Farmakologi Kalium Diklofenak Tablet

diabsorbsi setelah pemberian oral dan mempunyai waktu paruh yang pendek. Seperti flurbiprofen, obat ini berkumpul di cairan sinovial. Potensi diklofenak lebih besar dari pada naproksen. Obat ini dianjurkan untuk kondisi peradangan kronis seperti artritis rematoid dan osteoartritis serta untuk pengobatan nyeri otot rangka akut Katzung, 2002 . Mekanisme kerjanya, bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis, maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida menjadi asam arachidonat. Asam lemak poli-tak jenuh ini kemudian untuk sebagian diubah oleh ezim cyclo-oksigenase menjadi endoperoksida dan seterusnya menjadi prostaglandin. Cyclo-Oksigenase terdiri dari dua iso-enzim, yaitu COX-1 tromboxan dan prostacyclin dan COX-2 prostaglandin. Kebanyakan COX-1 terdapat di jaringan, antara lain dipelat-pelat darah, ginjal dan saluran cerna. COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat dijaringan tetapi dibentuk selama proses peradangan oleh sel-sel radang. Penghambatan COX-2 lah yang memberikan efek anti radang dari obat NSAIDs. NSAID yang ideal hanya menghambat COX-2 peradangan dan tidak COX-1 perlindungan mukosa lambung.

2.3.3. Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi meliputi distres gastrointestinal, pendarahan gastrointestinal dan timbulnya ulserasi lambung, sekalipun timbulnya ulkus lebih jarang terjadi daripada dengan beberapa antiinflamasi non-steroid AINS lainnya. Peningkatan serum aminotransferases lebih umum terjadi dengan obat ini daripada dengan AINS lainnya. Katzung, 2002.

2.3.4. Dosis

Penggunaan obat yang mengandung zat aktif kalium diklofenak dilakukan secara oral. Pada orang dewasa 2 – 3 kali sehari 100 – 150 mg. pada kasus yang lebih ringan atau pada anak yang berusia 14 tahun 75 – 100 mg sehari. Tidak dianjurkan pada anak yang berusia 14 tahun ISO, 2010.

2.4. Disolusi

Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat kedalam larutan pada suatu medium. Uji disolusi digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera pada monografi pada sediaan tablet kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah atau tidak memerlukan uji disolusi. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi Ditjen POM, 1995.

2.4.1. Komponen Alat Uji Disolusi

Beberapa komponen dalam alat uji disolusi yaitu: a. Motor pengaduk yang kecepatannya dapat berubah.’ b. Keranjang baja stainless berbentuk silinder atau dayung untuk ditempelkan ke ujung pengaduk. c. Bejana dari gelas atau bahan lain yang inert dan transparan dengan volume 100 ml, bertutup ditengah – tengahnya ada tempat untuk menempelkan pengaduk, dan ada dua lubang satu tempat zat dan satu menempatkan