tersebut. Karena cara kerja untuk menanam jagung tersebut pun sangat mudah makanya masyarakat berlomba- lomba untuk menanam tanaman tersebut walaupun
tempatnya belum seluas yang sekarang.
3.1 Awal Mula Pertanian Jagung Di Desa Lau Kapur
Awal pertanian Jagung di Desa Lau Kapur dimulai pada tahun 1974. Awalnya di bawa oleh kepala desa dari daerah Kecamatan, jenis jagung yang di bawa adalah
jenis jagung Varietas lokal yang penanamannya sangat mudah. Namun pada saat itu jenis jagung yang mereka tanam juga jagung yang sudah di pilih antara beberapa
jagung yang baru di panen yang merupakan jagung terbagus juga. Karena pada saat itu juga untuk menghasilkan bibit jagung masih susah dan mereka menggunakan
jagung yang di pilih pada batang sebelum panen tiba supaya tahu yang mana lebih bagus dan itu yang di gunakan untuk penanaman selanjutnya. Pada tahun 1974 adalah
terjadinya perubahan jenis pertanian di Desa Lau Kapur, yaitu dari tanaman yang berumur panjang menjadi tanaman berumur pendek. Ada banyak hal yang
mengakibatkan masyarakat mudah menerima tanaman jagung menjadi tanaman pokok di desa ini yaitu mulai dari harga jual jagung, cara pengurusan dan penanaman
yang tidak begitu rumit, kemudian juga diakibatkan oleh lamanya masa panen untuk cengkeh dan tembakau pada saat itu. Meskipun demikian ini tidak masalah bagi
pertumbuhan jagung di desa ini. Karena faktor kesuburan tanah di desa ini sangat cocok dengan jagung. Dan modal yang di gunakan masyarakat hanya menggunakan
tenaga sebagai modal utama, dan sistem kerja mereka juga masih tradisional karena
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan waktu yang sngat panjang, menurut salah seorang informan bahwa untuk mengerjakan satu hektar butuh waktu yang sangat lama seiring dengan
lambatnya cara kerja yang dilakukan karena alat yang digunakan juga masih seadanya saja.
Dalam hal pemupukan juga tidak terlalu banyak membutuhkan pupuk dan pestisida, karena masyarakat juga menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk
tambahan sehingga tidak memerlukan banyak pupuk dan pada saat itu sangat jarang ditemui hama pada dedaunan jagung atau yang lainnya. Karena sudah di semprot
dahulu dengan baterai senter dengan campuran minyak lampu supaya hama pun tidak mengganggu daun-daun tanaman tersebut. Dengan itu masyarakat desa Lau Kapur
dengan sangat antusias untuk menanam tanaman tersebut, sekali pun masyarakat desa tidak meninggalkan untuk menanam padi sebagai makanan utama mereka. Karena
jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia misalnya di Madura dan Nusa
Tenggara juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Jagung merupakan tanaman semusim annual yang banyak di kembangkan dan
jagung juga memiliki jenis-jenis yang berbeda. Jenis- jenis jagung tersebut adalah A.
Flour corn atau soft corn Zea mays L, Amylacea Sturt = jagung tepung
Universitas Sumatera Utara
B. Dent corn Zea mays indentata= jagung gigi kuda
C. Flint corn Zea mays indurata= jagung mutiara
D. Pop corn Zea mays L. Everta sturt= jagung berondong
E. Sweet corn Zea mays L. Saccharata= jagung manis
F. Pod corn Zea mays L. Tunicata Sturt= jagung bungkus
G. Waxy corn Zea mays L.Ceratina Kulesch= jagung yang jernih seperti
lilin
25
Masyarakat yang tinggal di desa Lau Kapur pada saat itu menanam jagung mutiara karena jagung jenis itulah yang paling cocok di tanam di daerah itu. Karena tanaman
jagung tersebut bisa tumbuh di daerah tropis dan sub tropis juga, dan memiliki tingkat kemasakan yang lebih cepat dan kualitas konsumsinya juga tergolong sangat baik
karena jagung jenis ini juga dapat di konsumsi oleh manusia. Tetapi bisa juga untuk di berikan kepada makanan ternak.
Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat
menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya protandri.
25
AAK :Teknik Bercocok Tanam Jagung. Penerbit Kanisius. 1993. Hlm 20-26
Universitas Sumatera Utara
Biji jagung merupakan banyak mengandung karbohidrat yang mencapai 80. Sehingga masyarakat bisa menggantikan beras sebagai makanan pokok. Kandungan
giji yang terdapat dari pada jagung tersebut adalah 1.
Kalori : 355 kalori 2.
Protein: 9,2 gr 3.
Lemak : 3,9 gr 4.
Karbohidrat : 73,7 gr 5.
Kalsium : 10 mg 6.
Fosfor : 256 mg 7.
Ferrum : 2,4 mg 8.
Vitamin A : 510 sl 9.
Vitamin B1 : 0, 38 mg 10.
Air : 12 gr
26
Walaupun bagian yang dapat di makan sekitar 90 , namun untuk ukuran yang sama jagung juga mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namun
mempunyai kandungan protein yang lebih banyak. Dan provinsi penghasil jagung terbanyak di Indonesia adalah Jawa Timur 5 jt ton, Jawa Tengah 3,3 jt ton, Lampung
2 jt ton, Sulawesi Selatan 1,3 jt ton, Sumatera Utara 1,2 jt ton, Jawa Barat 700-800 rb
26
Agus Kresno Budiyanto: Dasar-dasar Ilmu Gizi. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. 2001. Hlm 111
Universitas Sumatera Utara
ton, dan sisanya seperti NTT, NTB, Jambi dan Gorontalo dengan rata-rata produksi jagung nasional sekitar 16 jt ton per tahun
27
Percobaan untuk menanam jagung yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lau Kapur ternyata membuahkan hasil yang memuaskan. Hal ini mengakibatkan semakin
. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari
keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang
Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn.
Penyuluhan yang dilakukan di Desa Lau Kapur untuk masyarakat supaya mengerti tentang pertanian jagung serta keunggulan jenis bibit yang membuahkan
hasil itu. Banyak masyarakat yang mencoba menanam jagung di lahan mereka dan hampir serentak menanam jagung walaupun masyarakat hanya mencoba saja dengan
menanam sedikit. Namun, bisa dipastikan hampir semua masyarakat mencoba membudidayakan jagung tersebut. Karena hasil penyuluhan yang mengatakan
tanaman ini bisa dipanen setelah berumur 4 bulan, banyak masyarakat berpikir bahwa tanaman ini sangat cepat cara kerjanya dan proses panennya dibandingkan tanaman
yang sebelumnya mereka tanam. Untuk menunggu tanaman jagung bisa dipanen, masyarakat menanam padi juga di tempat yang berbeda.
27
http:www.kontan.co.idindex.phpbisnisnews37303Produksi-Jagung-Nasional-Terganjal-Cuaca
Universitas Sumatera Utara
bertambahnya keinginan masyarakat untuk menambah lahan pertanian jagung mereka. Lambat laun masyarakat menganggap tanaman ini menjadi jalan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat serta meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Lau Kapur.
Selain faktor ketinggian tempat, curah hujan merupakan faktor iklim terpenting. Curah hujan akan berpengaruh terhadap ketersediaan air yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman. Waktu turunnya hujan sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan bunga dan buah pada jagung . Peranan hujan dalam pembentukan
bunga pada jagung sangat lah besar. Iklim besar sekali pengaruhnya terhadap produktivitas jagung. Pengaruh iklim itu mulai kelihatan sejak cabang-cabang primer
menjelang berbunga. Dan hal ini akan terasa terus pada saat bunga terbentuk menjadi buah sampai dengan berlangsungnya penyerbukan, pertumbuhan buah muda sampai
buah menjadi tua. Yang dapat mengganggu proses fotosintesa terutama pada musim kemarau. Angin juga sangat berpengaruh terhadap proses penyerbukan, jagung juga
merupakan merupakan salah satu jenis tanaman yang dibantu oleh angin dalam bentuk penyerbukan.
Iklim yang sangat cocok untuk tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropistropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di
daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-
200 mmbulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman
Universitas Sumatera Utara
jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji
yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Suhu yang di perlukan tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang
ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pengeringan hasil. Jagung tidak
memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara
lain: andosol berasal dari gunung berapi, latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat grumosol masih dapat ditanami jagung dengan
hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempungliat latosol berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan
ketinggian antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung. Syarat-syarat untuk pertumbuhan jagung ini ternyata
Universitas Sumatera Utara
sangat cocok dengan daerah Desa Lau Kapur. Mulai dari ketinggian tempat yaitu sekitar 710- 800 m dpl, kemudian curah hujan yang tinggi. Desa Lau Kapur adalah
daeah pegunungan jadi cuaca sangat mendukung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Jagung juga bisa tumbuh sangat subur di daerah Desa Lau Kapur ini
karena jagung bisa tumbuh di daerah terjal di tanah yang miring. Karena itulah masyarakat menganggap tanaman jagunglah yang sangat cocok untuk daerah
tersebut.sehingga mereka tetap mempertahankan untuk menanam jagung tersebut. Sebelum penanaman dimulai, pada umumnya para petani menyiapkan bibit
jagung terlebih dahulu. Bibit jagung dibeli dari kepala desa dan merupakan jagung yang sudah bagus, bermutu tinggi dan baik. Berasal dari varietas lokal daya tumbuh
besar, tidak tercampur benihvarietas lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit. Pada umumnya benih yang dibutuhkan sangat bergantung pada
kesehatan benih, kemurnian benih dan daya tumbuh benih. Setelah masyarakat berhasil dengan panen jagung dan mempunyi ladang jagung sendiri biasanya bibit
jagung mereka peroleh dari biji yang terdahulu. Dalam penanaman tanaman jagung, ada banyak hal yang harus diperhatikan
cara penanaman, letak tanaman, jarak tanaman yang satu dengan yang lainnya. Menurut masyarakat petani Desa Lau Kapur, jarak tanaman jagung juga sangat di
perhatikan oleh masyarakat karena Kedalaman lubang tanam juga perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan
umur panennya, semakin panjang umurnya, tanaman akan semakin tinggi dan
Universitas Sumatera Utara
memerlukan tempat yang lebih luas. Jagung berumur panjang dengan waktu panen 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya dibuat 40x100 cm 2 biji lubang. Dan
Jagung berumur sedang panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm 1 bijilubang.
Pada tahun 1980, masyarakat desa lebih fokus lagi untuk menanam tanaman jagung saja karena pada masa itu tanaman jagung sudah semakin tumbuh
berkembang dan jenis bibit yang semakin banyak dengan merk-merk berbeda yang di keluarkan oleh pemerintah dan dijual oleh kios- kios untuk lebih mudah
mendapatkannya. Kadang ada juga bantuan buat masyarakat oleh pemerintah sehingga masyarakat membeli bibit dan pupuk tidak terlalu mahal. Pekerjaan petani
hanya merawat tanaman jagung saja dan memperhatikan perkembangannya. Walaupun cara kerjanya yang tidak susah tetapi masyarakat sangat memperhatikan
perkembangan jagung mereka supaya membuahkan hasil. Sekalipun begitu masyarakat tetap menanam padi untuk dikonsumsi sendiri.
3.2 Perkembangan Pertanian Jagung Desa Lau Kapur