam Mengasuh Anak di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat beberapa wadah kegiatan atau aktivitas manusia yang mengatur perilaku manusia dalam seluruh aspek kehidupan baik individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.Wadah sebagai tempat manusia beraktivitas dan hidup bersama inilah yang disebut sebagai lembaga atau institusi.Lembaga bermanfaat bagi manusia sebagai pengawas atas konsekuensi hidup orang banyak, menjaga kelangsungan stabilitas sosial dan menjalankan peran sesuai dengan keinginan individu.Lembaga yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari– hari adalah lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama, lembaga ekonomi dan lembaga pemerintahan. Disetiap kehidupan seseorang pasti memiliki kehidupan yang selalu berhubungan dengan keluarga.Keluarga merupakan orang-orang penting yang selalu ada dalam kehidupan seseorang.Keluarga merupakan kelompok yang mengidentifikasi diri dengan anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih, diikat oleh hubungan darah atau hukum, tetapi berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai keluarga.Keluarga adalah kelompok sosial terkecil yang timbul akibat adanya perkawinan.Perkawinan adalah suatu kesatuan antara seorang laki - laki atau lebih dengan seorang perempuan atau lebih dalam hubungannya dengan suami istri yang dijamin oleh hukum. Keluarga merupakan susunan kelembagaan yang terbentuk atas dasar hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.Dalam Undang-Undang nomor 10 tahun 1992 berbunyi “Keluarga adalah unit terkecil terdiri dari suami istri atau suami istri dan anaknya yang merupakan prasyarat mutlak bagi kelangsungan suatu masyarakat, karena Universitas Sumatera Utara 2 dalam keluarga tercipta generasi yang baru yang memilki pendidikan nilai–nilai dan norma– norma dalam hidup bermasyarakat”. Manusia mendapat pendidikan dari keluarga mulai dari cara ia berbicara, bertindak dan berpikir sehingga dalam keluarga tempat sosialisasi primer dan yang paling utama, karena dalam keluarga proses memanusiakan manusia terjadi. Menurut M. Djawad Dahlan 2004 : 39-41, fungsi dasar dari keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan mengembangkan hubungan yang baik antara anggota keluarga. Hubungan cinta kasih didalam keluarga tidak hanya sebatas perasaan, akan tetapi juga menyangkut dengan pemeliharaan, rasa tanggung jawab, perhatian, pemahaman, respect, dan keinginan untuk menumbuh kembangkan anak yang dicintainya. Keluarga yang hubungan antar anggotanya tidak harmonis, penuh konflik atau gapcommunication, dapat mengembangkan masalah- masalah kesehatan mental. Biladilihat dari sudut pandang psikologis maka keluarga befungsi sebagai: 1. Pemberi rasa aman bagi anak maupun anggota keluarga yang lainnya 2. Pemenuhan kebutuhan baik fisik maupun psikis 3. Sumber kasih sayang 4. Memberikan bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial dianggap tepat 5. Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangkamenyesuaikan diri dengan lingkungan 6. Simulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik disekolah maupun di masyarakat 7. Sumber persahabatan atau teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman diluar rumah. Orangtua Tunggal adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah atau ibu saja.Keluarga yang terbentuk biasa terjadi pada keluarga sah secara hukum Universitas Sumatera Utara 3 maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah. Keluarga Orangtua tunggal ini dapat terjadi oleh berbagai faktor seperti perceraian antara ayah dan ibu serta kematian diantara ayah atau ibu yang nantinya akan menuntut salah satu orang tua, ayah atau ibu menjadi orang tua tunggal. Menjadi orang tua tunggal tidaklah mudah karena pada saat yang bersamaan ia berperan ganda dalam keluarga dan mereka akan selalu dihadapkan oleh berbagai masalah internal maupun masalah eksternal yang akan mempengaruhi kehidupan rumah tangga. Masalah eksternal lebih sering datang dari masyarakat atau lingkungan tempat orangtua tunggaltinggal. Masyarakat akan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang orangtua tunggal. Sedangkan masalah internal Orangtua tunggal berasal dari lingkungan keluarga dan anak-anaknya.Orangtua tunggal harus dapat memberikan pengertian, lebih sabar, dan tegar dalam menghadapi masalah dalam keluarganya.Seiring dengan perkembangan zaman masalah juga terdapat pada benturan ekonomi, status sosial atau semakin tingginya biaya pendidikan anak.Kondisi yang memiliki tanggung jawab penuh dalam pengasuhan anak dan pemenuhan kebutuhan ekonomi.Single parent seringkali bermasalah namun hal ini bukannya dikarenakan tidak adanya keberadaan ayah atau ibu namun lebih pada masalah dalam memenuhi kebutuhan hidup yang kini hanya dibebankan salah satu orang saja. Maka dari itu tersirat bahwa pada keluarga yang memiliki ibu sebagai orang tua tunggal akan memunculkan permasalahan di bidang finansial karena perempuan kerap kali memiliki akses lapangan pekerjaan yang terbatas dalam dunia kerja dan masyarakat. Sebagai contoh masih kurangnya pemahaman dan pengetahuan seorang ibu akan teknologi yang memungkinkan adanya lapangan pekerjaan dan juga ruang gerak yang sempit akibat adanya kewajiban yang harus dipenuhi yaitu mengasuh anak. Orang tua tunggal dituntut untuk bekerja ekstra dalam melakukan kegiatan, bekerja ataupun yang lainnya didalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari untuk menjalankan Universitas Sumatera Utara 4 fungsinya, karena Orangtua tunggal harus berjuang sendiri didalam kehidupannya.Orangtua tunggal mempunyai dua kedudukan atau fungsi sekaligus dalam keluarganya yaitu berperan sebagai ayah sebagai tulang punggung keluarga dan sebagai seorang ibu. Tentu didalam manjalankan kedua fungsinya akan mempunyai dua sikap yaitu pertama sebagai perempuan ibu, dan yang kedua sebagai laki-laki ayah. Dengan kata lain ibu atau ayah yang berperan ganda harus mampu menjalankan tugas sebagai kepala rumah tangga, guru dan suri tauladan serta tempat perlindungan yang aman bagi anak-anaknya. Orangtua tunggal biasanya lebih merasa tertekan daripada orangtua utuh dalam kekompetenan sebagai orangtua.Kekompeten orangtua ini nantinya dapat berpengaruh pada bagaimana si orangtua mengasuh anaknya. Orangtua tunggal yang tidak mempunyai pasangan untuk tempat berbagi dalam mendidik dan membesarkan anak akan berpengaruh dalam perkembangan psikologis anak. Menjadi seorang orangtua merupakan tanggung jawab yang sangat penting. Sosok orangtua yang membentuk masa depan anak, bahkan masyarakat. Dapat dikatakan demikian karena anak adalah tumpuan harapan bagi orangtua dalam kehidupan keluarga didalam lingkup kecil dan merupakan aset bangsa dalam ruang lingkup yang lebih luas dimasa yang akan datang. Ketika seorang anak kehilangan sosok ayah atau ibunya, ia akan merasakan kesedihan yang begitu mendalam merasa putus asa, gusar, bahkan dapat melakukan berbagai tindakan kasar. Rasa sesal dan sedih ini tergantung pada tingkat pengetahuan dan keimanan masing-masing individu.Semakin erat dan hubungan seorang anak dengan ayah atau ibunya, semakin besar pula kesedihan dan penderitaannya. Jika hal yang sedemikian rupa dibiarkan dan tidak adanya usaha untuk menenangkan dan menyembuhkan luka hatinya, maka si anak akan mengalami kelainan jiwa, depresi, bahkan akan melakukan tindakan menyimpang. Disinilah seorang ibu atau ayah diperlukan dalam membimbing, Universitas Sumatera Utara 5 mendidik, mengarahkan dan berperan ganda sebagai sosok seorang ayah dan seorang ibu. Di Indonesia pembagian tugas dalam keluarga atas perbedaan seksual masih berlaku, dimana kebanyakan wanita hanya bekerja di dalam rumah untuk memasak dan mengurus anak namun seiring dengan perubahan zaman banyak juga wanita yang kini bekerja di luar rumah dan tetap melaksanakan tugasnya dalam urusan domestik rumah tangga, sehingga ia akan memiliki beban ganda, sedangkan laki–laki bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah dan bertanggung jawab penuh ataskehidupan ekonomi keluarganya. Menurut Arief Budiman 1982:16menyebutkan, Teori Fungsionalis menganggap bahwa keserasian harmoni dalammasyarakat adalah sesuatu yang terberi secara wajar.Keserasian itu juga perlu dan berguna bagi keseluruhan masyarakat itu sendiri.Keluarga inti dengan pembagian kerjanya yang didasarkan pada perbedaan seksual merupakan tonggak penopang bagi keserasian masyarakat tersebut. Keberadaan ayah juga sangat penting bagi kehidupan anak dan sosialisasinya akan tidak lengkap apabila tokoh ayah tidak ada dalam sebuah keluarga, hal ini sesuai apa yang diutarakan oleh Ross de Parke dalam Dagun, Save. M 2002:12bahwa faktor biologis yang membedakan peranan ayah dan ibu di dalam keluarga, yang menempatkan ayah sebagai tokoh sekunder dalam mendidik anak sedang ibu mendapat posisi yang tinggi dalam perkembangan anak kini tidak dapat diterima lagi karena tokoh ayah tetap menempati posisi yang penting dalam pengasuhan dan perkembangan anak. Seorang wanita tanpa suami tidaklah bertugas mencari seorang sosok ayah yang baru karena bagaimanapun peran dan tokoh ayah tidak dapat tergantikan oleh orang lain, tugas ibu adalah menciptakan suasana keluarga yang wajar dan menyesuaikan diri dengan keadaan keluarga yang baru tanpa ayah. Berubahnya peran perempuan baik di dalam keluarga maupun di dalam masyarakat akan peran dan statusnnya yang baru yakni sebagai seorang kepala keluarga. Banyak ibu Universitas Sumatera Utara 6 sebagai kepala rumah tangga yang tidak hanya berdiam diri di rumah namun terdorong untuk bekerja di luar rumah bahkan mencari tambahan sumber penghasilan lain sehingga terbukti bahwa semakin banyak perempuan yang bekerja di luar sektor rumah tangga, sehingga dapat mengaktualisasikan dirinya baik dalam urusan domesetik maupun ke luar publik. Di sisi lain mereka yang dulunya tidak bekerja menjadi daya dorong untuk bekerja keluar rumah semakin meningkat. Masuknya perempuan dalam dunia kerja tidak hanya dirasakan sebagai beban namun lebih ditekankan pada penyesuaian diri dan aktualisasi diri yang menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi dirinya. Perempuan sebagai orang tua tunggal memiliki posisi yang penting dalam keluarga, hal ini justru menunjukkan kelebihan tersendiri karena selain ia tetap mengurus urusan domestik rumah tangga, ibu juga terus meningkatkan kualitas hidup diri dan keluarga melalui bekerja di luar rumah. Apabila perpisahan dalam keluarga baik kematian, perceraian, sakit dan perpisahan akibat perang, penyakit dan bencana alam tidak dapat dihindarkan, dapat kita lihat bahwa banyak ibu yang terus mempertahankan hidupnya dan menyesuaikan diri dalam keadaannya sebagai orang tua tunggal tanpa ada suami disampingnya.Perubahan peran dari istri menjadi janda dan berperan sebagai ibu sekaligus ayah yang merawat dan mendidik anak–anaknya serta mencari nafkah keluarga.Keadaan demikian tidak berarti menyurutkan semangat kaum perempuan yakni ibu untuk berdiam diri meratapi nasib, namun harus tetap menjadi pemacu untuk meningkatkan kemampuan, kembali menata kehidupan keluarga secara harmonis.Ada tiga peran yang tetap harus dipegang oleh perempuan yakni sebagai pribadi, tulang punggung keluarga dan ibu rumah tangga.Sebagai pribadi, perempuan juga ingin memiliki prestasi yang membanggakan, sebagai tulang punggung keluarga yakni sebagai ibu yang menjadi orang tua tunggal memenuhi kebutuhan keluarga dengan bekerja mencari nafkah sehingga kebutuhan dan kesejahteraan keluarga dapat terpenuhi.Peran sebagai ibu rumah tangga, ibu senantiasa memberikan rasa cinta kasih, damai dan aman kepada anak Universitas Sumatera Utara 7 serta memperhatikan perkembangannya. Kemudian dilihat dari seorang ayah, menjadi orang tua tunggal tentu tidak mudah sehingga banyak pria yang memutuskan mencari cepat pengganti pasangannya.Naluri ayah dalam mengasuh anak tentu tidak seperti seorang perempuan. Namun, demi sang buah hati, ayah harus bisa menjalankan peran tersebut ketika menjadi ayah tunggal. Sebagai seorang single parent, peran ayah dalam keluarga tentu saja menjadi lebih luas.Selain dituntut memegang peran pencari nafkah, ayah juga harus mengurus berbagai keperluan rumah tangga.Yang paling penting, memastikan tumbuh kembangnya anak berjalan dengan baik. Bagi seorang ayah tunggal yang baru menjalani peran baru ini, tentu tidak mudah untuk melakukannya.Namun, sebenarnya secara naluriah seorang ayah dikaruniai kemampuan untuk merawat anaknya.Tentu saja, seperti halnya pada seorang ibu, ayah juga butuh waktu untuk belajar merawat buah hatinya.Lagipula, peran tradisional yang dahulu eksklusif menjalani peran seorang ibu, kini tidak lagi aneh dilakukan oleh ayah. Para ayah saat ini tidak lagi sungkan menemani anaknya bermain, belajar, makan bersama, bahkan menyiapkan makanan untuk anak-anaknya. Pada sekarang ini sosok ayah juga mampu bersikap hangat kepada anak-anaknya, tidak seperti citra ayah yang kaku dan mengedepankan soal disiplin dan keteraturan bagi anak-anaknya. Citra sebagai sosok yang dingin dan disegani serta dijauhi anak-anaknya bukanlah citra yang sesuai untuk ayah masa kini.Oleh karena itu, peran ayah tunggal dalam kehidupan anak pun lebih menjadi seorang gambaran yang ideal.Bagi anak lelaki, ayah menjadi contoh bagaimana berperilaku dan bersikap setiap hari sebagai seorang laki-laki.Sedangkan bagi anak perempuan, ayah harus menjadi sosok pelindung dan pengayom.Hal ini berguna agar anak perempuan nantinya tidak canggung ketika saat dewasa nanti menghadapi lawan jenis dalam pergaulan sosial. Bagi sebagian besar masyarakat menjadi orang tua tunggal memanglah tidak mudah, namun apabila diberi dorongan dan motivasi sehingga mampu menyesuaikan dirinya dengan Universitas Sumatera Utara 8 keadaan. Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungan sosialnya. Penyesuaian diri menunjuk pada keberhasilan individu memainkan peranannya untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau keluarga dan memperlihatkan sikap, serta tingkah laku yang menyenangkan. Penyesuaian diri yang berhasil akan menunjuk pada kondisi mental yang stabil dalam arti mampu menyelesaikan masalahnya secara realistis. Telah banyak pula orang tua tunggal yang berhasil dalam mendidik anak– anaknya dimana mereka tetap dapat berkecimpung dalam hidup bermasyarakat dan mengajarkan bahwa kehidupan tanpa salah satu orang tua harus tetap berjalan dengan baik.Dengan menjalankan peran kerumahtanggaan secara profesional dan menjalankan peran ganda dalam menjalankan peran dalam rumah tangga sekaligus mencari penghasilan bagi anak–anak adalah suatu kebanggaan dan kehormatan.Keberhasilan menjalankan peran sangat penting bagi anak–anaknya, banyak anak–anak sukses walau hanya hidup dengan sosok orang tua tunggal.Hal ini membuktikan bahwa ada peran yang besar untuk kehidupan keluarga dan keberlangsungan masyarakat. Setiap orang pasti menginginkan keluarga yang utuh dan kokoh yang di dalamnya terdapat ayah, ibu dan anak, namun terkadang apa yang seseorang inginkan tidak selalu dapat terwujud karena berbagai macam faktor misalnya orang tua tunggal dengankenyataan sebagai orang tua tunggal baik sebagai ibu maupun ayah akan banyak mengalami penyesuaian- penyesuaian dalam mendidik anak didalam keluarga, baik dilihat dari segi materi maupun rohani. Hal ini tentu terdapat strategi-strategi yang harus dilakukan oleh orang tua tunggal tersebut.Strategi-strategi apa saja yang dilakukan oleh setiap individu yang menjadi orang tua tunggal inilah yang ingin sayatelitidantuliskan. Universitas Sumatera Utara 9

1.2 Tinjauan Pustaka