Penetapan Endemisistas Kerangka Konsep

5 Pendidikan Tingkat pendidikan sebenarnya tidak berpengaruh langsung terhadap kejadian filarial tetapi pada umumnya mempengaruhi jenis pekerjaan dan perilaku kesehatan seseorang.

2.4 Penetapan Endemisistas

Microfilaria rate Mf rate adalah indicator yang digunakan untuk menentukan endemisistas suatu daerah yang diperoleh melalui survey darah jari pada suatua populasi. Survey darah jari adalah identifikasi mikrofilaria dalam darah tepi pada suatu populasi, yang bertujuan untuk menentukan endemisitas daerah tersebut dan intensitas infeksinya. Bila pada pemeriksaan darah tepi terdapat mikrofilaria dalam darah seseorang, maka seseorang tersebut dinyatakan mikrofilaria positif. Mf rate bisa dihitung dengan cara membagi jumlah penduduk yang sediaan darahnya positif mikrofilaria dengan jumlah sediaan darah yang diperiksa dikali seratus persen. Jumlah sediaan darah mikrofilaria Mf Rate = x 100 Jumlah sediaan darah diperiksa Bila Mf Rate 1 disalah satu atau lebih lokasi survey maka kabupatenkota tersebut ditetapkan sebagai daerah endemis filariasis dan harus melaksanakan pengobatan massal. Mf Rate 1 pada semua lokasi survey, maka kabupatenkota tersebut ditetapkan sebagai daerah endemis rendah dan melaksanakan pengobatan selektif, yaitu pengobatan hanya diberikan pada setiap orang yang positif mikrofilaria beserta anggota keluarga serumah. Depkes RI, 2009 Universitas Sumatera Utara

2.5 Pencegahan dan Pengobatan Filariasis

2.5.1 Pencegahan Filariasis

Indonesia menetapkan eliminasi filariasis sebagai salah satu priorirtas nasional pemberantasan penyakit menular dengan menerapkan dua strategi utama yaitu memutuskan rantai penularan dengan pengobatan massal di daerah endemis dan upaya pencegahan dan membatasi kecacatan melalui penatalaksanaan kasus filariasis. Pencegahan filariasis dapat dilakukan dengan memutuskan mata rantai antara sumber penular dengan media transmisi. Contonya dapat dilakukan dengan membersihkan tempat- tempat perindukan nyamuk, menutup barang-barang bekas, menguras tempat-tempat penampungan air, penyemprotan massal agar dapat mencegah penyebarluasan penyakit, menggunakan pelindung diri disaat bekerja di kebun misalnya menggunakan baju lengan panjang, menggunakan obat anti nyamuk, menggunakan kelambu disaat tidur, tidak keluar disaat malam hari dan lain-lain. Depkes RI, 2006

2.5.2 Pengobatan Filariasis

Pengobatan filariasis dilakukan dengan cara pengobatan massal menggunakan kombinasi Diethylcarbamazine Citrate DEC 6 mgkgBB, Albendazol 400 mg dan Paracetamol 500 mg. pengobatan massal bertujuan untuk mematikan semua mikrofilaria yang ada didalam darah setiap penduduk dalam waktu bersamaan, sehingga memutuskan rantai penularannya. Sasaran pengobatan massal dilaksanakan serentak terhadap Universitas Sumatera Utara semua penduduk yang tinggal di daerah endemis filariasis, tetapi pengobatan untuk sementara di tunda bagi anak berusia kurang dari 2 tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit berat, penderita kasus kronis filariasis sedang dalam serangan akut, anak berusia kurang dari 5 tahun dengan marasmus dan kwashiorkor. Pemberian obat menggunakan Diethylcarbamazine Citrate DEC, Albendazol dan Paracetamol diberikan sekali setahun selama 5 tahun. Sebaiknya obat diberikan sesudah makan dan didepan petugas kesehatan. Depkes RI, 2006 Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Konsep

1. Sosiodemografi  Umur  Jenis kelamin  Pekerjaan 2. Lingkungan Fisik  Ketersediaan saluran pembuangan air limbah  Tempat perindukan nyamuk  Tempat peristirahatan nyamuk  Kawat kasa pada ventilasi  Pencahayaan 3. Lingkungan Sosial  Kebiasaan keluar pada malam hari  Kebiasaan memakai kelambu  Kebiasaan memakai obat anti nyamuk Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah bersifat deskriptif melalui pendekatan case series. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Gambok Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian di lakukan mulai bulan Februari 2015 – Juli 2015. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita filariasis yang tercatat dalam rekam medis Puskesmas Gambok Kab. Sijunjung tahun 2009-2014 yang berjumlah 100 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah orang yang menderita filariasis yang tercatat dalam rekam medis Puskesmas Gambok Kab. Sijunjung tahun 2009-2014. Besar sampel sama dengan populasi total sampling.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Chikungunya Di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten Kabupaten Karanganyar.

0 2 17

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Chikungunya Di Wilayah Kerja Puskesmas Jaten Kabupaten Karanganyar.

0 3 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUNAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabunan Kabupaten Pemalang.

0 1 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUNAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabunan Kabupaten Pemalang.

0 1 14

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 1 18

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2010-2013.

0 0 9

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

7 25 46

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

0 0 13

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Filariasis di Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013

0 1 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Filariasis di Wilayah Kerja Puskesmas Gambok Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013

0 0 6