Penentuan nilai KHM Penentuan nilai KBM

31

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Setelah pembuatan ekstrak selesai, dilanjutkan uji aktivitas antibakteri untuk menentukan nilai KHM dan KBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas ekstrak kulit buah delima terhadap bakteri Aggregatibacter actionomycetemcomitans hanya diperoleh nilai KBM, sedangkan nilai KHM tidak dapat diketahui.

4.2 Penentuan nilai KHM

Pengujian daya antibakteri ekstrak kulit buah delima terhadap bakteri Aa dilakukan dengan menggunakan konsentrasi ekstrak 25, 12,5, 6,25, 3,125, 1,6125 dan 0,8. Penentuan nilai KHM pada penelitian ini tidak dapat diketahui karena ekstrak kulit buah delima berwarna coklat yang sangat berpengaruh terhadap kekeruhan yang terjadi ketika dilakukan pengujian dengan metode dilusi. Gambar15. Ekstrak yang berwarna coklat sehingga tidak bisa diamati ke-keruhan yang terjadi.

4.3 Penentuan nilai KBM

Penentuan nilai KBM dilanjutkan dengan menguji masing-masing konsentrasi 25, 12,5, 6,25, 3,125, 1,6125 dan 0,8 dengan menggunakan metode Drop Plate Miles Mesra. Universitas Sumatera Utara Pada penentuan nilai KBM yang diamati adalah tidak dijumpai pertumbuhan bakteri atau seluruh bakteri mati pada media steril. Apabila terdapat pertumbuhan bakteri pada media, maka akan terlihat koloni Aa berbentuk bulat kecil berwarna putih pada cawan petri Gambar 15. Gambar 16. Koloni Aa tanda panah pada TSA Berikut adalah tabel hasil dari penelitian efektivitas ekstrak kulit buah delima terhadap bakteri Aa Tabel 2 . Tabel 1. Hasil uji antibakteri ekstrak kulit buah delima terhadap bakteri Aa pada konsentrasi 25, 12,5, 6,25, 3, 125, 1,6125 dan 0,8 Konsentrasi Bahan Uji Replikasi Kontrol Mac Farland Kontrol negatif 1 2 3 4 25 TBUD 12,5 6,25 3, 125 TBUD TBUD TBUD TBUD 1,6125 TBUD TBUD TBUD TBUD 0,8 TBUD TBUD TBUD TBUD Keterangan: CFUml = Colony Forming Unit per milliliter 0 CFUml= tidak ada pertumbuhan bakteri TBUD = tidak bisa untuk dihitung = CFUml Universitas Sumatera Utara Tabel 1 menunjukkan hasil uji antibakteri ekstrak kulit buah delima terhadap Aa. Pada konsentrasi 25, 12,5, dan 6,25 tidak ditemukan pertumbuhan bakteri steril pada media atau nilai yang diperoleh 0. Gambar 17. Zona bening pada konsentrasi 25, 12,5 dan 6,25 Gambar 17 menunjukkan terlihatnya zona bening pada konsentrasi 25, 12,5 dan 6,25 yang berarti semua bakteri mati pada media perbenihan. Zona bening ialah zona yang telah ditetesi bahan coba pada media TSA dan tidak terlihat adanya pertumbuhan bakteri pada daerah tersebut. Zona ini terlihat seperti tetesan bahan coba. Gambar 18. Koloni bakteri Aa yang tumbuh sangat banyak pada konsentrasi 3,125, 1,6125, 0,8 di media TSA. Sementara pada konsentrasi 3,125, 1,6125 dan 0,8 tidak mampu menghambat bakteri. Pada media perbenihan dijumpai pertumbuhan bakteri dengan koloni yang tumbuh sangat banyak sehingga dikategorikan ke dalam TBUD Tidak Universitas Sumatera Utara Bisa Untuk Dihitung. Keadaan ini dapat dijelaskan pada gambar 18 dimana pertumbuhan bakteri yang sangat subur dengan bentuk koloni tidak tampak, karena koloni saling tumpang tindih satu sama lain. Adanya bakteri ditandai dengan terlihatnya area putih disekitar suspensi yang diteteskan pada cawan petri. Gambar 19.Tidak terlihat pertumbuhan bakteri pada TSA dengan konsentrasi 6,25 Gambar 19 menunjukkan konsentrasi yang menggambarkan tidak adanya bakteri pada media perbenihan steril dimulai pada konsentrasi 6,25. Dapat disimpulkan bahwa nilai KBM pada penelitian ini adalah 6,25. Universitas Sumatera Utara 35

BAB 5 PEMBAHASAN