16
1. Nada pertama disebut juga nada datar dengan lambang “
-
” di atas huruf pinyin atau huruf bacanya. Dibaca dengan nada datar dan panjang.
2. Nada kedua disebut juga nada naik dengan lambang “
” di atas huruf pinyin atau huruf bacanya. Dibaca dengan nada naik dan agak tinggi
dibandingkan nada datar. 3.
Nada ketiga disebut juga nada melengkung dengan lambang “
v
” di atas huruf pinyin atau huruf bacanya. Dibaca dengan nada naik kemudian
menurun atau mendayu. 4.
Nada keempat disebut juga nada menurun dengan lambang “
\
” di atas huruf pinyin atau huruf bacanya. Dibaca dengan nada menurun dan tegas.
Dalam bahasa Mandarin ada juga nada ringan, nada ringan ini dibacakan secara ringan dan pendek. Penulisan tanda nada ringan tidak diberikan tanda
apapun pada pinyin atau huruf bacanya. Berikut adalah contoh perbedaan makna dari keempat nada dalam satu kata
1. 衣
dibaca y ī nada datar, memiliki makna busana atau pakaian.
2. 姨
dibaca yí nada naik, memiliki makna bibi. 3.
椅 dibaca y nada melengkung, memiliki makna kursi.
4. 易
dibaca yì nada menurun, memiliki makna mudah. Kesalahan pelafalan nada tesebut dapat menyebabkan kesalahan penyampain
makna serta maksud yang ingin disampaikan si pembicara kepada pendengar.
2.3 Landasan Teori
Dalam penelitian ini, landasan teori yang digunakan adalah teori analisis kesalahan berbahasa.
Universitas Sumatera Utara
17
Crystal dalam Pateda,1989:32 mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, dan
menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa yang sedang belajar bahasa kedua atau bahasa asing dengan menggunakan teori-
teori dan prosedur-prosedur berdasarkan linguistik. Ada beberapa bentuk kajian terhadap analisis kesalahan berbahasa dari
kategori linguistik Tarigan,1988:196 yaitu: a. Fonologi, yang mencakup ucapan bagi bahasa lisan dan ejaan bagi
bahasa tulis. b. Morfologi, yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfiks,
perulangan k
kata c. Sintaksis, yang mencakup frasa, klausa, kalimat.
d. Leksikon atau pilihan kata. Dalam tulisan ini, penulis akan menganalisis kesalahan pada level fonologi.
Menurut Corder 1981:88 membagi kesalahan berbahasa menjadi dua jenis kesalahan yakni mistake and error. Berikut penjelasan tentang kedua jenis
kesalahan: 1.
Mistake, yaitu penyimpangan yang disebabakan oleh faktor-faktor performance seperti keterbatasan ingatan, mengeja dalam lafal,
tekanan emosional dan sebagainya. Kesalahan seperti ini mudah diperbaiki jika pembelajar bahasa diingatkan mengenai kesalahan yang
dilakukan. 2.
Error, yaitu penyimpangan yang sistematis dan konsisten dan menjadi ciri khas pembelajar pada tingkat tertentu.
Universitas Sumatera Utara
18
Penulis juga menggunakan teori Praat yang di mana penulis akan mengukur kesalahan pelafalan nada. Praat yang dalam Bahasa Belanda berarti
‘suara’ merupakan sebuah freeware yang diciptakan oleh Paul Boersma David Weenink dari Phonetic Sciences Department University of
Amsterdam www.praat.org. Dengan slogannya ‘doing phonetics with computer’, Praat merupakan perangkat lunak untuk melakukan analisis dan rekonstruksi
suara secara fleksibel. Praat dapat digunakan untuk melakukan banyak hal, mulai dari analisis spektrogram hingga rekonstruksi add, cut, dll suara itu sendiri.
Perangkat lunak
software Praat dapat digunakan dalam analisis akustik yang terdiri atas dua kegiatan, yaitu segmentasi ujaran dan sintesis ujaran. Tahap
segmentasi ujaran meliputi edit data bunyi edit sound dan segmentasi. Tahap sintesis ujaran meliputi pembuatan salin-serupa close-copy, perancangan
hipotesis, modifikasi, dan perekaman bunyi hasil sintesis. Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam penelitian akustik adalah penamaan data.
Penulis mengaplikasikan Praat pada tahap segmentasi ujaran yang meliputi edit data bunyi dan segmentasi.
Analisis kesalahan berdasarkan Crystal dalam Pateda dapat diaplikasikan untuk penelitian tentang kesalahan pelafalan nada, yakni mengidentifikasi jenis
kesalahan yang dilakukan , mengklasifikasikan jenis kesalahan dan menginterpretasikan hasil analisis tersebut. Dari ketiga tahapan yang dilakukan
inilah penulis menyimpulkan jenis kesalahan dan faktor kesalahan dalam pelafalan nada pada kata bahasa Mandarin.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN