Peranan Orangtua dalam Keluarga Strategi Menjalankan Fungsi dan Peran Sebagai Orangtua Tunggal

57 mengatasi segala perubahan yang terjadi.

4.1 Peranan Orangtua dalam Keluarga

Peranan orangtua dibagi menjadi dua peranan ibu dan peranan ayah. peranan ibu terhadap anak-anaknya adalah sebagai berikut: 1. Sumber dan pemberi rasa kasih sayang. 2. Pengasuh dan pemelihara. 3. Tempat mencurahkan isi hati. 4. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga. 5. Pembimbing hubungan pribadi 6. Pendidik dalam segi-segi emosional. Tanpa adanya diskriminasi tugas dan tanggung jawab ayah dan ibu dalam keluarga, namun apabila ditinjau peran dan tugas sebagai ayah terhadap anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai: 1. Sumber kekuasaan didalam keluarga. 2. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar. 3. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga. 4. Pelindung terhadap ancaman. Dalam kehidupan keluarga yang modern ini telah banyak emansipasi wanita dimana peran wanita tidak lagi hanya mengurus urusan dalam rumah saja tetapi peran mencari nafkah juga dilakukan oleh kaum wanita. Selain dapat mengembangkan dirinya serta dapat ikut menunjang kebutuhan keluarga. Seorang ayah dan ibu sangat besar peranannya dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap Universitas Sumatera Utara 58 perkembangan dan pendidikan anak.

4.2 Strategi Menjalankan Fungsi dan Peran Sebagai Orangtua Tunggal

Setiap kehidupan manusia selalu mengalami perubahan.Perubahan dapat berupa perubahan yang cepat revolusi, ada perubahan yang lambat evolusi, ada pula perubahan yang pengaruhnya sangat luas seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ada pula perubahan yang pengaruhnya sangat sempit.perubahan dapat terjadi diberbagai bidang kehidupan manusia, bidang ekonomi, pendidikan, politik, sosial, kebudayaan dan lain-lain. Menurut Soerjono Soekanto 2006:244 menjelaskan peranan mencangkup tiga hal, yakni : a Peranan meliputi norma–norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan–peraturan yang membimbing seseorang dalam masyarakat. b Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. c Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Dengan adanya tanggung jawab atas peran yang baru, setiap orangtua tunggal harus tetap bertahan, memberikan arahan terhadap tingkah laku yakni dorongan sebagai suatu tenaga dari dalam diri yang mampu mengarahkan tingkah laku manusia.Dorongan yang berasal dari keluarga atau kerabat dekat dan juga anak–anak buah perkawinan mendorong semangat untuk terus bertahan demi buah hatinya dan tidak terlarut dalam kesedihan baik karena suatu perceraian ataupun meninggalnya suami. Perubahan peran dan status baru yang terjadi pada dapat berjalan dengan baik dengan Universitas Sumatera Utara 59 memerankan sebagai seorang ibu dan seorang ayah dengan adanya faktor pendukung yaitu dari keluarga terdekat,motivasi agar anak-anak sukses dan aktualisasi diri dimana ibu yang dulunya sebagai ibu rumah tangga kini dapat bekerja di luar rumah serta bagi ibu yang telah bekerja dapat terus berkarir demi memenuhi kebutuhan keluarga. Walaupun juga banyak faktor penghambat yang dirasa sulit dalam menjalani fungsi dan peran yang baru adalah segala urusan keluarga dan rumah tangga yang dahulunya dijalani bersama dengan suami, kini harus ditanggung sendiri. 4.2.1 Strategi Sebagai Orangtua Tunggal Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal di suatu tempat atas dasar perkawinan, ikatan darah ataupun adopsi. Ayah dalam keluarga sebagai suami dari istri dan ayah untuk anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya dan juga mencari tambahan pendapatan keluarga.Salah satu realitas yang terjadi di dalam kehidupan adalah fenomena keluarga dengan salah satu orangtua saja atau biasa disebut dengan single parent.Single parent adalah seorang ayah atau seorang ibu yang memikul tanggung jawabnya sendiri sebagai kepala keluarga sekaligus mengurus segala urusan rumah tangga.Single parent dapat disebabkan karena adanya perceraian, perpisahan dan kematian.Peristiwa berpisahnya atau meninggalnya salah satu orangtua adalah hal yang tidak mudah dijalani karena semua tanggung jawab keluarga dibebankan pada salah satu orang saja. Berikut hasil wawancara dari beberapa orang yang menjadi orangtua tunggal dalam keluarga: Universitas Sumatera Utara 60 Ibu Siti Aisyah usia beliau 31 tahun adalah orangtua ajril habsy yang berusia 6 tahun dan sudah 5 tahun menjadi orangtua tunggal. Beliau mengatakan, ketika masih bersama dulu saya sudah terbiasa jauh dengan suami akibat tuntutan pekerjaan, karena itulah menjadikan saya bisa merawat anak sebagai ibu sekalian ayah dan sampai sekarang walaupun sudah berpisah dengan suami.Maka dari pengalaman itu untuk menghadapi kesendirian itu tidak jauh berbeda. Gambar 2. Ibu Siti Aisyah Sumber: Koleksi Pribadi Peneliti Secara finansial sejak masih ada suami beliau tidak tergantung finansial karena beliau juga memiliki pekerjaan yang masih dimilikinya hingga sekarang, namun apabila diperhitungkan, beliau mengatakan, sebetulnya kalau dibilang berat ya berat, karena saya merasa tugas saya sebagai orangtua itu untuk mendukung anak, padahal untuk pendidikan anak saat ini kan memerlukan biaya yang tidak sedikit, ya itu sebetulnya tugas suami ya dibilang berat ya berat karena itu biayanya tidak sedikit, ya untung saja penghasilan saya dapat mengurangi beban yang harus saya penuhi. Beliau telah terbiasa dengan keadaan dimana tidak ada suami disampingnya, perceraian yang terjadi dengan suami tidak menjadi masalah namun secara psikologis dan secara materi semua tanggung jawab dilimpahkan kepada beliau, walau tidak menjadi masalah ketika berpisah dengan suaminya namun beliau tetaplah memiliki beban karena tangggung jawab anak-anak dalam masalah finansial ataupun kasih sayang dari seorang ayah yang seharusnya bisa dijalani dengan bersama. Beliau harus berjuang sendiri mencari nafkah, Universitas Sumatera Utara 61 menerima gunjingan dari masyarakat akibat perceraian dan memberikan kasih sayang kepada anak-anak untuk menerima keadaan keluarga yang tidak utuh. Pertanyaan yang diungkapkan, menunjukkan ketika orangtua menjadi orangtua tunggal, seorang ibu akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap keluarga. Segala urusan keluarga baik untuk biaya hidup dan biaya pendidikan untuk anak harus ditanggung sendirian namun seberat apapun akan dijalani dengan sebaik- baiknya. Pernyataan lain dikemukan oleh ibu Herawaty, Mulanya protes dengan Tuhan kenapa baru berusia segitu bapak sudah diambil justru, yang tua-tua belum diambil tuhan, tapi sudahlah namanya kehendak tuhan ya sudah apalagi kita harus waspada selalu berjaga-jaga dalam keadaan seperti itu harus lebih kuat, kalau mengingat sedih ya memang sedih tapi kita tidak perlu berlarut dalam kesedihan mengingat anak-anak yang sudah mulai dewasa, masih perlu materi dan bimbingan, kalau anak lihat orangtua sedih nanti malah jadi kefikiran terus. Anak laki-laki dari ibu Herawaty juga menyatakan, kalau dibilang sedih ya sedih, harusnya menjadi motivasi tapi, malah sekarang udah nggak ada bapak aku harus menjadi semakin bagus, aku harus mempunyai masa depan yang jelas dan ada satu keyakinan akses ke Tuhan semakin dekat. Ibu Herawaty mengatakan pada awal mula memang tidak dapat menerima kepergian suami namun dibutuhkan proses untuk dapat menerima kehilangan figur seorang ayah dan suami. Beban yang seharusnya ditanggung berdua kini harus ditanggung sendirian tanpa suami yang dicintai demi anak-anak yang masih membutuhkan kasih sayang dan bimbingan serta selalu menguatkan. Pernyataan lain juga diungkapkan oleh ibu Tuginem, saya sempatmemberontak sekitar 4 bulan melakukan apa-apa tidak mau, mandi saja tidak mau, sangat bersedih. tetapi kalau saya tinggal seperti ini nanti kasihan anak-anak Universitas Sumatera Utara 62 saya, saya berpikir kembali saya tidak boleh seperti ini, kemudian dapat bersemangat dari anak-anak. saya harus bertanggung jawab sendiri, sekarang saya seorang diri, kalau dahulu saya kan tergantung pada suami ada tempat untuk bergantung tetapi sekarang saya harus bisa sendiri. Pernyataan dari ibu Muriati, saya sudah biasa seperti ini saya buat nyaman saja, berpisah juga sudah difikirkan matang, ya harus sudah hidup sendiri kalau ada urusan apa-apa saya juga dengan anak- anak. Untungnya anak-anak juga tidak banyak mengeluh sehingga peran yang saya alami sekarang tidak begitu berat, dan menjadi motivasi untuk dapat bertahan adalah anak-anak. Berikut juga pernyataan dari seorang ayah yang menjadi orangtua tunggal: Bapak timan ditinggalkan istrinya sejak 5 tahun yang lalu, beliau dapat menerima keputusan yang diambil oleh beliau dan istrinya walau pada awalnya terasa berat karena apabila ada permasalahan pasti selalu ada teman cerita, yang terpenting baginya adalah ia tidak ingin kecewa didepan anak-anaknya. Berikut pernyataan beliau, pada waktu awalagak berat, beratnya itu karena dulu sewaktu masih hidup kan ada teman untuk diajak berbicara untuk pertimbangan tetapi sekarang apa-apa harus dijalani sendiri kalau mau cerita dengan anak itu rasanya berbeda. Para orangtua tunggal mengungkapkan bagaimana kesedihan yang begitu mendalam ketika keluarga menjadi tidak utuh akibat salah seorang anggota keluarga meninggal, dalam hal penerimaan membutuhkan proses panjang namun demi anak- anak yang dicintai, menjadi motivasi untuk kembali bangkit dalam menjalani hidup dengan baik tanpa kehadiran pasangan. Dari hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu keluarga yang tidak utuh yang diakibatkan karena adanya perpisahan karena Universitas Sumatera Utara 63 perceraian dan perpisahan karena kematian dalam proses penyesuaian sebagai orangtua tunggal. Bagi ibu bapak yang berpisah dengan pasangan karena bercerai hal itu dianggap sesuatu hal yang tidak begitu berat dalam melakukan penerimaan diri, sedangkan ibu yang ditinggalkan karena meninggal akan membutuhkan proses yang panjang akibat kehilangan salah satu sosok yang dahulunya menjadi tempat pencurahan hati, baik sebagai pencari nafkah maupun bertanggung jawab penuh atas keluarganya. Kini seluruh beban keluarga dilimpahkan kepada salah satu orangtua saja, kesulitan dan kesedihan dilalui namun harus tetap berusaha terus bangkit demi menjalani kewajibannya sebagai orangtua. 4.2.2 Strategi dalam MengatasiEkonomiKeluarga Dalam keluarga dimana ibu ayah sebagai orangtua tunggal menjalankan tuntutan untuk bekerja dan mampu menghadapi segala permasalahan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, mengharuskan ibu ayah mencari nafkah hidup, setelah pasangan meninggal atau bercerai. Ibu ayah sebagai kepala keluarga yang secara finansial dan sosial didukung dengan keberadaan pasangan, setelah adanya perpisahan, perceraian atau kematian, maka ibu ayah akan bekerja sebagai tulang punggung keluarga. Ada beragam pendapat mengenai penyesuaian diri dalam hal ekonomi, setelah ibu ayah menjadi kepala keluarga, pendapat yang diungkapkan langsung oleh beberapa informan berikut, Pendapat dari ibu Siti Aisyah yang memiliki pekerjaan sebagai perawat di salah satu klinik di Rantauprapat, saya sudah biasa mencari uang ketika suami masih ada, karena saya mempunyai penghasilan sendiri, waktu masih bersama saya jarang minta suami, kalau diberi ya saya terima kalau tidak ya tidak, jadi sudah terbiasa tidak ada masalah, dan saat ini cukuplah untuk biaya anak bersekolah, meskipun tidak ada tambahan ataupun tabungan dari mantan suami dan aset-aset apapun. Universitas Sumatera Utara 64 Beliau juga menjelaskan, gaji yang saya terima juga cukup untuk makan dan kebutuhan lainnya karena setelah pisah saya kembali kerumah orangtua, jadi untuk sekedar makan jadi terbantu walaupun seadanya. Ibu Herawaty yang sehari-hari bekerja sebagai penjahit juga menyatakan bahwa ada perbedaan yang dirasakan dalam hal ekonomi, kalau dahulu yang mencari nafkah dua orang kini hanya satu orang saja, kalau waktu masih ada bapak penghasilan dari ibu dikumpulin jadi istilahnya ya satu uang, kalau istilah zaman sekarang ini uang laki-laki ini uang perempuan itu gak ada dalam keluarga kami, tidak ada istilah seperti itu, kami selalu membuat bagian-bagiannya sendiri, ini uang dari bapak ini uang dari saya, ini untuk bensin untuk lain-lain diberikan kepada bapak, yang ini untuk biaya sekolah, yang ini untuk makan satu bulan, yang sebagian untuk keperluan untuk sosial dan biaya tak terduga dan baru sisanya kalau ada disisihkan untuk ditabung, itu waktu ada bapaknya, la sekarang berhubung tinggal sendiri ya bagaimana caranya bisa untuk mencukupkan keperluan dalam satu bulan, penerimaan sekian digunakan untuk kewajiban yang harus dibayar, seperti listrik dan sekolah. Gambar 3. Ibu Herawaty Sumber: koleksi pribadi peneliti Beliau juga mengatakan bahwa setelah suami meninggal keuangan memang sedikit berbeda ketika suami masih hidup, tetapi beliau lumayan terbantu karena adanya simpanan yang berasal dari pensiunan bapak sebagai pegawai kantor pos dulunya, jadi beliau mengtakana cukup terbantu untuk keperluan dadakan. Universitas Sumatera Utara 65 Tanggapan juga ada dari putri pertama ibu herawaty yang kini telah bekerja menuturkan, walau sudah bekerja tapi belum bisa ngasi ke ibu, tapi paling nggak ya untuk mencukupi kebutuhan sendiri bisa terpenuhi. Anak pertama Ibu Herawaty yang telah bekerja mengaku ingin sekali membantu perekonomian keluarga, namun saat ini ia belum dapat membantu, yang terpenting kini dapat meringankan beban ekonomi ibu dengan gaji yang ia miliki dapat digunakan memenuhi kebutuhannya sendiri. Pernyataan Ibu Tuginem yang hanya seorang ibu rumah tangga, beliau mengatakan adanya perbedaan dalam hal ekonomi karena semua dahulu dipenuhi oleh suami sehingga ibu hanya menerima penghasilan dari suaminya, tetapi setelah ayah meninggal perkonomian agak terasa sulit hanya berharap dibantu oleh anak-anak yang sebagian sudah bekerja. Beliau menjelaskan ia pernah mencoba untuk berjualan namun tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehingga usaha tersebut tidak ia lanjutkan, saya pernah berjualanmenjadi tapi malah jadi beban karena saya tidak tega hati untuk meminta bayaran, saya tidak cocok kalau berbisnis, saya pernah waktu itu jual barang dagangan sedikit tetapi kebetulan ketemu dengan orang-orang yang sulit untuk membayar, ibu-ibu sebenarnya sangat senang tetapi saya yang jadi tidak enak hati sehingga membuat musuh saja karena kesal dengan orang karena untungnya juga tidak seberapa. Jadi untuk sekarang ini hanya dikasi dari anak-anak yang sudah bekerja untuk biaya sehari-hari, makan dan di simpan untuk biaya sekolah adik-adiknya. Universitas Sumatera Utara 66 Gambar 4. Ibu Tuginem Sumber: Koleksi Pribadi Peneliti Ibu Muriati juga memberikan penjelasan mengenai perekonomian dulunya tergantung kepada suami, ketika sudah berpisah untuk memenuhi kebutuhan keluarga terpaksa menggadaikan rumahnya. Gambar 5. Ibu Muriati Butet Sumber: Koleksi Pribadi Peneliti Beliau menuturkan, sebagai orangtua apapun yang saya bisa, saya akan lakukan demi anak-anak, rumah saya, saya gadaikan untuk anak saya yang pertama mau bekerja, dan sisanya saya buka usaha rumah makan kecil-kecilan didepan rumah supaya bisa bantu pendapatan untuk bayar rumah, selain dari beberapa kadang dapat dari anak yang udah kerja. Berbeda dengan bapak Timan, beliau mengatakan bahwa ketika berpisah dengan Universitas Sumatera Utara 67 istrinya tidak begitu sulit dalam permasalahan ekonomi walaupun beliau tidak bekerja, berikut pernyataannya langsung, mengenai pembagian keuangan akan lebih memprioritaskan untuk biaya pendidikan anak yang paling kecil karena cuma dia yang masih sekolah, kita yang penting usahakan sekolah dulu, meskipun saya hanya sebagi tukang bangunan dan terkadang tukang becak, yang penting-penting lainnya agak disampingkan seperti tv ataupun kereta. barang-barang elektronik terbilang masih terbantu karena kalo saya kerja anak terbiasa sendiri kadang tinggal sama kakak atau abangnya kadang juga saya titip ke kakeknya jadi fasilitas masih yang ada dirumah kakeknya saja, malahan kadang gak mau pulang dari rumah kakeknya. Dari uraian hasil peneltian, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan keluarga berkaitan erat dengan masalah ekonomi yang berkaitan dengan masalah finansial keluarga. mengenai pemenuhan kebutuhan hidup keluarga sehingga menjadi tulang punggung keluarga dan menjadi tumpuan nafkah keluarga. apabila dahulu hanya suamiayah yang bekerja sekarang ibu harus bekerja atau mengusahakan segala cara demi terpenuhinya kebutuhan keluarga, apabila sebelum menjadi orangtua tunggal ibu dan ayah sama-sama bekerja maka ekonomi tidak akan terasa begitu sulit dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga. Dalam hal ini baik ibu dan bapak yang sebelumnya telah bekerja maupun tidak bekerja dalam kesehariannya akan lebih mandiri, mengusahakan dengan berbagai cara dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, lebih cermat dalam mengatur uang sehingga keadaan ekonomi keluarga semakin baik. 4.2.3 Strategi dalam MemilihPendidikan Anak Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena dalam keluarga anak-anak awalnya mendapat pendidikan dan bimbingan utama karena sebagaian besar kehidupan anak adalah dikeluarga. dengan demikian dari keluarga pembentukan kepribadian anak menjadi manusia yang siap melakukan tugas dan Universitas Sumatera Utara 68 tanggung jawabnya, menguasai diri, menjalankan peran sosialnya serta mengamalkan nilai- nilai yang ada dalam masyarakat. Sebagai orangtua tunggal memiliki peran yang penting dalam keluarga, perubahan peran yang paling dominan karena memiliki peran baru yakni sebagai figur ibu dan juga sebagai figur ayah dalam rumah tangga. dan harus memiliki tanggung jawab paling besar terhadap pendidikan anak-anak. Berikut pernyataan dari beberapa orangtua tunggal mengenai strategi dalam pendidikan anak: Ibu Siti Aisyah mengatakan, saya sendiri memberi contoh pada anak, jika saya menyuruh saya juga memberi contoh pada dia, ‘ibu saja sampai sekarang masih mau belajar, kenapa kamu yang masih muda nggak belajar’, saya tidak mengharuskan anak saya jadi ini itu, yang penting sekolah dulu yang bagus, masalah rejeki itu tuhan yang ngatur. Gambar 6. Ibu Siti Aisyah dan Anaknya Sumber: Koleksi Pribadi Peneliti Universitas Sumatera Utara 69 Beliau juga menceritakan bahwa ia selalu menanamkan kepada anaknya untuk sekolah hingga jenjang yang tinggi, dan dalam mendidik anak-anak selalu tenang agar ibu dan anak dapat saling mengerti keadaan keluarga sehingga anak dapat lebih menghargai ibu yang kini menjadi kepala keluarga dengan segala keterbatasannya. Anak-anak dapat berkembang dengan baik walau tanpa ayah namun tidak dipungkiri bahwa peran ayah sangat dibutuhkan anak, beliau menceritakan anaknya sering mengalami minder karena ketiadaan ayah, penuturannya beliau secara langsung, anak saya kadang minder karena ketiadaan seorang bapak, terkadang dia juga tanya bapaknya kemana, tapi saya langsung nyatakan kalau bapak sudah meninggal, terus kirimin doa biar bapak masuk surga, dia melihat kawan-kawan seusianya yang masih punya bapak sering jeput sekolah itulah yang membuat dia heran dan kadang bertanya, tapi untunglah anak saya dapat memahami dan juga karena saya tinggal bersama orangtua, kakeknya bisa membuatnya sedikit tenang karena kalo ada apa-apa dia ngadu ke kakeknya jika saya bekerja, mau itu dalam ngajari belajar sekolah maupun lainnya jadi saya sedikit terbantu meskipun saya sering tidak dirumah karena bekerja. Gambar 7 dan 8. Ibu Siti Aisyah Dan Anaknya Sumber: Koleksi Pribadi Peneliti Dari pernyataan informan dapat diketahui bahwa perpisahan akibat perceraian membuat anak-anak merasa kehilangan sosok ayah yang menjadi panutannya, hal ini akan terlihat jelas pada anak-anak karenasosok yang dididolakan. Universitas Sumatera Utara 70 Pernyataan lain juga dikatakan ibu Herawaty, dalam mendidik selalu membantu anak- anak ketika mengalami kesulitan dalam segala hal sehingga anak-anak tidak merasa mendapat kasih sayang yang kurang, Beliau mengungkapkan, pokoknya saya berusaha memberikan bimbingan pada anak misalnya anak-anak mengalami kesulitan dalam masalah belajar, atau dalam masalah tugasnya, masalah lain-lain, misalnya untuk transportasi dan sebagainya, pokoknya diberi pengertianlah misalnya ada kesulitan ya ngomong terus terang saja sama orangtua nanti gimana kita pecahkan bersama. Beliau menjelaskan bahwa ia selalu menanamkan kepada anak- anak untuk selalu terbuka apabila anak-anak memiliki suatu permasalahan, beliau memberikan pernyataannya, prinsipnya pokoknya diberi kebebasan bukan bebas terus atau lepas semua terserah tapi masih dalam batas kewajaran semua, misal dalam pergaulan atau hal yang lain kamu sudah besar kamu sudah bisa milah-milah mana yang baik mana yang nggak, ya bebas namun tetap dalam batas kewajaran, dilepas tapi juga masih tetap dalam pengawasan. Beliau juga menambahkan cerita bahwa, anak yang terakhir yang dahulunya manja, kini setelah ayah meninggal berubah menjadi anak yang baik dan dapat menerima ketiadaan ayah, sekarang apa-apa nurut nggak pernah memberontak, dulu kalo minta apa- apa nangis tapi sekarang terlihat perubahannya tanpa dikasih tahu otomatis sudah ngerti. Ibu Herawaty berusaha mengarahkan anak agar dapat berkembang dan bergaul dengan bebas namun terbatas tanpa kekangan dari orangtua namun beliau memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada anak, anak-anak dianggap telah dewasa dan diberi kepercayaan untuk memilih jalan yang baik. Pengungkapan juga dikatakan Ibu Tuginem sebagai pensiunan mengungkapkan bahwa Universitas Sumatera Utara 71 segala urusan yang menyangkut keperluan keluarga merupakan tanggung jawab penuh sehingga ibu senantiasa mengingatkan dengan tidak mengekang anak-anak, berikut penuturannya, ya misalnya beban untuk kewajiban rumah yang melaksanakan saya, nah untuk mengarahkan anak, saya memang sering dibantu sama anak-anak yang besar beri pengertian ke anak yang masih sekolah, misalnya orang itu kalau bertindak seperti harus begini, tapi nggak semata-mata tanpa dipertimbangkan. Dalam pendidikan beliau selalu menekankan kepada anak, ibu lebih mementingkan pendidikan dalam hal akademik guna bekal anak- anak dihari depan nanti, yang penting tidak macam-macam. Pendapat lain juga diungkapkan Ibu Muriati, Beliau senantiasa memberikan perhatian terhadap anak-anaknya, mau itu tentang sekolah, kegiatan sehari-hari dan lainnya, anak-anak pun telah memahami keadaan ibu sehingga tidak memiliki banyak tuntutan kepada ibu, anak-anak berusaha untuk mandiri dan mau bekerja keras dalam segala halnya. Beliau menjelaskan bahwa anak-anak senantiasa menjaga kerukunan dalam keluarga sehingga apabila ada permasalahan segera diselesaikan. Sama halnya dengan bapak Timan, beliau mengungkapkan setelah berpisah istri peran dalam mendidik anak tetap ia jalani walaupun kini anak yang paling kecil yang butuh perhatian lebih, untuk yang lainnya telah bekerja sehingga waktu untuk bertemu tidak rutin, namun beliau tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak dan selalu mengingatkan anaknya, tetapi terkadang kalau mau tidur di kasur ngobrol, ini dan sebelum berangkat sekolah mengingatkan harus selalu berdoa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Ibu ayah sebagai kepala keluarga dalam hal mendidik anak-anak akan berusaha sebaik mungkin memberikan perhatian dan Universitas Sumatera Utara 72 memberikan nasehat agar berjalan di jalan yang benar serta tidak merasa kekurangan kasih sayang karena hanya adanya satu sosok saja sebagai orangtua. Anak-anakpun dengan bimbingan dan kasih sayang serta sikap terbuka dalam keluarga menjadi lebih mengerti akan keadaan sehingga anak-anak dapat menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri. 4.2.4 Strategi dalam Bermasyarakat Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat dan bekerja sama, anggota dalam masyarakat termasuk didalamnya keluarga setiap anggota keluarga memiliki tugas-tugas masing-masing sebagai suatu kesatuan sosial. Sebagai orangtua tunggal juga secara otomatis akan terus berhubungan dengan masyarakat dalam kesibukannya sebagai pencari nafkah keluarga dan memiliki tanggung jawab penuh urusan baik dalam keluarga maupun urusan luar keluarga. Dengan menyesuaikan diri keadaan yang baru juga tetap melaksanakan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat sehingga mampu mengadakan penyesuaian diri secara efektif yakni senantiasa menjaga keselarasan dalam hubungan sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut beberapa pendapat dari informan mengenai penyesuaian diri sebagai orangtua tunggal dalam masyarakat: Ibu Siti aisyah mengungkapkan karena keterbatasannya dalam hal waktu sehingga ia tidak dapat menyesuaikan dengan keadaan, apabila kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan keluarga, contohnya pengajian ibu-ibu dan sebagainya terbilang jarang ikut serta, tetapi sebatas tegur sapa selalu diupayakan meskipun terus sibuk setiap harinya dalam bekerja. Berikut penuturannya, kalau itu pengajian saya tidak aktif ikut, karena takutnya ganggu waktu pekerjaan yng harus setiap hari kerja, tapi kalau sebatas tegur sapa di lingkungan rumah saya sering, Universitas Sumatera Utara 73 kemudian kalau ada ngumpul-ngumpul apa, ada undangan apa saya selalu berusaha hadir itupun kalau jam kerja sudah selesai atau sebisanya diatur. Ibu Herawaty juga berpendapat sangat aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat dan suka cerita-cerita dengan tetangga ketika pekerjaan tidak ada. Gambar 9. Ibu Herawaty Sumber. Koleksi pribadi peneliti Beliau mengatakan, saya itu ikut Dharma wanita dan aktif, Dan sekarang malah turut sebagai pengurus arisan sudah hampir 2 tahun menjadi bendahara. Ya dengan hal beginian saya merasa ada kawan-kawan untuk sosialisasi ada kawan cerita mengenai suatu hal dan saya juga menganggap kegiatan seperti itu sangat penting karena bagi saya keluarga terdekat adalah tetangga sekitar, jadi kalo ada apa-apa yang terjadi dirumah selalu tetangga tempat kita meminta pertolongan, untuk itu dalam hal kemasyarakatan seperti itu saya ikuti terus. Hal serupa juga dikatakan oleh ibu tuginem, beliau mengatakan hubungandengan masyarakat seperti tetangga sekitar baik-baik saja kalau ada kerja bakti dan hajatan selalu ikut.saya mengikuti pkk, posyandu, kalau ada tetangga yang mempunyai hajatan, sebisa mungkin membantu kalau ada hajatan biasanya saya membantu memasak kalau ada nikahan, lahiran anak atau ada yang meninggal. Kalau arisan bapak-bapak dan kerja bakti biasanya anak laki-laki yang mengikuti kerja bakti sebagai pengganti bapak. Ibu Muriati juga mengatakan, beliau masih aktif dalam kegiatan masyarakat namun karena sekarang harus mengurus warung guna bekerja mencari nafkah keluarga, untuk itu harus mengurangi kegiatannya, untuk kegiatan yang masih diikuti dulu menjadi pengurus Universitas Sumatera Utara 74 pengajian, berhubung karena harus terus di warung maka sekarang hanyamenjadi anggota saja supaya tidak sering meninggalkan warung, karena harus kesana-kesini, dan untuk kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan pertemuan bapak-bapak, beliau selalu mengarahkan anak yang laki-laki untuk aktif dalam kegiatan masyarakat selain menjaga hubungan yang baik dengan anggota masyarakat juga sebagai sarana pembelajaran bagi anak beliau. Pernyataan dari bapak Timan, kalau untuk pengajian bapak-bapak memang ikut dilibatkan terus saya pribadi, ataupun misalnya ada acara di lingkungan rumah saya, ikut paling tidak bantu-bantu kerja. Gambar 10. Bapak Timan Sumber: Koleksi Pribadi Peneliti Beliau juga mengungkapkan apabila ada kegiatan yang menyangkut dengan kegiatan ibu-ibu akan mewakilkan kepada anak perempuan sebagai pengganti ibunya, ya seperti bantu-bantu penyediaan konsumsi untuk kegiatan di daerah rumah. Dari semua uraian hasil wawancara tentang orangtua tunggal dalam kehidupan didalam keluarga maupun kehidupan bermasyarakat diambil kesimpulan, yaitu ibu atau bapak harus mampu fleksibel dalam mengelola waktu bekerja, menjalin komunikasi, hingga memelihara keintiman terhadap anggota keluarga serta senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan tetangga, menjalin hubungan rukun, dan saling tolong menolong sesama anggota Universitas Sumatera Utara 75 masyarakat. Disamping aktif dalam kegiatan masyarakat dengan segala keterbatasan waktu, tenaga dan uang, ibu ataupun bapak tetap mengusahakan semaksimal mungkin menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan secara tidak langsung berarti ikut ambil bagian dalam kemajuan hidup bermasyarakat. Universitas Sumatera Utara 76 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan