Pertanian Cengkeh Pertanian Jagung Di Desa Lau Kapur Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo (1974-2004)

masyarakat juga ingin beralih juga dari tanaman yang tidak bisa menghasilkan bagi kehidupan mereka ke depannya.

2.4 Pertanian Cengkeh

Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi nilai ekonominya, karena cengkeh pada mulanya hanya di pergunakan untuk obat-obatan. Namun dalam perkembangannya manfaat cengkeh menjadi lebih luas dan kebanyakan yang di pergunakan adalah bunganya. Baik sebagai rempah-rempah, bahan campuran rokok kretek atau bahan dalam pembuatan minyak atsiri. Pada tahun 1920 di Indonesia cengkeh semakin berkembang menjadi bahan baku untuk pembuatan rokok kretek sehingga 1930 pemakaian cengkeh sebagai bahan baku rokok kretek terbesar di dunia. Tanaman cengkeh yang tumbuh optimal pada 300 - 600 dpal dengan suhu 22°-30°C, curah hujan 1500-4500 mmtahun. Tanah gembur dengan dalam solum minimum 2 m, tidak berpadas dengan pH optimal 5,5 - 6,5. Tanah jenis latosol, andosol dan podsolik merah baik untuk dijadikan perkebunan cengkeh 23 Untuk menanam Cengkeh maka masyarakat harus membuat bedengan untuk naungan dengan lebar 1- 1,2 m dan panjang sesuai kebutuhan dengan arah membujur ke utara selatan. Kanan kiri bedengan dibuat parit sedalam 20 cm dan lebar 50 cm. 23 Agus Ruhnayat : Memproduktifkan Cengkih Tanaman Tua Dan Tanaman Terlantar : penerbit PT Penebar Swadaya, 2002, hal 7 Universitas Sumatera Utara Diatas bedengan dibuat naungan setinggi 1,8 m dibagian timur dan 1,2 m dibagian selatan. Benih di tanam dalam polybag ukuran 15 cm x 20 cm, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 dan berikan per 20 25 kg pupuk kandang yang telah jadi dan diperam selama ± 2 minggu. Dan sebelum bibit ditanam siram tanah dengan 5 mllt air atau 0,5 tutup per liter air. -Kemudian susun polybag pada persemaian yang telah disiapkan. Penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari. Penyiangan dilakukan 2-3 kali dalam sebulan disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Intensitas naungan perlahan-lahan dikurangi secara bertahap hingga tinggal 40 saat bibit dipindahkan ke lapang. Pupuk yang di gunakan oleh masyarakat pada waktu itu adalah NPK 151515 dilakukan dengan dosis 10 gr untuk satu pohon per tahun nya dan kadang tidak di beri pupuk karena susah dan mahalnya harga pupuk pada masa itu. Terkadang masyarakat hanya menaburkan kandang saja sebagai pupuk tambahan. Cara penanaman cengkeh yang di lakukan oleh masyarakat tersebut adalah dengan mencangkul tanah yang telah diberi air dengan ukuran lubang tanam 75 x 75 x 75 cm. Lakukan penanaman pada awal musim hujan. Berikanlah pupuk kandang 25 - 50 kg campur hingga rata dengan pupuk yang telah di sediakan. Masukkan bibit dan gumpalan tanahnya kedalam lubang hingga batas leher akar. Beri peneduh buatan setingggi 30 cm dengan intensitas 50. Karena keterbatasan pupuk maka masyarakat hanya sekali saja memberi pupuk pada tanaman tersebut. Universitas Sumatera Utara Cengkeh juga sering mengalami serangan hama dan penyakit sehingga bisa menurunkan produktivitas bagi masyarakat desa. Namun masyarakat hanya bisa membasmi dengan cara tradisional saja karena pada saat itu belum ada alat penyemprot untuk membasmi itu dan masyarakat hanya bisa mengikuti cara yang di lakukan oleh nenek moyang yang dulunya sudah menanam terlebih dahulu. Ada pun jenis hama dan penyakit yang sering mengganggu pertumbuhan tanaman cengkeh tersebut adalah: Cengkeh dapat mulai dipanen mulai umur tanaman 4,5 - 6,5 tahun, untuk memperoleh mutu yang baik bunga cengkih dipetik saat matang petik, yaitu saat kepala bunga kelihatan sudah penuh tetapi belum membuka. Matang petik setiap tanaman umumnya tidak serentak dan pemetikan dapat diulangi setiap 10-14 hari selama 3-4 bulan. Bunga cengkeh dipetik per tandan tepat diatas buku daun terakhir. Bunga yang telah dipetik lalu dimasukkan ke dalam keranjangkarung kecil dan di keringkan untuk dapat di jual. Ketika harga cengkeh yang semakin menurun maka masyarakat juga menebangi pohon cengkeh tersebut karena masyarakat desa Lau Kapur juga tidak ingin mempertahankan kehidupan mereka yang begitu saja dengan kekurangan. Maka dari itu mereka mencari tanaman yang bisa membawa kehidupan mereka yang lebih baik, masyarakat juga tidak mau mempertahankan kehidupan mereka yang serba kekurangan itu namun mereka harus mencari bagaimana cara supaya kehidupan mereka juga berkembang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang