1. Analisis Perencanaan 1. 1. Analisis Perencanaan Programatik 1. 1. 1. Analisis Sistem Lingkungan

Analisis dan Sintesis Perencanaan dan Perancangan | 146 BAB VI ANALISIS DAN SINTESIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN VI. 1. Analisis Perencanaan VI. 1. 1. Analisis Perencanaan Programatik Di dalam sub bab ini, analisis perencanaan programatik, akan dibahas mengenai sistem lingkungan, sistem manusia, pemilihan lokasi dan tapak, tata bangunan dan tata ruang untuk mendukung proses selanjutnya mencapai konsep perencanaan dan perancangan.

VI. 1. 1. 1. Analisis Sistem Lingkungan

0F 1 Analisis sistem lingkungan membahas tentang relevansi kondisi lingkungan dari wilayah Yogyakarta dengan perencanaan dan perancangan Music Entertainment Center. Adapun beberapa hal yang mempengaruhi proyek Music Entertainment Center di Yogyakarta ini antara lain adalah kondisi geografis, kondisi geologis dan kondisi klimatologis. Keadaan Alam Kota Yogyakarta terletak antara 110°24’19-110°28’53 Bujur Timur dan antara 07°49’26-07°15’24 Lintang Selatan. Di wilayah Yogyakarta ini, terdapat dua musim, yaitu musim kemarau pada yang terjadi pada bulan April-September dan musim penghujan yang terjadi pada bulan Oktober-Maret. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan kurang lebih 7,5 kilometer dan dari Barat ke Timur kurang lebih 5,6 kilometer. Sebagian wilayah dengan luas 1.657 hektar terletak pada ketinggian kurang dari 100 meter dan sisanya 1.593 hektar berada pada ketinggian antara 100 – 199 meter dpa. Dengan ketinggian 1 Kota Yogyakarta dalam Angka. 2009. p.3. Analisis dan Sintesis Perencanaan dan Perancangan | 147 antara 75 meter-199 meter, suhu udara berkisar rata-rata 27° Celcius pada siang hari. Wilayah Yogyakarta memiliki beberapa sungai dan dapat dikatakan bahwa sungai-sungai tersebut relatif aman dari bahaya banjir. Dari pengamatan yang dilakukan, genangan-genangan air yang muncul pada saat hujan deras merupakan dampak dari tersumbatnya saluran-saluran pembuangan air. Terdapat 3 sungai yang mengalir dari arah Utara ke Selatan yaitu : - Sungai Gajahwong yang mengalir di bagian timur kota - Sungai Code di bagian tengah kota. - Sungai Winongo di bagian barat kota. Sebagian besar tanah di Yogyakarta adalah tanah regosol. tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. 1F 2 Tanah ini hampir seperti tanah lempung namun tidak terlalu rapat, sehingga memungkinkan untuk pengambilan air tanah untuk sumur. Tidah harus menggali sumur yang terlalu dalam, tetapi dengan sumur dangkal pun sudah dengan mudah didapatkan air tanah. Tanah ini baik untuk ditanami padi, tebu, palawija, tembakau, dan sayuran. Tanah regosol digolongkan ke dalam jenis tanah lempung clay dengan kandungan air yang tidak terlalu tinggi, sehingga memiliki daya dukung beban yang cukup baik bagi struktur bangunan. Iklim Secara umum, rata-rata curah hujan tertinggi selama tahun 2008 terjadi pada bulan Februari, yaitu sebanyak 210,8 mm dan terendah terjadi pada bulan Agustus 0 mm. Rata-rata hari hujan per bulan adalah 6,92 hari. Sedangkan kelembaban udara di wilayah Yogyakarta rata-rata cukup tinggi, tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 85 persen dan terendah pada bulan September sebesar 66 2 http:d3masamirul-blumarine.blogspot.com-diakses 1 November 2011, 11:11 Analisis dan Sintesis Perencanaan dan Perancangan | 148 persen. Untuk tekanan udara, rata-rata 1.012,2 mb dan suhu udara rata-rata 26,11° Celsius. Gambar 6.1 Suhu Udara di Kota Yogyakarta 2008 Sumber : Kota Yogyakarta dalam Angka. 2009. pg.5. Music Entertainment Center yang dirancang ini akan berdiri di daerah dengan kondisi lingkungan seperti yang telah dipaparkan di atas. Melihat kondisi tersebut, maka rancangan bangunan diusahakan dapat mengatasi kondisi tropis lembab, juga dengan mempertimbangkan dua musim yang terjadi di wilayah Yogyakarta, yaitu musim kemarau dan penghujan. Selain itu, arah orientasi bangunan dan bukaan-bukaan pada bangunan juga harus memperhatikan pola pergerakan matahari dan keadaan lingkungan sekitar tapak.

VI. 1. 1. 2. Analisis Sistem Manusia