Tingkat Pendapatan Pertanian Jagung Di Desa Lau Kapur Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo (1974-2004)

Ada banyak pengaruh yang bisa kita lihat dari pertanian jagung yang ada di Desa Lau Kapur ini antara lain:

4.1 Tingkat Pendapatan

Pada hakikatnya manusia mempunyai kecenderungan untuk tetap hidup dan mengembangkan harkat kehidupan sosialnya. Mereka didorong oleh hasrat untuk hidup lebih baik sesuai dengan harkat manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya cenderung untuk mencari dari berbagai sumber yang ada, terutama berkaitan dengan potensi di sekeliling mereka hidup dan bertempat tinggal. Dari pertanian jagung di Desa Lau Kapur ini banyak mengalami perubahan baik secara cepat dan lambat Keadaan fisik daerah-daerah tertentu menyebabkan penduduknya harus mengalami fluktuasi-fluktuasi yang demikian besarnya dalam hasil panen mereka, sehingga tanpa pungutan – pungutan dari kaum elit sekalipun kelangsungan hidup mereka sudah rawan. Apabila penghasilan mereka pada umumnya rendah, maka setiap pungutan yang tak dapat di tawar- tawar lagi oleh kaum elit setelah satu atau serentetan panen yang gagal besar kemungkinannya akan mempunyai efek yang gawat terhadap kehidupan petani. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa daerah- daerah sedemikian seringkali terkenal dengan sejarahnya yang ditandai pemberontakan dan perlawanan terhadap kekuasaan negara. 34 34 James C.Scott, Moral Ekonomi Petani, Jakarta, 1981.Hal.304 Universitas Sumatera Utara Mengenai hasil produksi tanaman jagung yang di lakukan oleh masyarakat sangat bervariasi karena luas lahan yang di miliki oleh petani itu sendiri. Ada masyarakat yang memiliki lahan yang luas sehingga hasil panen yang di peroleh pun sangat besar. Namun ada juga masyarakat yang hanya mempunyai lahan yang sangat sempit maka dia akan menghasilkan sedikit juga hasil panen mereka. Pada akhir panen selesai masyarakat pun menghitung dana pengeluaran mulai dari awal tanam hingga panen tiba supaya mengetahui seberapa banyak yang sudah di keluarkan untuk biaya yang di pergunakan dan menghitung untung yang di dapat mereka selama menanam jagung tersebut. Dari pertanian jagung ini, pendapatan masyarakat semakin meningkat. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat terjadi perubahan di dalam kehidupan petani jagung. Ini bisa kita lihat dari pola hidup dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Pemenuhan kebutuhan dirumah tangga bukan hanya kebutuhan pangan saja melainkan masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi baik jasmani maupun rohani, hal ini akan dapat dipenuhi dengan adanya aktivitas. Masyarakat Desa Lau Kapur yang mempunyai mata pencaharian utama mengharapkan segala kebutuhan mereka dapat dipenuhi dari hasil pertanian. Untuk pemenuhan pangan mereka biasanya secara subsistensial, beras yang mereka dapatkan berasal dari pertanian padi yang mereka usahakan. Mereka tidak menjual hasil pertanian padi yang mereka tanam, melainkan hanya untuk kebutuhan mereka dalam setahun. Untuk sayuran dan buah mereka tidak perlu mengeluarkan biaya karena mereka juga menanam sayuran Universitas Sumatera Utara di ladang mereka sendiri, hanya untuk konsumsi keluarga saja.. Selain itu mereka juga memelihara hewan ternak yang bisa di jadikan lauk. Kadang pada acara tertentu saja mereka mau menyembelih hewan peliharaan mereka. Secara umum, untuk kebutuhan pangan mereka tidak banyak mengeluarkan biaya sehingga pendapatan yang mereka terima tetap bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang lain 35 Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dari pertanian jagung, sangat banyak perubahan yang terjadi dalam masyarakat Desa Lau Kapur. Ini terlihat dari bentuk rumah yang mereka miliki. Sebelum pertanian jagung ada di desa ini,bentuk rumah-rumah penduduk bisa dikatakan sangat sederhana dan bahkan ada yang tidak layak huni. Masyarakat masih menghuni rumah adat yang dibuat oleh masyarakat tersebut dengan cara gotong -royong. Masyarakat yang sudah mempunyai rumah pada saat itu adalah masyarakat yang mempunyai kedudukan sebagai pemilik kutakampung tersebut. Namun, ketika pendapatan meningkat masyarakat mulai memperbaiki rumah mereka, ada yang mempunyai rumah semi permanen dan ada juga yang sudah permanen. Sehingga rumah adat dan rumah panggung sudah jarang ditemui di desa ini. Sekalipun ada beberapa rumah panggung dijumpai di desa itu hanyalah sebagai rumah warisan dan perkumpulan marga-marga yang ada disitu. Perubahan bentuk rumah ini lebih memudahkan masyarakat menyimpan kendaraan mereka ke rumah yang tidak memakai rumah panggung. Perubahan bentuk rumah ini juga seiring dengan perkembangan zaman serta perkembangan teknologi. . 35 Wawancara, Rajin Sembiring, Lau Kapur, 13 juni 2014 Universitas Sumatera Utara Bukan hanya dalam bentuk rumah yang mengalami perubahan, masyarakat juga tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan primer namun mereka sudah bisa memenuhi kebutuhan sekunder bahkan kebutuhan tersier. Bisa kita lihat contoh yaitu barang-barang yang ada di rumah penduduk. Dulu televisi adalah sebuah barang mewah untuk masyarakat desa ini. Masyarakat yang mempunyai televisi hanyalah beberapa orang saja. Namun, ketika munculnya pertanian jagung di desa Lau Kapur maka masyarakat mampu membeli televisi. Bukan hanya pada televisi saja, namun masih banyak barang lainnya yang dianggap mewah oleh masyarakat pada saat itu yang bisa dibeli masyarakat, seperti radio, tape, dan telepon genggam. Dalam pola hidup juga masyarakat Desa Lau kapur mengalami perubahan. Ada pemikiran masyarakat untuk lebih maju dan tidak mau kalah dengan masyarakat lainnya. Hal inilah yang mengakibatkan adanya persaingan di desa tersebut. Persaingan yang terjadi yaitu ketika salah satu petani sudah bisa menyekolahkan anaknya ke perguran tinggi maka masyarakat lainnya juga akan mengikut dan tidak mau kalah. Hal ini tentu saja berdampak positif bagi masyarakat sehingga masyarakat lebih giat lagi untuk bekerja. Masyarakat petani jagung pendapatannya meningkat sudah bisa membeli alat transportasi. Masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya sarana transportasi. Komunikasi lalu lintas sangat penting bagi kehidupan manusia dan merupakan sarana yang sangat penting dalam kelancaran roda perekonomian. Sebelum tahun 1985, masyarakat Desa Lau Kapur menggunakan hewan sebagai sarana trnsportasi mereka. Universitas Sumatera Utara Ketika pertanian cengkeh dan tembakau ada di desa ini, masyarakat memanfaatkan kerbau untuk mengangkut hasil pertanian ke pasar. Mereka harus berjalan sambil menggiring kerbau untuk membawa hasil pertanian keluar dari desa dan berjalan sejauh 8 km. Pengangkutan hasil pertanian dengan menggunakan hewan seperti kerbau tidak bisa maksimal dan masyarakat lebih memilih praktis sehingga lebih memilih kendaraan bermotor. Kita ketahui kerbau lebih mahal daripada kendaraan bermotor namun kerbau hanya bisa mengangkut beberapa goni hasil pertanian dan harus diiringi oleh masyarakat dengan jalan kaki. Hal ini juga yang membuat masyarakat lebih memilih kendaraan bermotor yang lebih praktis dan efisien. Seiring dengan perkembangan teknologi dan juga diakibatkan pendapatan masyarakat semakin tinggi, maka sarana transportasi di desa ini juga berubah dengan adanya jagung. Lambat laun, masyarakat tidak menggunakan jasa kerbau lagi untuk mengangkut barang mereka, dan mulai menggunakan kendaraan bermotor. Masyarakat menggunakan kendaraan seperti sepeda motor karena akses jalan ke desa ini sangat sulit. Hanya bisa dilalui oleh sepeda motor. Mereka mengadakan gotong royong untuk membuka akses jalan ke desa lain. Perbaikan jalan ini bukan hanya untuk akses penduduk keluar dari desa namun juga untuk lebih memudahkan masyarakat mengangkut hasil pertanian mereka. Masyarakat di Desa Lau Kapur sudah memiliki kendaraan pribadi dan sudah ada peran pemerintah dalam hal perbaikan jalan. Angkutan umum di desa ini belum memadai, hanya ada beberapa angkutan umum saja sehingga masyarakat lebih Universitas Sumatera Utara banyak menggunakan kendaraan pribadi. Masyarakat yang mempunyai mobil seperti mobil pick up hanyalah digunakan untuk mengangkut hasil pertanian jagung. Sarana transportasi yang ada di desa ini bukan hanya untuk akses penduduk ke desa lain namun juga untuk kelancaran distribusi pertanian jagung. Ketika jagung sudah siap dipasarkan tentu saja dibutuhkan sarana transportasi untuk dapat mengangkut jagung ke kabupaten atau keluar dari desa tersebut. Sarana transportasi yang ada bukan hanya untuk mengangkut hasil pertanian yang didapatkan oleh penduduk dari ladang maupun untuk memasarkan namun juga untuk mengangkut alat-alat yang dipakai untuk perawatan jagung tersebut seperti mengangkut pupuk, dll. Masyarakat membeli kendaraan pribadi dilakukan secara cash tunai, karena mereka takut hutang menghampiri mereka. Biasanya masyarakat membeli sepeda motor bekas untuk keperluan mengangkut jagung dari ladang maupun untuk proses pemasaran keluar dari desa tersebut. Peningkatan perekonomian yang ditandai dengan tingkat pendapatan yang semakin tinggi dan tingkat pendapatan dalam masyarakat sangat jauh berbeda setiap jenis pertanian yang ada di Desa Lau Kapur. Tingkat pendapatan dipengaruhi juga oleh intensitas masyarakat bisa memanen hasil pertanian mereka. Padi dipanen hanya dua kali dalam setahun, cengkeh di panen satu kali dalam setahun, tembakau di panen sekali dalam setahun dan jagung dua kali dalam setahun. Melihat hal ini, tentu saja sangat terlihat perbedaan tingkat apalagi sesudah menanam tanaman jagung. Universitas Sumatera Utara

4.2 Pendidikan