Pohon delima biasanya tumbuh setinggi 12-16 kaki, memiliki banyak cabang berduri, dan hidup dalam jangka waktu lama. Daun mengkilap dan berbentuk
tombak. Bunga besar, berwarna merah, putih, atau beraneka ragam dan memiliki kelopak tubular yang akan menjadi buah.
9
Buah delima berbentuk bulat dengan diameter 5-12 cm, warna kulitnya beragam seperti hijau keunguan, coklat kemerahan,
putih atau ungu kehitaman. Bijinya sangat banyak, tersusun tidak beraturan, berwarna merah, merah jambu atau putih.
17
Gambar 2. Punica granatum
18
Dalam dekade terakhir,
banyak penelitian tentang antioksidan,
antikarsinogenik, dan sifat antiinflamasi unsur delima telah dipublikasikan yang difokuskan pada pengobatan dan pencegahan kanker, penyakit jantung, diabetes,
kondisi gigi, disfungsi ereksi, infeksi bakteri, resistensi antibiotik, dan kerusakan kulit karena radiasi ultraviolet.
Aplikasi potensial lainnya, termasuk iskemia otak pada bayi, penyakit Alzheimer, infertilitas pria, arthritis, dan obesitas.
9
2.2.1 Unsur Biokimia
Ekstrak semua bagian buah delima terlihat memiliki sifat terapeutik dan beberapa studi melaporkan bahwa kulit kayu, akar, dan daun dari pohon ini memiliki
manfaat baik sebagai obat.
9
Fitokimia buah delima juga telah banyak dipelajari oleh banyak peneliti. Buah ini merupakan sumber yang kaya senyawa polifenol cincin phenolic
Universitas Sumatera Utara
mengandung beberapa gugus hidroksil termasuk flavonoid flavonol dan anthocyanin, tanin terkondensasi proanthocyanidin dan tanin terhidrolisa
cellagitannin dan gallotannin. Delima telah disorot dalam banyak penelitian karena memiliki aktivitas antimikroba terhadap berbagai mikroorganisme termasuk bakteri
positif dan negatif Gramm, jamur, ragi dan virus.
7
Penelitian saat ini menunjukkan unsur delima yang paling bermanfaat dalam terapi adalah unsur dari asam ellagitannin ellagic termasuk punicallagin, asam
punicid, flavonoid, anthocyanidin, anthocyanin, flavonol estrogenik dan flavon.
9
Kulit buah delima terdiri dari 50 dari berat totalnya dan sering dijadikan sampah buangan. Padahal kulit buah delima mengandung komposisi polifenol yang
paling banyak serta memiliki aktivitas biologi yang kuat. Senyawa polifenol dari kulit buah ini terdiri dari ellagic tannin, flavoid, anthocyanin, catechin, procyanidin, asam
ellagic dan asam gallic memiliki implikasi dalam berbagai aktivitas farmakologi.
19
2.2.2 Aktivitas Antiinflamasi
Sarker dkk meneliti aktivitas antiinflamasi pada tikus dengan ekstrak bunga delima yang terbukti dapat menghambat enzim siklooksigenase dan sintesis
prostaglandin.
20
2.2.3 Aktivitas Antimikroba
Abdollahzadeh dkk menyatakan delima memiliki aktivitas antibakteri karena adanya tanin terhidrolisa dan polyphenolic pada ekstrak buah delima terutama
punicallagin dan asam gallic. Efek antimikroba dari tanin berhubungan dengan struktur toksisitas dan molekular. Tanin dapat mempengaruhi dinding sel dan
menguraikan membran sel.
21
Serupa dengah hal itu, Hazzani dkk menyatakan bahwa tanin dapat beraksi pada dinding sel dan melewati membran sel dengan
mengendapkan protein. Tanin dapat menghambat enzim dengan mengoksidase reagen dan mengganggu koagreagsi mikroorganisme serta dapat menonaktifkan
adhesi dari mikroba, enzim dan selubung sel protein transpor, membentuk kompleks dengan polisakarida dan memodifikasi morfologi sel mikroorganisme.
22
Pada
Universitas Sumatera Utara
penelitian Somu dkk juga menunjukkan bahwa adanya kehadiran agen antibakteri dari delima seperti tanin terhidrolisa yang membentuk kompleks molekuler dengan
berat molekul tinggi dengan protein yang dapat larut, meningkatkan lisis bakteri, dan juga mengganggu perlekatan bakteri pada permukaan gigi.
23
Mekanisme antibakteri dari flavonoid telah diteliti oleh Cushine dkk antara lain dapat menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran
sitoplasma dan menghambat metabolisme energi.
24
Naz dkk mengisolasi berbagai senyawa dari buah delima dengan pelarut etanol dan menunjukkan bahwa senyawa phenolic terutama asam gallic memiliki
efek antibakteri yang paling tinggi dalam melawan Corynebacterium, Staphylococcus, Streptococcus, Baciluus subtilis, Shigella, Salmonella, Escherichia
dan Vibrio. Aktivitas antibakteri dari semua senyawa delima secara umum dapat dijelaskan berdasarkan struktur phenolicnya. Struktur ini dianggap bertanggung
jawab dalam toksisitas terhadap mikroorganisme meliputi penghambatan enzim oleh senyawa teroksidasi, melalui reaksi dengan kelompok sulfhidril atau melalui interaksi
yang lebih spesifik dengan protein yang dapat menyebabkan inaktivasi dan hilangnya fungsi protein. Kemungkinan target dalam sel mikroba adalah permukaan untuk
melekat, dinding sel polipeptida, dan enzim yang berikatan pada membran. Fenol juga dapat meniadakan substrat untuk mikroorganisme.
25
Pada hasil penelitian Duman dkk menunjukkan bahwa efek dari tingkat inhibisi dari ekstrak biji delima
merupakan peran dari kandungan phenolic dan anthocyanin dalam buah. Asam gallic diidentifikasi sebagai senyawa yang paling aktif dalam menghambat bakteri yang
diuji. Efek inhibisi dari senyawa phenolic ini dapat dijelaskan dengan adanya adsorpsi pada membran sel, interaksi dengan enzim, substrat dan pengurangan ion
metal.
26
Vijayanand dkk meneliti aktivitas antibakteri buah delima melawan strain bakteri positif Gramm dan negatif Gramm. Ekstrak kulit buah delima memiliki
potensi yang besar sebagai senyawa antibakteri dalam melawan berbagai patogen dan juga bisa digunakan dalam pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
resistensi mikroba. Diantara berbagai ekstrak yang diuji, ekstrak kulit buah delima
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan aktivitas antibakteri yang paling maksimum. Aktivitas antibakteri ini ditunjukkan karena adanya berbagai fitokimia seperti phenolic punicallagin, asam
gallic, cathecin, quercetin dan retin.
7
Dahham dkk meneliti aktivitas antimikroba dari ekstrak kulit delima, biji, jus dan seluruh buah dalam melawan bakteri dan fungi. Hasilnya menunjukkan
bahwa ekstrak kulit buah delima menunjukkan aktivitas antimikroba yang paling tinggi dibanding ekstrak yang lain. Fenol, tanin, dan flavonoid adalah unsur aktif
utama yang berperan dalam aktivitas ini. Golongan utama fitokimia delima adalah polifenol cincin phenolic bantalan beberapa gugus hidroksil yang mendominasi
dalam buah. Polifenol delima termasuk flavonoid flavonol, flavanol dan anthocyanin, tanin terkondensasi proanthocyanidin dan tanin terhidrolisa
ellagitannin dan gallotannin.
12
2.2.4 Efek antibakteri buah delima terhadap penyakit periodontal